Berbaik sangka disebut dengan istilah

tirto.id - Berbaik sangka termasuk salah satu perilaku terpuji manusia dan dalam bahasa Arab disebut dengan istilah husnudzon.

Sebagai manusia, kita tidak hanya dianjurkan berbaik sangka kepada sesama, tetapi juga harus mampu berhusnudzon kepada Allah SWT.

Berbaik sangka kepada Allah SWT berkaitan dengan tingkat keyakinan yang dimiliki manusia terhadap Tuhannya agar tetap memiliki harapan.
Dikutip laman NU Online, seseorang yang selalu berbaik sangka kepada Allah umumnya tidak pernah mengandalkan amal, ilmu, dan keistimewaannya, karena dia yakin semua yang dimilikinya itu merupakan pemberian dari Allah SWT.

Selain itu, manusia yang berhusnudzon pada Allah adalah manusia yang selalu punya harapan.

Dalam modul Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas VIII (Kemenag: 2019), bagi orang yang berbaik sangka kepada Allah akan melahirkan pribadi yang memiliki kesalehan pribadi.

Kesalehan ini diwujudkan dalam bentuk ketaatan dalam menjalankan ibadah kepada Allah SWT.

Ketaatan dalam beribadah akan melahirkan sikap religius dalam diri seseorang, seperti ikhlas, sabar, tawadu, jujur, tawakal, kanaah, dan sebagainya. Sikap-sikap inilah yang disebut dengan kesalehan pribadi.Berbaik sangka kepada Allah hukumnya wajib. Rasulullah SAW bersabda:

"Berdoalah kepada Allah dalam keadaan yakin akan dikabulkan, dan ketahuilah bahwa Allah tidak mengabulkan doa dari hati yang lalai." (HR. Tirmidzi)

Dalam riwayat lain disebutkan:

"Sesungguhnya Allah berkata, 'Aku sesuai prasangka hambaku padaku. Jika prasangka itu baik, maka kebaikan baginya. Dan apabila prasangka itu buruk, maka keburukan baginya." (HR. Muslim)

Hikmah Berbaik Sangka kepada Allah SWT

Baik sangka kepada Allah akan menentukan nasib kita di Hari Akhir.Karenanya sebagai manusia, jangan pernah berputus asa dari rahmat dan kasih sayang. Kembalilah pada Allah walau sebesar apapun dosa yang pernah dilakukan.Meski demikian, berbaik sangka kepada Allah dalam segala kondisi dan keadaan harus pula disertai dengan amal saleh dan menjaga syariat-Nya.

Apabila berbaik sangka kepada Allah namun meremehkan perbuatan dosa, maka husnudzon itu tak akan ada manfaatnya.

Manfaat Berbaik Sangka


Ada banyak manfaat yang bisa diperoleh dari membiasakan berhusnudzon dalam kehidupan, berikut di antaranya seperti dilansir situs Kemenag:

1. Dicintai oleh Allah subhanahu wa ta'ala.

2. Mendapat ketenangan hidup. 3. Membentuk pribadi yang tangguh, tidak mudah putus asa dan selalu optimis. 4. Dijauhkan dari hal-hal buruk dan perbuatan munkar. 5. Mempererat tali persaudaraan sehingga terjalin ukhuwah yang mantap antar sesama muslim.

6. Mendapat timbal balik yang baik dari orang lain yang telah kita husnudzoni.

Ilustrasi Islami, muslim, silaturahmi. (Photo by mentatdgt from Pexels)

Liputan6.com, Jakarta Husnudzon adalah salah satu perilaku terpuji dalam Islam. Dalam akidah dan akhlak, husnudzon adalah kebalikan dari suudzon. Sikap ini memiliki banyak keutamaan dan manfaat jika dijalani. Husnudzon adalah sikap yang berkaitan dengan prasangka baik dalam kehidupan sehari-hari.

Husnudzon adalah perilaku yang bisa menjauhkan diri dari rasa khawatir berlebih dan pastinya, prasangka buruk. Husnudzon adalah perilaku baik yang bahkan tercantum dalam Al Qur'an. Dengan husnudzon, manusia belajar menyerahkan segala yang terjadi pada Allah SWT.

Salah satu kebaikan dari husnudzon adalah seseorang akan memiliki keyakinan bahwa semua kebaikan berasal dari Allah SWT. Husnudzon adalah sikap yang melahirkan hikmah bagi siapa saja yang melakukannya.

Berikut pengertian tentang husnudzon, ayat, dan manfaatnya, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Senin (29/06/2021).

