Berapa persen laptop harus di cas

windowscentral.com

Memakai laptop sambil di-charge terus menerus memang bukanlah tindakan yang bijak pada beberapa tahun atau satu dekade yang lalu. Akan tetapi seiring dengan perkembangan teknologi, hal ini bukanlah masalah yang besar jika dilakukan saat ini.

Sekarang, mayoritas laptop baru dibekali oleh baterai berjenis lithium-polymer atau lithium-ion. Keduanya mampu menghentikan proses pengisian daya ketika baterai sudah penuh. Jadi, kamu tak perlu takut akan risiko overcharging atau charge yang berlebihan.

Pertanyaan ini sering sekali kita dengar, berapa persen baterai laptop harus di isi atau cas?. Berikut kami berikan jawaban yang mungkin dapat membantu kalian semua.

Laptop akan cepat rusak apabila mati secara tiba-tiba, baik itu karena kehabisan baterai atau lain sebagainya. Oleh karena itu, baterai laptop harus diisi / cas ketika sudah tinggal 20%.

Hal tersebut bertujuan untuk mengantisipasi atau berjaga-jaga apabila laptop mati secara tiba tiba.

Apakah Laptop Harus Dimatikan Ketika Sedang Di Isi / Cas?

Pertanyaan kedua ini juga sering kali muncul diantara kita. Ngecas laptop dimatikan atau tidak?.

Jawabannya tergantung kondisi dan keadaan. Sebelum menuju jawabannya, akan kami berikan terlebih dahulu penjelasannya.

Laptop dimatikan pada saat mengisi daya / ngecas bertujuan agar daya laptop cepat terisi penuh. Hal ini terjadi karena kerja adaptor bisa fokus pada satu hal, yaitu mengisi daya saja.

Mengenai ngecas laptop dalam keadaan nyala, itu tidak berpengaruh terhadap kesehatan baterai itu sendiri.

Kecuali apabila laptop dalam keadaan panas / overheat, maka mengecas sambil laptop menyala sebaiknya dihindari. Karena hal ini dapat dengan mudah membuat komponen baterai menjadi rusak dan bocor.

Baca Juga -> Apa Itu VGA Card? Berikut Pengertian dan Fungsinya

Jangan Biarkan Laptop Mati Total

BACA JUGA:
6 Cara Menghemat Baterai Android yang Ampuh dan Mudah DilakukanCara Memperbaiki Laptop Mati Total, Jangan Buru-Buru Diservis

Cara merawat baterai laptop yang pertama ialah jangan membiarkan laptop Anda mati total karena kehabisan daya. Terkadang keasyikan mengerjakan tugas, menonton film, atau bermain game sampai lupa untuk segera charge laptop.

Segera pasang kabel charger laptop, sebelum daya baterai berada di bawah 20 persen. Membiarkan baterai habis hingga nol persen bisa berakibat fatal. Bisa mengakibatkan komponen dalam baterai jadi cepat rusak.

Advertisement

3 dari 9 halaman

Mengatur Cahaya Layar Mode Rendah

Apakah Anda tipe yang suka layar terang atau biasa saja? Perhatikan yang satu ini, cara merawat baterai laptop yang benar supaya awet selanjutnya ialah mengatur cahaya layar laptop Anda dengan mode rendah.Selain baik untuk kesehatan mata Anda, cara ini juga baik dalam menjaga kualitas baterai laptop. Pemakaian cahaya terlalu terang akan memakan banyak daya baterai dan cepat terkuras.

4 dari 9 halaman

5 Cara Cerdas Agar Baterai Laptop Berumur Panjang

January 5, 2018

Daya tahan baterai merupakan salah satu hal penting untuk diperhatikan ketika membeli sebuah laptop. Karena dengan daya tahan baterai yang baik tentunya akan sangat menunjang aktivitas sehari-hari lebih cepat dan maksimal. Apalagi buat spAcer yang terbiasa beraktivitas dengan perangat tersebut.

Saat ini, sudah banyak laptop yang memiliki baterai berkapasitas besar. Namun, kebiasaan dan cara spAcer merawat laptop bisa juga membuat performa baterai laptop menjadi berkurang, lho! Oleh karena itu, agar baterai laptop tidak cepat bocor atau rusak, ikuti beberapa tips merawat baterai laptop berikut ini, ya!

Cabut Charge Saat Sudah 100%

Penyebab utama cepatnya baterai laptop menjadi bocor adalah kebiasaan lupa mencabut charger saat baterai sudah full. Padahal, membiarkan arus listrik terus mengaliri baterai malah dapat merusak komponen-komponen di dalam baterai. Oleh karena itu, agar baterai laptop tetap awet, hindarilah mengisi daya saat kamu sedang tidur dan bepergian.

