Bagian paling utama yang harus diperhatikan saat mencatat topik buku nonfiksi adalah

Bagian paling utama yang harus diperhatikan saat mencatat topik buku nonfiksi adalah

Perbesar

Ilustrasi buku | Wallace Chuck dari Pexels

Selain mengetahui tentang unsur buku non fiksi, berikut ini tentang bagaimana cara meresensi buku non fiksi. Pasalnya, cara merensi buku non fiksi dan fiksi berbeda, walaupun perbedaan tidak terlalu jauh dan signifikan.

Buku non fiksi merupakan jenis buku yang ditulis secara objektif, berdasarkan data, penelitian, atau dari kajian literature. Isi pesan dari buku non fiksi selain objektif juga bersifat informatif.

Informatif yang dimaksud dalam buku non fiksi adalah memberikan informasi dan data terbaru. Berkebalikan dengan buku fiksi, buku non fiksi dari segi teknis penulisannya terpaku pada aturan dan standar aturan.

Walaupun buku nonfiksi, bukan berarti buku jenis ini tidak bisa diresensi. Buku nonfiksi masih tetap bisa diresensi. Terkait dari teknis, memang sama persis dengan buku fiksi.

Hanya ada sedikit perbedaan saja, seperti dalam penulisan resensi fiksi kerap mencantumkan unsur intrinsik, sedangkan pada resensi buku nonfiksi tidak perlu memasukkannya. Sisanya, terkait pencantuman unsur dan langkah penulis resensi sama persis. Berikut cara meresensi buku nonfiksi secara runtut:

Mengenal Prinsip Penulisan Resensi

Ada beberapa prinsip resensi buku nonfiksi. Pertama, peresensi harus memilih objek resensi bukunya apa. Apakah buku pendidikan atau buku motivasi. Kenali juga media mana yang ingin kamu kirimkan hasil resensi buku nonfiksimu. Karena setiap media memiliki karakteristik jenis buku yang diresensi.

Kedua, mengenal dan menguasai objek resensi menjadi hal penting yang harus dikuasai oleh penulis. Peresensi yang tidak menguasai objek resensi, tentu saja akan terkendala dalam melakukan review buku. Ketiga, barulah kamu mengulas dan menimbang objek resensi, termasuk menulis hasil resensi itu sendiri.

Struktur Resensi

Cara meresensi buku nonfiksi juga perlu memperhatikan strukturnya. Ada beberapa poin struktur yang perlu diperhatikan.

Poin pertama judul resensi, yang ditentukan dan dibuat oleh peresensi. Kedua, pendahuluan, yaitu prolog yang kamu paparkan di bagian awal memulai menulis resensi. Pastikan pendahuluan tetap ditulis tetap menarik. Ketiga, barulah masuk ke inti resensi yang kamu buat. Di bagian terakhir, adalah penutup atau kesimpulan.

Ada beberapa unsur yang perlu diperhatikan dalam tata cara meresensi buku nonfiksi seperti:

- Apa tujuan kamu menulis resensi buku nonfiksi tersebut.

- Seberapa besar keberhasilan penulis dalam menyampaikan informasi terhadap pembaca lewat buku tersebut.

- Cantumkan kelebihan dan kekurangannya.

- Jelaskan inti pembahasannya dan apa manfaat yang didapatkan.

- Cantumkan harga buku.

Materi Menemukan Butir-Butir Penting dari Buku Nonfiksi Mapel Bahasa Indonesia kelas 11 SMA/MA - Halo adik adik yang baik, apa kabar? semoga dalam keadaan baik baik saja, nah pada kesempatan yang baik ini kakak ingin membagikan kepada adik adik mengenai materi yang sudah kakak susun, materi ini kakak ambil dari mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan pembahasan Materi Menemukan Butir-Butir Penting dari Buku Nonfiksi untuk adik adik yang duduk dibangku kelas XI SMA/MA. Selamat belajar yah.

Bagian paling utama yang harus diperhatikan saat mencatat topik buku nonfiksi adalah
Materi Menemukan Butir-Butir Penting dari Buku Nonfiksi Mapel Bahasa Indonesia kelas 11 SMA/MA

Setelah membaca dan mencermati isi modul dan mengerjakan soal latihan, diharapkan Kalian dapat menemukan butir-butir penting dari buku pengayaan (nonfiksi) yang Kalian baca. Diharapkan Kalian mempelajari modul ini dengan jujur, penuh rasa ingin tahu, bertanggung jawab serta responsif.

Baca juga - Soal Informasi dalam Teks Prosedur

1. Pengertian Buku Nonfiksi

Buku nonfiksi merupakan karangan yang dibuat berdasarkan fakta atau hal yang benar- benar terjadi dalam kehidupan nyata. Nonfiksi bersifat faktual atau peristiwa yang benar-benar terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini berarti bahwa semua yang terkandung di dalam buku nonfiksi adalah nyata dalam kehidupan. Karangan nonfiksi dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu nonfiksi murni dan nonfiksi kreatif.

