Bagaimanakah urutan dalam menyusun laporan keuangan yang benar

Sama halnya dengan belajar, saat membuat laporan tentu harus memperhatikan urutan dengan benar. Urutan laporan keuangan yang sesuai dengan prosedur akan mempermudah proses analisis data. Baik analisis laba, rugi ataupun meningkatkan mutu.

Urutan Laporan Keuangan yang Benar

Bagaimanakah urutan dalam menyusun laporan keuangan yang benar

Urutan laporan keuangan

Tidak semua orang mengetahui tata cara membuat laporan yang benar. Akuntan harus memperhatikan urutan laporan keuangan yang benar. Dengan begitu, laporan akan sesuai dengan kriteria yang diinginkan. Berikut langkah-langkahnya:

1. Mengumpulkan dan Mencatat Transaksi pada Jurnal

Semua transaksi yang telah dilakukan harus dicatat. Jangan lupa memberikan bukti transaksi. Transaksi yang dilengkapi dengan bukti akan memudahkan pembukuan jika suatu saat terjadi kekeliruan. Bukti dapat berupa nota, kwitansi ataupun cek.

Transaksi yang harus dicatat antara lain, transaksi penjualan, pembelian, pertukaran barang, ataupun transaksi saat perusahaan melakukan sewa barang. Semua transaksi harus dicatat dalam jurnal sedetail mungkin. Tidak boleh ada satupun yang ketinggalan.

Kesalahan dalam mencatat transaksi akan mengakibatkan tidak akuratnya laporan keuangan yang dibuat. Perlu kiranya Anda mengecek ulang transaksi tersebut agar tidak ada kekeliruan yang mendasar. Seorang akuntan diharuskan mencatat laporan keuangan setiap hari.

2. Analisis Transaksi

Setelah melakukan pencatatan dalam jurnal besar, diharuskan untuk menganalisis transaksi yang telah terjadi. Analisis digunakan untuk mengetahui kebenaran data tersebut, kemudian diproses ke tingkat lebih lanjut. Pastikan data yang tertulis sama dengan kegiatan perusahaan.

Beberapa yang harus dianalisis antara lain, posisi keuangan, aset, dana keluar ataupun dana yang masuk. Laba kotor harus sesuai dengan penghasilan yang didapatkan. Sehingga, lebih memudahkan mendapat nilai dari laba bersih.

Setiap analisis yang dilakukan pasti akan berakibat pada debit dan kredit. Pastikan saat analisis berlangsung, minimal menggunakan dua pembukuan. Analisis sebetulnya tidak sulit. Hanya mencocokan data yang asli dengan keadaan di lapangan.

3. Memposting Jurnal ke dalam Buku Besar

Buku besar merupakan kumpulan beberapa urutan laporan keuangan dari jurnal umum yang telah dibuat. Dengan kata lain, buku besar digunakan untuk menyalin beberapa jurnal menjadi satu. Untuk membuat buku besar tidaklah sulit, karena cukup menyalin saja.

Saat melakukan penyalinan, Anda harus memperhatikan beberapa hal tentang urutan laporan keuangan. Di antaranya ketelitian, karena satu nominal tidak tercatat akan menghasilkan jumlah yang berbeda.

Jurnal besar biasanya dibuat setelah beberapa transaksi selesai. Bisa harian, mingguan atau bahkan bulanan. Untuk perusahaan besar tentu harus melakukan pencatatan setiap harinya. Karena banyak transaksi yang dilakukan.

4. Menyusun Neraca Saldo

Neraca saldo merupakan alat yang digunakan untuk memantau keseimbangan debit dan kredit. Debit dan kredit yang dihasilkan harus sama dengan saldo yang dimiliki. Isi dari neraca saldo adalah transaksi yang keluar masuk setiap saat.

