Oleh Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir Al-Bashri Ad-Dimasyqi: Firman Allah subhanahu wa ta’ala : Bagi manusia ada malaikat–malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Artinya, ada malaikat–malaikat yang selalu menjaga hamba Allah secara bergiliran, ada yang di malam hari, ada pula yang di siang hari untuk menjaganya dari hal-hal yang buruk dan kecelakaan-kecelakaan. Selain dari itu ada dua malaikat lain lagi yang bertugas menjaga dan memeliharanya, yang satu ada di belakangnya, yang lain ada di depan. Malaikat–malaikat di malam hari dan malaikat–malaikat di siang hari silih berganti menjaga kalian, dan mereka berkumpul di waktu salat Subuh dan salat Asar. Mereka (para malaikat malam hari) menjawab, "Kami datangi mereka sedang mereka dalam keadaan salat dan kami tinggalkan mereka sedang mereka dalam keadaan salat." Di dalam hadis lain disebutkan: Sesungguhnya bersama kalian selalu ada malaikat–malaikat yang tidak pernah berpisah dengan kalian, terkecuali di saat kalian sedang berada di kakus dan ketika kalian sedang bersetubuh, maka malulah kalian kepada mereka dan hormatilah mereka. Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: Bagi manusia ada malaikat–malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah Ikrimah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman Allah subhanahu wa ta’ala : …mereka menjaganya atas perintah Allah. Mujahid mengatakan bahwa tiada seorang hamba pun melainkan ada malaikat yang ditugaskan untuk menjaganya di saat ia tidur dan di saat ia terbangun, yakni menjaganya dari kejahatan jin, manusia, dan hewan buas. Kecuali apabila ada sesuatu yang ditakdirkan oleh Allah, maka barulah dapat mengenainya. As-Sauri telah meriwayatkan dari Habib ibnu Abu Sabit, dari Sa’id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: Bagi manusia ada malaikat–malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya. Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: Bagi manusia ada malaikat–malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya. Sehubungan dengan tafsir ayat ini Ikrimah mengatakan bahwa mereka adalah para amir yang dikawal oleh para penjaga di depan dan di belakangnya. Makna lahiriah ayat ini —hanya Allah yang lebih mengetahui— bahwa yang dimaksud oleh Ibnu Abbas, Ikrimah, dan Ad-Dahhak dalam ungkapannya masing-masing menunjukkan bahwa penjagaan para malaikat kepada setiap hamba Allah menyerupai penjagaan para pengawal kepada raja dan amir mereka. Imam Abu Ja’far ibnu Jarir sehubungan dengan hal ini telah meriwayatkan sebuah hadis garib. Ia mengatakan: telah menceritakan kepadaku Al-Musanna, telah menceritakan kepada kami Ibrahim ibnu Abdus Salam ibnu Saleh Al-Qusyairi, telah menceritakan kepada kami Ali ibnu Jarir. dari Hammad ibnu Salamah, dari Abdul Humaid ibnu Ja’far, dari Kinanah Al-Adawi yang mengatakan bahwa Usman ibnu Affan masuk ke dalam rumah Rasulullah ﷺ, lalu ia bertanya, "Wahai Rasulullah, ceritakanlah kepadaku tentang seorang hamba, ada berapa malaikatkah yang selalu menyertainya?" Rasulullah ﷺ bersabda, "Seorang malaikat berada di sebelah kananmu yang mencatat amal baikmu, ia adalah kepala (pemimpin) dari malaikat yang ada di sebelah kirimu. Apabila kamu melakukan suatu kebaikan, maka dicatatkan sepuluh kebaikan, dan apabila kamu mengerjakan suatu keburukan (dosa), maka malaikat yang ada di sebelah kirimu berkata kepada malaikat yang ada di sebelah kananmu, ‘ Bolehkah aku mencatatnya?’ Malaikat yang di sebelah kanan menjawab, ‘Jangan, barangkali dia memohon ampun kepada Allah dan bertobat kepada-Nya.’ Malaikat yang ada di sebelah kiri meminta izin kepada yang ada di sebelah kanan sebanyak tiga kali. Dan apabila dia telah meminta izin sebanyak tiga kali, maka barulah malaikat yang di sebelah kanan berkata, ‘Catatlah, semoga Allah membebaskan kita darinya. Seburuk-buruk orang yang kita temani adalah orang yang sedikit perasaan muraqabah-nya (diawasi oleh Allah) dan sedikit malunya terhadap kita.’ Allah subhanahu wa ta’ala, berfirman: ‘Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir. ‘(QS. Qaaf [50]: 18) Ada dua malaikat lagi, yang seorang berada di hadapanmu, dan yang seorang lagi berada di belakangmu. Allah subhanahu wa ta’ala, berfirman: Bagi manusia ada malaikat–malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya., hingga akhir ayat. Imam Ahmad rahimahullah mengatakan: telah menceritakan kepada kami Aswad ibnu Amir, telah menceritakan kepada kami Sufyan, telah menceritakan kepadaku Mansur, dari Salim ibnu Abul Ja’d, dari ayahnya, dari Abdullah yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda: "Tiada seorang pun di antara kalian melainkan telah ditugaskan untuk menemaninya teman dari jin dan teman dari malaikat." Mereka bertanya, "Juga engkau, wahai Rasulullah?" Rasulullah ﷺ menjawab, "Juga diriku ini, tetapi Allah menolongku terhadap gangguannya. Karena itu, tiadalah menganjurkan kepadaku kecuali hanya kebaikan belaka." Hadis diriwayatkan oleh Imam Muslim secara munfarid (menyendiri). Firman Allah subhanahu wa ta’ala : …mereka menjaganya atas perintah Allah. Menurut suatu pendapat, makna yang dimaksud ialah mereka menjaganya atas perintah dari Allah subhanahu wa ta’ala, Demikianlah menurut riwayat Ali ibnu Abu Talhah dan lain-lainnya, dari Ibnu Abbas. Qatadah telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: …mereka menjaganya atas perintah Allah. Menurut sebagian qiraat, ada yang membacanya dengan bacaan berikut: Yahfazunahu biamrillah, yakni mereka menjaganya dengan perintah Allah.’ Ka’bul Ahbar mengatakan, "Seandainya tampak bagi anak Adam semua kemudahan dan semua kesulitan, tentulah ia akan melihat segala sesuatu dari hal tersebut sebagai sesuatu yang meyakinkannya. Sekiranya Allah tidak menugaskan malaikat–malaikat untuk menjaga kalian dalam makanan, minuman, serta aurat kalian, niscaya kalian akan binasa." Abu Umamah mengatakan bahwa tiada seorang anak Adam pun melainkan ditemani oleh malaikat yang menjaganya hingga ia menyerahkannya kepada apa yang telah ditakdirkan bagi anak Adam yang bersangkutan. Abu Mijlaz mengatakan bahwa seorang lelaki dari Bani Murad datang kepada Ali r.a. yang sedang salat, lalu lelaki itu berkata, "Sesungguhnya setiap orang lelaki selalu ditemani oleh dua malaikat yang menjaganya dari hal-hal yang tidak ditakdirkan untuknya. Apabila takdir telah datang untuknya, maka kedua malaikat itu menjauh darinya. Sesungguhnya ajal itu adalah benteng yang sangat kuat." Sebagian ulama tafsir mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: …mereka menjaganya atas perintah Allah. Ruayah itu sendiri termasuk bagian dari takdir Allah. Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Sa’id Al-Asyaj, telah menceritakan kepada kami Hafs ibnu Gayyas, dari Asy’as, dari Jahm, dari Ibrahim yang mengatakan bahwa Allah pernah memerintahkan kepada salah seorang nabi dari kalangan kaum Bani Israil, Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Hal ini disebutkan dalam suatu hadis yang berpredikat marfu. |