Hadis Tentang Taat Kompetisi Dalam Kebaikan Dan Etos Kerja Kumpulan Hadits adalah sumber hukum dalam islam atau sumber hukum ke 2 sesudah al qur'an. hadits merupakan perkataan (sabda), perbuatan, ketetapan dan persetujuan dari nabi muhammad yang dijadikan landasan syariat islam. dalam kesempatan kali ini yang kita bahas adalah hadits tentang taat,kompetisi dalam kebaikan dan etos kerja. Di hadis yang lain, beliau juga bersabda: “tidak seorang pun yang makan lebih baik daripada makan hasil usahanya sendiri," (h.r. bukhari). demikian 3 sikap terpuji dalam islam yang sebaiknya kita amalkan, yaitu perilaku taat, kompetisi dalam kebaikan, dan etos kerja yang tinggi. baca juga:. Perilaku mulia (etos kerja) yang perlu dilestarikan. 1. meyakini bahwa dengan kerja keras, pasti ia akan mendapatkan sesuatu yang diinginkan (“man jada wa jada” – siapa yang giat, pasti dapat). 2. melakukan sesuatu dengan prinsip: “mulai dari diri sendiri, mulai dari yang terkecil, dan mulai dari sekarang.”. 3. Dari jabir bin ‘abdullah, ia berkata, “rasulullah berkhutbah di hadapan kami, beliau mengatakan: “wahai manusia, bertaubatlah kepada allah sebelum kalian mati, bersegeralah beramal shalih sebelum kalian sibuk, dan sambunglah antara kalian dengan rabb kalian dengan memperbanyak dzikir kepada nya, banyak sedekah dengan sembunyi sembunyi maupun terang terangan. Perilaku taat, kompetisi dalam kebaikan, dan etos kerja. pentingnya menaati pemimpin agar roda pemerintahan berjalan dengan baik, makin baik kepemimpinan, makin baik pula rakyatnya. kandungan q.s. an nisa 4: 59 adalah perintah untuk menaati allah swt., rasul, dan pemimpin. apabila terjadi perselisihan, diperintahkan untuk.
Hadits Tentang Kompetisi Dalam Kebaikan Hal Pada q.s. al māidah 5:48 allah swt menjelaskan bahwa setiap kaum diberikan aturan atau syariat. syariat setiap kaum berbeda beda sesuai dengan waktu dan keadaan hidupnya. meskipun mereka berbeda beda, yang terpenting semuanya beribadah dalam rangka mencari rida allah swt, atau berlomba lomba dalam kebaikan. c. etos kerja. Ayat qur’an dan hadis tentang taat, kompetisi 1. taat, kompetisi dalam kebaikan dan etos kerja 2. kelompok ardelita ika f (07) farijihan ardiyanti p (16) m.arga krisnawan (20) sayidar rusli a (33) taufik abdillah (36) xi mipa 4 sma negeri 1 pemalang menu. September 12, 2018. keterkaitan antara perintah berkompetisi dalam kebaikan dengan kepatuhan terhadap ketentuan allah swt sesuai dengan pesan dalam q.s. al maidah (48), q.s. an nisa (59),dan q.s. at taubah (105) perintah berkompetisi dalam kebaikan artinya kita itu harus melakukan kebaikan kepada siapapun,maksud dalam berkompetisi yaitu dalam.
