Bagaimana proses terbentuknya urin brainly?

Pendidikan.Co.Id – Proses pembentukan urine pada manusia itu diproses di dalam organ yakni ginjal. Ginjal tersebut memiliki peranan utama dalam mengatur sistem berkemih pada manusia. masing – masing Manusia normal  memiliki dua buah ginjal yakni kanan serta kiri. Ginjal memiliki struktur organ yang memiliki fungsi ialah sebagai proses pembentukan urine melalui tiga tahapan yaitu :

  1. Proses filtrasi= penyaringan
  2. Reabsorbsi =penyerapan kembali zat-zat yang masih dibutuhkan
  3. Sekresi = pengeluaran zat sisa metabolisme.

Bagaimana proses terbentuknya urin brainly?

Selanjutnya dari sekresi yaitu pengeluaran urine dari kandung kemih. Proses pengeluaran urine tersebut dimulai dari ginjal setelah itu dialirkan ke ureter sampai berkumpul pada kandung kemih. Pada saat penuh dikandung kemih maka akan merangsang syaraf –syaraf timbul keinginan untuk berkemih.

Bagian bagian yang perlu diketahui dalam organ ginjal hubungannya dengan proses pembentukan urin ialah :

  1. Arteri afferent ialah sebagai input masuknya darah dari vena porta
  2. Glomerulus ialah sebagai alat filtrasi
  3. Capsula bowman merupakan suatu tempat penghantar proses filtrasi ke duktus
  4. Arteri efferent merupakan kembalinya darah dari ginjal ke vena porta, duktus proksimal, loop of henle terdapat descenden (kebawah)
  5. Scenden (keatas), tubulus distal merupakan tempat penyerapan kembali zat zat, setelah itu collecting duktus, ureter, kandung kemih dan uretra.

Proses Pembentukan Urine

Dibawah ini adalah penjelasan lebih lanjut mengenai bagaimana proses pembentukan urine, proses – proses nya itu antara lain sebagai berikut ini :

1. Filtrasi

Filtrasi atau penyaringan adalah tahap pertam

Bagaimana proses terbentuknya urin brainly?
a dalam proses pembentukan urine. Dimana, terdapat kapiler darah bergelung-gelung di dalam kapsula bowman serta menembus membran filtrasi yang terdiri dari tiga lapisan, lapisan itu adalah

  1. sel endotelium glomelurus,
  2. membran basiler, dan
  3. epitel kapsula bowman.

Hasil dari penyaringan tersebut membentuk urine primer yang di dalamnya itu terkandung zat-zat glukosa, garam, serta asam amino yang masih bermanfaat bagi tubuh. Urine primer itu sebenarnya masih serupa dengan darah namun tidak terkandung protein dan tidak terkandung elemen seluler, seperti sel darah merah.

2. Reabsorpsi

Tahap reabsorpsi adalah tahap terjadinya sebuah penyerapan kembali zat-zat yang masih dibutuhkan oleh tubuh yang sebelumnya itu sudah difiltrasi. Pada Tahap ini terjadi di dalam tubulus kontortus proksimal yang dilakukan oleh sel-sel epitelium. Hal tersebut memiliki fungsi untuk menyerap kembali zat-zat di urine primer yang masih berguna atau bermanfaat bagi tubuh. Diantaranya, seperti

  1. asam amino,
  2. glukosa,
  3. ion-ion Na+,
  4. Ca,
  5. K+,
  6. 2+,
  7. Cl-,
  8. HCO3-, dan
  9. HbO42-.

Pada tahap reabsorpsi tersebut akan terjadi sebuah penyerapan air dengan melalui proses osmosis di tubulus serta lengkung henle. Bagi zat yang masih berguna itu akan masuk ke dalam pembuluh darah yang mengelilingi tubulus.

Proses rebsorpsi tersebut menghasilkan urine sekunder dengan kadar urea yang lebih tinggi dibandingkan urine primer. Setelah itu urine sekunder ini akan masuk ke dalam lengkung henle setelah itu terjadi osmosis air di lengkung henle desenden sehingga akan menjadikan urine tersebut berubah menjadi pekat disebabkan karena volume urin sekunder berkurang.

3. Augmentasi atau Sekresi

Sampailah pada tahap augmentasi yakni tahap dimana pengumpulan zat-zat yang tidak diperlukan oleh tubuh itu ke dalam tubulus kontortus distal. Zat sisa dalam tubuh itu seperti H+, K+, NH3, serta kreatinin akan dikeluarkan oleh darah kemudian menghasilkan urine yang sedikit mengandung air. Setelah itu urine menuju tubulus kolektivus untuk dibawah  dibawa menuju pelvis selanjutnya menuju kandung kemih dengan melalui ureter.

