Allah disebut juga al- hakim yang artinya maha...

TRIBUNPEKANBARU.COM - Al Hakim adalah salah satu dari 99 Asmaul Husna

Al-Hakim artinya Maha Bijaksana.

Allah bersih dari segala perbuatan yang tidak sesuai dengan keagungan dan kesempurnaan-Nya.

Jika Seseorang merasa bahwa dirinya tidak mampu melaksanakan tugas yang diembannya, atau jika semua usaha yang ditempuhnya mengalami kegagalan, kemudian dia tetap membaca Asma Allah ini, niscaya segalanya akan berubah menjadi lebih baik.

Barang siapa terus menerus membaca yaa Hakiim, maka Allah akan membukakan baginya ilmu dan hikmah.

Asmaul Husna adalah nama-nama Allah yang baik.

Terdapat 99 Asmaul Husna yang wajib kita ketahui.

Berbagai macam cara dilakukan orang untuk mengenal Allah SWT salah satunya dengan mempelajari sifat-sifat-Nya, mempelajari nama-nama-Nya yang terdapat dalam Asmaul Husna.

Simak penjelasan tentang arti-arti di dalam Asmaul Husna termasuk di dalamnya arti Al Hakim ( Al Hakim artinya ) : 

1. الرحمن = Ar Rahman

Halaman selanjutnya arrow_forward

Sumber: Tribun Pekanbaru

Tags:

Sebelumnya telah dibahas nama Allah Al-Wasi’ yang merupakan pecahan kata dari sa’ah (luas). Ia terkadang disandarkan kepada ilmu yang luas mencakup semua maklumat, tapi kadang-kadang disandarkan kepada ihsan (kebaikan) nikmat yang meliputi bagaimana dan kepada siapa nikmat itu ditakdirkan untuk diturunkan. Tidak ada di dunia ini makhluk yang luput dari ilmu dan pengetahuan Allah Ta’ala. Dan tidak ada makhluk Allah, baik muslim atau kafir yang luput dari nikmat Allah. Itu adalah bukti luasnya nikmat Allah. Allah berikan nikmat kepada orang-orang kafir untuk memberikan kesempatan kepada mereka supaya masuk Islam. Begitu pula bagi orang Islam, mereka diberi kesempatan untuk bertaubat bila berbuat dosa.

