Pada pergelaran alat musik seperti gamelan, calung, angklung, atau kolintang terlihat setiap instrumen dimainkan oleh orang yang berda-beda. Pada gamelan, saron dimainkan secara berbeda dengan bonang, berbeda pula dengan kenong, juga dengan gong, apalagi dengan gendang. Tidak hanya cara memainkannya, tetapi nada yang dimainkannya pun berbeda. Jika di tengah-tengah konser gamelan tiba-tiba seluruh instrumen dihentikan dan hanya saron yang bermain, tentu tidak akan dihasilkan harmoni yang indah.
Ansambel berasal dari bahasa Perancis yang berarti suatu rombongan musik atau sandiwara. Jadi, pengertian ansambel adalah kelompok kegiatan musik dengan jenis kegiatan seperti yang tercantum dalam sebutannya. Biasanya tampil sebagai hasil kerja sama peserta, di bawah pimpinan seorang pelatih. Misalnya, ansambel tari dan nyanyi, ansambel rekorder, ansambel gitar. Ada tiga jenis alat musik yang biasanya dimainkan dalam ansambel, yaitu alat musik melodis, ritmis, dan harmonis.
Penyebutan ansambel bergantung pada jenis alat musik yang dimainkan. Ada ansambel yang menggunakan alat musik yang sama jenisnya, ada pula yang menggunakan alat musik beraneka jenisnya. Oleh karena itu, permainan ansambel dibedgkan menjadi dua jenis, yaitu sebagai berikut.
Namun, ada pula ansambel yang memainkan beberapa jenis aiat musik tertentu yang masih tergolong dalam jenis yang sama. Misalnya, ansambel gesek. Alat musik yang dimainkan mungkin biola, selo, dan kontra bas, tetapi semuanya masih tergolong alat musik gesek. Ansambel tersebut juga masih tergolong ansambel sejenis. Selain itu, terdapat juga ansambel perkusi yang memainkan alat musik, seperti rampak gendang dan gamelan. Permainan ansambel campuran melibatkan permainan aneka macam alat musik, seperti alat musik tiup, gesek, petik, dan perkusi. Permainan ansambel campuran yang melibatkan banyak macam alat musik membutuhkan pemain yang memiliki kecakapan memainkan musik yang berbeda-beda. Agar dapat bermain ansambel, pemain harus menguasai permainan alat-alat musik. Ditinjau dari fungsinya, alat musik dikelompokkan menjadi tiga, yaitu alat musik melodis, alat musik ritmis, dan alat musik harmonis.
Alat musik melodis berfungsi membawakan melodi suatu lagu. Sebagai pembawa lagu, alat musik ini memiliki nada-nada sehingga dapat mengeluarkan rangkaian nada dalam lagu. Termasuk alat musik melodis adalah suling, biola, rebab, saran, pianika, rekorder, dan mandolin. Pianika tergolong sebagai alat musik tiup. Bentuknya seperti organ atau piano berukuran kecil. Cara memainkannya adalah dengan menekan tuts seperti memainkan organ atau piano, hanya bunyi yang dihasilkan berasal dari udara yang ditiupkan ke alat. Pianika biasanya digunakan untuk memainkan melodi pokok. Tuts pianika ada yang berwarna putih yang berfungsi untuk memainkan nada-nada pokok atau asli dan ada pula yang berwarna hitam untuk memainkan nada-nada kromatis (naik atau turun Yi nada). Saat memainkan pianika, mulut bertugas meniup, tangan kiri memegang pianika, dan tangan kanan menekan tuts untuk memainkan melodi lagu. Hal yang perlu diperhatikan dalam bermain pianika adalah sebagai berikut.
2. Alat Musik Ritmis Alat musik ritmis berfungsi untuk memberikan irama karena alat musik ini tidak memiliki nada. Alat musik yang termasuk ritmis adalah triangle, gendang, tamborin, ketipung, tifa, kastanyet, dan drum. Contoh Partitur untuk Drum 3. Alat Musik Harmonis Alat musik harmonis adalah alat musik yang berfungsi melodis dan sekaligus ritmis. Alat musik ini mampu menghasilkan nada dan juga dapat dimainkan sebagai pengiring dalam paduan nada atau yang lazim disebut akor. Alat yang termasuk jenis alat musik harmonis adalah piano, organ, kibor, gitar, siter, dan sasando. MENGENAL ALAT MUSIK KHAS INDONESIA
Tiap-tiap daerah memiliki keunikan dalam seni musiknya. Tidak hanya dalam hal instrumen keunikan itu terlihat, tetapi juga dalam hal melodi, ritme, harmoni, warna, maupun dalam karya musik secara keseluruhannya. Tiap-tiap daerah juga memberikan nama tersendiri untuk seni musiknya.