Ekskresi

Ekskresi adalah bentuk pengeluaran urin dalam tubuh yang melibatkan ureter, kandung kemih, dan uretra. Proses tersebut merupakan proses pengeluaran urin yang menstimulus nerves sekitar kandung kemih sebagai ialah penanda keinginan untuk miksi atau juga berkemih. Urin yang dikeluarkan tersebut memiliki kandungan zat zat toksik bagi tubuh ialah seperti kreatinin, ureum, asam urat, dan hasil metabolisme lainnya termasuk sisa obat – obatan yang dikonsumsi. Tingginya sebuah kadar kreatinin serta juga ureum dalam tubuh itu menyatakan buruknya kondisi ginjal. Kadar kreatini tersebut juga digunakan ialah sebagai patokan fungsi ginjal dari hasil pemeriksaan laboratorium.

Faktor Mempengaruhi Produksi Urine

Urine yang dihasilkan itu akan selalu berbeda- beda disebabkan karena faktor faktor berikut ini :

ADH (Hormon antidiuretik)

ADH ini memiliki fungsi ialah sebagai hormon yang mempermudah penyerapan air dari tubulus distal ke duktud collecting. Hormon Adh tersebut saling mempengaruhi dengan kadar konsentrasi air pada tubuh. apabila konsentrasi air menurun, ADH akan dialirkan bersama darah yang akan mengakibatkan permeabilitas pembuluh darah itu meningkat dan air masuk untuk diserap kembali. Urine tersebut terbentuk lebih sedikit. Sebaliknya apabila konsentrasi air tinggi dalam darah, sekresi ADH akan menurun serta akan menyebabkan penyerapan air di pembuluh distal berkurang. Efeknya Urine akan menjadi lebih banyak serta encer.

Pengeluaran hormon ADH distimulasi oleh adanya konsentrasi cairan atau air dalam plasma yang setelah itu menstimulus sel neuroseretori pada hipofisi posterior sehingga akan menghasilkan peningkatan atau penurunan sekresi ADH. ADH tinggi, reabsorbsi juga tinggi sehingga akan menyebabkan urine pekat. ADH rendah, reabsorbsi juga rendah sehingga urine lebih banyak danjuga  encer.

Sekian dan terimakasih sudah membaca mengenai 4 Proses dan Faktor Pembentukan Urine, semoga dapat bermanfaat untuk anda.

Lihat Juga  √ Pengertian Peroksisom

Lihat Juga  √ Pengertian Kecerdasan Sosial

Proses pembentukan urine terdiri dari tiga proses yaitu filtrasi (penyaringan), reabsorpsi (penyerapan kembali), dan augmentasi (pengumpulan) atau sekresi.

  1. Proses filtrasi: proses penyaringan darah dari zat metabolisme pada tubuh. Zat tersebut seperti urea, air dan klorin yang racunnya perlu dikelurkan.
  2. Proses reabsorpsi: urine primer tidak sepenuhnya dibuang dari proses filtrasi, tapi akan diserap kembali zat yang masih dapat bergua bagi tubuh. Hasil dari proses ini mengandung sisa limbah nitrogen, urea dan air yang dimana berupa urine sekunder. 
  3. Proses augmentasi: proses pembentukan urine. Proses ini akan terjadi pengendapat zat yang tidak lagi digunakan oleh tubuh. Hasil dari proses augmentasi ini akan menjadi urine sesungguhnya yang umunya mengandung asam urine, urea, amonia, sisa pembokaran protein, zat yang berlebihan dalam darah seperti obat, vitamin, hormon dan garm mineral. 

Merdeka.com - Ekskresi atau pembuangan zat sisa metabolisme merupakan sistem yang harus dilakukan oleh tubuh setiap makhluk hidup, termasuk manusia. Dalam hal ini, sistem ekskresi bekerja untuk mengeluarkan zat-zat yang sudah tidak diperlukan oleh tubuh. Salah satunya, zat ini keluar berupa urine saat buang air kecil.

Sebelum dikeluarkan dari tubuh, zat sisa metabolisme ini melewati proses pembentukan urine terlebih dahulu pada organ ginjal. Kemudian urine dikeluarkan dari tubuh melalui sistem perkemihan, yaitu melibatkan organ kandung kemih dan saluran kemih.

Urine yang mengandung zat sisa metabolisme ini harus dikeluarkan secara rutin. Jika tidak, maka dapat membahayakan bagi tubuh.

Pembuangan urine dalam tubuh akan semakin sering dilakukan, saat tubuh mengonsumsi cairan dalam jumlah yang banyak. Tidak heran jika orang yang banyak minum, efeknya akan semakin sering buang air kecil untuk mengeluarkan urine.

Lalu bagaimana proses pembentukan urine hingga berhasil keluar dari tubuh. Serta apa gangguan apa saja yang ditimbulkan jika sistem ekskresi tidak berjalan dengan baik.