Nonfiksi murni merupakan suatu karangan pengembangan yang berdasarkan data-data yang pasti, contohnya skripsi, karya ilmiah, laporan, makalah, tesis, artikel, disertasi, buku ajar dan lain-lain. Sementara nonfiksi kreatif adalah suatu karangan berdasarkan data pasti yang didapatkan kemudian dikembangkan berdasarkan imajinasi menjadi berbentuk puisi, dan novel.

2. Jenis-jenis buku nonfiksi

Buku biografi adalah buku yang berisi riwayat hidup seseorang. Buku itu ditulis untuk mendokumentasikan peristiwa penting yang dialami seseorang, tentu buku biografi ditulis agar dapat menginspirasi pembaca.


Baca juga - Soal Struktur dan Kebahasaan Teks Prosedur

Buku pendamping adalah buku yang berfungsi untuk mendampingi buku utama. Biasanya buku pendamping disebut pula buku pengayaan jadi, buku pendamping biasanya ditulis setelah ada buku utama. Sebagai contoh, buku pengayaan untuk anak sekolah. Kegiatan buku pelajaran itu masih bersifat umum. Jadi, buku pelajaran memerlukan buku pendamping untuk menjelaskan buku utama, karena ada beberapa bagian dari buku utama yang tidak bisa dijelaskan dalam buku utama. Ini disebabkan space atau pedoman penulisan buku utama tersebut.

Buku literatur adalah buku yang difungsikan sebagai rujukan kajian keilmuan, buku literatur sering di sebut diktat atau buku kuliah, buku literatur sering ditulis berdasarkan penelitian. Jadi, buku ini mempunyai kadar keilmiahan sangat tinggi. Maka, buku ini sering ditulis dosen atau peneliti.


Baca juga - Soal Informasi Dalam Teks Eksplanasi

 Buku motivasi adalah buku yang berisi kajian psikologis untuk membantu mengbangkitkan gairah atau semangat pembacanya. Buku motivasi dapat disusun berdasarkan kajian keagamaan dan moral. Buku motivasi sering ditulis oleh entrepreneur. Dengan membaca buku motivasi, pembaca mendapatkan energi baru untuk meneruskan hidup.

3. Ciri-Ciri Buku Nonfiksi

Buku-buku nonfiksi memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

a. Menggunakan bahasa yang formal

Ciri ini adalah ciri yang paling menonjol. Dari segi penulisannya, buku nonfiksi disampaikan dengan menggunakan bahasa formal, sesuai dengan bahasa yang baik dan benar. Meskipun ada beberapa buku nonfiksi, seperti buku motivasi dan referensi, ditulis dengan menggunakan bahasa yang santai. Walaupun begitu, penulisannya tetap menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah penulisan EYD. Setiap penerbit memiliki kategori yang berbeda-beda terkait dengan penulisan buku nonfiksi. Ada penerbit yang menerima buku dengan ide baru dan penggunaan bahasa baku. Ada juga penerbit yang menerima buku dengan penggunaan bahasa yang sesuai dengan karakter penulis. Asalkan dari segi penyampaiannya menggunakan ejaan yang baik dan benar.


Baca juga - Soal Struktur dan Kebahasaan Teks Eksplanasi

b. Sifat kata yang digunakan denotatif

Kata denotatif maksudnya adalah kata yang mengandung makna sebenarnya. Informasi yang disampaikan oleh penulis disajikan secara lengkap, to the point, dan tegas. Tujuan penggunaan kata denotatif ini yaitu karena penulis ingin memberikan informasi kepada pembaca dengan cara tidak berbelit-belit. Selain itu, penulis juga ingin memberikan inspirasi dan motivasi kepada pembaca.

Sifat dari isi berita pada karangan nonfiksi ini adalah fakta dan faktual sesuai dengan data yang diperoleh. Karena ini buku yang disampaikan bersifat faktual, pembaca bisa langsung memperoleh manfaat dari informasi yang disampaikan.


Baca juga - Soal Struktur Aktual Teks Ceramah

d. Tulisan berbentuk tulisan ilmiah popular

Maksud dari hal tersebut adalah tulisan tidak melulu menggunakan bahasa yang kaku melainkan maksud dari tulisan dapat dipelajari secara mandiri. Suatu tulisan dikatakan sebagai tulisan ilmiah popular karena bahasa yang digunakan adalah bahasa yang sesuai dengan pasar dan ara yang diambil berdasarkan kajian, daftar pustaka, dan sumber referensi yang diacu. Dalam hal menggunakan sumber referensi, tidak sertamerta langsung ditulis ulang begitu saja melainkan dipahami dan ditulis kembali sesuai dengan pemahaman sendiri. Cara lebih baik yang dapat diterapkan yaitu dengan cara mengombinasi ide penulis dengan sumber referensi.

e. Temuan yang dituliskan adalah temuan baru atau pengembangan dari temuan yang sudah ada

Salah satu ciri-ciri buku nonfiksi ditulis karena memiliki tujuan untuk menyempurnakan ide dari ulasan naskah terlebih dahulu. Selanjutnya karangan bisa juga berupa pengembangan ide baru.