Pembahasan berikutnya adalah Al-Hakim (Maha Bijaksana), yaitu yang memiliki hikmah (kebijaksanaan). Bijaksana yang dimaksud bukanlah memberikan peluang kepada semua orang dan menampung semua pendapat, baik pendapat keliru atau benar. Hikmah adalah sebuah ungkapan untuk mengenal sesuatu yang paling afdhal (mulia) dengan ilmu yang paling afdhal (mulia). Sesuatu yang paling mulia adalah Allah, jadi orang yang paling bijaksana adalah orang yang mengenal Allah. Bila diminta menilai sesuatu ia menilai dengan penilaian Allah, itu lah orang yang bijaksana. Hanya saja dalam mengenal Allah, seorang muslim hanya sedikit saja mengenal Dzat Allah karena Allah yang sebenarnya hanya Dia-lah yang mengetahui. Adapun yang diceritakan di dalam Al-Qur’an tentang Allah itu hanyalah sebagian.Kenapa Allah disebut Maha Bijaksana? Karena hanya Dia-lah yang mengetahui sesuatu yang paling mulia dengan ilmu yang mulia. Oleh karena itu ilmu yang paling mulia adalah ilmu azali, yaitu ilmu sejak zaman dahulu sebelum manusia dan alam ada yang terus menerus dan tidak mungkin bisa hilang. Karenanya ilmu Allah tidak mungkin hilang. Dengan ilmu Allah tidak ada yang tersembunyi dan samar-samar. Yang demikian itu tidak bisa disifati kecuali ilmu Allah.Dengan demikian, Hakim bukanlah orang yang memutuskan perkara seperti yang banyak dikenal di Indonesia. Tapi hakim adalah ilmu mengenal Allah, sedang orang yang memutuskan dalam bahasa Arab disebut Qadhi.Allah disebut sebagai Al-Hakimul Haq, karena sebaik-baik dan sedetail-detail ilmu manusia tidak akan dapat menyamai ilmu Allah sehingga Allah lah yang paling berhak disebut Al-Hakim. Adapun manusia yang memiliki banyak disiplin ilmu, tapi kalau ia tidak mengenal Allah maka ia tidak disebut hakim, karena mengenal Allah merupakan ilmu yang paling mulia. Tidak ada yang paling mulia selain Allah maka orang yang mengenal Allah adalah hakim kendatipun kecerdasan pada disiplin ilmu lainnya lemah. Hal itu disebabkan adanya nilai hikmah seorang hamba terkait dengan sejauh mana pengenalannya kepada Dzat Allah Ta’ala. Pengetahuan seorang hamba tentang Allah adalah pengetahuan yang paling mulia meski sedikit, maka barangsiapa yang diberikan kepadanya hikmah oleh Allah berarti ia diberikan kebaikan yang banyak.Barangsiapa mengenal Allah, ucapannya akan berbeda dengan orang yang tidak mengenal Allah. Orientasi hidupnya juga tidak akan sama. orang yang mengenal Allah sedikit sekali berbicara tentang maslahat dunia, tapi ia banyak berbicara tentang maanfaat akhirat. Sudah menjadi kebiasaan manusia terhadap orang-orang yang mengenal Allah disebut dengan kata-kata hikmah, artinya kata-kata itu diucapkan oleh orang yang mengenal Allah. Termasuk hadits-hadits nabi, semuanya adalah kata-kata hikmah. Orang yang hakim akan mengurangi pembicaraan dan pekerjaan duniawi, ia akan memperbanyak pembicaraan dan pekerjaan yang bisa menyelamatkannya di akhirat.Orang yang mengucapkan kata-kata hikmah disebut dengan hakim, seperti kata hikmah; “Berakit-berakit ke hulu berenang ke tepian. Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian.” Tapi kata hikmah ini lebih bersifat motifasi dalam beramal. Karenanya tidak ada kata hikmah yang lebih baik kecuali kata hikmah Rasulullah saw. dan kata hikmah Allah Ta’ala. Allah berfirman;“Al-Qur’an itu turun dari Allah yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui”Dalam sebuah hadits dikatakan, “Modal utama hikmah itu adalah takut kepada Allah,” (HR. Abi Syaibah).Hadits di atas dhaif, tapi selama terkait untuk fadhail dan tidak bertentangan dengan sunnah boleh untuk dipakai. Dalam riwayat lainnya yang lebih shahih, Rasulullah saw. bersabda;“Orang yang pintar itu adalah orang yang bisa mengendalikan dirinya dan bekerja untuk setelah mati.” (HR. Ibnu Majah)Orang yang masih ragu dengan tujuan dan alasan beramal setelah mati, maka ia seperti orang kafir dan imannya bermasalah. Orang kafir berakta,“Apakah kami setelah menjadi tanah dan tulang belulang akan dibangkitkan?” (Al-Mukminun: 82)Orang yang beriman kepada hari akhirat adalah orang yang