Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perencanaan produksi adalah

Diposkan oleh Abi Asmana di 7:18 AM

Perencanaan produksi merupakan satu hal yang penting dalam manajemen perusahaan. Perencanaan produksi sangat mempengaruhi maju atau mundurnya suatu perusahaan. Apabila perencanaan produksi dilakukan dengan tepat pada proses produksi, maka akan dapat menghasilkan efisiensi yang tinggi sehingga dapat meningkatkan pendapatan dari perusahaan. Demikian juga sebaliknya, apabila suatu perusahaan kurang mampu dalam melakukan perencanaan produksi, maka akan memunculkan hambatan dalam produksi, sehingga biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan-pun juga akan semakin tinggi.

Perencanaan produksi pada dasarnya berkaitan erat diantaranya dengan :

  • kapasitas produksi.
  • sumber daya yang tersedia, mulai dari persediaan material, peralatan pendukung, dan lain sebagainya.

Baca juga : Pengertian Dan Jenis Perencanaan Produksi


Faktor Yang Mempengaruhi Perencanaan Produksi. Sedangkan beberapa faktor yang menjadi pertimbangan dalam perencanaan produksi diantaranya adalah sebagai berikut :

  • manfaat produk bagi konsumen.
  • permintaan pasar.
  • potensi pasar.
  • kemungkinan pengembangan produk di masa yang akan datang.
  • kekuatan pesaing.

Sedangkan menurut Sofjan Assaury, beberapa faktor yang mempengaruhi perencanaan produksi dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :

1. Faktor Internal.

Faktor internal adalah faktor yang berada dalam kekuasaan pimpinan perusahaan yang dapat mempengaruhi perencanaan produksi. Faktor internal diantaranya adalah :

  • kapasitas mesin dan peralatan.
  • produksi tenaga kerja.
  • kemampuan pengadaan dan penyediaan.

2. Faktor Eksternal.

Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar perusahaan yang berada di luar kekuasaan pimpinan perusahaan yang dapat mempengaruhi perencanaan produksi. Faktor eksternal diantaranya adalah :

  • kebijakan pemerintah.
  • inflasi.
  • bencana alam.

Selain itu, masih terdapat beberapa faktor lain yang perlu menjadi bahan pertimbangan dalam perencanaan produksi, yaitu :

  • sifat proses produksi.
  • jenis dan mutu barang yang diproduksi.
  • sifat dari barang yang diproduksi, apakah barang baru atau barang lama.

Baca juga : Pengertian Perencanaan Dan Pengawasan Produksi


Tujuan Perencanaan Produksi. Suatu perencanaan dibuat untuk menentukan suatu kegiatan yang akan dilakukan kemudian, hal tersebut harus dilakukan oleh suatu perusahaan oleh karena tidak adanya suatu kepastian di masa yang akan datang. Sehingga dapat dikatakan bahwa perencanaan merupakan bagian dari antisipasi atas kejadian atau resiko yang mungkin timbul di masa yang akan datang. Terdapat beberapa tujuan dari perencanaan produksi, diantaranya adalah sebagai berikut :

