Bisakah kerjasama dapat menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan jelaskan

“No Man is an Island” (John Donne) mempunyai makna yang sangat berarti dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara termasuk dalam masa pandemi ini. Tidak ada manusia yang bisa hidup sendiri, setiap individu membutuhkan orang lain. Hal ini selaras dengan fitrah manusia sebagai mahluk sosial.

Sebagai mahluk sosial, manusia membutuhkan orang lain dalam kehidupannya. Oleh sebab itu, manusia membentuk kelompok dan bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama. Hal inilah yang mendorong rakyat Indonesia, pada masa kemerdekaan, membentuk “kelompok” besar yang disebut bangsa Indonesa.

Lonjakan Covid-19 dan Penanganannya

Sekitar Juni lalu, Indonesia mengalami lonjakan pasien Covid-19 yang luar biasa. Salah satu penyebabnya adalah masuknya varian Delta ke Indonesia yang penularannya lebih cepat dari varian Covid-19 awal. Jumlah yang terinfeksi Covid-19 melonjak sangat cepat di dunia termasuk Indonesia.

Lonjakan yang sangat signifikan dan tiba-tiba tersebut mengakibatkan pemerintah mengambil langkah-langkah yang terstruktur dan komprehensif. Langkah tersebut antara lain 1) melakukan percepatan vaksinasi kepada masyarakat menjadi 1 juta/per hari untuk menciptakan herd imunity. 2) Menambah fasiltas kesehatan (faskes) misalnya jumlah tempat tidur/ruang isolasi Covid-19, obat-obatan/alkes dan tenaga kesehatan. 3) Mengkampanyekan protokol kesehatan (prokes) pencegahan Covid-19 melalui 5M yaitu Memakai masker, Menjaga jarak, Mencuci tangan, Menjauhi kerumunan dan Mengurangi mobiltas 4) Memberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala mikro untuk daerah zona merah. Tujuan PPKM adalah membatasi mobilitas dan interaksi masyarakat untuk mengurangi penyebaran Covid-19.

Kebersamaan dan Kerjasama di Tengah Pandemi

Kondisi dan langkah yang diambil Pemerintah di atas menandakan bahwa kondisi Indonesia tidak dalam keadaan yang biasa-biasa. Bangsa Indonesia dan dunia sedang menghadapi musuh yang sama, tidak kasat mata, mempengaruhi kondisi kesehatan masyarakat dan dampak ekonomi yang luar biasa. Oleh sebab itu dibutuhkan kebersamaan dan kerjasama dari seluruh komponen bangsa, bergandeng tangan, meninggalkan egoisme kelompok dan perbedaan pandangan politik untuk menghadapi pandemi Covid-19.

Kebersamaan akan memberikan energi kepada bangsa Indonesia dalam menghadapi pandemi dan berusaha untuk memberikan yang terbaik. Kebersamaan akan menciptakan mental, tekad, persatuan dan kesatuan yang kuat untuk mencapai keberhasilan. “Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh”.Kerjasama akan menyatukan energi seluruh komponen bangsa (misalnya Pemda, tokoh masyarakat/agama/politik, pengusaha, mahasiswa dan masyarakat) untuk mencapai tujuan bersama. Dengan kerjasama akan tercipta kekuatan yang luar biasa dalam mengatasi pandemi Covid-19.

Sebagai institusi terdepan dalam penanganan pandemi Covid-19, Pemda dapat melakukan konsolidasi internal dan membangun sinergi dengan institusi eksternal. Konsolidasi internal dilakukan untuk memastikan aparat desa/kelurahan, kecamatan dan seluruh OPD terkait bekerja maksimal dalam menangani Covid-19. Pemda harus memastikan ketersediaan faskes/alkes, obat-obatan, tenaga kesehatan dan masyarakat melaksanakan prokes yang ketat.

Pemda juga harus bersinergi dengan institusi terkait misalnya instansi Pemerintah Pusat, tokoh masyarakat/agama, pengusaha dan lain-lain. Kepala daerah diharapkan menjadi pemimpin yang efektif dalam menghadapi pandemi Covid-19. "Pemimpin yang efektif bukan soal pintar berpidato dan mencitrakan diri agar disukai. Kepemimpinan tergambar dari hasil kerjanya, bukan atribut-atributnya." - Peter F. Drucker

Tokoh masyarakat/agama/politik seharusnya merupakan panutan masyarakat sebagaimana digambarkan oleh Ki Hajar Dewantara “Ing Ngarso Sug Tulodo, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wury Handayani”. Para tokoh tersebut diharapkan dapat membangun optimisme, kebersamaan dan mendukung kondusifitas di tengah masyarakat.

Pengusaha merupakan mitra strategi pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19. Dengan sumberdaya yang dimiliki, pengusaha dapat membantu pemerintah menyediakan faskes/alkes, obat-obatan dan lain-lain yang dibutuhkan. Pengusaha diharapkan meningkatkan bela rasa dan menghindarkan praktik-praktik bisnis yang kurang baik misalnya menimbun barang-barang yang dibutuhkan masyarakat.

Mahasiswa sebagai calon pemimpin masa depan bangsa dapat memberikan pemikiran yang konstruktif dalam menangani Covid-19 dan menjadi bagian problem solver. Tindakan nyata dapat juga dilakukan dengan membantu pemerintah meningkatkan kesadaran rakyat untuk menerapkan prokes, menebarkan optimisme melalui media sosial secara massif.

