Gunung tidak berapi merupakan gunung yang sudah

Gunung tidak berapi merupakan gunung yang sudah

Pixabay

Gunung berapi yang aktif bisa menjadi gunung berapi yang tidak aktif.

Bobo.id - Gunung berapi bisa erupsi sewaktu-waktu, yang ditandai dengan adanya munculnya awan panas, guguran material dari dalam gunung berapi, hingga lava pijar yang keluar dari gunung berapi.

Gunung berapi yang masih menunjukkan adanya aktivitas vulkanik ini disebut sebagai gunung berapi aktif.

Inilah sebabnya, warga yang tinggal di sekitar gunung berapi aktif harus selalu siaga, karena gunung berapi bisa mengalami erupsi atau meletus kapan saja.

Nah, selain gunung berapi aktif, ada juga gunung berapi yang sudah tidak aktif, nih, teman-teman.

Baca Juga: Menjadi Negara dengan Gunung Berapi Terbanyak, Ini 3 Gunung Selain Semeru yang Berstatus Siaga di Indonesia

Berbeda dengan gunung api aktif, gunung api yang sudah tidak aktif ini tidak mengalami aktivitas vulkanik seperti gunung api aktif.

Salah satu gunung api yang bisa dikatakan tidak aktif adalah Gunung Merbabu, yang terletak di Jawa Tengah.

Namun, mengapa gunung api yang tadinya aktif, bisa menjadi gunung api yang tidak aktif, ya?

Yuk, cari tahu jawabannya!

Gunung Api Aktif Terbagi Menjadi Tiga Tipe

Bersumber dari situs Magma Indonesia, gunung api dibagi menjadi tiga tipe, yaitu tipe A, tipe B, dan tipe C.

Gunung api tipe C ini jumlahnya ada 76 buah di Indonesia, yaitu adalah gunung berapi yang tercatat pernah meletus sejak tahun 1600.

Lalu ada gunung api tipe B, yaitu gunung api dengan catatan sejarah letusan terjadi sebelum tahun 1600. Di Indonesia, ada 30 gunung api tipe B.

Kemudian ada gunung api tipe C, yaitu gunung api yang tidak tercatat pernah mengalami letusan.

Meski tidak mengalami letusan, gunung api tipe C ini tetap memiliki aktivitas vulkanik.

Baca Juga: 5 Fakta Unik Dunia Sains yang Jarang Diketahui Orang, Pernah Baca Salah Satunya?

Penyebab Gunung Api Aktif Menjadi Gunung Api Tidak Aktif

Tahukah kamu? Gunung api yang sebelumnya pernah aktif, ternyata bisa menjadi tidak aktif lagi, lo.

Nah, gunung api yang tidak lagi aktif ini memiliki ciri-ciri seperti:

- Tidak mengeluarkan asap, debu, lava, maupun belerang;

- Tidak pernah mengeluarkan suara gemuruh;

- Tidak memperlihatkan tanda akan meletus atau mengalami erupsi lagi;

- Tidak adanya aktivitas vulkanik.

Sebelumnya, Bobo sudah menuliskan tentang tiga penyebab gunung berapi bisa meletus, yaitu adanya tekanan dari dalam gunung berapi, atau yang disebut sebagai dapur magma.

Tekanan dari dapur magma ini kemudian menyebabkan isi perut gunung berapi keluar dan terjadilah erupsi atau letusan gunung berapi.

Keadaan di dapur magma ini tidak hanya memengaruhi peristiwa erupsi gunung berapi, tapi juga menjadi alasan mengapa gunung berapi tidak lagi aktif.

Penyebab gunung berapi tidak lagi aktif ini disebabkan karena gunung berapi itu sudah tidak lagi mendapatkan pasokan magma dari perut Bumi.

Baca Juga: Tetap Sibuk Meskipun Kita Tertidur, Ternyata Begini Cara Kerja Otak Manusia

Beberapa faktor yang bisa menyebabkan gunung berapi tidak lagi mendapatkan pasokan magma misalnya karena gunung berapi yang sudah bergeser secara bertahap, maupun karena magma sudah naik melalui jalur yang berbeda.

Bersumber dari Sciencing, gunung berapi adalah ventilasi atau jalur keluarnya magma bertekanan tinggi dari bawah permukaan Bumi.

Maka kalau dua hal itu terjadi, gunung berapi yang tadinya aktif dengan aktivitas vulkanik, maka gunung berapi itu tidak lagi aktif.

Apakah Gunung Api yang Sudah Tidak Aktif Bisa Kembali Aktif?

Gunung berapi yang sudah tidak lagi aktif, tidak memiliki catatan sejarah adanya letusan, dan tidak berpotensi meletus di masa depan dikategorikan sebagai gunung berapi yang sudah punah.