  • menghasilkan produk yang berkualitas. Dengan adanya perencanaan produksi yang baik dan tepat, diharapkan dapat menghasilkan barang produksi yang berkualitas sehingga mampu untuk tetap bersaing di pangsa pasar.
  • penyelesaian proses produksi dengan tepat waktu. Perencanaan produksi akan membantu perusahaan dalam menyelesaikan produksinya sesuai waktu yang telah direncanakan.
  • menghasilkan input yang berkualitas. Semua divisi dalam perusahaan sesuai dengan perencanaan produksi yang dibuat, akan saling bekerja sama dan bertanggung jawab penuh dalam memproduksi suatu barang yang berkualitas. Hal tersebut akan memberikan dampak positif bagi proses produksi dan hasil yang diciptakan.
  • menekan biaya pengeluaran dalam proses produksi. Perencanaan produksi yang dibuat dengan baik dan tepat akan menciptakan efisiensi, sehingga hal tersebut akan berpengaruh dengan semakin dapat ditekannya biaya produksi dari suatu perusahaan.
  • meningkatkan keselamatan kerja. Adanya perencanaan produksi yang baik akan dapat menjamin peningkatan keselamatan kerja para tenaga kerja perusahaan. Hal ini akan berdampak baik pada peningkatan kualitas dan produktivitas para tenaga kerja.
  • menyeimbangkan kapasitas bahan baku dan ramalan permintaan pasar. Dengan perencanaan produksi, suatu perusahaan dapat menyesuaikan berapa barang yang harus diproduksi untuk memenuhi kebutuhan pasar. Hal tersebut tentunya berkaitan erat dengan berapa banyak bahan baku yang dibutuhkan untuk proses produksi berdasarkan perkiraan kebutuhan akan permintaan pasar.
  • menumbuhkan brand awareness. Brand awareness diartikan sebagai kesadaran akan merk atau produk. Suatu perusahaan yang telah mendapatkan brand awareness berarti telah mendapati posisi spesial di hati konsumen dibandingkan dengan produk-produk dari perusahaan lain. Untuk mendapatkan brand awareness tersebut dibutuhkan suatu perencanaan produksi yang baik dan tepat.  

Baca juga : Tujuan Serta Manfaat Perencanaan Dan Pengawasan Produksi


Tahapan Penyusunan Perencanaan Produksi. Terdapat tiga langkah dalam penyusunan perencanaan produksi, yaitu :

  • Routing, yaitu menentukan jalur dan rute dari susunan pekerjaan atau proses. Dalam tahapan routing hal yang harus diperhatikan adalah yang berkaitan dengan kuantitas produk, kualitas produk, sumber daya manusia, mesin, dan lain sebagainya.
  • Penjadwalan, yaitu melakukan atau membuat penjadwalan kerja, termasuk di dalamnya adalah perbaikan jumlah pekerjaan yang harus dilakukan, mengatur operasi manufaktur yang berbeda dalam urutan prioritas, tanggal dan waktu untuk setiap operasinya.
  • Dispatching, dapat diartikan sebagai suatu tindakan, melakukan atau tahap implementasi. Proses ini membutuhkan beberapa hal, seperti bahan, alat, perlengkapan, dan hal lain yang diperlukan untuk produksi, serta memerlukan juga perintah, instruksi, gambar, dan lain-lain untuk memulai pekerjaan. 

Adam dan Ebert dalam bukunya yang berjudul "Production Management and Operation" menyebutkan bahwa pada dasarnya produksi adalah suatu bagian dari bussines plan suatu perusahaan. Bussines plan merupakan suatu pernyataan tentang seluruh aktivitas bisnis suatu perusahaan untuk jangka waktu 6 sampai dengan 18 bulan yang akan datang, dan biasanya dinyatakan dalam jumlah satuan uang dari seluruh hasil penjualan. Menurut mereka, tahapan perencanaan produksi adalah sebagai berikut :

1. Membuat rencana operasi, yang terbagi atas :

  • Output Planning, yang terdiri dari Aggregate Output Planning, Master Production Schedule (MPS), Material Requirement Planning (MRP), dan Shoop Floor Control.
  • Capacity Planning, yang terdiri dari Aggregate Capacity Planning, Rough-cut Capacity Planning, Detailed Capacity Planning, dan Term Capacity Control.

2. Menghitung :

  • Aggregate Output Planning, yang menunjukkan biaya jumlah produk yang akan dibuat. 
  • Aggregate Capacity Planning, yang merupakan proses mengevaluasi pemanfaatan seluruh kapasitas. 

3. Membuat Master Production Schedule (MPS).

 Master Production Schedule (MPS) merupakan penentuan jumlah produk individual yang akan diproduksi sesuai dengan jumlah permintaan.