Dalam neraca saldo, baik aktiva atau pasiva harus dikelompokan secara terpisah. Supaya beberapa transaksi tidak campur baur. Sususan yang rapi akan memudahkan untuk melakukan pengecekan secara berkala jika ada kekeliruan.

Dengan membuat neraca saldo secara benar, perusahaan dapat mengetahui bagaimana posisinya sekarang. Untung atau rugi? Jika untung, maka sudah pasti menghasilkan keuntungan. Jika rugi, akan bisa mengetahui hal apa saja yang perlu dibenahi.

Baca Juga:

5. Mengumpulkan Data guna Membuat Jurnal Penyesuaian

Jurnal ini digunakan hanya saat tertentu saja. Karena kemungkinan ada beberapa transaksi yang belum tercatat. Baik di awal ataupun di akhir laporan. Jika langkah ini dilakukan, tidak akan terjadi permasalahan di akhir periode.

Terkadang rasa lelah ataupun capek membuat fikiran tidak konsen dan berakibat kurangnya ketelitian. Namun, dengan jurnal penyesuaian, Anda dapat melihat kembali beberapa transaksi keluar masuk yang dilakukan oleh perusahaan.

Sama halnya dengan jurnal umum, isi dari jurnal ini terdiri dari debit dan kredit dengan nominal tertentu. Baik pendapatan langsung ataupun tidak. Serta beberapa biaya mendadak yang harus dikeluarkan secara pasti.

6. Menyusun Neraca Lajur

Neraca lajur merupakan kertas data neraca saldo yang disesuaikan dengan jurnal penyesuaian. Hal ini dilakukan untuk memudahkan dalam menyusun urutan laporan keuangan yang akan dibuat.

Sama halnya dengan tahapan sebelumnya. Saat membuat neraca lajur, diharuskan memperhatikan ketelitian. Sehingga tidak ada data yang salah ataupun lalai dalam penulisan. Saldo yang telah disesuaikan akan terlihat dalam kolom neraca saldo.

Langkah ini dilakukan agar secara efektif mengetahui laporan laba rugi perusahaan. Jika debit lebih besar dari pada kredit, maka mengalami keuntungan, begitu pula sebaliknya. Saat membuat neraca lajur, dibutuhkan ketelatenan dan ketelitian yang ekstra.

7. Menyesuaikan dan Menutup Rekening-Rekening

Saat membuat buku besar tentunya Anda akan melihat beberapa rekening. Baik rekening keluar ataupun rekening masuk. Rekening-rekening tersebut sebelum dilakukan penutupan harus disesuaikan terlebih dahulu. Kesesuaian rekening digunakan untuk keakuratan data.

Menutup rekening bisa dilakukan dengan cara memindahklan rekening laba rugi ke dalam saldo laba rugi yang telah siap dan tidak boleh dibagi. Kemudian dibukukan ke dalam buku besar sesuai dengan jenis rekening.

8. Menyusun Neraca Saldo setelah Penutupan

Langkah susunan laporan keuangan sederhana ini dilakukan untuk menulis beberapa rekening real yang tidak ditutup. Hal ini dilakukan untuk mengecek debit dan kredit yang masih terbuka. Pastikan ada keseimbangan antara keduanya. Sehingga, tidak ada data yang rancu.

Data yang akurat akan mempermudah untuk melakukan tahap berikutnya, yaitu membuat laporan keuangan. Menyusul neraca saldo memang perkara yang mudah. Namun kebanyakan orang kurang telaten. Karena hanya sedikit transaksi yang dibukukan.

9. Membuat Laporan Keuangan

Urutan pembuatan laporan keuangan akuntansi yang telah ditulis secara baik dan disusun secara rapi dalam neraca lajur akan menjadikan laporan keuangan akurat. Karena dalam neraca lajur, beberapa item sudah dipisahkan sesuai dengan kelompok masing-masing. Baik nama maupun nominalnya.