Namun tidak semua gunung berapi yang sudah tidak lagi aktif ini akan masuk ke dalam kategori gunung api yang punah, teman-teman.

Sebab, ada beberapa gunung berapi tidak aktif yang sebenarnya hanya 'tertidur'.

Baca Juga: Mengenal Grand Canyon, Lembah Terdalam di Dunia yang Terletak di Amerika Serikat

Ini artinya, gunung berapi yang tidak aktif itu masih bisa kembali aktif dan memperlihatkan aktivitas vulkanik, teman-teman.

Uniknya, aktivitas vulkanik ini tidak bisa dideteksi kapan terjadi. Bisa saja ratusan, atau bahkan ribuan tahun lagi.

Tonton video ini juga, yuk!

-----

Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.

Jakarta -

Tahukah siswa bahwa Indonesia merupakan negara yang dilewati jalur pegunungan dunia sehingga banyak ditemukan gunung berapi aktif. Apa saja gunung berapi aktif di Indonesia?


Gunung berapi di Indonesia tersebar hampir di setiap wilayah terutama di daerah Sumatera, Jawa, Sulawesi, hingga Lombok.


Nah, mengutip akun instagram Direktorat Sekolah Dasar Kemdikbud Ristek (@ditpsd), berikut daftar gunung berapi aktif di Indonesia.

6 Gunung berapi paling aktif di Indonesia:

1. Gunung Merapi


Gunung paling aktif di Indonesia adalah Gunung Merapi. Gunung ini mempunyai ketinggian 2.930 mdpl dan berada di tengah Pulau Jawa tepatnya di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.


Secara administrasi, Gunung Merapi berada di 4 Kabupaten, yakni lereng sisi selatan berada dalam administrasi Kabupaten Sleman, DIY. sisi barat masuk Kabupaten Magelang, sisi utara dan timur Kabupaten Boyolali dan sisi tenggara masuk Kabupaten Klaten.

2. Gunung Kelud


Meski Gunung Kelud hanya mempunyai ketinggian 1.731 meter dari permukaan laut, namun gunung di Provinsi Jawa Timur ini merupakan gunung berapi yang tergolong aktif.


Gunung ini berada di perbatasan antara Kabupaten Kediri, Kabupaten Blitar dan Kabupaten Malang. Kira-kira 35 km sebelah timur pusat Kota Kediri dan 25 km sebelah utara pusat Kota Blitar.

3. Gunung Sinabung


Gunung Sinabung adalah gunung berapi aktif yang terletak di dataran tinggi Karo, Sumatera Utara. Gunung Sinabung memiliki ketinggian 2.460 meter dari permukaan laut.


Sama halnya dengan Gunung Merapi, Gunung ini juga dianggap paling aktif di Indonesia karena paling sering meletus, terutama sejak 2010 hingga 2019.

4. Gunung Bromo


Terkenal dengan kawasan wisata dataran tinggi, Gunung Bromo atau dalam bahasa Tengger dieja 'Brama' juga disebut Kaldera Tengger adalah sebuah gunung berapi aktif di Jawa Timur.


Gunung ini memiliki ketinggian 2.329 meter di atas permukaan laut dan berada dalam empat wilayah kabupaten yakni Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang.

5. Gunung Soputan


Meski jarang terdengar, namun faktanya Gunung Soputan termasuk ke dalam gunung api aktif di Indonesia. Gunung ini terletak di provinsi Sulawesi Utara dan mempunyai ketinggian 1.784 mdpl.

6. Gunung Anak Krakatau


Di antara gunung lain, Gunung Anak Krakatau menjadi salah satu gunung berapi di Indonesia yang cukup banyak dikenal, baik masyarakat Indonesia bahkan hingga masyarakat mancanegara.


Hal ini karena letusan Gunung Krakatau pada 24 Agustus 1883 silam menyebabkan korban meninggal mencapai 36.417 orang dan menyebabkan beberapa wilayah mengalami kegelapan.


Gunung Anak Krakatau sendiri terletak di Selat Sunda yakni di antara pulau Sumatera dan pulau Jawa serta memiliki ketinggian 110 meter dari permukaan laut.


Itulah 6 gunung berapi paling aktif di Indonesia. Sekarang siswa jadi semakin paham kan nama-nama gunung berapi yang aktif di Indonesia?

Simak Video "Gunung Taal di Filipina Muntahkan Kepulan Asap Putih"


[Gambas:Video 20detik]
(faz/row)

Jakarta -

Jumlah gunung api yang aktif di Indonesia menurut Magma Indonesia yang dikelola oleh Kementerian ESDM ada sebanyak 127. Akan tetapi, hanya ada 69 di antaranya dipantau oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.