Ilustrasi Hubungan Tali Silaturahmi Credit: freepik.com

Husnudzon atau husnuzan berasal dari dua kata, yaitu khusnu dan zan. Khusnu berarti baik dan zan berarti sangka. Husnudzon secara bahasa berarti prasangka yang baik. Sedangkan husnudzon secara istilah adalah sikap mental dan cara pandang yang menyebabkan seseorang melihat sesuatu dari sisi yang positif.

Dalam Islam, husnudzon adalah berbaik sangka terhadap segala ketentuan dan ketetapan Allah yang diberikan kepada manusia. Lawan kata husnudzon adalah suudzon yakni berprasangka buruk.

Sikap husnuzhan akan melahirkan keyakinan bahwa segala kenikmatan dan kebaikan yang diterima manusia berasal dari Allah. Bersikap husnudzon akan membuat kehidupan seseorang menjadi lebih tenang. Karena hidupnya senantiasa memandang orang lain melalui sisi yang positif.

Ilustrasi Al-Qur'an Credit: freepik.com

Allah SWT memerintahkan untuk berperilaku husnudzon. Sebagaimana firman Allah SWT yang berbunyi,

" Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang mengunjing sebagian yang lain. Apakah ada sebagian kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima Tobat Lagi Maha Penyayang." (QS. Al-Hujuraat: 12).

Ayat-ayat lain yang menjelaskan tentang berprasangka baik di antaranya adalah:

" Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (QS. Al Baqarah:216)

" Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): " Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir." (QS. Al-Baqarah 286)

" Mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” (QS. An-Nisa’: 19).

Ilustrasi Muslim - Image by Igor Ovsyannykov from Pixabay

Husnudzon memiliki beberapa macam. Macam-macam husnudzon di antaranya adalah:

Husnudzon kepada Allah SWT

Husnudzon kepada Allah SWT bermakna berbaik sangka atas segala yang telah ditetapkan. Husnudzon kepada Allah SWT membuat seseorang senantiasa mengambil hikmah dari setiap kejadian.

Husnudzon kepada Allah SWT terbagi menjadi beberapa bagian yaitu, husnudzon dalam ketaatan, husnudzon dalam menghadapi ujian, husnudzon dalam setiap nikmat yang dilimpahkan, dan husnudzon saat melihat ciptaan Allh SWT.

Husnudzon kepada Diri Sendiri

Husnudzon kepada diri sendiri membuat seseorang selalu menerima keadaanya. Ia tidak merasa apa yang terjadi dalam hidupnya sebagai sebuah beban. Husnudzon kepada diri sendiri akan menjadikan seseorang lebih bersyukur atas kehidupannya. Dan ia akan terus berusah berbuat kebaikan baik untuk dirinya maupun sesamanya.

Husnudzon terhadap Sesama Manusia

Husnudzon kepada sesama manusia akan membuat seseorang selalu berpikir positif sebelum bertindak. Sikap ini ditunjukkan dengan rasa senang, sikap hormat dan berpikiran positif kepada orang lain tanpa ada rasa curiga, dengki dan perasaan cemburu.

Sikap husnudzon terhadap sesama manusia merupakan tindakan yang terpuji. Sikap ini akan membawa kita kepada pikiran yang positif, sehingga kita dapat memandang orang lain dengan baik tanpa adanya prasangka negatif.

Ilustrasi Muslim - Image by İbrahim Mücahit Yıldız from Pixabay

- Melahirkan kesadaran bagi umat manusia, bahwa segala sesuatu di alam semesta ini berjalan sesuai dengan aturan dan hukum yang telah ditetapkan dengan pasti oleh Allah.

- Mendorong manusia untuk berusaha dan beramal dengan sungguh-sungguh untuk mencapai kehidupan yang baik di dunia dan di akhirat dan mengikuti hukum sebab akibat yang berlaku dan ketetapan Allah.

- Mendorong manusia untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT yang memiliki kekuasaan dan kehendak yang mutlak dan memiliki kebijaksanaan, keadilan, dan kasih sayang kepada makhluk-Nya.

- Menanamkan sikap tawakal dalam diri manusia karena menyadari bahwa manusia hanya bisa berusaha dan berdoa, sedangkan hasilnya diserahkan kepada Allah sebagai zat yang menciptakan dan mengatur kehidupan manusia.

- Sikap husnuzan mendatangkan ketenangan jiwa dan ketentraman hidup karena meyakini apa pun yang terjadi adalah atas kehendak Allah.