Dilansir dari Liputan6.com, berikut kami telah merangkum penjelasan proses pembentukan urine dalam tubuh yang perlu Anda ketahui.

2 dari 6 halaman

Bagaimana proses terbentuknya urin brainly?

©2015 Merdeka.com/shutterstock/Filip Ristevski

Perlu diketahui, proses pembentukan urine pada tubuh terdiri dari tiga tahapan. Mulai dari filtrasi atau penyaringan, reabsorbsi, hingga sekresi atau pembuangan. Berikut adalah penjelasan proses pembentukan urine pada tubuh yang perlu Anda ketahui.

3 dari 6 halaman

Proses pembentukan urine yang pertama adalah filtrasi atau penyaringan. Proses penyaringan ini tidak lain dilakukan oleh organ ginjal.

Pada tahap pertama, proses pembentukan urine dilakukan dengan menyaring darah terlebih dahulu untuk memisahkan dari zat sisa metabolisme yang dapat meracuni tubuh. Proses penyaringan ini terjadi pada bagian badan malphigi yang terdiri dari glomerulus dan kapsul Bowman.

Di sini, glomerulus bekerja menyaring air, garam, glukosa, asam amino, urea dan limbah lainnya yang selanjutnya akan melewati kapsul Bowman. Setelah melewati proses penyaringan ini, terbentuklah urine primer.

Urine primer sendiri dihasilkan dari amonia yang terkumpul saat organ hati memproses asam amino dan disaring oleh glomerulus.

4 dari 6 halaman

Bagaimana proses terbentuknya urin brainly?
© www.prevention.com

Berikutnya, proses pembentukan urine pada tubuh akan melalui tahap reabsorbsi. Pada tahap ini, tubuh akan melakukan penyerapan pada sebagian besar cairan-cairan yang telah disaring pada proses filtasi.

Kemudian, akan didapatkan cairan yang mengandung zat sisa metabolisme untuk selanjutnya dibuang dalam bentuk urine. Proses reabsorbsi ini terjadi di tubulus proksimal nefron, lengkung Henle (loop of Henle), tubulus distal dan tubulus pengumpul.

Air, glukosa, asam amino, natrium, serta nutrisi baik lainnya diserap kembali oleh tubuh melalui aliran darah di kapiler yang mengelilingi tubulus. Kemudian sisa cairan zat metabolisme terbentuk yang kemudian disebut dengan urine sekunder.

5 dari 6 halaman

Kemudian, proses pembentukan urin pada tubuh yang terakhir adalah sekresi atau augmentasi. Pada tahap inilah, urine yang sebelumnya telah dibentuk akan dibuang atau dikeluarkan dari dalam tubuh.

Dalam tahap pembuangan ini, juga memberikan kesempatan tubuh untuk menjaga keseimbangan kadar pH yang tepat. Biasanya ion kalium, ion kalsium, dan amonia ikut dibuang dalam tahap ini. Hal ini dilakukan agar komposisi darah tetap seimbang dan normal.

Kemudian, urine yang sudah dihasilkan dalam tahap ini akan mengalir ke bagian tengah ginjal atau pelvis ginjal. Selanjutnya urine akan diteruskan menuju ureter lalu disimpan dalam kandung kemih. Dari kandung kemiih, urine kemudian mengalir ke uretra dan akan dibuang keluar yaitu saat buang air kecil.

6 dari 6 halaman

Bagaimana proses terbentuknya urin brainly?
shutterstock

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa pembuangan urine merupakan salah satu cara tubuh membuang zat-zat limbah dan racun dalam tubuh.

Dengan begitu, proses ini harus dilakukan secara rutin agar tubuh bersih dan bebas dari berbagai ancaman penyakit. Jika hal ini tidak dapat berjalan dengan lancar, maka bisa meningkatkan beberapa risiko penyakit. Terutama penyakit gagal ginjal dan batu ginjal.

Untuk itu, proses pembentukan urine dalam tubuh harus bisa dijaga dengan baik. Salah satu caranya adalah dengan banyak mengonsumsi air putih, setidaknya 2 – 3 liter sehari.

Bukan hanya itu, agar kesehatan ginjal tetap terjaga dengan baik, dianjurkan untuk melakukan pola makan sehat dengan membatasi asupan garam dan gula. Selain itu juga perlu didukung dengan rutin berolahraga, istirahat yang cukup, juga menghindari minuman beralkohol dan kebiasaan merokok.

Jika terjadi gangguan dalam proses pembentukan urine seperti kencing berdarah, pembengkakan seluruh tubuh, lemas, maupun gejala lainnya yang mengganggu organ ekskresi, lebih baik segera berkonsultasi ke dokter.

Dengan begitu, Anda bisa mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat secara medis. Sehingga bisa meminimalisir berbagai risiko penyakit dan kondisi kesehatan yang semakin memburuk.