4. Setelah Master Production Schedule (MPS) dibuat, maka selanjutnya membuat rencana-rencana yang lebih mendetail, seperti :

  • Material Requirement Planning (MRP), yang merupakan rencana kebutuhan bahan baku.
  • Shop Floor Control, yang terdiri dari loading, sequencing, detailed schedulling, dan expediting.

Baca juga : Proses Produksi

Demikian penjelasan berkaitan dengan tujuan dan tahapan penyusunan perencanaan produksi.

Semoga bermanfaat.

Artikel Terkait Lainnya : Manajemen

Istilah faktor produksi dikenal luas di kalangan pelaku usaha maupun mereka yang bergelut di bidang bisnis. Selain itu, faktor produksi juga menjadi salah satu manajemen bisnis yang sudah tentu dilakukan dalam proses bisnis. Mengenal tentang apa dan bagaimana pengaruh faktor produksi bagi pengembangan bisnis tentunya akan berkontribusi positif bagi mereka yang hendak memulai usaha maupun sedang belajar tentang bisnis.

Apa itu faktor produksi?


Faktor produksi berkembang dari tiga faktor klasik ditambah satu faktor kewirausahaan (Sumber: Pexels)

Faktor produksi merupakan suatu hal yang dibutuhkan untuk menciptakan barang atau jasa. Faktor produksi bisa berupa tanah, tenaga kerja, dan modal. Tiga hal ini adalah faktor produksi yang paling awal dibahas oleh para ahli politik ekonomi di era klasik. 

Para ahli politik ekonomi seperti Adam Smith yang dikenal sebagai pengembang modal sebagai poros utama sistem produksi menjadi contoh terpopuler lewat bukunya “The Wealth of Nations”. Kemudian faktor-faktor produksi dijadikan basis kritik terhadap politik ekonomi melalui beberapa ahli lain seperti Karl Marx yang mengkritik akumulasi kapital dan nilai tambah terhadap tenaga kerja, serta David Ricardo yang lantas melahirkan prinsip-prinsip politik ekonomi serta perpajakan terhadap faktor produksi.

Dalam perkembangannya, tiga faktor produksi terutama tadi ditambah dengan adanya faktor baru bernama kewirausahaan. Empat faktor produksi ini lantas menjadi kombinasi untuk proses produksi barang dan jasa dalam menghasilkan keuntungan ekonomi. Faktor-faktor produksi ini tentunya terbatas oleh beberapa hal seperti aspek alam di suatu negara atau wilayah. Hal ini yang lantas membuat sebuah negara membuat alokasi yang efisien terhadap sumber daya sebagai faktor produksi.

Baca juga: Mengenal Performance Marketing dan kelebihannya bagi brand

Tujuan faktor produksi


Faktor produksi dapat membantu perusahaan untuk mencapai stabilitas produksi (Sumber: Pexels)

Setiap pelaku usaha yang hendak melakukan proses produksi barang atau jasa perlu mencukupi faktor-faktor produksi secara mumpuni. Hal ini dikarenakan dengan faktor produksi inilah nantinya pelaku usaha akan mencapai tujuan mereka. Berikut ini adalah tujuan-tujuan dari pentingnya faktor produksi bagi sebuah usaha:

1. Membantu menghasilkan output

Selain berguna untuk menjadi landasan sebuah bisnis atau usaha, faktor produksi juga berperan besar terhadap dihasilkannya sebuah output daripada suatu proses produksi. Output ini tidak hanya berupa produk di masa ekonomi stabil melainkan juga ketika perusahaan beroperasi di bawah kenaikan atau penurunan biaya dalam jangka pendek. Faktor produksi yang dimiliki secara permanen akan dapat membantu stabilitas luaran dari suatu usaha atau bisnis.