Hindari Laptop Mati Total

Gara-gara keasyikan nonton film atau main game, kamu seringkali lupa nge-charge laptop hingga akhirnya laptop mati total. Tanpa kamu sadari, kebiasaan membiarkan daya baterai sampai benar-benar habis atau mencapai 0% justru dapat berakibat fatal. Hal ini karena laptop yang tiba-tiba mati saat melakukan pekerjaan dapat mengakibatkan komponen dalam baterai menjadi cepat rusak. Jadi, usahakan untuk segera mengisi daya baterai sebelum daya baterai di bawah 20%.

Gunakan Charger Original

Pastikan kamu menggunakan charger yang original atau bawaan pabrikan laptop itu sendiri. Jangan pernah coba-coba menggunakan charger murahan atau barang KW hanya demi menghemat uang. Menggunakan charger tidak original bisa mengakibatkan arus listrik menjadi tidak stabil dan membuat baterai cepat rusak akibat lonjakan arus yang terlalu besar atau terlalu kecil.

Perhatikan Temperature Saat Nge-charge

Suhu adalah salah satu faktor yang memengaruhi kinerja baterai laptop kamu. Makanya, jangan biarkan laptop terkena atau berada dalam lingkungan dengan suhu terlalu ekstrem, baik terlalu panas maupun dingin. Kondisi tersebut dapat menyebabkan laptop bekerja lebih keras, yang pada gilirannya dapat menguras daya baterai tersebut dan kemudian membuatnya kehilangan kemampuan menyimpan daya.

Baca juga:Haruskah Melepas Baterai Saat Laptop Menggunakan Colokan?

Aktifkan Mode Power Saver

Secara default, kebanyakan laptop Windows diatur dengan mode Balance. Oleh karena itu, ubahlah pengaturan daya laptopmu melalui Panel Control atau klik Icon baterai pada Taskbar di sisi kanan bawah layar, lalu pilih mode Power Saver. Fitur penghematan baterai ini sudah tersedia pada berbagai jenis laptop. Dengan fitur ini kamu dapat memperpanjang masa pakai baterai dan menghemat daya saat dalam keadaan kritis.

Tutup Aplikasi yang Tidak Diperlukan

Tidak hanya hardware yang perlu diperhatikan. Agar baterai laptop menjadi lebih panjang dan awet, ada baiknya kamu menutup berbagai aplikasi yang tidak diperlukan karena dengan membuka banyak aplikasi sekaligus akan membuat daya baterai menjadi terkuras.

Jadi, daripada membiarkan baterai menjadi rusak, yang pada gilirannya membuatmu tidak bisa menggunakan laptop kesayangan, alangkah baiknya kamu mulai ikuti cara-cara sederhana untuk merawat baterai laptop kamu. Selamat mencoba!

Berikut beberapa “anjuran” yang keliru tentang cara merawat baterai laptop dan sering kita dengar.

1. Baterai laptop baru harus dicas selama 4 jam

Kekeliruan yang pertama adalah mengenai lamanya waktu ngecas atau pengecasan pertama kali untuk baterai laptop baru. Dulu mungkin kita sering dengar banyak orang bilang kalau beli laptop baru harus dicas selama 8 jam, atau harus dicas sampai penuh dulu baru digunakan. Katanya supaya baterainya awet.

Ternyata pakem itu sudah tidak berlaku lagi untuk baterai laptop jaman sekarang. Seperti yang saya jelaskan sebelumnya bahwa sekarang baterai laptop kebanyakan adalah tipe Li-Ion. Tipe baterai ini tidak akan berpengaruh meskipun kamu cas sampai penuh baru digunakan atau digunakan sambil dicas.

Jadi bagi yang menanyakan “berapa persen baterai laptop harus dicas?” Jawabannya adalah TERSERAH! Tidak ada aturan yang mengharuskan sekian persen baterai laptop harus dicas.

Anjuran untuk mengecas baterai sampai penuh hanya berlaku jika baterai yang digunakan adalah baterai tipe Nickel Cadmium [NiCD] dan Nickel Metal Hybride [NiMH]. Penjelasan lebih lanjut ada pada point 4.

2. Harus digunakan sampai habis 0%

Banyak orang yang mengatakan bahwa “mengisi ulang baterai saat kosong akan memperpanjang umur baterai.” Itu juga merupakan pemahaman yang tidak berlaku lagi sekarang.

Sebenarnya pemahaman itu tidak sepenuhnya salah. Hanya saja terlebih dahulu kita harus lihat jenis baterai yang digunakan laptop. Karena tidak semua jenis baterai mempunyai kondisi seperti anggapan tersebut.

