Sampai saat ini, metode kerokan masih banyak digunakan untuk menyembuhkan masalah pada tubuh yang dikenal sebagai masuk angin. Bahkan pada ibu hamil, kebiasaan kerokan juga masih sering dilakukan. Show
Padahal kenyataannya, dalam dunia medis istilah masuk angin tidak ada lho, Ma. Masuk angin sering diartikan sebagai masalah dengan gejala mual, badan terasa tidak nyaman, lemas, hingga rasa ingin muntah terus-menerus. Kondisi ini disebut juga sebagai dispepsia atau mirip juga dengan mag. Ini merupakan adanya rasa tidak nyaman atau nyeri di saluran pencernaan bagian atas. Termasuk di antaranya perut, kerongkongan dan usus. Gejala dari dispepsia seperti kembung, mual dan terus-menerus bersendawa. Oleh sebab itu, kondisi ini populer dengan sebutan ‘masuk angin’. Meski kerokan diklaim bisa menyembuhkan masuk angin dan membuat tubuh terasa lebih nyaman, namun sebaiknya hal ini tidak dilakukan pada ibu hamil, terutama di trimester pertama dan kedua. Ada beberapa risiko yang bisa dialami oleh ibu hamil, terutama jika kehamilannya termasuk sensitif, Ma. Apa saja ya efek buruk dan risiko dari kerokan pada ibu hamil? Berikut informasinya dari Popmama.com: 1. Memudahkan kuman masuk dan memicu infeksiFreepik/YanalyaDisampaikan oleh dokter spesialis kebidanan dan kandungan RSIA Bunda Menteng Jakarta, dr Sita Ayu Arumi, SpOG, kerokan sebaiknya dihindari dan tidak dilakukan oleh ibu hamil. Kepada Popmama.com, dr Sita menjelaskan bahwa kerokan menimbulkan luka di kulit. Nah, luka ini kemudian bisa memudahkan kuman masuk sehingga ibu hamil rentan mengalami infeksi. Ya, saat kerokan pori-pori kulit akan terbuka selama beberapa saat. Di saat inilah kemudian bakteri dan virus dapat masuk dengan mudah ke dalam tubuh ibu hamil. Semakin sering ibu hamil kerokan, maka semakin besar pula risikonya untuk terpapar bakteri dan virus. Infeksi yang terjadi pun nantinya bisa mengganggu kesehatan janin di dalam kandungan. 2. Meningkatkan risiko inflamasiFreepikPada dasarnya, kerokan juga memicu terjadinya inflamasi atau radang pada permukaan kulit. Ini yang kemudian membuat bekas kerokan menjadi tampak merah atau kadang berwarna lebih gelap. Kondisi ini terjadi karena pembuluh darah di bagian bawah permukaan kulit melebar, dan diharapkan aliran darah akan menjadi lebih lancar. Pada ibu hamil, inflamasi atau radang yang terjadi ini juga berisiko menimbulkan reaksi tubuh yang membuat suhu badan Mama menjadi naik. Inflamasi yang berlebihan dan terus-terusan juga berisiko memecahkan pembuluh darah kapiler ibu hamil. Oleh sebab itu, sebaiknya ibu hamil tidak kerokan dulu, ya. EDITORS' PICKS
3. Terjadi kontraksi diniFreepik/OnlyyouqjIbu hamil terutama saat usia kehamilannya sudah memasuki usia trimester pertama atau kedua. Mengapa? Saat kerokan, tubuh akan mengalami reaksi inflamasi seperti disebutkan di atas. Nah, pada waktu itu, tubuh bisa mengeluarkan zat sitokin yang kemudian memicu produksi hormon prostaglandin. Pengeluaran hormon prostaglandin ini sebenarnya berbahaya jika dialami oleh ibu hamil, terutama di trimester pertama atau kedua. Sebab akan memicu terjadinya kontraksi pada rahim. Jika terus-terusan terjadi, ibu hamil dapat mengalami keguguran atau kontraksi dini. Baca juga:Fakta Kontraksi Palsu yang Bermanfaat untuk Persalinan 4. Terjadinya kelahiran prematurPexels/Freestocks.orgApabila kerokan dilakukan terlalu sering, maka intensitas risiko kontraksi dini pun akan menjadi semakin besar. Nah, pada akhirnya situasi ini juga bisa menimbulkan risiko kelahiran prematur. Ini karena janin dan tubuh Mama sudah merespons inflamasi yang terjadi secara tidak wajar. Terutama jika kerokan dilakukan pada ibu hamil saat usia kehamilannya di bawah 37 minggu, kerokan terutama di bagian belikat dan pinggang juga bisa memicu produksi hormon oksitosin. Keluarnya hormon ini kemudian dapat menyebabkan kontraksi dini juga dan kelahiran prematur. Baca juga:Hati-Hati! Ini Risiko dan Pemicu Bayi Lahir Prematur 7 Bulan 5. Pengganti kerokan untuk mengatasi masuk angin pada ibu hamilFreepikJika memang tubuh Mama terasa tidak nyaman, begah, kembung, mual, ingin muntah, serta lemas, sebaiknya hindari menjadikan kerokan sebagai solusi utama. Sebab meskipun bisa membuat Mama nyaman, tapi risikonya berbahaya. Untuk mengganti kebiasaan kerokan, lebih baik ibu hamil dipijat. Pijatan dapat