Berapa harga beras impor thailand

--  dan sepakat untuk menaikkan harga  di pasar global. Namun, belum dipastikan kapan kebijakan tersebut mulai berlaku. Mengutip CNA, Senin (29/8), Penasehat Menteri Pertanian dan Koperasi Thailand Alongkorn Ponlaboot mengatakan kenaikan harga beras untuk meningkatkan pendapatan pedesaan di dua negara itu."Ini adalah pertama kalinya Thailand dan Vietnam sepakat untuk bekerja sama dalam mengangkat harga beras di pasar global," kata Alongkorn Ponlaboot.

Thailand dan Vietnam sudah memulai pembicaraan terkait harga beras di pasar global sejak Mei silam.

Alongkorn mengatakan kebijakan itu untuk menaikkan harga ekspor beras mereka, meningkatkan pengaruh mereka di pasar global dan meningkatkan pendapatan petani.

Departemen Pertanian AS menyebutkan kedua negara tersebut menyumbang sekitar 10 persen dari produksi beras kasar global dan sekitar 26 persen dari ekspor global.

[Gambas:Video CNN]

(dzu/bir)

Jakarta - Stok beras RI di gudang Bulog menumpuk 2,4 juta ton dan terancam busuk. Salah satu jalan untuk menyelamatkannya yakni dengan ekspor. Namun, RI masih memiliki kendala ekspor beras yakni mahalnya harga beras dalam negeri dibandingkan negara lain seperti Vietnam dan Thailand.

Benarkah harga beras RI lebih mahal dari rata-rata harga internasional?

Menurut harga beras internasional yang dikutip dari Food and Agriculture Organizations (FAO), harga internasional beras ekspor kualitas bawah (varitas white rice 25% broken) dari Thailand sendiri seharga US$ 382 per ton atau setara dengan Rp 5.395.368 (kurs Rp 14.000). Artinya, harga beras ekspor Thailand per kilogramnya sekitar Rp 5.395 (data Juni 2019).

Sedangkan, harga internasional beras ekspor kualitas bawah (varitas white rice 25% broken) dari Vietnam seharga US$ 377 per ton atau setara Rp 5.324.748. Artinya, harga beras ekspor Vietnam per kilogramnya sekitar Rp 5.324.

Lalu, menurut data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional, harga beras dalam negeri kualitas bawah I hari ini yang termurah yakni di wilayah DKI Jakarta Rp 8.200/kg. Artinya, selisih harga beras termurah milik Indonesia dengan harga beras ekspor Thailand dan Vietnam sekitar Rp 2.900.

Hal tersebut dibenarkan oleh Ketua Umum Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras Indonesia (Perpadi) Sutarto Alimoeso. Ia mengatakan, harga beras produksi dua negara tersebut, juga Kamboja dan Myanmar memang lebih murah.

"(Harga beras) orang di Thailan itu lebih murah, Vietnam, Kamboja, Myanmar, itu memang lebih murah," kata Sutarto kepada detikFinance, Selasa (9/7/2019).

Kemudian, pengamat pangan dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Rusli Abdullah juga mengatakan hal serupa.

"Beras kita mahal. Kita mahal dibandingkan Vietnam, Thailand, China, India, Filipina, kita masih mahal per satu kilogram," tutur Rusli ketika dihubungi detikFinance.

Sebelumnya juga, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) mengatakan bahwa selisih harga beras RI dengan internasional terpaut hingga Rp 1.800.

"Kalau kita lihat harga beras internasional itu rata-rata Rp 6.200 sekarang ya. Nah, dengan produksi beras kita yang sama dengan nilai itu, harga paling rendah di kita adalah Rp 8.000. Jadi selisihnya kan jauh ya, ada sekitar Rp 1.800. Nggak mungkin kita bersaing itu, karena pasti kalau ekspor itu patokannya harga internasional," jelas Buwas usai menghadiri rapat koordinasi bantuan pangan nasional dengan Kementerian Sosial, di Hotel Royal Kuningan, Jakarta, Kamis (4/7/2019).

Simak Video "Harga Beras Tinggi Bikin Bulog Gagal Ekspor Beras"

[Gambas:Video 20detik]

Simak Video "Pengacara JNE Soal Kuburan Beras Bansos: Sudah Kami Ganti"
[Gambas:Video 20detik]
(dna/dna)

Rata-Rata Harga Beras per Bulan di Thailand dan Vietnam (Januari 2019-Agustus 2022)

Berapa harga beras impor thailand

  • A Font Kecil
  • A Font Sedang
  • A Font Besar

Harga beras di Indonesia merangkak naik pada kuartal III 2022. Meski lonjakannya tidak drastis, peningkatan harga sudah tercatat sejak Agustus 2022, kemudian berlanjut pada September 2022 setelah pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.

Rata-rata harga beras kualitas premium di Indonesia pada September 2022 tercatat naik 0,8% dari bulan sebelumnya (month-on-month/mom), serta meningkat 2,4% dibanding setahun lalu (year-on-year/yoy).

Sedangkan harga beras kualitas medium pada September 2022 rata-rata naik 0,9% secara bulanan (mom) dan meningkat 2,9% secara tahunan (yoy).

(Baca: Meski Swasembada, Harga Beras di RI Merangkak Naik)

Tren peningkatan harga juga terjadi di Thailand, negara tetangga yang masuk ke daftar produsen beras terbesar global.

Menurut data Bank Dunia, rata-rata harga beras di Thailand (kualitas 5% broken) mencapai US$431/metrik ton pada Agustus 2022. Posisinya naik sekitar 3,11% secara bulanan (mom) serta meningkat 6,94% secara tahunan (yoy).

Angka tersebut menunjukkan bahwa kenaikan harga beras di Thailand lebih tinggi ketimbang di Indonesia.

Kendati demikian, tren peningkatan harga tidak terjadi di Vietnam, negara Asia Tenggara yang sama-sama masuk ke daftar produsen beras utama dunia.

Bank Dunia melaporkan harga beras di Vietnam (kualitas 5% broken) hanya US$395,8/metrik ton pada Agustus 2022. Posisinya turun 3,71% secara bulanan (mom), namun masih lebih mahal 2,94% secara tahunan (yoy).

Data ini mengindikasikan bahwa tren harga beras di Indonesia tidak selalu sejalan dengan pergerakan pasar yang terjadi di negara lain.

(Baca: Harga Pangan Dunia Menunjukkan Tren Turun Dalam 5 Bulan Terakhir)