Bagaimana cara meningkatkan perekonomian di seluruh daerah?

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

SIARAN PERS
HM.4.6/404/SET.M.EKON.3/11/2021

Optimisme Pemerintah dalam Meningkatkan Perekonomian Nasional Didukung Laju Pertumbuhan Positif dan Resiliensi Berbagai Sektor

Jakarta, 16 November 2021

Keberhasilan dalam mengendalikan kasus Covid-19 di berbagai belahan dunia telah menimbulkan sinyal pemulihan ekonomi di banyak negara. Ekonomi global diproyeksikan dapat tumbuh di kisaran 5,6%-5,9% (yoy) di 2021 dan kisaran 4,3%-4,9% pada tahun 2022. Namun demikian, pandemi Covid-19 masih akan menjadi tantangan utama perekonomian global dalam jangka pendek. Selain itu, berbagai risiko juga masih membayangi perekonomian global ke depannya, seperti ketidakpastian geopolitik, tapering off The Fed, krisis energi, dan perubahan iklim.

Meskipun saat ini kondisi pandemi di Indonesia sudah semakin membaik dengan kasus harian sudah di bawah 500 kasus dan terendah di ASEAN, namun kondisi pandemi Covid-19 tetap harus diwaspadai karena di beberapa negara sedang terjadi kenaikan kasus kembali. Hanya saja kondisi yang membaik ini tetap perlu disyukuri, mengingat hal tersebut merupakan hasil kerja keras dari semua pihak, baik dari masyarakat maupun Pemerintah.

“Kondisi yang membaik ini telah membuat ekonomi tumbuh positif sebesar 3,51% (yoy) di Triwulan III-2021. Optimisme terhadap peningkatan perekonomian juga didukung dari sisi demand maupun supply,” tutur Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam acara CEO Networking 2021 yang bertema “Stepping up to Regained the Economy”, secara virtual di Jakarta, Selasa (16/11).

Pada sisi demand, Konsumsi Rumah Tangga dan Pembentukan Modal Tetap Bruto menjadi kontributor utama pada sektor perekonomian dan terus terjaga pada pertumbuhan positif. Hal serupa terjadi pada sisi supply di mana berbagai sektor tumbuh positif dan memiliki resiliensi baik di tengah pandemi Covid-19. Sektor yang tumbuh positif antara lain adalah Sektor Industri Pengolahan, Pedagang Besar dan Eceran, Pertambangan, dan Pertanian.

Memasuki Triwulan IV-2021, Menko Airlangga menyampaikan bahwa berbagai indikator utama telah menunjukkan perbaikan. Aktivitas manufaktur telah kembali ke level ekspansif dan terus meningkat ke level tertinggi sejak April 2011 yakni mencapai 57,2. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) juga memperlihatkan perbaikan signifikan hingga ke level optimis sebesar 113,4. “Sejalan dengan konsistensi penurunan kasus harian Covid-19 yang diiringi pelonggaran PPKM lebih luas, indikator lainnya diperkirakan juga akan mulai kembali menguat di Triwulan IV-2021,” ungkap Menko Airlangga.

Perbaikan di sektor riill juga didukung oleh perbaikan di sektor eksternal. Pemulihan permintaan global dan meningkatnya harga komoditas global telah mendorong berlanjutnya surplus neraca perdagangan Indonesia hingga 18 bulan berturut-turut dengan akumulasi surplus sepanjang tahun 2021 mencapai US$ 30,8 Miliar. Capaian ini juga didukung oleh strategi kebijakan Pemerintah dalam menjaga pasokan ekspor dan pemberian insentif untuk mendorong ekspor.

Badan Pusat Statistik (BPS) merilis kinerja ekspor Indonesia mengalami peningkatan signifikan pada bulan Oktober 2021 yang mencapai sebesar US$22,03 miliar.  Nilai ekspor ini tercatat mengalami kenaikan sebesar 6,89% (mtm) jika dibandingkan ekspor bulan September 2021 dan juga mencatat peningkatan sebesar 53,35% (yoy) atau US$14,36 miliar dibandingkan Oktober 2020.  Nilai ekspor ini  juga kembali mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah, setelah sebelumnya terjadi pada bulan Agustus 2021 yang mencapai US$21,42 miliar.

Peningkatan ekspor di Oktober 2021 tersebut didorong oleh meningkatnya permintaan dari negara-negara tujuan ekspor Indonesia, yang tercermin dari nilai serta volume ekspor beberapa komoditas andalan, seperti batubara, crude palm oil (CPO), serta besi dan baja.

“Komitmen Pemerintah dalam mengendalikan pandemi juga memberikan sentimen positif di pasar keuangan. IHSG terus menunjukkan perbaikan hingga mencapai level 6.651 per 12 November 2021, lebih tinggi dibandingkan sebelum pandemi. Nilai tukar rupiah juga telah kembali mendekati ke level sebelum pandemi, yakni di level 14.236/US$ per 12 November 2021,” jelas Menko Airlangga.