Dengan melakukan hal di atas, berarti Anda sudah membuat urutan laporan keuangan perusahaan dagang dengan benar. Laporan keuangan ini kemudian digunakan untuk pengolahan data. Hasil dari pengolahan akan digunakan untuk mengetahui kebijakan berikutnya.

Fungsi lain dari laporan keuangan adalah dapat memantau secara realtime kondisi perusahaan yang dijalankan. Laporan keuangan yang benar akan memberikan keakuratan data. Sehingga, memudahkan perusahaan mengambil beberapa keputusan.

10. Membuat Laporan Laba Rugi

Setelah laporan selesai dibuat, perusahaan akan mengetahui bagaimana kondisi keuangan. Baik laba ataupun rugi. Jika dirasa rugi, perlu kiranya meningkatkan kualitas kinerja. Peningkatan kinerja tidak hanya saat rugi, namun juga berlaku saat perusahaan mengalami keuntungan.

Kualitas merupakan tolak ukur konsumen untuk membeli barang yang dihasilkan perusahaan. Dengan mengetahui laba rugi, Anda bisa melihat barang apa saja yang laku dipasaran dan tidak laku. Sehingga, akan bisa menentukan penjualan berikutnya.

Urutan laporan keuangan tentu harus diperhatikan. Langkah demi langkah harus sesuai. Jika salah satu langkah tidak dilakukan, secara otomatis laporan keuangan tidak bisa dibuat. Buatlah laporan keuangan sedetail mungkin. Dan pastikan ada bukti yang tercatat.

Bagaimanakah urutan dalam menyusun laporan keuangan yang benar
Bagaimanakah urutan dalam menyusun laporan keuangan yang benar

Kalau ada langkah sederhana, mudah dan menyenangkan membuat laporan keuangan, mengapa pakai yang sulit dan berbelit? Jika ada 7 langkah mudah membuat laporan keuangan, kan tidak perlu menggunakan 10, 12 atau 20 langkah, pemborosan waktu dan tenaga 🙂

7 Langkah membuat Laporan Keuangan ini akan membuat Anda tersenyum manis tanpa stress! saat menyusun laporan keuangan. Baik membuat Laporan Keuangan perusahaan, lembaga, organisasi, sekolah, masjid, koperasi, yayasan, bisnis rumahan, budidaya ikan lele, olshop, atau warung makan rumahan.

Tujuh langkah ini cukup sederhana, mudah dan menyenangkan serta baik dan benar sesuai dengan standar akuntansi keuangan (SAK).

Bagaimana proses membuat laporan keuangan dengan 7 langkah sederhana dan menyenangkan ini? Langsung saja dipraktekkan untuk usaha dan bisnis Anda ya…

01: Cara Membuat Laporan Keuangan yang Baik dan Benar

Bagaimanakah urutan dalam menyusun laporan keuangan yang benar
tirto.id

A: Sekilas Tentang Laporan Keuangan

Izinkan sedikit cerita dulu ya, tidak sepanjang cerpen atau sinetron viral kok 🙂

Beberapa waktu lalu ada seorang sahabat ‘kenthel & plek” yang baru saja ikut tes di sebuah perusahaan yang menanyakan tentang cara membuat laporan keuangan.

Awalnya agak kaget dan kedengaran aneh ditelingaku, karena ia seorang yang pernah belajar akuntansi keuangan.

Setelah ngobrol ‘ngalor-ngidul‘ akhirnya ketemu juga penyebabnya, ia bercerita bahwa ia ingin memastikan apakah laporan keuangan yang disusun saat tes kerja sudah benar atau belum?

“oh, ternyata seperti itu” gumamku.

Ternyata, ia baru saja mengikuti tes kerja untuk posisi Accounting & Tax Manager.

Ia bercerita bahwa dalam tes tersebut terdapat soal untuk menyusun laporan keuangan sederhana.

***

Awalnya ia tidak memperkirakan akan menghadapi soal seperti itu, karena berdasarkan pengalaman selama ini, materi tes untuk level manajer, kebanyakan menyangkut leadership, strategi dan kebijakan.