Dalam buku Geografi SMP/MTs Kelas VII KTSP karya Wirastuti Widyatmanti, gunung api di Indonesia hanya ada di tempat-tempat tertentu. Di antaranya ada di punggungan tengah samudra, jalur pertemuan dua buah lempeng kerak bumi, di titik-titik panas di muka bumi tempat keluarnya magma, dan sebagainya.

Akan tetapi, sebagian besar gunung api yang aktif di dunia ini berada di pertemuan lempeng tektonik dan muncul di wilayah-wilayah yang ada di sabuk Lautan Pasifik, yang disebut dengan 'ring of fire'.

Selain itu, gunung api juga terdiri dari berbagai jenis berdasarkan aktivitas, sejarah erupsi, bentuk dan terjadinya, serta tipe letusannya. Apa saja?

Jenis Gunung Api Berdasarkan Aktivitasnya

  • 1. Gunung api aktif, yakni gunung api yang masih bekerja dan mengeluarkan asap, letusan, dan gempa.
  • 2. Gunung api mati, yaitu gunung api yang tidak memiliki catatan erupsi sejak tahun 1600.
  • 3. Gunung api istirahat, yaitu gunung api yang meletus sewaktu-waktu lalu istirahat. Misalnya Gunung Ceremai dan Kelud.

Jenis Gunung Api Berdasarkan Bentuk dan Terjadinya

1. Gunung api maar

Gunung api ini berbentuk seperti danau kawah. Proses terjadinya berasal dari letusan besar yang kemudian membentuk lubang besar di puncaknya.
Material yang dikeluarkan oleh gunung api maar adalah benda padat dan efflata, misalnya adalah Gunung Lamongan.

2. Gunung api kerucut/strato

Gunung api kerucut adalah jenis gunung api yang paling sering dijumpai. Bentuk gunung api ini memang seperti kerucut dan punya lapisan lava serta abu yang berlapis-lapis.

Gunung api strato terbentuk karena letusan serta lelehan batuan panas serta cair. Lelehan yang kerap terjadi inilah yang menyebabkan lereng berlapis dan disebut strato.

Sebagian besar gunung api di Indonesia juga termasuk dalam gunung api kerucut, misalnya Gunung Merapi.

3. Gunung api perisai/tameng

Gunung api perisai terbentuk karena lelehan yang keluar dari tekanan rendah. Sehingga, nyaris tidak ada letusan serta terbentuk lereng sangat landai yang kemiringannya 1 sampai 10 derajat.

Akan tetapi, di Indonesia tidak ada gunung api jenis perisai. Contoh gunung api perisai/tameng adalah Gunung Maona Loa Hawaii yang ada di Amerika Serikat.

Jenis Gunung Api Berdasarkan Tipe Letusan/Intensitas

1. Hawaiian

Gunung api tipe hawaiian mempunyai tipe letusan dengan beberapa karakteristik, yaitu pancuran lava ke udara yang ketinggiannya mencapai 200 meter, mengalir secara bebas, dan mudah bergerak.

2. Strombolian

Gunung api strombolian mempunyai ciri letusan yang ketinggiannya mencapai 500 meter dan pijarnya seperti kembang api.

3. Volcanian

Letusan gunung api jenis ini akan membentuk volcano yang disertai awan panas padat.

4. Pelean

Jenis gunung api tipe pelean memiliki ciri letusan paling merusak karena magma yang yang keluar berasal dari lereng gunung yang lemah.

5. Merapi

Ciri letusan gunung api jenis merapi adalah adanya guguran lava pijar saat kubah lavanya runtuh.

6. St. Vincent

Gunung api jenis st. vincent mempunyai letusan yang dibarengi longsoran besar serta awan panas yang dapat menutupi area luas.

7. Sursteyan

Tipe letusan gunung api jenis sursteyan sama dengan volcanian, tetapi kekuatan letusannya lebih besar.

8. Plinian

Gunung api jenis plinian punya letusan eksplosif yang sangat kuat dan tinggi letusannya bisa lebih dari 55 kilometer.

Jenis Gunung Api Berdasarkan Sejarah Letusannya

1. Gunung api tipe A

Gunung api tipe A punya sejarah letusan sejak tahun 1600 dan di Indonesia jumlahnya ada 76.

2. Gunung api tipe B

Gunung api tipe B punya sejarah letusan sebelum tahun 1600 dan jumlahnya di Indonesia ada 30.

3. Gunung api tipe C

Gunung api yang tidak punya catatan sejarah letusan, tapi masih menunjukkan jejak aktivitas vulkanik, contohnya solfatara atau fumarole.

Demikian jenis-jenis gunung api berdasarkan sejarah erupsi, aktivitas, bentuk, sekaligus tipe letusannya. Semoga bermanfaat, detikers!

Simak Video "Kondisi Terkini Tonga Usai Letusan Dahsyat Gunung Api - Tsunami"


[Gambas:Video 20detik]
(nah/lus)