Fotografer yang memotret ir. soekarno ketika membacakan teks proklamasi

SEMARANG, suaramerdeka.com - Foto proklamasi kemerdekaan Indonesia mempunyai sejarah yang sangat mendalam bagi bangsa Indonesia.

Bukti sejarah secara autentik merupakan fakta yang tidak bisa terbantahkan mengenai sebuah peristiwa masa lalu. Dari foto ini dunia mengetahui bahwa Indonesia sudah menyatakan merdeka dari penjajah.

Dilansir dari Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) dialah Frans Soemarto Mendur adalah salah satu dari para fotografer yang mengabadikan detik-detik proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945.

Beliau adalah putra daerah Kawangkoan, Minahasa, Sulawesi Utara yang lahir di tahun 1913. Frans belajar fotografi pada Alex yang sudah lebih dahulu menjadi wartawan Java Bode, koran berbahasa Belanda di Jakarta.

Baca Juga: Kemendag Wajibkan Pengunjung Mal Telah Divaksin, Dirjen Perdagangan: Bisa Tunjukkan Surat Keterangan Dokter

Frans lantas mengikuti jejak abangnya menjadi wartawan pada tahun 1935. Sedikit melihat masa lalu, Suatu pagi di bulan puasa, 17 Agustus 1945. Frans Sumarto Mendur mendapat kabar dari seorang sumber di harian Jepang Asia Raya bahwa akan ada kejadian penting di rumah kediaman Soekarno, Frans langsung bergerak menuju rumah bernomor 56 di Jalan Pegangsaan Timur itu sambil membawa kamera Leica-nya.

Alexius Impurung Mendur, abangnya yang menjabat kepala Bagian Fotografi Kantor Berita Jepang Domei, mendengar kabar serupa. Lalu kedua Mendur bersaudara ini lantas membawa kamera mereka dan mengambil rute terpisah menuju kediaman Soekarno.

Dengan mengendap-endap, Mendur bersaudara berhasil merapat ke rumah di Jalan Pegangsaan Timur nomor 56, Cikini, Jakarta tatkala jam masih menunjukkan pukul 05.00 pagi.

Baca Juga: Pergi ke Pasar Rakyat Tak Terapkan Syarat Vaksin, Cukup Prokes Ketat

Menjelang pukul 08.00, Soekarno masih tidur di kediamannya lantaran gejala malaria. Soekarno juga masih lelah sepulang begadang merumuskan naskah proklamasi di rumah Laksamana Maeda, Jalan Imam Bonjol Nomor 1.

Dan benar, pagi itu, Jumat, 17 Agustus 1945, sebuah peristiwa penting berlangsung di sana pembacaan teks proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia oleh Soekarno.

Pukul 10.00 di hari Jumat pagi itu Soekarno dan Mohammad Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Upacara proklamasi kemerdekaan berlangsung sederhana, tanpa protokol. Hanya Mendur bersaudara yang hadir sebagai fotografer pengabadi peristiwa bersejarah Indonesia.

Saat itu Frans hanya memiliki sisa tiga lembar plat film. Jadi dari peristiwa bersejarah itu, ia hanya bisa mengabadikan tiga adegan. Yang pertama, adegan Soekarno membacakan teks proklamasi. Yang kedua, adegan pengibaran bendera Merah Putih yang dilakukan oleh Latief Hendraningrat, salah seorang anggota PETA. Dan yang ketiga, suasana ramainya para pemuda yang turut menyaksikan pengibaran bendera.

Baca Juga: Vaksinasi Door to Door Diperluas, BIN Siapkan 50 Ribu Vaksin di 14 Provinsi

Setelah itu Frans langsung bergegas meninggalkan rumah kediaman Soekarno karena menyadari bahwa tentara Jepang tengah memburunya. Alex Mendur sang kakak tertangkap, tentara Jepang menyita foto-foto yang baru saja dibuat dan memusnahkannya.