Teringat kata seorang teman pengembang software akuntansi Mas David Yulianto, bahwa:

“Akuntansi itu tidak sulit, tapi MENANTANG”

Tepat dan saya setuju dengan statement itu!

Memang akuntansi tidak sulit, tapi tidak mudah juga.

Selama ada kemauan dan mau menjalani prosesnya dengan sungguh-sungguh, tidak ada sesuatu yang sulit.

Demikian juga dengan akuntansi, bila kita punya niat dan mau belajar semuanya jadi terasa mudah 🙂

Bagaimana menurut  pendapat Anda?

B: Proses Penyusunan Laporan Keuangan

Untuk menyegarkan kembali pengetahuan dan wawasan kita tentang siklus akuntansi dan laporan keuangan.

Tidak ada salahnya untuk me-review kembali langkah-langkah membuat laporan keuangan.

Prinsip dasar dan urutan proses akuntansi bisa diilustrasikan seperti gambar di atas.

Kita bisa melihat bahwa proses akuntansi dimulai dari transaksi yang berupa bukti-bukti pembukuan yang dicatat dalam buku jurnal.

Setiap terjadi transaksi, lampiran bukti-bukti pembukuan juga dicatat dalam buku pembantu. Tiap periode buku jurnal dijumlah dan dibukukan ke rekening-rekening dalam buku besar.

***

Selanjutnya di akhir periode akuntansi, dari buku besar disusun laporan keuangan yang terdiri dari:

  • Neraca (Balance Sheet) atau Laporan Posisi Keuangan,
  • Statements of Profit Or Loss atau Laporan Laba Rugi,
  • Laporan Perubahan Modal,
  • Statements of Cash Flows atau Laporan Arus Kas, dan
  • Catatan Atas Laporan Keuangan

Ada 7 langkah yang dilakukan pada akhir periode akuntansi untuk menghasilkan laporan keuangan setelah proses analisis dan pencatatan transaksi ke jurnal umum dan khusus, yaitu:

  1. Membuat Neraca Saldo dari Buku Besar
  2. Mengumpulkan data yang diperlukan untuk membuat jurnal penyesuaian
  3. Membuat Neraca Lajur atau kertas kerja akuntansi
  4. Menyusun Laporan Keuangan; Laba Rugi, Neraca, Perubahan Ekuitas, Cash Flow
  5. Menyesuaikan dan menutup rekening-rekening
  6. Membuat neraca saldo setelah penutupan
  7. Melakukan Proses Penyesuaian dengan Menyesuaikan kembali rekening-rekening.

Untuk lebih jelasnya, yuk ikuti uraian proses pembuatan laporan keuangan sederhana menggunakan spreadsheet berikut ini.

Langkah #1: Membuat Neraca Saldo dari Buku Besar

Bagaimanakah urutan dalam menyusun laporan keuangan yang benar

Fungsi Neraca Saldo

Apa itu neraca saldo?

Neraca saldo ini disebut juga dengan neraca saldo sebelum penyesuaian.

Neraca saldo adalah ringkasan saldo rekening-rekening transaksi yang terjadi selama periode akuntansi.

Jadi, membuat neraca saldo adalah menyusun daftar rekening-rekening buku besar dengan saldo debit dan kredit.

Fungsi neraca saldo adalah untuk memeriksa saldo account-account transaksi yang terjadi selama periode berjalan dan memeriksa apakah proses pencatatan transaksi keuangan penyusunan laporan keuangan yang telah dilakukan sudah benar atau belum.

Apa indikasi yang digunakan untuk melakukan verifikasi kebenaran pencatatan transaksi?

Untuk memeriksa kebenaran proses pencatatan jurnal transaksi dalam penyusunan laporan keuangan ini adalah dengan memeriksa jumlah kolom debit dan kredit.