Makna Hadits Tentang Taat, Kompetisi Dalam Kebaikan Dan Etos Kerja. Materi Pai Kelas Xi. materi pai kelas xi | bab taat pada aturan, berkompetisi dalam kebaikan, dan etos kerja taat pada ulil amri menurut islam pada video ini membahas tentang materi pendidikan agama islam dan budi pekerti kelas xi sma smk tentang taat pada assalamualaikum. materi pai kelas xi semester ii dengan judul perilaku taat, kompetisi dalam kebaikan dan etos kerja. taat berkompetisi dalam kebaikan dan etos kerja. pendidikan agama islam dan budi pekerti taat memiliki arti tunduk (kepada dijelaskan oleh siswi kelas xi akl 1 kraksaan nama : ernita maulida no absen :14. apa jadinya kalau aturan yang telah dibuat tidak ditaati? apa jadinya kalau hidup yang seharusnya dinamis ini tidak lagi kd 1.1 terbiasa membaca al qur'an dengan meyakini bahwa taat pada aturan, kompetensi dalam kebaikan, dan etos kerja kompetisi dalam kebaikan artinya adalah berlomba lomba untuk senantiasa melakukan kebaikan. berlomba lomba dalam hadits ketaatan dengan gerakannya yang mudah dimengerti anak assalamu'alaikum warahmatullahi wabarokaatuh paipaketc #paismakelas11 pendidikan agama islam kelas 11 bab 6 perilaku taat kompetisi dalam kebaikan
You're Reading a Free Preview
Home » Kelas XI » Perilaku Taat, Kompetisi dalam Kebaikan, dan Etos Kerja Pentingnya menaati pemimpin agar roda pemerintahan berjalan dengan baik, makin baik kepemimpinan, makin baik pula rakyatnya. Kandungan Q.S. an-Nisa/4: 59 adalah perintah untuk menaati Allah Swt., rasul, dan pemimpin. Apabila terjadi perselisihan, diperintahkan untuk kembali kepada al-Qur’an dan hadis. Hidup ini dinamis, perlu berkompetisi dan berkolaborasi agar dapat meraih sesuatu yang diinginkan dengan baik. Kandungan Q.S. al-Maidah/5: 48 adalah bahwa Allah Swt. memerintahkan kepada umat Islam untuk berlomba-lomba dalam kebaikan. Barangsiapa yang giat pasti dapat. Untuk mendapatkan sesuatu, diperlukan kerja keras. Kandungan Q.S. at-Taubah/9: 105 adalah bahwa Allah Swt. memerintahkan kepada umat Islam untuk semangat dan bersungguh-sungguh dalam bekerja. A. Pentingnya Taat kepada Aturan Taat memiliki arti tunduk (kepada Allah Swt., pemerintah, dsb.) tidak berlaku curang, dan atau setia. Aturan adalah tindakan atau perbuatan yang harus dijalankan. Taat pada aturan adalah sikap tunduk kepada tindakan atau perbuatan yang telah dibuat baik oleh Allah Swt., nabi, pemimpin, atau yang lainnya. Aturan yang paling tinggi adalah aturan yang dibuat oleh Allah Swt., yaitu terdapat pada al-Qur’an. Sementara di bawahnya ada aturan yang dibuat oleh Nabi Muhammad saw., yang disebut sunah atau hadis. Di bawahnya lagi ada aturan yang dibuat oleh pemimpin, baik pemimpin pemerintah, negara, daerah, maupun pemimpin yang lain, termasuk pemimpin keluarga. Kandungan Q.S. an-Nisa/4: 59 adalah perintah untuk menaati Allah Swt., rasul, dan pemimpin.يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ ۖ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۚ ذَٰلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلً (yaa ayyuhaa alladziina aamanuu athii'uu allaaha wa-athii'uu alrrasuula waulii al-amri minkum fa-in tanaaza'tum fii syay-in farudduuhu ilaa allaahi waalrrasuuli in kuntum tu/minuuna biallaahi waalyawmi al-aakhiri dzaalika khayrun wa-ahsanu ta/wiilaan) Hukum Tajwid
Arti Kata/Kalimat
“Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan)) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (al-Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (Q.S. an-Nisa/4: 59)Tentang pengertian ulil amri, di bawah ini ada beberapa pendapat.