2. Memperlancar proses produksi

Selain menjadi landasan terjadinya proses produksi dalam suatu usaha atau bisnis, faktor produksi juga dapat memperlancar proses produksi barang maupun jasa. Hal ini dikarenakan jika semua faktor produksi sudah terpenuhi maka pemilik usaha tinggal fokus pada proses manajemen dan operasional serta pemasaran produk untuk mencapai profit yang diinginkan. Setiap faktor produksi berperan penting terhadap hal ini.

3. Mendukung kualitas produk dan keuntungan


Kualitas produk dalam suatu industri dapat ditentukan dari stabilnya faktor-faktor produksi (Sumber: Pexels)

Ketika semua faktor produksi terpenuhi dan proses produksi dalam suatu usaha lancar, maka tujuan berikutnya adalah menyoal kualitas luaran produk dan keuntungan. Kedua hal ini menjadi satu kesatuan ketika telah berada di pasaran.

Faktor produksi mendukung bertumbuhnya suatu usaha secara stabil dan memudahkan pemilik usaha untuk melakukan kontrol terhadap proses produksi. Setiap produk barang atau jasa yang dihasilkan akan menjadi tolok ukur bagaimana sebuah usaha mengelola semua faktor produksinya.

Selain itu, faktor produksi yang mumpuni akan mendukung kepercayaan konsumen terhadap merek dagang maupun sebuah usaha itu sendiri. Tingkat mutu dari setiap faktor produksi hingga produk yang dihasilkan akan menentukan konsumen di pasaran. 

Baca Juga: 6 Cara membangun personal branding di tempat kerja

Siapa yang memiliki faktor-faktor produksi?


Faktor-faktor produksi dapat dimiliki oleh pemilik usaha maupun investor (Sumber: Pexels)

Kepemilikan faktor produksi ditentukan pada sistem ekonomi yang dianut oleh setiap negara di mana pelaku usaha mendirikan usahanya. Selain faktor tenaga kerja, hampir semua kepemilikan faktor-faktor produksi bervariasi berdasarkan jenis industri dan sistem ekonomi ini.

Jika ditilik dari jenis industri, misalnya pada sebuah perusahaan yang beroperasi di bidang properti atau real estate umumnya akan memiliki beberapa bidang tanah yang lantas dijadikan faktor produksi dan dijual. Sedangkan, perusahaan ritel atau roko menyewa tanah dalam jangka waktu tertentu sebagai faktor produksi mereka. Dalam hal ini, pengusahaa real estate menjadi pemilik faktor produksi dari tanah yang ia sewakan, meski secara parsial pemilik usaha ritel juga menganggap tanah itu sebagai faktor produksi mereka.

Selain jenis industri, pengaruh utama yang menentukan siapa pemilik faktor produksi adalah sistem ekonomi. Jika suatu negara menganut sistem ekonomi sosialis, maka faktor-faktor produksi dapat dimiliki oleh siapa saja untuk kepentingan bersama. Sedangkan, untuk sistem ekonomi kapitalis setiap faktor produksi dapat dimiliki oleh setiap orang secara individual atau privat dengan tujuan keuntungan pribadi. Lain halnya dengan sistem ekonomi komunis, di mana faktor-faktor produksi dimiliki oleh negara untuk kepentingan bersama.

Baca Juga: 6 Interpersonal skill yang perlu dibangun di dunia kerja

5 Faktor produksi dalam pengembangan bisnis


Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi yang utama bagi berjalannya operasional perusahaan (Sumber: Pexels)

Dalam proses pengembangan bisnis, setiap pelaku usaha memerlukan faktor-faktor produksi yang lebih modern dan menyeluruh. Hal itu diperlukan karena persaingan usaha di era digital ini semakin ketat dan kondisi pasar makin beragam, baik secara fisik maupun pasar di dunia maya. Berikut ini adalah 5 faktor produksi kontemporer yang dibutuhkan dalam pengembangan bisnis di era digital ini,

1. Faktor Tenaga Kerja (Sumber Daya Manusia)

Faktor produksi klasik ini menjadi salah satu tulang punggung usaha atau bisnis yang amat penting keberadaannya. Pengolahan produk dan proses operasional produksi membutuhkan tenaga kerja yang mumpuni dan dapat diandalkan. Begitu pula, proses pemasaran dan berbagai hal lain terkait penjualan produk atau jasa juga memerlukan peran sumber daya manusia sebagai faktor produksi.