membantu Mama merasa lebih nyaman dan sekaligus membantu meredakan rasa pegal di area punggung, bahu, kaki dan tangan. Pijatan juga sebaiknya dilakukan secara perlahan, tidak terlalu ditekan, serta menggunakan minyak esensial yang tidak terlalu panas. Hindari memijat di area dekat perut dan di perut secara langsung karena dikhawatirkan bisa mengganggu janin. Sementara itu, menurut dr Sita cara lain yang bisa Mama lakukan juga untuk membantu membuat tubuh lebih sehat saat hamil adalah dengan mengonsumsi cukup vitamin C dan istirahat yang cukup. Vitamin C secara alami bisa Mama dapatkan dari buah-buahan seperti jeruk, mangga dan jambu biji. Jangan lupa makan makanan bergizi dan cukupi kebutuhan cairan dengan minum air putih secara teratur ya, Ma! Bagi masyarakat Indonesia, kerokan merupakan metode pengobatan yang paling sering dilakukan ketika sedang masuk angin. Tak terkecuali bagi ibu hamil. Semakin memerah bagian kulit setelah kerokan, diyakini penyakit yang ada dalam tubuh juga dapat hilang. Namun, amankah ibu hamil kerokan? Jika dilihat secara medis, kerokan memang memiliki pro dan kontra. Akan tetapi bagi ibu hamil, sebaiknya kerokan harus dihindari karena memiliki risiko tertentu. Risiko Kerikan Bagi Ibu HamilSebenarnya, bila ditilik lebih lanjut ibu hamil kerokan berdampak buruk pada kesehatan Mom maupun janin dalam kandungan. Selain itu juga memperburuk risiko-risiko lainnya. Setidaknya berikut beberapa risiko kerokan yang penting untuk Mom ketahui. 1. Dapat Memunculkan InfeksiRisiko pertama yang akan dialami oleh ibu hamil ketika kerokan adalah munculnya infeksi pada kulit. Infeksi tersebut pada akhirnya dapat menyebabkan luka. Kemudian, bila dibiarkan luka tersebut rentan untuk terpapar bakteri maupun virus. Virus dan bakteri tersebut dikhawatirkan dapat mengganggu kesehatan janin di dalam kandungan. 2. Risiko Inflamasi yang TinggiSelain memicu infeksi, ibu hamil kerokan juga bisa memicu inflamasi atau radang yang terjadi pada permukaan kulit. Ini disebabkan karena adanya pembuluh darah yang ada di bagian bawah permukaan kulit semakin melebar. Namun, pada ibu hamil inflamasi ini justru membuat suhu badan menjadi naik. Buruknya lagi Mom, bila inflamasi terjadi secara terus menerus juga dapat memecahkan pembuluh darah kapiler. Tentu ini sangat berbahaya bagi ibu hamil. 3. Dapat Menyebabkan Kontraksi DiniKerokan di sisi lain juga bisa menyebabkan terjadinya kontraksi dini pada ibu hamil. Sebab, saat kerokan tubuh mampu mengeluarkan zat sitokin dan pada akhirnya memunculkan hormon prostaglandin. Keluarnya hormon prostaglandin tersebut cukup berbahaya. Terutama pada usia kehamilan memasuki trimester pertama dan kedua. Kemudian, ini bisa memicu kontraksi di rahim dan jika dibiarkan maupun terjadi secara terus menerus bisa mengalami keguguran maupun kontraksi dini. 4. Risiko Kelahiran PrematureIbu hamil kerokan ternyata juga bisa menyebabkan risiko kelahiran bayi premature Mom. Ini terjadi karena ketika sering kerokan maka kontraksi dini pun semakin intens. Pada kondisi seperti inilah sangat rentan kelahiran bayi secara prematur. Hal tersebut juga dikarenakan antaran janin dan tubuh Mom merespons inflamasi secara tak wajar. Terlebih lagi jika kerokan dilakukan saat usia kehamilan di bawah 37 minggu. Kerokan pada pinggang juga dapat memicu produksi hormon oksitosin yang juga bisa menyebabkan kelahiran prematur. Apa yang Seharusnya Ibu Hamil LakukanSetelah Mom mengetahui risiko ibu hamil kerokan, lantas apa yang seharusnya dilakukan bagi bumil agar tetap aman dan nyaman saat masuk angin? Memang sebagian orang menganggap kerokan sebagai pengobatan penting. Akan tetapi, bagi ibu hamil sebaiknya lebih bijak untuk menangani penyakit seperti masuk angin dengan cara dipijat. Dengan melakukan pijatan yang tepat dan perlahan ke bagian yang membuat Mom tidak nyaman, maka dapat menghindari gangguan kesehatan. Misalnya saja seperti rasa nyeri dan pegal pada bagian punggung dan pinggang. Kemudian, Mom perlu untuk menghindari pijatan di area dekat perut maupun perut dengan langsung. Sebab, ini bisa mengganggu jesehatan janin dalam kandungan. Sudah tahu kan Mom jika ibu hamil kerokan sebenarnya dapat mengganggu kesehatan bagi Mom maupun janin dalam kandungan. Maka, sebaiknya lakukan pengobatan yang tepat untuk menghindari hal yang tak diinginkan ya! |