Jika anda menggunakan baterai jenis Nickel-Cadmium [NiCD] maka pengisian baterai pada saat indikator baterai sudah 0% [benar-benar kosong] memang sangat disarankan, karena jenis baterai ini akan memiliki masa optimum apabila daya baterai terpakai habis. Baterai Nickel jika diisi ulang pada saat indikatornya masih 50% atau kurang akan mengakibatkan pembentukan kristal cadmium dalam baterainya sehingga akan mengurangi usia pemakaian.

Hal ini berbeda dengan baterai jenis Lithium-Carbon atau yang biasa disebut Lithium ion karena jenis baterai ini tidak perlu diisi ulang pada saat baterai sudah mengindikasikan 0% atau kosong. Dalam kondisi apapun baterai ini bisa diisi ulang sebabnya tumpukan carbon dalam baterai tidak akan terjadi pada saat pengisian ulang diatas indikasi 0%.

Singkatnya baterai jenis NiCD memiliki memory effect yang besar sedangkan baterai Li-Ion memory effect yang dimiliki kecil. Jadi tidak akan berpengaruh jika dicas dalam kondisi apapun.

3. Baterai soak dimasukkan di kulkas

Apakah anggapan ini juga keliru? Bukannya sudah banyak orang yang membuktikan kalau baterai soak dimasukkan kulkas menjadi normal kembali?

Ya, memang benar sudah banyak yang membuktikan bahwa cara ini bekerja. Namun sekali lagi saya ingatkan, cara ini hanya bekerja pada jenis baterai tertentu. Jenis baterai tersebut adalah baterai jenis NiMH dan NiCad. Baterai ini daya tahan baterainya dapat meningkat jika diletakkan dalam suhu dingin.

Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa meletakkan baterai NiMH dan NiCad dalam suhu dingin dapat meningkatkan daya tahan baterai tersebut hingga 90%. Kenapa demikian? Karena setiap jenis baterai memiliki siklus self-discharge, yaitu sebuah kejadian dimana baterai membuang energinya sendiri karena pengaruh suhu lingkungan.

Baterai NiMH dan NiCad mengalami self-discharge lebih cepat dari pada jenis baterai lainnya. Pada suhu kamar [23°-24° Celcius / 70° Fahrenheit] mereka akan mengalami self-discharge beberapa persen per hari. Namun jika disimpan dalam suhu yang lebih rendah akan memperlambat self-discharge-nya secara drastis. baterai NiMH dan NiCad yang disimpan pada suhu beku akan mempertahankan dari self-discharge lebih dari 90% selama satu bulan penuh.

Lantas bagaimana untuk tipe baterai lainnya seperti Li-ion dan Li-Po yang biasanya digunakan pada smartphone dan laptop? Tingkat self-discharge pada baterai jenis tersebut hanya sekitar 2 persen per tahun jika diletakkan pada suhu kamar. Pada suhu 37° Celcius / 100° Fahrenheit, self-discharge-nya meningkat menjadi 25 persen per tahun. Dapat disimpulkan bahwa pada baterai tipe Li-ion dan Li-Po self-discharge-nya sangat-sangatlah kecil, baik itu pada suhu tinggi maupun rendah. Bahkan meletakkannya dalam suhu beku sekalipun hasilnya hampir boleh dikatakan nihil.

Jika Anda masih tidak percaya, coba baca tulisan yang ada pada gambar berikut. Tulisan ini saya capture dari website wikihow.

Pada gambar tersebut sudah jelas dikatakan bahwa “Pastikan baterai yang dimiliki bukan baterai Lithium. Selain baterai NiMH atau NiCD metode memasukkan baterai ke dalam frezer tidak akan bekerja, bahkan bisa merusak baterai.”

4. Mencharge laptop dalam keadaan mati akan memperpanjang umur baterai.

Secara teknis pengisian baterai dengan menghidupkan alat-alat elektronik tidak banyak berpengaruh baik itu pada kondisi menyala atau mati. Karena pada dasarnya proses pengisian ulang hanya mengembalikan elektron yang ada pada katoda pada saat penggunaan. Jadi elektron yang mengalir ke katoda pada saat digunakan akan dikirim kembali ke anoda pada saat pengisian ulang baterai.

Sedangkan jika kita masih ingin menggunakan alat atau laptop tersebut pada saat pengisian bisa saja, hanya masa pengisiannya yang menjadi bertambah panjang. Jika normalnya hanya sekitar 2 jam maka mungkin akan bertambah menjadi 3 jam.

Hal penting yang harus diperhatikan jika menggunakan jenis baterai Li-Ion adalah menjaga suhu ruangan dan suhu laptop. Karena saat pengisian ulang ada komponen-komponen yang naik suhunya akibat perubahan energi listrik menjadi energi panas. Ingat baterai Li-Ion kelemahannya adalah panas. Jika ingin awet hindari panas berlebih pada laptop kalau perlu pasang kipas.