Tenaga kerja berperan sebagai pengolah produk dan juga dalam pengoperasian alat-alat produksi. Bahkan ketika proses produksi modern telah dibantu oleh kecerdasan buatan (artificial intelligence) sekalipun, sumber daya manusia tetap dibutuhkan. Keberadaan emosi, perasaan, dan jiwa dari manusia membuat produk yang dihasilkan akan lebih sesuai dengan konsumen.

2. Faktor sumber daya alam

Bagi mereka yang memiliki usaha atau industri di bidang manufaktur, keberadaan faktor produksi ini amat penting. Bahan mentah dalam proses produksi manufaktur menjadi bahan baku pengolahan produk yang nantinya akan dipasarkan. Sumber daya alam ini berbeda-beda tiap industri, namun umumnya tanah atau lahan serta air menjadi faktor utama sumber daya alam.

Sebagai contoh, perusahaan yang bergerak di industri minyak goreng akan membutuhkan sumber daya alam berupa lahan untuk membuat kebun kelapa sawit. Dari sana kemudian minyak sawit didapatkan untuk lantas diolah di pabrik yang juga berdiri di atas sebuah lahan sebagai faktor produksi utama mereka. 

3. Faktor kapital

Faktor lain yang penting bagi pelaku usaha adalah kapital atau modal. Bisa dikatakan, modal adalah penggerak utama operasional bisnis dari awal hingga akhir. Modal berupa kapital atau investasi dari para investor bisnis sering digunakan untuk mendukung suatu industri besar. Modal ini nantinya berguna sebagai biaya membeli lahan, membangun tempat produksi, membeli alat produksi, hingga membayar upah para pekerja.

Modal juga memiliki pengaruh besar terhadap terciptanya produk yang memiliki kualitas tinggi. Tak hanya itu, dengan adanya modal yang cukup, pelaku usaha juga dapat melakukan pemasaran produk secara baik dan tepat sasaran demi tercapainya keuntungan maksimal.

4. Faktor kewirausahaan

Faktor kewirausahaan sering pula disebut dengan faktor pengelolaan bisnis atau manajemen. Faktor produksi jenis ini menentukan berjalannya proses bisnis secara keseluruhan, khususnya dalam ranah internal. Pembagian kerja dan operasional produksi barang atau jasa membutuhkan faktor produksi jenis ini untuk dapat tertata dan berjalan secara efektif.

Efisiensi tenaga kerja serta bahan baku juga perlu diatur sedemikian rupa dengan faktor produksi jenis ini. Sebabnya, melalui pengelolaan yang tepat maka sebuah proses produksi akan berjalan lebih efisien. Efisiensi kerja dan operasional juga akan memengaruhi kecakapan perusahaan dalam menanggapi permintaan konsumen, sehingga produk yang dihasilkan tidak mengalami hambatan. 

Selain itu, faktor produksi ini juga mendukung proses pengelolaan keuangan perusahaan secara umum. Manajemen finansial adalah salah satu bagian dari faktor produksi kewirausahaan ini. Adanya pengelolaan keuangan yang mumpuni dapat mendukung kinerja perusahaan agar tak melakukan perencanaan anggaran terlalu besar atau meningkatkan pula capaian keuntungan yang diharapkan.

5. Faktor teknologi dan informasi

 Faktor produksi yang terakhir ini amat relevan dengan kondisi era digital saat ini. Melalui teknologi dan informasi inilah pelaku usaha dapat meringankan proses kerjanya. Teknologi dan informasi dapat digunakan untuk proses pengelolaan tenaga kerja, keuangan, hingga pemasaran. Adanya aplikasi dan perangkat lunak yang dikembangkan seiring bertumbuhnya bisnis dapat mendukung capaian perusahaan.