Dan sewaktu tentara Jepang menemui Frans untuk meminta negatif foto Soekarno yang sedang membacakan teks proklamasi, Frans mengaku film negatif itu sudah diambil oleh Barisan Pelopor. Padahal negatif foto peristiwa yang sangat penting itu ia sembunyikan dengan cara menguburnya di tanah, dekat sebuah pohon di halaman belakang kantor harian Asia Raya.

Menurutnya jika kalau saja saat itu negatif film tersebut dirampas tentara Jepang, maka mungkin generasi sekarang dan generasi yang akan datang tidak akan tahu seperti apa peristiwa sakral tersebut.

Foto pembacaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia itu pertama kali dimuat di harian Merdeka pada tanggal 20 Februari 1946, lebih dari setengah tahun setelah pembuatannya.


Page 2

Baca Juga: Pergi ke Pasar Rakyat Tak Terapkan Syarat Vaksin, Cukup Prokes Ketat

Menjelang pukul 08.00, Soekarno masih tidur di kediamannya lantaran gejala malaria. Soekarno juga masih lelah sepulang begadang merumuskan naskah proklamasi di rumah Laksamana Maeda, Jalan Imam Bonjol Nomor 1.

Dan benar, pagi itu, Jumat, 17 Agustus 1945, sebuah peristiwa penting berlangsung di sana pembacaan teks proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia oleh Soekarno.

Pukul 10.00 di hari Jumat pagi itu Soekarno dan Mohammad Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Upacara proklamasi kemerdekaan berlangsung sederhana, tanpa protokol. Hanya Mendur bersaudara yang hadir sebagai fotografer pengabadi peristiwa bersejarah Indonesia.

Saat itu Frans hanya memiliki sisa tiga lembar plat film. Jadi dari peristiwa bersejarah itu, ia hanya bisa mengabadikan tiga adegan. Yang pertama, adegan Soekarno membacakan teks proklamasi. Yang kedua, adegan pengibaran bendera Merah Putih yang dilakukan oleh Latief Hendraningrat, salah seorang anggota PETA. Dan yang ketiga, suasana ramainya para pemuda yang turut menyaksikan pengibaran bendera.

Baca Juga: Vaksinasi Door to Door Diperluas, BIN Siapkan 50 Ribu Vaksin di 14 Provinsi

Setelah itu Frans langsung bergegas meninggalkan rumah kediaman Soekarno karena menyadari bahwa tentara Jepang tengah memburunya. Alex Mendur sang kakak tertangkap, tentara Jepang menyita foto-foto yang baru saja dibuat dan memusnahkannya.

Dan sewaktu tentara Jepang menemui Frans untuk meminta negatif foto Soekarno yang sedang membacakan teks proklamasi, Frans mengaku film negatif itu sudah diambil oleh Barisan Pelopor. Padahal negatif foto peristiwa yang sangat penting itu ia sembunyikan dengan cara menguburnya di tanah, dekat sebuah pohon di halaman belakang kantor harian Asia Raya.

Menurutnya jika kalau saja saat itu negatif film tersebut dirampas tentara Jepang, maka mungkin generasi sekarang dan generasi yang akan datang tidak akan tahu seperti apa peristiwa sakral tersebut.

Foto pembacaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia itu pertama kali dimuat di harian Merdeka pada tanggal 20 Februari 1946, lebih dari setengah tahun setelah pembuatannya.


Page 3


Fotografer yang memotret ir. soekarno ketika membacakan teks proklamasi
foto : berbagai sumber

WANGON - Jika saat ini kamu bisa melihat foto Presiden Soekarno membacakan teks Proklamasi maka sudah patutnya kamu berterima kasih pada sosok kakak beradik, Alex Mendur dan Frans Mendur. Berkat dua orang bersaudara itu, hingga saat ini saksi bisu hari paling penting untuk bangsa ini bisa kita lihat.