(https://nastain.com/ciri-ciri-buku-fiksi-dan-nonfiksi/)


Baca juga - Soal Struktur dan Kebahasaan Teks Ceramah

4. Butir-butir dalam buku pengayaan (nonfiksi)

Untuk mengidentifikasi butir-butir penting dalam buku nonfiksi disesuaikan dengan kebutuhan. Pada kegiatan ini yang Kalian perlukan  adalah  bahan untuk menyususn teks eksplanasi. Ada beberapa jenis butir penting yang bisa Kalian peroleh dari buku di antaranya:

a. Gagasan/ide pokok pada buku

Ide pokok adalah ide/gagasan yang menjadi pokok pengembangan paragraf. Ide pokok ini terdapat dalam kalimat utama. Nama lain ide pokok adalah gagasan utama, gagasan pokok. Dalam satu paragraf hanya ada satu ide pokok.


Baca juga - Soal Informasi Penting Buku Pengayaan

Kalimat utama adalah kalimat yang di dalamnya terdapat ide pokok paragraf. Kalimat utama ini dijelaskan oleh kalimat-kalimat lain dalam paragraf tersebut, yang disebut dengan kalimat penjelas. Nama lain untuk kalimat utama adalah kalimat topik. Kalimat penjelas yaitu kalimat yang menjelaskan kalimat utama.

fakta merupakan sesuatu yang benar-benar terjadi dan pernyataan yang tidak terbantah lagi kebenarannya. Kalimat yang berisi fakta merupakan kalimat yang ditulis berdasarkan kenyataan, peristiwa, suasana yang benar-benar terjadi dan obyektif. Sedangkan opini merupakan sikap, pandangan, atau tanggapan seseorang terhadap suatu fakta dan kebenarannya relatif.


Baca juga - Soal Unsur-unsur Pembangun Cerpen

merupakan sikap, pandangan, atau tanggapan seseorang terhadap suatu fakta dan kebenarannya relatif. Karena dipengaruhi unsur pribadi yang bersifat subyektif, baik berupa pertika maupun saran-saran. Opini disebut juga gagasan atau argumentasi.

Teks nonfiksi merupakan teks yang menyajikan seluruh isinya berdasarkan data dan fakta. Oleh karena itu, kebenaran dari isi teks nonfiksi bersifat absolut. Dari buku nonfiksi banyakkita bisa dapatkan pengetahuan.


Baca juga - Soal Butir-butir Penting

5. Contoh Mengidentifikasi Buku Nonfiksi

Bagian paling utama yang harus diperhatikan saat mencatat topik buku nonfiksi adalah

a. Judul Buku : Psikologi Perkembangan Remaja

b. Penulis : Agoes Dariyo, Psi.

c. Penerbit : Ghalia Indonesia

f. Tebal Buku : 115 halaman

Butir Butir Penting Yang Terdapat Pada Buku

Bagian paling utama yang harus diperhatikan saat mencatat topik buku nonfiksi adalah

Berdasarkan uraian tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa buku pengayaan (nonfiksi) merupakan buku yang dapat mendukung dan memperkaya buku paket/pelajaran. Nonfiksi artinya ditulis dengan mengikuti aturan dan ketentuan penulisan buku ilmiah denngan ciri-ciri:

a. Menggunakan bahasa formal

d. Tulisan berbentuk ilmiah populer

e. Pengembangan dari temuan yang sudah ada


Baca juga - Soal Pesan Dalam Buku Fiksi

Disamping ciri-ciri penulisannya, buku nonfiksi juga terdiri dari berbbagai jenis:

Butir penting yang dapat Kalian peroleh:

a. Gagasan/idepokok pada buku

Anak-anak hebat, Kalian telah membaca modul ini dengan cermat dan lengkap. Untuk mengukur pemahaman serta keterampilan Kalian, berikut ini tugas/latihan yang harus Kalian  kerjakan. Perhatikandan  ikuti langkah-langkah mengerjakan tugas  pada  bagian  ini. Selamat bekerja, selalu semangat ya.