Jika jumlah kolom debit dam kredit sama berarti pencatatan jurnal transaksi keuangan sudah benar. Namun sebaliknya, jika belum balance berarti masih ada proses pencatatan jurnal yang salah sehingga pembuat laporan keuangan harus melakukan koreksi dan pembetulan.

***

Ada  3 (tiga) proses yang dilakukan sebelum membuat neraca saldo, yaitu:

A: Menganalisis Transaksi Finansial dalam Membuat Laporan Keuangan

Manfaat dan tujuan aktivitas ini adalah mengolongkan/mengklasifikasi setiap transaksi keuangan sesuai dengan rekening/akun/pos-pos Laporan Keuangan.

Apakah transaksi tersebuta termasuk dalam kelompok:

  • Aset
  • Likuiditas
  • Ekuitas
  • Penerimaan/Penjualan
  • Biaya/Beban

Perhatikan contoh analisis transaksi finansial berikut ini:

PT Milenia Jaya pada tanggal 01 Januari 2020 membeli Komputer dari Toko Eramedia Jaya untuk Bagian Administrasi dan umum dengan harga Rp 10.000.000 tunai.

Analisis transaksi:

Transaksi tersebut menambah aset/ inventaris perusahaan dan menurunkan aset kas senilai Rp 10.000.000.

B: Membuat Jurnal Umum dan Khusus dalam Membuat Laporan Keuangan

Aktivitas ini dilaksanakan setelah proses analisis transaksi selesai dilakukan. Setelah semua transaksi finansial dikelompok-kelompokan sesuai dengan pos-posnya.

Langkah selanjutnya adalah membuat Jurnal Pencatatan Transaksi  sesuai dengan rekening/akun dan debit kredit.

***

Perhatikan contoh yang mengambil data dari PT Milenia Jaya di atas:

Setelah kita menganalisi transaksi tersebut, selanjutnya mencatat jurnal transaksi sebagai berikut:

[Debit] Perlengkapan Kantor – Komputer  Rp 10.000.000
[Kredit] Kas  Rp 10.000.000

C: Membuat Buku Besar dalam Membuat Laporan Keuangan

Pembuatan buku besar dilaksanakan setelah proses penjurnalan transaksi selesai dilakukuan.

Selanjutnya dilakuan posting atau pemindahan setiap catatan di jurnal umum dan jurnal khusus tersebut ke buku besar sesuai dengan pos/rekening/akun.

Dari contoh transaksi di atas, kita bisa membuat buku besar sebagai berikut:

Rekening/ Akun: Perlengkapan Kantor

Tanggal transaksi: 1 Januari 2020 Saldo Awal: 0

Saldo Akhir : Rp 10.000.000 (sisi Debit)

Dan bila disajikan dalam tabel  5 kolom adalah seperti berikut ini:

Bagaimanakah urutan dalam menyusun laporan keuangan yang benar
Contoh buku besar – langkah membuat laporan keuangan

Rekening/ Akun: Kas

Tanggal transaksi: 1 Januari 2020 Saldo Awal: 0

Saldo Akhir : Rp 10.000.000 (sisi Kredit)

Dan bila disajikan dalam bentuk tabel berkolom adalah sebagai berikut:

Bagaimanakah urutan dalam menyusun laporan keuangan yang benar
Contoh buku besar – langkah membuat laporan keuangan

Neraca saldo ini disusun bila semua jurnal sudah dibukukan ke masing-masing rekeningnya.

Penyusunan Neraca Saldo ini dilakukan sebelum membuat jurnal penyesuaian sehingga disebut juga neraca saldo yang belum disesuaikan.

Penyusunan Neraca Saldo adalah langkah pertama untuk membuat jurnal penyesuaian dan Neraca Lajur.

Selain itu dapat juga digunakan untuk memeriksa keseimbangan debit dan kredit dari seluruh rekening buku besar.