Peran masyarakat dalam penanganan Covid-19 sangat penting dengan menerapkan prokes yang ketat dan menjaga kesehatan. Masyarakat juga dapat meningkatkan solidaritas dengan membantu sesama yang membutuhkan.

Jangan lelah mencintai NKRI dengan meningkatkan kebersamaan dan kerjasama dalam menghadapi pandemi Covid-19.


(Kakanwil DJKN, Kemenkeu Kalbar, Edward Nainggolan)

Selasa, 11 Juli 2017 Oleh : admin

Sabtu mendatang tanggal 10 November akan kita peringati sebagai hari pahlawan. Apakah pahlawan kita yang berjuang merebut dan mempertahankan kemerdekaan mengharapkan diperingati oleh seluruh bangsa Indonesia ? Tentu jawabannya TIDAK. Akan tetapi sebagai generasi penerus bangsa tentunya kita harus dapat melaksanakan harapan para pahlawan kita dengan mengisi kemerdekaan yang sudah mereka rebut dengan susah payah dengan mengorbankan harta, benda, bahkan jiwa raganya.

Sewaktu saya SD, saya masih ingat dengan guru saya yang mengajar pelajaran Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB) yang mungkin diantara pembaca tidak tahu mata pelajaran tersebut. Dari penjelasan Beliau yang masih ku ingat adalah, “Bangsa yang besar adalah bangsa yang mengingat jasa para pahlawannya”.

Tapi menurut saya, dalam situasi republik ini yang kacau balau, peringatan hari pahlawan merupakan momentum yang baik untuk meneladani pahlawan kita dan mengaplikasikannya kedalam sikap dan perilaku kita di dalam mengisi kemerdekaan ini, antara lain :

1. Semangat Nasionalisme dan Patriotisme yang tinggi.

Dewasa ini sangat sedikit dari putra putri komponen anak bangsa yang memiliki semangat nasionalisme, bahkan rasa bangga menjadi bangsa Indonesia sudah tidak ada lagi karena sedikitnya prestasi bangsa ini dimata dunia internasional. Di tingkat pemerintahanpun rasa nasionalismenya juga menurun terbukti dengan alasan ekonomi global dan untuk go publik menjadikan perusahaan milik pemerintah yang notabene untuk mensejahterakan rakyatnya dijual ke investor asing.

2. Persatuan dan Kesatuan.

Kalau dilihat sekarang rasa persatuan dan kesatuan sudah dibilang tidak ada lagi. Dari segi pemerintahan banyak kebijakan yang lebih mengutamakan golongannya saja dan tidak memperhatikan apakah kebijakan tersebut akan merugikan pihak lain. Begitu juga adanya gesekan di masyarakat seperti perkelahian pelajar maupun tawuran antar kampung sering sekali terjadi.

3. Kebersamaan dan Tanggung jawab.

Sekarang ini rasa kebersamaan juga apalagi tanggung jawab bisa dikatakan nyaris tidak ada. Sebagai contoh lihat saja suatu pemerintahan daerah banyak diantara mereka antara gubernur, bupati, maupun walikota dengan wakilnya tidak sejalan. Di samping itu juga diantara mereka kurang bertanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya.

4. Cinta Tanah Air.

Kepedulian terhadap bumi pertiwi kita Indonesia Juga luntur, sebagai contoh orang yang mempunyai potensi demi kemajuan bangsa ini lebih memilih berkarir di luar negeri dengan alasan kurangnya perhatian pemerintah dan kecilnya gaji yang diperoleh.

5. Rela berkorban tanpa pamrih.

Terlebih lagi semangat rela berkorban yang dicontohkan para pahlawan yang rela berkorban apa saja bahkan nyawanya, sekarang boro-boro berkorban tapi justru yang dipikirkan bagaimana bisa dapat untung. Contohnya sangat banyak…..

Oleh karena itu mari kita sama-sama merenung dan bertindak sesuai dengan kapasitas kita masing-masing dalam mengisi kemerdekaan ini dengan meneladani para pahlawan kita. Bravo Indonesia…

sumber : https://www.kompasiana.com/ibnufajar75/55193403a33311d515b65952/apa-yang-harus-kita-teladani-dari-para-pahlawan

cara menjaga keutuhan negara Indonesia adalah dengan menjaga persamaan yang ada. persamaan yang dimiliki bangsa Indonesia diikrarkan dalam Sumpah Pemu … da. persamaan yang dimaksud adalahA.AgamaB.Bahasa indonesiaC.Warna KulitD.Suku​

3 sikap penanggulangan norma kesusilaan ​

tuliskan bahan bahan alam yang dapat digunakan untuk membuat lampion​

1. tuliskan 5 nilai Pancasila pada sila pertama2. jelaskan arti Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum3. tuliskan 5 arti penting Pancasila … sebagai pandangan hidup bangsa4. sebutkan 3 arti penting Pancasila sebagai dasar negara5. tuliskan isi pasal 33 ayat 1 - 4​

carilah soal pkn kls VII bab​

Kaidah negara yg fenda metal

tuliskan 3ciri ciri kesimpulan yang baik​

mengapa kita harus mencintai produk dalam negeri​

Sebutkan dua contoh perilaku sesuai norma dalam kehidupaan di sekolah.

Bagaimana cara menghargai usaha orang lain? jelaskan!.