Bagaimana cara penyempurnaan Tunjuk ajar dalam kehidupan sehari hari

  • Pencarian sederhana adalah pencarian koleksi dengan menggunakan hanya satu kriteria pencarian saja.
  • Ketikkan kata kunci pencarian, misalnya : " Sosial kemasyarakatan "
  • Pilih ruas yang dicari, misalnya : " Judul " .
  • Pilih jenis koleksi misalnya " Monograf(buku) ", atau biarkan pada pilihan " Semua Jenis Bahan "
  • Klik tombol "Cari" atau tekan tombol Enter pada keyboard

Bagaimana cara penyempurnaan Tunjuk ajar dalam kehidupan sehari hari

RiauMagz.com - Bagi orang Riau, istilah Tunjuk Ajar Melayu bukan lagi hal yang baru. Istilah ini cukup populer sebagai salah satu rujukan pembelajaran budaya di tingkat pendidikan formal maupun dalam kajian-kajian tradisi budaya Melayu. Almarhum Tennas Effendy merupakan sosok perumus Tunjuk Ajak Melayu yang hingga saat ini nilai-nilainya masih tetapi menjadi pembahasan dan penelitian.


 

Apa itu Tunjuk Ajar Melayu?
Tunjuk Ajar Melayu adalah ungkapan-ungkapan yang bersifat khas, mengandung nasihat, amanah, petuah, nilai-nilai tunjuk ajar dan keteladanan, yang mengajak manusia ke jalan kehidupan yang lebih baik dan mendapatkan keridhaan dari Allah swt. Tunjuk Ajar Melayu ini didasarkan pada tradisi, budaya, dan kehidupan orang-orang Melayu yang sangat erat kaitannya dengan tradisi Islam. Bisa dikatakan apa yang terkandung dalah Tunjuk Ajar Melayu sebagian besar adalah nilai-nilai Islam yang sesuai dengan budaya dan tradisi orang Melayu.

Tunjuk Ajar Melayu telah diakui oleh Pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan menetapkan Tunjuk Ajar Melayu sebagai Warisan Budaya Tak Benda pada tahun 2017 lalu. Silahkan baca di Tunjuk Ajar Melayu sebagai Warisan Budaya Tak Benda Riau 2017
 

Tunjuk Ajar Melayu terdiri dari 25 pokok pikiran utama atau yang dikenal dengan istilah Pakaian Dua Puluh Lima. Pada setiap butir dari yang 25 tersebut memiliki nilai konseling spiritual yang cukup kontemporer digunakan untuk membimbing kondisi yang ada sekarang.
 

Beberapa sifat dari 25 tersebut di antaranya:

  1. sifat tahu asal mula jadi,
  2. sifat tahu berpegang pada Yang Satu,
  3. sifat tahu membalas budi,
  4. sifat hidup bertenggangan,
  5. sifat mati berpegangan,
  6. sifat tahu kan bodoh diri,
  7. sifat tahu diri,
  8. sifat hidup memegang amanah,
  9. sifat benang arang,
  10. sifat tahan menentang matahari

Nilai-nilai azaz jatidiri Melayu RiauBinsar dan Mashuri merangkum nilai-nilai azas jati diri Melayu Riau di antaranya adalah:

1.    Bercakap bersetinah, berunding bersetabikAsas ini mengajarkan nilai-nilai kesantunan, budi pekerti, menjaga lidah dan tingkah laku, menjauhi sikap kasar, mencaci orang, angkuh, sombong dan sebagainya dari pergaulan yang ada. Hal ini seperti tertuang dalam lirik-lirik berikut:

    Apa tanda orang beradat    Elok perangai sempurna sifat    Apa tanda orang terpandang    Bercakap tidak menista orang    Apa tanda orang bermarwah    Kalau bicara tidak menyalah    Apa tanda orang berakal    Dalam berbual tidak membual 

2.    Lapang Dada Terbuka TanganUngkapan ini bermakna tentang sifat pemaaf dan pemurah yang diharapkan ada pada orang Melayu. Membuang perasaan dendam, segala masalah yang sebaiknya diselesaikan dengan baik. Seperti disampaikan dalam ungkapan berikut:

Sifat lapang terbuka tanganHatinya bersih berpalut imanKesalahan orang ia lupakan

Kesusahan orang ia rasakan


 

3.    Tahu Menyemak Pandai MenyimpaiUngkapan ini memberikan panduan kepada orang Melayu agar lebih arif, bijak, tanggap dan cekatan dalam menilai dan mengambil keputusan. Seperti tertuang dalam ungkapan:

Arif menyimak kicau muraiArif menapis angin laluArif mendengar desau daunArif menilik bintang di langitArif menangkap kerlingan orangBijak menepis mata pedang

Bijak membuka simpul mati


 

4.    Menang dalam KalahNilai ini mengajarkan tentang kemahiran bersiasat, mengatur strategi, sabar, teliti dalam menemukan peluang, unggul dalam berunding, cermat mengambil keputusan dan sebagainya.Seperti tercantum dalam lirik berikut:

Yang menang dalam kalahYang lapang dalam sempitYang kaya dalam susahLapang dada luas hati

Lapangnya tidak berhempang


 

5.    Tahu Hidup Meninggalkan, Tahu Mati MewariskanNilai ini mengajarkan kepada orang Melayu untuk berbuat kebaikan dalam hidupnya, mewarisi nilai-nilai agama, nama baik dan membangun keteladanan hidup. Dapat dilihat pada ungkapan:

Yang disebut hidup meninggalkanMeninggalkan syarak tempat berpijakMeninggalkan adat tempat menepatMeninggalkan lembaga tempat berjagaMeninggalkan budi yang terpujiMeninggalkan contoh yang senonoh

Kedudukan Tunjuk Ajar Melayu


 

Dalam budaya dan kehidupan orang Melayu, Tunjuk Ajar Melayu memiliki posisi dan kedudukan yang cukup penting, yakni menjadi rujukan dan patokan dasar kesadaran, moral, pembentukan jati diri, di dalam kehidupan orang Melayu tradisional. Budaya Melayu tradisional masih sangat kuat menjadikan nilai-nilai intisari dari Tunjuk Ajar Melayu tersebut sebagai pijakan dan panduan dan bersikap dan bertindak.
 

Pada implementasinya, sikap-sikap orang Melayu disandarkan pada nilai-nilai yang diramu pada Tunjuk Ajar Melayu tersebut. Sebagai bentuk sindiran pelanggaran nilai yang terkadang dilakukan oleh orang Melayu sendiri, sebuah ungkapan kontroversi pernah dipopulerkan dengan judul "Tunjuk Kurang Ajar Melayu". Ungkapan ini memicu perdebatan oleh kalangan yang berupaya menegakkan nilai-nilai tradisi budaya Melayu yang sesungguhnya di kalangan masyarakat Melayu.
 

Manfaat Tunjuk Ajar Melayu.

Manfaat atau fungsi Tunjuk Ajar Melayu disebutkan cukup banyak, di antaranya adalah:

  1. Sebagai pegangan
  2. Sebagai azimat
  3. Sebagai pakaian
  4. Sebagai rumah
  5. Sebagai tulang
  6. Sebagai jagaan
  7. Sebagai amalan
  8. Sebagai timang-timang diri

Bagi mereka yang mengabaikan nilai-nilai Tunjuk Ajar Melayu tersebut, maka seperti yang dijelaskan di halaman 22-24 dalam buku Tunjuk Ajar Melayu tersebut maka akan mengalami:

  1. Menjadi orang yang tidak selamat
  2. Menjadi orang yang tidak terpuji
  3. Menjadi orang yang tidak bertuah
  4. Menjadi orang yang tidak terpandang
  5. Menjadi orang yang tidak sentosa
  6. Menjadi orang yang tidak terpilih
  7. Menjadi orang yang tidak diberkahi
  8. Menjadi orang yang tidak disayangi

Penyebaran dan pewarisan nilai-nilai Tunjuk Ajar Melayu ini dilakukan dalam kehidupan tradisional baik secara verbal lisan maupun melalui contoh keteladanan prilaku yang dilakukan oleh orang-orang tua kepada generasi di bawahnya. Nasihat orang tua kepada anak, nasihat orang yang lebih tua ke yang muda, nasihat dalam bentuk syair, dongeng, cerita-cerita rakyat, dan sebagainya. Silahkan lihat Senjata Tradisional Melayu Sumatera

RiauMagz, Wisata Riau, Kebudayaan Riau

You're Reading a Free Preview
Pages 14 to 28 are not shown in this preview.

You're Reading a Free Preview
Pages 35 to 52 are not shown in this preview.

You're Reading a Free Preview
Pages 59 to 79 are not shown in this preview.

You're Reading a Free Preview
Pages 90 to 103 are not shown in this preview.

You're Reading a Free Preview
Page 109 is not shown in this preview.