Perhatikan contoh neraca saldo berikut ini:

Bagaimanakah urutan dalam menyusun laporan keuangan yang benar
Contoh Neraca Saldo Excel

Langkah #2. Mengumpulkan data yang diperlukan untuk membuat jurnal penyesuaian

Bagaimanakah urutan dalam menyusun laporan keuangan yang benar

Karena beberapa transaksi yang terjadi yang dicatat pada tanggal terjadinya itu masih tidak sesuai dengan keadaan pada akhir periode.

Maka perlu dikumpulkan data tertentu yang nantinya akan digunakan sebagai dasar untuk membuat jurnal penyesuaian.

Fungsi jurnal penyesuaian adalah membuat penyesuaian untuk transaksi tertentu.

Misalnya, transaksi asuransi dibayar di muka, penyusutan aktiva tetap.

***

Perhatikan contoh jurnal penyesuaian untuk transaksi tertentu berikut ini :

Bagaimanakah urutan dalam menyusun laporan keuangan yang benar
Membuat Jurnal Penyesuaian

Langkah #3. Membuat Neraca Lajur (Daftar Kertas Kerja Akuntansi)

Bagaimanakah urutan dalam menyusun laporan keuangan yang benar

A: Pengertian Neraca Lajur (Kertas Kerja Akuntansi)

Langkah ketiga untuk membuat laporan keuangan adalah membuat neraca lajur atau kertas kerja.

Neraca lajur (daftar kerja) adalah suatu cara untuk memudahkan penyusunan laporan keuangan.

Penyusunan neraca lajur dimulai dari neraca saldo dan disesuaikan dengan data yang diperoleh dari langkah nomor #2 di atas.

Saldo yang sudah disesuaikan akan nampak dalam kolom neraca saldo disesuaikan dan merupakan saldo-saldo yang akan dilaporkan dalam neraca dan laporan laba rugi.

Perhatikan contoh neraca lajur berikut ini:

Bagaimanakah urutan dalam menyusun laporan keuangan yang benar

Langkah #4. Membuat Laporan Laba Rugi dan Neraca

Bagaimanakah urutan dalam menyusun laporan keuangan yang benar

Setelah membuat neraca lajur, selanjutnya kita menyusun laporan keuangan lengkap yang terdiri dari :

  • Laporan Posisi Keuangan/ Neraca
  • Statements of Profit or Loss atau Laporan Laba Rugi,
  • Laporan Perubahan Modal atau Ekuitas
  • Statements of Cash Flow atau Laporan Arus Kas
  • Catatan Atas Laporan Keuangan

Cara membuat laporan keuangan posisi keuangan / neraca dan laporan laba rugi dapat disusun langsung dari Neraca Lajur.

Karena dalam neraca lajur sudah dipisahkan jumlah-jumlah yang akan dilaporkan dalam neraca dan laporan laba rugi.

Kolom neraca dan laba rugi dalam neraca lajur (daftar kerja) diubah bentuknya sehingga dapat dihasilkan neraca dan laporan laba rugi yang mudah dibaca dan dianalisa.

Perhatikan laporan laba rugi dan neraca yang dibuat dari neraca lajur berikut ini:

Bagaimanakah urutan dalam menyusun laporan keuangan yang benar
contoh laporan keuangan sederhana Excel

Langkah #5. Menyesuaikan dan menutup rekening-rekening dengan Jurnal Penutup

Bagaimanakah urutan dalam menyusun laporan keuangan yang benar

Data yang diperoleh dalam langkah nomor #2 digunakan sebagai dasar untuk membuat jurnal penyesuaian yang perlu dan kemudian dibukukan ke rekening-rekening dalam buku besar.

Setelah rekening-rekening disesuaikan selanjutnya adalah membuat jurnal penutupan buku.

Jurnal penutupan adalah jurnal untuk menutup semua rekening nominal ke rekening rekening laba rugi.

Dan memindahkan saldo rekening laba rugi ke rekening laba tidak dibagi.