pintar, yaitu orang yang bisa mengendalikan syahwatnya dan bekerja setelah mati. Tidak ada ucapan dan harta kecuali bermanfaat untuk setelah mati, tidak ada ilmu yang dicari kecuali bermanfaat untuk setelah mati dan tidak ada langkah yang dilangkahkan kecuali bermanfaat untuk setelah mati.Adapun orang lemah yaitu orang yang mengikuti hawa nafsunya dan berangan-angan kepada Allah. Apa yang dimaksud dengan angan-angan kepada Allah? Yaitu orang yang berbuat dosa dengan harapan dan angan-angan bahwa nanti Allah akan memaafkannya sedang ia tidak bertaubat. Ia tahu bahwa sebab masuk surga itu adalah iman dan amal, tapi ia tidak mau beramal dengan harapan Allah Maha Penyayang, tidak mungkin Allah memasukkan ke neraka. Seluruh makhluk Allah berlaku semua sistem Allah, termasuk para nabi, yaitu orang yang tidak beriman dan tidak beramal, ia tidak akan mendapat rahmat Allah. Oleh karena itu, jangan menjadi orang-orang yang hanya berangan-angan kepada Allah.Sedikit harta dan cukup lebih baik daripada banyak tapi melalaikan. Rasulullah saw. bersabda;“Barangsiapa yang pagi-pagi bangun dalam keadaan sehat badannya, dia merasa aman di rumahnya, ia memiliki makanan yang cukup untuk hari ini maka seakan-akan diberikan dunia dan segala isinya.”Orang yang sehat badannya dan diberi keamanan serta masih cukup kebutuhan makanan pokoknya tapi tidak pernah puas meski diberikan dunia dan seisinya, maka ini bertanda ia cinta dunia. Bila kebutuhan harian seseorang untuk menghidupi keluarga 100 ribu, maka ketika di kantongnya pada hari itu terdapat uang 100 ribu ia sudah merasa aman. Tapi bila ia masih merasa was-was, itu bertanda orang tersebut masih rakus dan cinta dunia.“Jadilah orang yang waro’ maka kamu akan menjadi orang yang paling hebat dalam beribadah.”Waro’ adalah orang yang selalu menjaga sumber-sumber makanannya, ia tidak akan makan kecuali setelah 100% yakin dan tahu sumber makannya halal. Cerita ini pernah terjadi kepada Abu Bakar r.a. Beliau adalah orang kaya yang paling waro’. Suatu ketika beliau pernah diberi sebiji kurma oleh pembantunya, setelah makan beliau baru bertanya kepada pembantunya, “Makanan dari mana ini kamu dapat?” Pembantunya menjawab, “Tadi saya melihat di jalan ada kurma yang jatuh lalu saya ambil.” Seketika Abu Bakar memasukkan jarinya ke mulutnya dan memuntahkan kurma tersebut.Untuk itu jadilah orang yang waro’ sehingga menjadi orang yang paling hebat dalam beribadah. Jadilah orang yang qona’ah (merasa cukup) maka engkau akan menjadi orang yang paling bersyukur. Allah tidak akan memberikan cobaan kecuali sesuai dengan kemampuannya. Ketika Allah memberikan cobaan jangan mengira cobaan itu lebih besar dari kemampuan kita, karena cobaan itu sesuai dengan kemampuannya.Begitu pula dalam beramal, Allah akan memberikan balasan sesuai dengan amal.“Balasan itu sesuai dengan amal.”Di sisi Allah, tidak mungkin orang yang melakukan kebaikan akan mendapatkan keburukan, orang yang melakukan kebaikan akan mendapatkan kebaikan. Allah berfirman;“Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan.”Ada kata hikmah lain, Rasulullah saw. bersabda;“Sebaik-baik Islam seseorang adalah meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya.”Orang yang baik ia bukan meninggalkan hal-hal yang berdosa saja, tapi ia meninggalkan apa-apa yang tidak berguna.Kata hikmah lain dari sabda Rasulullah saw.“Orang yang mulia adalah yang bisa mengambil pelajaran dari orang lain.”“Diam itu hikmah dan sedikit sekali orang yang bisa melakukannya.”“Qona’ah itu harta yang tidak akan pernah habis.”“Sabar adalah sebagian dari iman, keyakinan adalah semua keimanan.”Seluruh sabda Rasulullah saw. di atas dan yang lainnya disebut kata-kata hikmah dan yang mengeluarkan ucapan itu disebut hakim. Rasulullah menjadi hakim karena mendapat risalah dari yang Maha Hakim.Tidak ada sumber lain kata hikmah kecuali dari Al-Qur’an. Karenanya ulama banyak mengeluarkan kata-kata hikmah disebabkan mereka terinpirasi dari Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah saw.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA