Berikut ini yang bukan objek dari penginderaan jauh yakni

Ilustrasi penginderaan jauh. Foto: NASA

Di zaman modern ini, pemetaan sudah banyak menggunakan penginderaan jauh. Yang dimaksud penginderaan jauh (inderaja) adalah ilmu, seni, dan teknologi untuk mendapatkan informasi tentang suatu objek, daerah, atau gejala di permukaan bumi dengan menggunakan suatu alat tanpa kontak langsung dengan objek yang dikaji.

Objek, daerah, atau gejala tersebut direkam menggunakan wahana seperti satelit, pesawat udara, dan balon udara. Penginderaan jauh ini telah banyak dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan di bidang kelautan, ilmu bumi, dan lain-lain.

Agar lebih paham, simak informasi lengkapnya berikut ini:

Manfaat Penginderaan Jauh

Manfaat inderaja di antaranya yaitu:

  • Pemetaan geologi dan geomorfologi, misalnya eksplorasi mineral dan energi.

  • Pemetaan terjadinya suatu fenomena di muka bumi, misalnya kebakaran, banjir, degradasi lahan, perubahan lahan, dan lain-lain.

  • Melakukan pemantauan daerah bencana misalnya kebakaran, pemantauan aktivitas gunung berapi, dan pemantauan persebaran debu vulkanik.

  • Melakukan studi perubahan pantai, erosi, dan sedimentasi.

Contoh hasil penginderaan jauh pada kebakaran hutan. Foto: NASA

Komponen Penginderaan Jauh

Penginderaan jauh memiliki beberapa komponen yang saling mendukung. Berikut ini adalah komponen-komponen penginderaan jauh yang dihimpun dari berbagai sumber:

Tenaga yg dimaksud dalam penginderaan jauh yaitu sumber pencahayaan dalam menerangi objek. Sumber tenaga yang utama dalam penginderaan jauh adalah radiasi sinar matahari sebagai tenaga alami.

Jika perekaman tersebut dilakukan pada malam hari maka dibuat tenaga buatan berupa tenaga elektromagnetik. Proses perekaman obyek melalui pancaran tenaga buatan ini disebut sistem aktif.

Hanya sebagian kecil tenaga elektromagnetik dari radiasi sinar matahari yang dapat mencapai permukaan bumi. Bagian spektrum elektromagnetik yang mampu melalui atmosfer dan dapat mencapai permukaan bumi disebut jendela atmosfer. Inilah yang digunakan dalam proses penginderaan jauh.

  1. Interaksi Tenaga dengan Obyek

Interaksi tenaga elektromagnetik dengan benda-benda yang ada di permukaan bumi terjadi dalam empat bentuk, yaitu penerusan, pantulan, scattering, dan penyerapan. Interaksi tenaga dengan obyek inilah yang direkam oleh sensor.

Interaksi tenaga dengan obyek dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya kekasaran permukaan obyek, jenis material, kelembaban obyek, dan waktu. Interaksi ini mempengaruhi kecerahan gambar obyek pada citra.

Jika karakteristik objek di permukaan bumi bertekstur halus, permukaan objek akan bersifat seperti cermin sehingga hampir semua energi dipantulkan dengan arah yang sama atau disebut specular reflection.

Sementara itu jika permukaan objek memiliki tekstur kasar, maka hampir semua tenaga dipantulkan ke berbagai arah atau disebut diffuse reflection.

Ilustrasi penginderaan jauh. Foto: NASA

Sensor adalah alat yang digunakan untuk melacak, mendeteksi, dan merekam suatu objek dalam daerah jangkauan tertentu. Semakin kecil objek yang dapat direkam sensor, semakin baik resolusi spasial dari citra yang dihasilkan. Sensor dibedakan menjadi dua, yakni sensor fotografi dan sensor elektrik.

Perolehan data adalah cara memperoleh atau mengekstraksi data dari citra. Perolehan data dapat dilakukan secara manual, yaitu dengan interpretasi visual. Foto udara pada umumnya diinterpretasi dengan cara ini.

Ada juga perolehan data secara numerik atau digital, yaitu dengan menggunakan komputer. Hasil penginderaan jauh secara elektronik dapat diinterpretasi secara manual maupun secara digital.

Keberhasilan proses penginderaan jauh bergantung pada diterima atau tidaknya hasil penginderaan jauh oleh para pengguna data. Pengguna data bisa perorangan, kelompok, badan, atau pemerintah.

Agar bisa diterima, penginderaan jauh harus menunjukkan kemanfaatannya bagi pengguna, misalnya untuk keperluan perencanaan atau pemantauan.