Berdasarkan gambar diatas gambar manakah yang merupakan produk unggulan klaten

Produk khas Klaten ada tujuh item yang diunggulkan Pemkab setempat.

Solopos.com, KLATEN – Pemkab Klaten memetakan ada tujuh produk unggulan yang memunculkan ciri khas produk asli Klaten.

PromosiCara Meningkatkan Omzet & Performa di Tokopedia, Enggak Sulit Kok!

Tujuh produk unggulan Klaten yakni batik, lurik, logam, konveksi, mebel, keramik, serta tembakau. Selain itu, ada enam produk andalan serta tujuh produk potensial. Keluarnya produk unggulan itu berdasarkan hasil kajian yang dilakukan pada 2015.

Kabid Perencanaan Ekonomi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Klaten, Wahyu Haryadi, mengatakan kajian dilakukan guna mendongkrak produk daerah serta diharapkan bisa menjadi ikon Kabupaten Klaten.

Kajian mengacu pada kriteria yang sudah ditetapkan pada Permendagri No. 9/2014 tentang Pedoman Pengembangan Produk Unggulan Daerah.

Dari 12 kriteria, sembilan kriteria digunakan untuk penilaian. Kesembilan kriteria itu disebut sudah mewakili untuk menentukan produk unggulan.

Sembilan kriteria yakni ketersediaan pasar, teknologi dan sarana prasarana produksi, penyerapan tenaga kerja, ketersediaan bahan baku, harga, modal, sumbangan perekonomian daerah, unsur sosial budaya, serta manajemen.

Berdasarkan gambar diatas gambar manakah yang merupakan produk unggulan klaten

“Untuk unsur sosial budaya, ini melihat kearifan lokal. Apa produk yang dijual bisa jadi ciri khasi daerah. Itu memberi dampak sosial atau tidak ke masyarakat sekitar,” ungkapnya saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Jumat (29/1/2016).

Wahyu menjelaskan penilaian dilakukan oleh konsultan yang didampingi tim teknis dari pemkab. Sebelum penilaian, dilakukan pengumpulan data produk dari masing-masing kecamatan.

“Sebelumnya itu pada 2014 kami minta dari masing-masing kecamatan menyampaikan data produk di daerah mereka yang menjadi database. Kemudian disusun kajian dan analisis diperdalam mengacu pada Permendagri. Dalam penilaian itu kami juga masukkan analisis lainnya supaya penilaian produk unggulan lebih tepat,” katanya.

Wahyu menjelaskan produk unggulan bakal ditetapkan melalui keputusan bupati. Setelah penetapan itu, pemkab melakukan pengembangan melalui promosi, peningkatan kualitas, dan standardisasi produk.

“Harus dilatih dan bina sumber daya manusianya, menciptakan iklim usaha kondusif, kemudahan akses permodalan, diversifikasi produk, lalu pengembangan pasar tidak hanya lokal tetapi regional,” ungkapnya.

Wahyu mencontohkan salah satu produk unggulan yakni batik sudah didorong agar lebih memiliki ciri khas Klaten.

“Kami sudah fasilitasi membuat desain batik khas Klaten. Batik itu didesain ada motif melati, padi, keramik, serta gunungan yang menggambarkan Klaten merupakan kabupaten pedalangan. Selain itu, ada motif garis-garis yang menggambarkan lurik. Ini yang dilakukan memperkuat branding melalui kekuatan desain,” urai dia.

Kabid Perindustrian Disperindagkop Klaten, Yoenanto Sinung Nugroho, mengatakan produk asal Klaten beragam. Hampir setiap kecamatan memiliki sentra industri yang terbagi dalam 11 klaster. Saking banyaknya produk, membuat pemkab kesulitan menentukan produk yang bisa menjadi ciri khas Klaten.

Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini". Klik link https://t.me/soloposdotcom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

BUPATI Klaten Sri Hartini dalam keputusannya No 050/84 Tahun 2016 telah menetapkan tujuh produk unggulan daerah Kabupaten Klaten. Ketujuh produk unggulan daerah tersebut, yaitu batik, lurik, konveksi, tembakau asepan dan rajangan, mebel, keramik, dan logam.

Hal itu dikemukakan Kepala Sub-Bidang Evaluasi dan Litbang Bappeda Klaten, Sri Yuwana Haris Yulianta, dalam diskusi grup terfokus (FGD) perumusan tema dokumen SIDa Kabupaten Klaten. Diskusi ini diikuti para stakeholder dan klaster produk unggulan daerah.

Produk unggulan batik di Klaten, tersebar di Kecamatan Bayat, Kalikotes, dan Kemalang. Kemudian, produk lurik di Kecamatan Cawas, Bayat, Trucuk, Pedan, dan Karangdowo. Sedangkan produk konveksi di Kecamatan Wedi, Pedan, Ngawen, Ceper, dan Klaten Selatan.