Perhatikan contoh berikut ini:

Bagaimanakah urutan dalam menyusun laporan keuangan yang benar
Membuat jurnal penutup

Langkah #6. Membuat neraca saldo setelah penutupan

Bagaimanakah urutan dalam menyusun laporan keuangan yang benar

Sesudah jurnal penyesuaian dan penutupan dibukukan ke masing-masing rekeningnya.

Maka untuk memeriksa keseimbangan debit dan kredit rekening-rekening yang masih terbuka dibuat neraca saldo sesudah penutupan.

Perhatikan contoh neraca saldo setelah penutupan dalam langkah membuat laporan keuangan berikut ini:

Bagaimanakah urutan dalam menyusun laporan keuangan yang benar
Neraca saldo setelah penutupan

Langkah #7. Menyesuaikan Kembali Rekening-rekening

Bagaimanakah urutan dalam menyusun laporan keuangan yang benar

A: Jurnal Penyesuaian Kembali

Langkah ke-7 cara menyusun laporan keuangan adalah membuat jurnal penyesuaian kembali.

Pengertian Jurnal penyesuaian kembali adalah jurnal untuk menghapus rekening-rekening antisipasi (accrued). Dan transitoris (prepaid) yang timbul dari jurnal penyesuaian akhir periode dan mengembalikannya ke rekening nominal.

Proses penyesuaian ini dilakukan pada semua proses penyusunan laporan keuangan jasa, dagang, dan manufaktur, seperti usaha bengkel mobil dan body paint.

B: Cara Membuat Jurnal Penyesuaian Kembali

Jurnal penyesuaian kembali dibuat pada hari pertama periode berikutnya dengan maksud untuk memudahkan pembuatan jurnal periode berikutnya.

Perlu diketahui bahwa jurnal penyesuaian kembali ini hanya untuk memudahkan pembuatan jurnal periode berikutnya, sehingga jika tidak dibuat jurnal penyesuaian kembali akan diperoleh hasil yang sama dengan jika dibuat jurnal penyesuaian kembali.

Perbedaannya hanya pada jurnal yang berkaitan dengan rekening prepaid dan accrued.

Tidak semua jurnal penyesuaian akan disesuaikan kembali, namun hanya jurnal-jurnal tertentu saja.

***

Perhatikan contoh ayat jurnal penyesuaian pada langkah membuat laporan keuangan berikut ini:

Bagaimanakah urutan dalam menyusun laporan keuangan yang benar
Jurnal penyesuaian

***

Dan melengkapi tips ini, berikut ini saya sajikan video pendek yang menjelaskan tentang langkah membuat laporan keuangan dari Bang Ahmad Gozali:

02. Kesimpulan Langkah Membuat Laporan Keuangan

Laporan Keuangan adalah output utama dari suatu siklus akuntansi. Yakni suatu proses aktivitas yang dimulai dari analisis transaksi bisnis sampai mempersiapkan proses pencatatan transaksi bisnis periode berikutnya.

Langkah-langkah yang telah dijelaskan di atas adalah bagian dari siklus akuntansi perusahaan jasa. Silahkan dimodifikasi dan sesuaikan dengan jenis perusahaan dan kebutuhan Anda.

Pembahasan detail dan contoh studi kasus lainnya tentang penyusunan laporan keuangan sederhana dengan Excel, dan software akuntansi MYOB bisa Anda baca di artikel Laporan Keuangan : Langkah-langkah, Tahapan dan Proses Menyusun Financial Statement  dalam Siklus Akuntansi

Atau jika anda ingin membuat sendiri Standar Operasional Prosedur untuk divisi keuangan BISNIS Anda lengkap dengan accounting tools sederhana dan mudah digunakan, lihat contoh dan cara membuatnya di SOP. 

Demikian yang dapat saya sampaikan pembahasan tentang 7 langkah membuat laporan keuangan. Semoga bermanfaat. Terima kasih. *****