Selain itu, dengan adanya teknologi informasi, sebuah perusahaan bisa memangkas beberapa biaya yang mungkin dahulu amat membebani mereka seperti biaya distribusi dan promosi. Adanya berbagai platform penjualan daring berbasis aplikasi dan layanan paket daring sejatinya dapat mempermudah proses pemasaran secara lebih luas.

Baca Juga: 10 Tips pengembangan diri yang dapat menunjang karier kamu

Contoh faktor produksi


Setiap perusahaan memiliki faktor produksi yang berbeda-beda sesuai dengan industrinya. (Sumber: Pexels)

Sebuah perusahaan pembuatan ponsel pintar (smartphone) hendak membuka pabrik baru di Indonesia. Oleh karena itu mereka mencari lahan yang dapat dijangkau oleh tenaga kerja dan dekat dengan sumber daya alam pembuatan produk seperti nikel. Pabrik pun dibuat di suatu wilayah dekat tambang nikel dan dapat dijangkau oleh tenaga kerja dengan akses transportasi publik maupun perusahaan.

Setelah itu, perusahaan mulai memetakan cakupan faktor-faktor produksi mereka sebagai berikut:

  • Lahan Pabrik, lahan tanah ini dibeli oleh perusahaan dari tanah negara yang dikelola pemerintah daerah dengan sistem sewa jangka panjang.
  • Alat Produksi, faktor produksi ini berupa pabrik dan seluruh alat operasional perusahaan yang didatangkan dari negara asal perusahaan. Beberapa partisi alat diproduksi di Indonesia dengan tujuan ekonomis.
  • Nikel dan bahan baku pembuatan produk, pembuatan produk smartphone didukung oleh adanya bahan baku alam yang didapat dari kerja sama perusahaan dengan perusahaan tambang nikel di wilayah setempat.
  • Tenaga kerja, faktor produksi tenaga kerja diperoleh dari campuran tenaga kerja asing dan tenaga kerja lokal yang direkrut setelah proses pembangunan pabrik dan proses produksi bisa berjalan. Pada mulanya proses pembangunan pabrik didukung oleh ahli dari negara asal perusahaan, sedangkan tenaga kerja lokal bersifat kontrak sementara hingga pabrik dan produksi dapat berjalan.
  • Modal, faktor produksi modal ini didapat dari investasi beberapa pihak dalam pembagian saham mayoritas dikuasai oleh perusahaan serta dibiayai oleh konsorsium lokal serta perusahaan negara dengan tujuan sinergitas investasi untuk membuka lapangan kerja.

Baca Juga: Product Manager: Tanggung jawab dan 5 kualifikasi yang dibutuhkan

Lewat contoh di atas dapat dilihat bahwa faktor produksi dalam setiap usaha memiliki cakupan yang luas. Setiap faktor produksi dapat dimiliki secara privat maupun menyewa dengan jangka waktu tertentu. Bahkan, beberapa perusahaan juga ada yang bergerak menyediakan tenaga kerja outsourcing untuk proses pembangunan pabrik maupun operasional perusahaan yang bersifat non-esensial seperti pada petugas pemadam kebakaran pabrik hingga kebersihan atau maintenance.

Nah, itulah tadi apa dan bagaimana faktor produksi berperan dalam pengembangan bisnis. Keberadaan faktor produksi menjadi hal yang harus disiapkan secara matang oleh pelaku usaha dalam perencanaan bisnisnya. Hal itu akan mempermudah pelaku bisnis untuk menyiapkan atau menyusun strategi bisnisnya ke depan. Terlebih, keberadaan faktor produksi juga menentukan kualitas produk atau jasa yang nanti dihasilkan suatu usaha.

Sumber:

  • Factors of Production Definition
  • Factors of Production: Classification and Importance
  • Factors of Production: Definition, 4 Types, Who Owns

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA