Berikut yang bukan nama ragam gerak pada tari Padhang ulan adalah

Merdeka.com, Banyuwangi - Puluhan siswa dari perwakilan sekolah se- Kabupaten Banyuwangi saling unjuk kemampuan di hadapan juri lomba Tari Padhang Ulan, satu dari puluhan tari kreasi di Kabupaten Banyuwangi yang populer di tahun 1970-an.

Dari siswa, Tari Padang Ulan berupaya dilestarikan dan dikenalkan. "Kalau Gandrung sudah pernah, ini coba milih tari Padang Ulan untuk dilombakan, agar lebih dikenal para siswa," kata Slamet Diarjo, Guru Jurusan Tari SMKN 1 Banyuwangi, Sabtu (10/11).

SMKN 1 Banyuwangi yang menjadi tuan rumah sekaligus penyelenggara lomba, sudah memiliki jurusan tari sejak 2015. Penari-penari baru dari kalangan muda akhirnya bisa mempelajari sisi seni tari secara akademis.

Slamet mengaku, anak didiknya tidak hanya belajar dan menari di ruang akademis, namun juga sering tampil di desanya masing-masing.

"Konsepnya membuat mereka bisa jadi 'artis', Anak-anak (para siswa jurusan tari) di desanya sudah tampil untuk panggung seni mulai janger dan pertunjukan seni lainnya," terangnya.

Menari, kata Slamet perlu dasar akademis untuk memperkuat teknik, hingga mendalami filosofi gerak tari. "Jurusan tari, para siswa belajar dasar tari, olah tubuh, kreativitas, sama tata busana," katanya.

Tari Padang Ulan, katanya, merupakan jenis kreasi dari seniman. Sementara tari yang tumbuh dari masyarakat di Banyuwangi seperti Gandrung, Seblang, Keboan dan Barong.

Selain Padang Ulan, di Banyuwangi punya puluhan tari kreasi yang lahir dari sanggar-sanggar seni. Dari puluhan sanggar yang ada, masing-masing minimal memiliki 5 tari kreasi.

"Ada juga yang satu sanggar punya 15 tari kreasi. Di Banyuwangi ada 24 sanggar, tiap sanggar ada 5 saja bisa dikalikan," jelasnya.

Sementara itu, penari senior Banyuwangi, yang menciptakan tari kreasi Padang Ulan, Sumitro Hadi (67) menjelaskan, tari Padhang Ulan dikreasi pada tahun 1969 dan kembali disempurnakan pada tahun 1975. ""Tahun 1969 masih seperti tari matrap, serampang 12," katanya.

Setiap padhang ulan, masyarakat nelayan di kawasan pesisir dan pantai akan libur melaut. Padhang Ulan dalam Bahasa Jawa berarti terang bulan, sebagai salah satu tanda para nelayan bakal sulit mencari ikan dikala sinar bulan terang benderang. Untuk mengisi waktu senggang, para nelayan punya budaya menikmati malam sambil memandang bulan di tepi pantai. Tepatnya, kata Sumitro, memadu kasih.

"Kalau sudah Padhang Ulan, banyak yang di pantai boom. di pantai, pelabuhan, orang-orang muda pada geredoan (pacaran). Sekarang ada tapi sembunyi-sembunyi. kalau dulu terang-terangan. Tarian ini menceritakan Anak-anak muda bercengkrama di pantai, laki perempuan. Senang-senang," jelasnya.

Sumitro mengatakan, tarian Padhang Ulan sangat populer di tahun 1970-an. Dia sendiri sering tampil di acara hajatan mulai dari kampung-kampung, kabupaten, hingga ke Jakarta.

"Padhang Ulan tari yang paling in (hits) itu, tahun 70-an. Ke jakarta tampil puluhan kali. Saya artis dari kampung ke kampung, sak kabupaten," kata pria kelahiran 1951 ini.

Sebagai kreator tari, Sumitro menilai tari Padhang Ulan masih kalah pupuler dengan jenis tari lainnya karena pergeseran gaya hidup yang dipengaruhi zaman.


"Ya kurang terkenal karena zaman, kalau di Surabaya di STKW (Sekolah Tinggi Kesenian WIlwatikta) harus bisa nari, ISI Solo juga, saya ngajar di sana," jelas pria kelahiran Gladak, Rogojampi, Banyuwangi ini.

Jakarta -

Gerak dasar tari merupakan hal penting yang harus dipelajari dan dikuasai oleh penari. Hal ini dikarenakan gerak dasar merupakan unsur pokok dalam tari yang berfungsi membentuk kesatuan tarian utuh dan menciptakan keindahan.

Perlu diketahui, setiap tarian memiliki gerak dasar tari yang beragam. Hal inilah yang menyebabkan setiap tarian memiliki ciri khas dan keunikan dalam gerakannya.

Gerak dasar tari juga tidak terpaku pada gerak tari baku sehingga dapat dikembangkan menjadi gerak tari kreasi. Namun, pada dasarnya gerak dasar tari terbagi menjadi empat bagian, yaitu gerak dasar kepala, tangan dan lengan, badan, serta kaki.

Gerak Dasar Tari

Mengutip buku Seni Budaya Kelas X yang ditulis oleh Zackaria Soetedja, dkk., berikut ini merupakan beberapa gerak dasar tari yang umumnya terdapat pada tari tradisi pada sejumlah daerah di Indonesia.

1. Gerak dasar kepala

a. Gilek: Kepala bergerak membuat lengkungan ke bawah, kiri, dan kanan.
b. Galieur: Gerak halus pada kepala yang dimulai dengan menarik dagu. Kemudian, ditarik dengan leher kembali ke arah tengah.
c. Pacak gulu atau Jiling: Menggerakkan kepala ke kiri dan ke kanan secara cepat.
d. Gelengan kepala tengok ke kanan dan kiri.

2. Gerak dasar tangan dan lengan

a. Ngithing

Mempertemukan jari tengah dan ibu jari sehingga membentuk lingkaran, serta menekuk semua jari membentuk setengah lingkaran.

b. Nyampurit (Sunda) atau nyempurit (Jawa)

Menempelkan ujung ibu jadi dan ujung jari telunjuk. Lalu, jari tengah dan jari manis ditekuk ke bawah membentuk setengah lingkaran, sedangkan jari kelingking diarahkan ke atas sehingga bentuknya menyerupai kepala burung.

c. Ngrayung

Membuka telapak tangan dan menekuk ibu jari menempel ke telapak tangan.

d. Pa'blang (Betawi)

Meluruskan kedua tangan ke atas dengan telapak tangan mengaah ke atas.

e. Capang (Sunda)

Gerakan membengkokan salah satu tangan.

f. Ukel

Gerakan memutar pergelangan tangan dengan arah berlawanan jarum jam dengan posisi tangan ngitihng.

3. Gerak dasar badan

a. Hoyog: Gerakan badan dicondongkan ke samping kanan atau kiri.
b. Engkyek: Gerakan badan dicondongkan ke kiri atau kanan dengan sikap tangan lurus ke samping.
c. Polatan: Gerakan arah pandangan.
d. Oklak: Gerak dasar tari dengan menggerakkan pundak ke depan dan belakang.
e. Entrag: Menghentakkan badan ke bawah berkali-kali seperti gerakan per yang ditekan dan dilepas kembali.


4. Gerak dasar kaki

a. Debeg: Gerak dasar tari kaki dengan menghentakkan ujung telapak kaki.
b. Gejuk: Menghentakkan kaki ke belakang dengan posisi jinjit.
c. Adeg-adeg: Kesiapan sikap dasar kaki pada saat mulai menari.
d. Wedhi kengser (Jawa) dan Seser (Sunda): Gerakan menggeser telapak kaki ke samping kanan dan kiri.
e. Trecet: Gerakan bergeser ke samping kiri atau kanan dengan kaki jinjit dan lutut ditekuk.
f. Trisig (Jawa): Gerakan berpindah tempat, maju, mundur, dan berputar. Gerakan ini dilakukan dengan berlari kecil sambal berjinjit dan tubuh agak merendah.
g. Tunjak tancep: Gerak dasar tari sikap berdiam diri.

Gerak Dasar Tari Jawa

Gerak pada tarian tradisi Jawa biasanya tertuju pada gerakan yang tumbuh dan berkembang di keraton atau istana. Setiap gerakan yang berkembang di keraton memiliki aturan, makna, serta fisolosofi tersendiri.

Beberapa gerak dasar tari tradisi Jawa adalah srisig, sabetan, hoyog, lumaksana, kengser, seblak sampur, dan ulap-ulap. Gerak tari tradisi Jawa memiliki ciri khas gerakan yang lembut.

Gerak Dasar Tari Betawi

Tari tradisi Betawi dikelompokkan menjadi dua jenis, yakni Tari Topeng dan Tari Cokek. Untuk membentuk satu tarian utuh, tari tradisi Betawi memiliki gerak dasar tari yang terdiri dari gibang, selancar, rapat nindak, kewer, pakblang, goyang plastik, dan gonjingan.
Gerak dasar tari ini dapat dikembangkan menjadi gerak yang lebih ritmis dengan ruang gerak yang lebih luas.

Gerak Dasar Tari Bali

Tarian merupakan bagian penting dari kehidupan masyarakat Bali. Hampir semua rutinitas keagamaan, maupun upacara adat semuanya mengandung unsur tarian.

Gerak dasar tari tradisi Bali terdiri dari, ngumbang, agem, angsel, piles, dan ngeseh. Gerakan tari Bali yang dinamis ini dilengkapi dengan gerakan mata (nyeledet) yang menjadi ciri khas tari Bali.

Gerak Dasar Tari Toraja (Sulawesi Selatan)

Ciri khas dari Tari Pa'gellu asal Toraja adalah seorang penari yang menari di atas Gendang. Gerak dasar tari dari tari Pa'gellu adalah gerak pa'gellu, pa'tabe, pa'gellu tua, pang'rapa pentalun, panggirik tangtaru, dan pa'tutu.
Setiap gerakan dalam Tari Pa'gellu ini merupakan simbol keseharian masyarakat Toraja dengan nilai filosofi yang dianut dalam aturan dan adat leluhur mereka.

Demikianlah penjelasan mengenai gerak dasar tari pada beberapa daerah di Indonesia. Detikers berminat untuk mempelajari salah satunya?

Simak Video "Tari Kecak Uluwatu Bali yang Sarat dengan Filosofi Mistis"



(erd/erd)

# Tantangan hari ke 39 #

# Gerak Dasar Tari Tradisi Minang Kabau #

Pertemuan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Seni Budaya dan Prakarya tingkat MTs/MA se Kota Padang dilaksanakan tanggal 21 februari 2020, di MTsN 6 Kota Padang. Sesuai dengan tujuan MGMP ini, yaitu meningkat profesionalitas Guru Seni Budaya dan Prakarya dalam proses pembelajaran di kelas-kelas, dan menjadi fasilitator pengtransfer ilmu yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik, Dalam program kerja kegiatan MGMP yang telah tersusun, materi pertemuan disesuaikan dengan materi ajar di semester dua, baik untuk Seni Budaya, maupun untuk Prakarya. Pada pertemuan ke empat ini materi kegiatan adalah tentang Tari Tradisional, kegiatan yang diisi oleh pemateri dari guru-guru Seni dilingkungan MTs/MA sekota padang menjadikan peserta sangat antusias untuk mengikutinya, karena materi Tari yang disampaikan dalam kegiatan praktek gerak dasar Tari Tradisional Minang Kabau.

Gerak dasar tari tradisional minang kabau terdiri dari :

1. Pitungguah Tangah

2. Pitungguah kanan

3. Pitungguah kiri

4. Pitungguah depan

5. Pitungguah belakang

6. Lapieh Jerami

7. Simpie

8. Anak main

9. Cabiek kain

10. Tuduang aie

11. Pijak baro

12. Langkah panjang

13. Gerak penutup

Pitungguah adalah gerak untuk ketahan tubuh yang berasal dari kaki yang ditekukkan (kuda-kuda), kudo-kudo dalam gerak tari minang sangat menentukan akan gerak-gerak yang lainnya, maka kunci gerak tari tradisional minang terletak pada kekuatan pitungguan, baik tengah, kanan, kiri, depan, atau belakang. Lapiah jerami (menjalin batang padi) adalah gerak yang melambangkan kehidupan masyarakat agraris, yang kesehariannya pergi kesawah untuk bertani. Simpie adalah gerak jari tangan yang melentik (jentik jari). Anak main adalah gerak tari yang diamabil dari permainan anak-anak seperti melompat. Cabiek kain adalah gerak tari bagaimana seseorang merobek kain (cabiek kain), sperti cabiek kain yang dilkukan oleh pedagang kain dipasar. Tuduang aie adalah gerak tari yang diambil dari cara menutup air, gerak tari Minang berkembang dari gerak menutup air. Pijak baro (Injak api) adalah gerak seperti orang menginjak bara api (jinjik). Langkah panjang adalah gerak seperti berlari tapi tidak berlari, dan gerak penutup adalah gerak sebagai penutup rangkaian gerak. Gerak dasar tari tradisional minang kabau berasal dari gerak-gerak yang menggambarkan tentang kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat dalam kehidupannya sehari-hari.

Tari adalah seni gerak tubuh, yaitu gerak yang sudah distilir, yang diiringi dengan musik. Pada zaman modern gerak tari minang sudah mulai mendapat perubahan-perubahan namun tidak meninggal asal geraknya, gerak yang sudah distilir (diperhalus) mendapat modifikasi dari gerak-gerak yang lebih modern.

# Padang, 22 Februari 2020 #