a. Pertemuan Sekolah dan Komite Sekolah. Pertemuan untuk mufakat adalah suatu hal penting untuk dilakukan dalam memulai suatu kegiatan, terutama kegiatan yang telah diprogramkan. Pertemuan sekolah antara kepala sekolah dan guru-guru dengan komite sekolah merupakan agenda awal yang harus dilakukan dalam perencanaan pementasan teater. Pementasan teater sebagai wahana aktivitas dan kreativitas pembelajaran seni di sekolah tanpa melibatkan unsur-unsur pemegang kebijakan pendidikan seperti, guru kesenian. Bagian dari perencanaan yang telah diprogramkan akan mengalami banyak kendala terutama dukungan moral dan material yang berasal dari peserta didik atau orang tua kamu (kebijakan komite sekolah). Hal ini akan menyebabkan adanya persoalan teknis dan non teknis di lapangan.b. Pembentukan Panitia Inti. c. Penentuan Naskah Lakon. Penentuan lakon atau naskah lakon adalah tanggungjawab seorang sutradara dan diputuskan secara bersama dengan pertimbangan; Apakah sesuai atau tidak tematik lakon yang dibawakan dengan tingkat kemampuan dan sasaran penonton ? Mengapa naskah atau lakon tersebut yang dipilih? Hal ini jelas harus memiliki alasan positip bagi kemajuan bersama dari peluang yang memungkinkan. Bagaimana merealisasikannya? Hal ini pun harus disesuaikan dengan kemampuan atau kekuatan yang dimiliki berupaya mencari peluang yang memungkinkan, biasanya benturannya masalah pendanaan. Pementasan teater, dapat diselenggarakan dalam lingkup yang besar, artinya melibatkan personal yang banyak dengan sejumlah proses latihan yang cukup panjang dan biaya yang dibutuhkan pun akan lain dengan pementasan teater dalam lingkup kecil. Sebaiknya, karena lingkupnya sekolah dan menyangkut pembelajaran. Kamu dianjurkan yang sederhana saja tetapi diberi pengalaman berkesenian secara optimal, terutama dalam memperlakukan lakon hendaknya dilakukan dengan teknik analisis terhadap lakon.d. Menyusun Panitia. Pengorganisasian dalam pementasan teater di sekolah lebih sesuai dengan bentuk organisasi panitia. Pola ini bersifat praktis dan tentative (sewaktu-waktu) artinya panitia dibentuk sesuai dengan kapasitas kebutuhan yang dibentuk dan dibubarkan sesuai dengan batas waktu berakhir. e. Tugas dan Tanggung Jawab Panitia. Hal ini dilakukan agar panitia yang satu dengan yang lainnya terjadi satu kesatuan; saling menghormati, saling mempercayai, menjunjung azas kekeluargaan dan menghindari overlapping, artinya mengerjakan suatu pekerjaan orang lain yang sebenarnya bukan tugas dan tanggungjawab dirinya. Sehingga mendorong terjadinya bias dan ketidak jelasan tugas dan tanggungjawab dalam mekanisme kerja. f. Menyusun Jadwal Produksi dan Pementasan. Jadwal produksi atau jadwal kegiatan produksi dan pementasan atau lebih populer dengan istilah time schedule merupakan langkah berikutnya setelah kita menyusun panitia. Jadwal produksi berisi susunan materi program dan urutan waktu dalam menyiapkan pementasan dari masingmasing bidang, baik kegiatan artistik maupun non artistik. Jadwal produksi didasarkan atas perhitungan efisensi waktu dan proses latihan materi seni dan produksi serta efektivitas pementasan teater dengan cara pemberdayaan sumber-sumber yang ada dan cenderung hemat tetapi tidak mengurangi kualitas seni teater yang dihasilkan. Time Schedule berfungsi memberi gambaran, dan penjelasan tentang rencana pementasan berdasarkan target waktu, target tujuan, target proses dan target hasil. Hal ini memudahkan seluruh panitia untuk mengetahui, memahami dan melaksanakan agenda sesuai dengan prosedur yang harus ditempuh. Time schedule itu ibarat kompas atau peta konsep yang akan dijalani dan agar tidak tersesat dalam menghadapi banyak kendala serta persoalan di lapangan kelak. g. Menyusun Proposal Pementasan Teater. Akhir dari merancang pementasan teater adalah seorang pimpinan produksi mengimplementasikannya dalam bentuk proposal pementasan. Proposal dapat diartikan sebagai pengajuan kegiatan yang akan dilaksanakan. Hal ini, berfungsi untuk pihak-pihak yang memiliki legalitas dan membutuhkan kegiatan kerjasama, terutama dalam hal lampiran: perijinan, kemitraan, donasi, dan publikasi.