Produk unggulan tembakau asepan dan rajangan tersebar di Kecamatan Trucuk, Wedi, Bayat, Gantiwarno, Kebonarum, Jogonalan, Kalikotes, Ngawen, Ceper, Pedan, Tulung, Karanganom, Jatinom, Kemalang, Klaten Selatan, dan Klaten Utara.

Lantas, produk unggulan mebel terdapat di beberapa lokasi, yaitu di Kecamatan Trucuk, Cawas, Juwiring, dan Klaten Utara. Keramik di Kecamatan Wedi dan Bayat. Sedangkan produk unggulan logam di Kecamatan Ceper, Karanganom, Delanggu, dan Polanharjo.

"Gelar FGD dalam rangka mencapai visi Kabupaten Klaten, yaitu terwujudnya Kabupaten Klaten yang maju, mandiri, dan berdaya saing, serta penyusunan peta rencana (road map) penguatan SIDa," kata Haris.

Guna mewujudkan visi tersebut, ditetapkan delapan misi pembangunan daerah, antara lain meningkatkan dan mengembangkan ekonomi daerah yang lebih produktif, kreatif, inovatif, dan berdaya saing. (OL-5)

KLATEN – Dalam rangka mencapai Kabupaten Klaten yang maju, mandiri, dan berdaya saing, Pemkab Klaten menetapkan tujuh produk unggulannya. Ketujuh produk tersebut adalah batik, lurik, konveksi, tembakau asepan dan rajangan, mebel, keramik, serta logam.

“Penetapan tujuh produk unggulan tersebut dituangkan dalam keputusan Bupati Klaten bernomor 050/84 Tahun 2016,” kata Kepala Sub Bidang Evaluasi dan Litbang Bappeda Klaten, Sri Yuwana Haris Yulianta, Senin (20/03).

Penetapan ini, imbuh Yuwana, juga dilakukan untuk memetakan rencana penguatan potensi ekonomi. Harapannya, bisa meningkatkan dan mengembangkan ekonomi daerah yang memiliki potensi produk-produk unggulan tersebut.

“Dengan demikian, visi Kabupaten Klaten yang maju, mandiri, dan berdaya saing bisa segera tercapai,” tambah Yuwana.

Lebih lanjut Yuwana menjelaskan, produk-produk unggulan yang ditetapkan tersebut tersebar dihampir seluruh wilayah Klaten. Seperti batik yang berada di Kecamatan Bayat, Kalikotes, dan Kemalang. Untuk lurik di Kecamatan Cawas, Bayat, Trucuk, Pedan, dan Karangdowo. Sedangkan konveksi ada di Kecamatan Wedi, Pedan, Ngawen, Ceper, dan Klaten Selatan.

“Sementara tembakau asepan dan rajangan tersebar di Kecamatan Trucuk, Wedi, Gantiwarno, Kebonarum, Jogonalan, Ngawen, Ceper, Pedan, Karanganom dan Jatinom. Mebel di Kecamatan Trucuk, Cawas dan Juwiring. Keramik di Kecamatan Wedi dan Bayat. Dan logam di Kecamatan Ceper,” pungkas Yuwana.

Jelaskan apa saja hubungan kerja sama dibidang sosial budaya dan pariwisata antar Indonesia dan Filipina

Keadaan arab di bidang ekonomi setelah masuk nya islam

mengapa pada penelitian kuantitatif skripsi jurusan pariwisata memerlukan data (contoh data kunjungan, data hunian hotel) sedangkan jurusan lain seper … tinya bisa dengan objek penelitian seperti restoran tanpa memerlukan data kunjungan? padahal variabel yang digunakan sama

Sebelum meninggalkan bandung selatan, anggota TRI dan pemuda kota bandung membumihanguskan bandung selatan yang dikenal dengan nama bandung lautan ap … i peristiwa itu terjadi pada tanggal

Orbit dari planet-planet mengelilingi matahari berbentuk elips adalah hukum...

Jenis kajian pemakai terdiri atas beragam kajian, mengkaji perilaku pengguna, persepsi pengguna terhadap suatu layanan dan pengaruh persepsi terhadap … layanan tertentu dan perlu dipertimbangkan unsur-unsur kajian.tentukan kajian pengguna berdasarkan kategori sumber informasi dan berikan contoh judul be kajiannya

apakah adab masih relevan dengan era milenial sekarang ini?​

Sebagai ketua rt pak Ahmad seringkali menjadi mediator atas beragam konflik individu yang timbul di lingkungan tempat tinggal nya yang multikultur den … gan mengacu pada peristiwa yang terjadi pada sahabat ali bin abi Thalib ketika memutus perkara baju perang besinya jika ada suatu kasus diantara warga yang berbeda identitasnya maka yang dilakukan oleh pak Ahmad adalah

Tolong dijawab dengan baik dan benar ya​

tuliskan pertayaan di foto.​