Padahal tak ada instruksi untuk keduanya mengambil foto saat teks Proklamasi dibacakan. Frans Mendur hanya tak sengaja mendengar kabar dari harian Asia Raya. Pun kakaknya, Alex Mendur yang berprofesi sebagai fotgrafer kantor berita Jepang waktu itu.

Keduanya langsung bergegas ke kediaman Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur No 56, Cikini, Jakarta dengan membawa kamera masing-masing. Dengan mengendap-endap, Mendur bersaudara berhasil merapat di lokasi tepat pukul 05.00 pagi. Rupanya hanya mereka berdua, fotografer yang hadir di hari paling penting bagi bangsa Indonesia itu.

Alex dan Frans berhasil mengabadikan beberapa foto detik-detik proklamasi Indonesia. Namun usai upacara, mereka berdua disergap tentara Jepang. Alex ditangkap, kameranya disita, hasil fotonya dibakar. Sementara Frans berkilah, ia mengaku negatif filmnya telah dirampas Barisan Pelopor padahal telah dikubur dalam tanah. Tentara Jepang pun berhasil ia kelabuhi.


Fotografer yang memotret ir. soekarno ketika membacakan teks proklamasi

Setelah dirasa aman, keduanya lalu menggali tanah tempat negatif film dikubur. Tak menunggu lama, film itu kemudian dicetak. Butuh keberanian dan mental baja. Mendur bersaudara harus diam-diam menyelinap di malam hari, memanjat pohon, dan melompati pagar hingga akhirnya menemukan lab foto. Sebab jika tertangkap Jepang, bukan tak mungkin Mendur bersaudara dihukum mati. Tanpa foto karya Frans Mendur, maka proklamasi Indonesia tak akan terdokumentasikan dalam bentuk foto.

Mendur bersaudara lahir di Kawangkoan, Minahasa, Sulawesi Utara. Alex Mendur lahir pada 1907, sementara adiknya Frans Mendur lahir tahun 1913. Kala itu nama Mendur bersaudara sudah terkenal di mana-mana. Keberadaan mereka diperhitungkan media-media asing.

Untuk mengenang aksi heroik Mendur bersaudara, keluarga besar Mendur mendirikan sebuah monumen yang disebut "Tugu Pers Mendur". Tugu ini berupa patung Alex dan Frans serta bangunan rumah adat Minahasa berbentuk panggung berbahan kayu.

Tugu Pers Mendur didirikan di Kelurahan Talikuran, Kecamatan Kawangkoan Utara, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, di tanah kelahiran mereka. Di dalam rumah itu terdapat 113 foto karya Mendur bersaudara yang diresmikan langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 11 Februari 2013.

SUMBER : FACEBOOK MASA HINDIA BELANDA.

Alex Mendur dan Frans Mendur

Sosok.id - Di Talikuran, Minahasa, Sulawesi Selatan, terdapat patung dua orang laki-laki yang berdiri di atas kamera.

Mereka adalah Frans Soemarto Mendur dan Alex Impurung Mendur.

Mendur bersaudara merupakan wartawan yang berjasa dalam mengabadikan Proklamasi Kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.

Foto Soekarno-Hatta yang sedang membacakan teks Proklamasi dan foto dinaikkannya bendera merah putih untuk pertama kali adalah salah satu hasil karya kedua bersaudara ini.

Baca Juga: Ching Shih, dari Prostitusi hingga Menjadi Perompak Wanita Terhebat Sepanjang Sejarah, Kuasai Hingga 1800 Kapal

Perjalanan bersejarah mereka memang tidak mudah.

Sebuah perjuangan yang menjadikan nyawa sebagai taruhannya.

16 Agustus 1945 malam, Frans Mendur yang saat itu merupakan wartawan harian Asia Raya, mendapatkan kabar bahwa proklamasi kemerdekaan akan dilangsungkan esok hari.

Frans kemudian berangkat menuju rumah Presiden Soekarno dengan berbekal kamera Leica dan sebuah rol film.

Baca Juga: Sosok Kristina Gultom, Sang Pengasuh Adiknya yang Lumpuh Telah Tiada