Langkah-Langkah dan Cara Merancang Pementasan Teater - Jika sebelumnya admin blog ini telah membahas biografi lengkap dari tokoh tari yang bernama bapak Bagong Kussudiardja, maka kali ini admin ingin melanjutkan ke pembahasan selanjutnya, yakni tentang cara merancang pementasan teater. Seperti apakah langkah-langkah merancang pementasan teater? Kamu bisa melihat penjelasannya pada artikel di bawah ini Seni Teater adalah salah satu bentuk kegiatan manusia yang secara sadar menggunakan tubuh sebagai unsur utama. Seni teater disebut juga seni pertunjukan yang ditunjang dengan unsur gerak, suara, bunyi, dan rupa yang dijalin dalam sebuah cerita pergulatan tentang kehidupan manusia. Pada pelaksanaannya seni teater selalu membutuhkan banyak orang. Hal ini dikenal sebagai seni kolektif satu dengan yang lain saling membutuhkan karena itu memerlukan keterlibatan banyak orang. Pementasan teater supaya lebih terarah perlu dibentuk kepanitiaan yang akan bertanggung jawab pada bidang kerjanya masing-masing. 1. Membentuk PanitiaKetika kamu membentuk kepanitiaan yang harus diperhatikan adalah menyatukan hati dan kesadaran semua yang terlibat untuk tujuan yaitu membuat pementasan yang baik, berhasil, dan sukses. Pementasan harus terlaksana sebagai sebuah pertunjukan yang memberikan pembelajaran berharga bagi semua pendukung dan penonton. Kepanitiaan bekerja dengan baik sehingga berhasil mendatangkan penonton yang banyak yang bisa menghargai pementasan kita. Kesuksesan yang diraih memotivasi kita untuk mementaskan kembali pertunjukan yang baru dengan lebih baik lagi ke depannya. Jika panitia sudah terbentuk maka menyusun tugas, fungsi, dan tanggung jawab setiap unit sehingga lebih mudah dalam melakukan organisasi kerja. Panitia merupakan organisasi yang bertanggung jawab penuh terhadap keberhasilan pelaksanaan pementasan teater. Setiap anggota panitia akan mengetahui kepada siapa memberikan laporan jika ada permasalahan di lapangan. Ketua panita merupakan manajer di dalam organisasi pementasan. Ketua bertanggung jawab terhadap keberhasilan pementasan. Anggota panitia memiliki kewajiban untuk saling membantu dengan unit lain sehingga beban kerja terbagi rata. Setelah panitia sudah terbentuk, maka langkah selanjutnya adalah membagi tugas masing-masing anggota panitia.2. Membuat Rancangan PentasPembuatan rancangan pentas harus menyesuaikan dengan kebutuhan dari naskah yang sedang digarap. Naskah yang bercerita tentang lingkungan di hutan, maka harus merancang setting atau latar belakang panggung berupa gambar hutan lengkap dengan pohon-pohon yang dibuat tiga dimensi. Perlengkapan properti atau peralatan yang mendukung suasana di atas pentas perlu dibuat seperti batu-batu, ranting, rumah kayu, dan sebagainya. Setting dan properti sebaiknya dengan kreativitas dan memanfaatkan bahan-bahan bekas yang dibentuk menjadi benda yang punya nilai keindahan. Pengetahuan tentang tata teknik pentas diperlukan untuk mengenal bagaimana kerja yang baik dalam merancang pementasan. Pengenalan istilah tempat pementasan untuk teater dan beberapa jenis arena pentas bisa memberikan gambaran untuk lebih kreatif dalam merancang pementasan. Panggung yang dimaksud bukan hanya berupa panggung teater yang sudah resmi dibangun dalam gedung pertunjukan. Kamu bisa menggunakan ruang kelas, aula sekolah, bahkan lapangan sekolah bisa dijadikan panggung tempat pertunjukan teater. Kreativitas dan pemahamanmu tentang tata pentas bisa terwujud.
3. Melakukan LatihanProses latihan sangat diperlukan dalam merancang pementasan teater. Tidak ada keberhasilan tanpa usaha dan kerja keras. Latihan teater biasanya dipimpin oleh pelatih teater atau koordinator latihan. Latihan yang mengarah pada pementasan biasanya dilakukan langsung oleh sutradara yang ditunjuk untuk menangani pementasan. Latihan yang baik diawali dengan latihan rutin berupa pemanasan, olah tubuh yang berguna mempersiapkan kebugaran pemain, dan olah suara yang berguna untuk kesiapan peralatan suara pemain. Waktu latihan yang teratur dan mencukupi dalam setiap minggunya, maka pementasan yang baik bisa terwujud. Sebelum latihan mengarah pada naskah untuk pementasan, sebaiknya kamu melakukan latihan-latihan untuk mengasah kemampuan spontanitas, improvisasi, berupa permainan-permainan peran atau Roleplay.Itulah pembahasan kami seputar cara merancang pementasan teater, bagi kamu yang memiliki tugas sekolah tentang ini, kamu bisa jadikan artikel ini sebagai referensi pembelajaran kamu. |