اَ طَاعَةَ لِمَخْلُوْقٍ فِيْ مَعْصِيَةِ الْخَالِقِ إِنَّمَا الطَّاعَةَ فِي الْمَعْرُوْفِ... “Dari Abi Abdurahman, dari Ali sesungguhnya Rasulullah bersabda.. Tidak boleh taat terhadap perintah bermaksiat kepada Allah, sesungguhnya ketaatan itu hanya dalam hal yang makruf.” (H.R. Muslim)Umat Islam wajib menaati perintah Allah Swt. dan rasul-Nya dan diperintahkan pula untuk mengikuti atau menaati pemimpinnya. Tentu saja, apabila pemimpinnya memerintahkan kepada hal-hal yang baik. Apabila pemimpin tersebut mengajak kepada kemungkaran, wajib hukumnya untuk menolak. B. Kompetisi dalam Kebaikan Hidup adalah kompetisi. Bukan hanya untuk menjadi yang terbaik, tetapi juga kompetisi untuk meraih cita-cita yang diinginkan. Allah Swt. telah memberikan pengarahan bahkan penekanan kepada orang-orang beriman untuk berkompetisi dalam kebaikan sebagaimana firman-Nya:وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتَابِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ ۖ فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ ۖ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ عَمَّا جَاءَكَ مِنَ الْحَقِّ ۚ لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنْكُمْ شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا ۚ وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لَجَعَلَكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَلَٰكِنْ لِيَبْلُوَكُمْ فِي مَا آتَاكُمْ ۖ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ ۚ إِلَى اللَّهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ (wa-anzalnaa ilayka alkitaaba bialhaqqi mushaddiqan limaa bayna yadayhi mina alkitaabi wamuhayminan 'alayhi fauhkum baynahum bimaa anzala allaahu walaa tattabi' ahwaa-ahum 'ammaa jaa-aka mina alhaqqi likullin ja'alnaa minkum syir'atan waminhaajan walaw syaa-a allaahu laja'alakum ummatan waahidatan walaakin liyabluwakum fiimaa aataakum faistabiquu alkhayraati ilaa allaahi marji'ukum jamii'an fayunabbi-ukum bimaa kuntum fiihi takhtalifuuna) Hukum Tajwid
Arti Kata/Kalimat
“Dan Kami telah menurunkan Kitab (al-Qur’an) kepadamu (Muhammad) dengan membawa kebenaran, yang membenarkan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan menjaganya maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang diturunkan Allah dan janganlah engkau mengikuti keinginan mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk setiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Kalau Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap karunia yang telah diberikan-Nya kepadamu, maka berlombalombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah kamu semua kembali, lalu diberitahukan-Nya kepadamu terhadap apa yang dahulu kamu perselisihkan.” (Q.S. al-Maidah/5: 48)Pada Q.S. al-Maidah/5:48 Allah Swt. menjelaskan bahwa setiap kaum diberikan aturan atau syariat. Syariat setiap kaum berbeda-beda sesuai dengan waktu dan keadaan hidupnya. Meskipun mereka berbeda-beda, yang terpenting adalah semuanya beribadah dalam rangka mencari riḍa Allah Swt., atau berlomba-lomba dalam kebaikan. Ayat ini juga mendorong pengembangan berbagai macam kemampuan yang dimiliki oleh manusia, bukan malah menjadi ajang perdebatan. Semua orang dengan potensi dan kadar kemampuan masing-masing, harus berlomba-lomba dalam melaksanakan kebaikan. Allah Swt. senantiasa melihat dan memantau perbuatan manusia dan bagi-Nya tidak ada sesuatu yang tersembunyi. C. Etos Kerja وَقُلِ اعْمَلُوا فَسَيَرَى اللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ ۖ وَسَتُرَدُّونَ إِلَىٰ عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ (waquli i'maluu fasayaraa allaahu 'amalakum warasuuluhu waalmu/minuuna wasaturadduuna ilaa 'aalimi alghaybi waalsysyahaadati fayunabbi-ukum bimaa kuntum ta'maluuna) Hukum Tajwid
Arti Kata/Kalimat
“Dan katakanlah, “Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu, begitu juga rasul-Nya dan orang-orang mukmin, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang maha mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” (Q.S. at-Taubah/9: 105)Q.S. at-Taubah/9: 105 menjelaskan, bahwa Allah Swt. memerintahkan kepada kita untuk semangat dalam melakukan amal saleh sebanyak-banyaknya. Allah Swt. akan melihat dan menilai amal-amal tersebut. Pada akhirnya, seluruh manusia akan dikembalikan kepada Allah Swt. dengan membawa amal perbuatannya masing-masing. Mereka yang berbuat baik akan diberi pahala atas perbuatannya itu. Mereka yang berbuat jahat akan diberi siksaan atas perbuatan yang telah mereka lakukan selama hidup di dunia. Ayat di atas juga menjelaskan bahwa Allah Swt. memerintahkan kita untuk bekerja, dan Allah Swt. pasti membalas semua yang telah kita kerjakan. Hal yang perlu diperhatikan dalam ayat ini adalah penegasan Allah Swt. bahwa motivasi atau niat bekerja itu mestilah benar. D. Menerapkan Perilaku Mulia Perilaku mulia (ketaatan) yang perlu dilestarikan adalah seperti berikut.
Perilaku mulia (kompetisi dalam kebaikan) yang perlu dilestarikan adalah seperti berikut.
Posted by Nanang_Ajim Mikirbae.com Updated at: 10:12 PM |