Baca juga - Soal Identitas Proposal

Langkah-langkah kerja untuk mengerjakan tugas/latihan:

  1. Pastikan Kalian sudah menyiapkan 2 buku pengayaan (nonfiksi) yang akan Kalian baca.
  2. Baca keseluruhan 2 buku pengayaan (nonfiksi) yang telah Kalian sediakan!
  3. Identifikasi identitas buku!
  4. Identifikasi nilai-nilai yang terdapat pada buku yang Kalian baca!
  5. Isikan hasil kegiatan Kalian pada tabel yang tersedia seperti yang tersedia pada modul ini!

1. Identitas Buku Pengayaan (Nonfiksi)

Kalian bisa menambahkan unsur identitas buku yang lain.


Baca juga - Soal Merancang Proposal

2. Butir-Butir Penting Buku

Kalian akan menemukann bannyak butir penting dalam buku yang Kalian baca, tulislah nominasi yang menurut Kalian sangat penting yang nantinya bisa Kalian gunakan mennyususn teks eksplanasi.

Bagian paling utama yang harus diperhatikan saat mencatat topik buku nonfiksi adalah


1. Identitas Buku Pengayaan (Nonfiksi)

Kalian bisa menambahkan unsur identitas buku yang lain.

2. Butir-Butir Penting Buku

Kalian akan menemukann bannyak butir penting dalam buku  yang  Kalian  baca, tulislah nominasi yang menurut Kalian sangat penting yang nantinya bisa Kalian gunakan mennyususn teks eksplanasi.

Baca dan cermati penggalan teks nonfiksi berikut!

1. Tempat Lahir, Tanggal Lahir, dan Masa Kanak-Kanak

Mohammad Hatta dilahirkan pada tanggal 12 Agustus 1902 di Bukittinggi, Sumatra Barat. Ayahnya bernama Haji Mohammad Jamil dan ibunya bernama Siti Saleha. Nama Hatta yang sebenarnya ialah Mohammad ”Athar”. Athar merupakan kata Arab yang berarti harum. Panggilan sehari-hari Athar diucapkan Atta. Lama-kelamaan berubah menjadi Hatta.

Pada umur 5 tahun lebih beberapa bulan, Hatta sudah mulai sekolah di Sekolah Rakyat. Pagi hari Hatta belajar di Sekolah Rakyat. Sore hari ia belajar bahasa Belanda. Sesudah maghrib ia belajar mengaji di surau. Ia dapat mengatur waktu dengan baik. Hatta belajar di Sekolah Rakyat hanya sampai tahun ketiga. Pertengahan tahun ajaran ia pindah ke sekolah Belanda, yaitu Europeesche Lagere School (ELS). Ia diterima di kelas dua. Ia disuruh pindah oleh guru bahasa Belandanya karena Hatta sudah dapat berbahasa Belanda dengan baik. Murid-murid ELS umumnya anak-anak Belanda. Namun, ada sedikit anak-anak Indonesia yang bisa belajar di ELS. Mereka itu anak-anak pegawai pemerintah dan anak-anak orang kaya. Hatta tamat ELS pada tahun 1916. Ia melanjutkan ke MULO (Meer Uitgebried Lagere Onderwijs) di Padang. MULO setingkat dengan SMP. Ia tamat MULO pada tahun 1919.

Selanjutnya, Hatta memasuki sekolah dagang Prins Hendrik School (PHS) di Jakarta. Ia tamat dari sekolah ini pada tahun 1921. Ia memperoleh beasiswa dari Yayasan Van Deventer untuk meneruskan pendidikannya ke negeri Belanda.


Baca juga - Soal Karya Ilmiah

Hatta mengikuti kuliah pada Handels Hoogere School (Sekolah Tinggi Ekonomi) di Rotterdam. Sejak tiba di negeri Belanda, Hatta memasuki organisasi mahasiswa Indonesia yang ada di negeri itu, yaitu Indische Vereniging (IV). Organisasi ini bertujuan mencapai Indonesia Merdeka. Tujuan itu sesuai dengan cita-cita Mohammad Hatta. Hatta menyelesaikan kuliahnya pada tahun 1932. Ia memperoleh gelar Sarjana Ekonomi. Sesudah itu, ia pulang ke tanah air.

  1. Identifikasi data identitras tokoh yang kalian temukan pada penggalan teks biografi di atas!
  2. Jelaskan hal yang bisa kalian teladani dari tokoh dalam teks di atas!

 Kunci jawaban dan Pembahasan

Bagian paling utama yang harus diperhatikan saat mencatat topik buku nonfiksi adalah


Rubrik penilian soal latihan 1


Bagian paling utama yang harus diperhatikan saat mencatat topik buku nonfiksi adalah

Jawaban benar nilai skor 1 

Soal 2 bila semuanya benar nilai seratus

Berilah tanda centang (√) pada format di bawah ini sesuai dengan jawaban kalian!

Bagian paling utama yang harus diperhatikan saat mencatat topik buku nonfiksi adalah


Baca juga - Soal Karya Ilmiah Bagian II