Kolintang semula hanyalah nama alat musik perkusi tradisional Sulawesi Utara sejenis gambang yang terbuat dari bilah-bilah kayu. Namun, setelah dikreasikan sedemikian rupa dengan memfungsikan alat-alat musik tersebut untuk melodi, ritem, dan bas, akhirnya dari alat-alat musik tersebut dapat disajikan permainan instrumen yang khas. Karena itu, sajian musik tersebut dinamai sesuai dengan nama alat musiknya, yaitu kolintang. Biasanya sajian orkes kolintang dipakai untuk mengiringi lagu-lagu daerah Sulawesi Utara, misalnya 11 0 Ina Ni Keke 11. Akan tetapi, saat ini kolintang sudah lazim untuk mengiringi lagu-lagu daerah lain, bahkan lagu mancanegara. 2. Karawitan atau Gamelan
Seni musik karawitan dikenal di Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, dan Jawa Barat. Seni musik ini menggunakan seperangkat instrumen perkusi yang dinamakan gamelan. Sistem nada gamelan berbeda dengan sistem nada instrumen musik Barat. Sistem nada gamelan menggunkan tangga nada pentatonis dan memiliki dua sistem laras, yaitu laras slendro dan laras pelog. Jarak nada dalam 1 oktaf sistem laras slendro
Titilaras Gamelan Jawa Slendro
Titilaras Gamelan Jawa Slendro
Di bawah ini adalah beberapa contoh partitur musik gamelan.
Angklung adalah alat musik tradisional dari etnis Sunda di Jawa Barat, terbuat dari bambu, yang dibunyikan dengan cara digoyangkan (bunyi disebabkan oleh benturan badan pipa bambu) sehingga menghasilkan bunyi yang bergetar dalam susunan nada 2, 3, sampai 4 nada dalam setiap ukuran, baik besar maupun kecil. Laras (nada) alat musik angklung sebagai musik tradisi Sunda dahulunya bertitilaras pentatonis, tetapi sesuai dengan perkembangan zaman, angklung juga dikembangkan dengan menggunakan titilaras diatonis. Terdapat beberapa contoh seni pertunjukan angklung, yaitu angklung Buncis (Priangan atau Bandung), angklung badud (Priangan Timur atau Ciamis), angklung bungko (lndramayu), angklung gubrag (Bogor), angklung ciusul (Banten), angklung dog-dog Lojor (Sukabumi), angklung badeng (Malangbong, Garut), dan angklung daeng yang identik dengan angklung nasional dengan tangga nada diatqnis, yang dikembangkan sejak 1938. Angklung khas Indonesia ini berasal dari pengembangan angklung Sunda. Angklung Sunda yang bernada lima (salendro atau pelog) oleh Daeng Sutigna alias Si Etjle (1908-1984) diubah nadanya menjadi tangga nada Barat (solmisasi) sehingga dapat memainkan berbagai lagu lainnya. Hasil pengembangannya kemudian diajarkan ke siswa-siswa sekolah dan dimainkan secara orkestra besar.
Calung adalah alat musik Sunda yang m1np dengan angklung. Berbeda dengan angklung yang dimainkan dengan cara digoyangkan, calung dimainkan dengan cara dipukul batangnya (wilahan, bilah) yang terbuat dari ruas-ruas (tabung bambu) yang tersusun menurut titilaras (tangga nada) pentatonis (da-mi-n.a-ti-la). Jenis bambu untuk pembuatan calung kebanyakan dari awi wulung (bambu hitam), namun ada pula yang dibuat dari awi temen (bambu yang berwarna putih). Pengertian ca lung selain sebagai alat musik juga melekat dengan sebutan seni pertunjukan. Ada dua bentuk calung Sunda yang dikenal, yakni calung rantay dan calung jinjing.
Sasando merupakan alat musik petik yang berasal dari Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur. Nama sasando berasal dari bahasa Rote, sasandu, yang artinya alat yang bergetar atau berbunyi. Sasando mirip dengan instrumen petik lainnya seperti gitar, biola, dan kecapi.
|