Pemerintah akan tetap menjaga fleksibilitas APBN dan melanjutkan Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Penguatan program perlindungan sosial (perlinsos) yang berfokus pada masyarakat miskin dan rentan akan membantu menjaga pemenuhan kebutuhan dasar. Selanjutnya, Pemerintah memberikan dukungan insentif fiskal untuk wajib pajak terdampak Covid-19. Pelaku usaha, baik korporasi maupun UMKM, dapat memanfaatkan insentif ini untuk meminimalisasi biaya sehingga dapat fokus untuk menjalankan operasional bisnisnya selama pandemi.

Pemerintah juga akan tetap memberikan dukungan kepada dunia usaha untuk menjaga proses keberlangsungan usaha selama masa pemulihan. Khusus untuk UMKM, berbagai program telah diberikan antara lain Subsidi Bunga, Penempatan Dana Pemerintah pada Bank Umum Mitra untuk mendukung perluasan kredit modal kerja dan restrukturisasi kredit UMKM, Penjaminan Kredit Modal Kerja UMKM, Banpres Produktif Usaha Mikro, Bantuan Tunai untuk PKL dan Warung, dan insentif PPh Final UMKM Ditanggung Pemerintah (DTP). Per 12 November 2021, total realisasi program PEN telah mencapai Rp483,91 triliun atau 65% dari total pagu anggaran Rp744,77 triliun.

Dukungan peningkatan akses pembiayaan bagi UMKM juga dijalankan melalui kebijakan KUR. Pemerintah telah meningkatkan plafon pembiayaan KUR di 2021 menjadi Rp285 triliun. Pemerintah juga merelaksasi kebijakan KUR untuk memudahkan pembiayaan bagi UMKM selama masa pandemi, dan menambahkan skema KUR Super Mikro untuk pekerja terkena PHK dan Ibu rumah tangga. Realisasi penyaluran KUR pada 2021 meningkat signifikan dan telah mendekati pola normal dengan realisasi sampai 15 November 2021 mencapai Rp244,22 triliun (85,69% dari perubahan target Rp285 triliun) dan diberikan kepada 6,45 juta debitur. Total outstanding KUR per 15 November 2021 sebesar Rp360,36 triliun yang diberikan kepada 31,17 juta debitur.

“Program Kartu Prakerja juga terus diberikan sebagai semi-bansos yang membantu menjaga daya beli masyarakat selama masa pandemi. Program ini juga mendorong peningkatan kemampuan peserta sehingga dapat membantu meningkatkan tingkat penyerapan tenaga kerja. Hingga 2 November 2021, realisasi insentif dari Kartu Prakerja Nasional telah mencapai Rp10,7 triliun, dengan jumlah penerima insentif sebanyak 5,6 juta orang,” ungkap Menko Airlangga.

Reformasi struktural pasca pandemi juga dilakukan melalui UU Cipta Kerja guna mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, sehingga dapat meningkatkan penyerapan tenaga kerja dan kesejahteraan masyarakat, serta keluar dari middle income trap. Undang-Undang ini akan memberikan kemudahan berusaha di seluruh sektor usaha sehingga dapat meningkatkan iklim investasi, produktivitas, dan penciptaan lapangan kerja.

“Salah satu implementasi UU Cipta Kerja adalah sistem perizinan berbasis risiko (OSS-RBA) yang telah diluncurkan pada 9 Agustus 2021. Pemerintah juga telah memperluas bidang usaha untuk penanaman modal disertai dengan insentif fiskal dan nonfiskal sehingga dapat mendorong penciptaan lapangan kerja baru,” ujar Menko Airlangga.

Pemerintah juga senantiasa mendorong kerja sama internasional melalui berbagai forum, salah satunya melalui Presidensi G20 Indonesia serta COP26. Forum G20 sendiri akan mendorong peningkatan investasi dan perdagangan internasional, sekaligus mendukung pemulihan ekonomi Indonesia. Sementara, Forum COP26 akan mendorong penciptaan ekonomi hijau (rendah emisi karbon) yang berkelanjutan. Hal ini tentunya akan menjadi sentimen positif bagi perekonomian Indonesia di tahun depan.

“Koordinasi dan sinergi dengan seluruh stakeholders akan terus ditingkatkan agar momentum pemulihan dapat terjaga. Saya berharap seluruh pihak di industri pasar modal Indonesia juga dapat meningkatkan kontribusinya sebagai sarana alternatif pembiayaan pembangunan ekonomi sehingga dapat mendorong percepatan pemulihan ekonomi nasional,” tutup Menko Airlangga.

Turut hadir dalam acara ini yaitu Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Inarno Djajadi, Direktur Self Regulatory Organization (SRO), dan perwakilan perusahaan tercatat. (rep/fsr)

***

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi, dan Persidangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

Haryo Limanseto

Website: www.ekon.go.id Twitter, Instagram, Facebook, & Youtube: @PerekonomianRI Email:

LinkedIn: Coordinating Ministry for Economic Affairs of the Republic of Indonesia

Saat ini di seluruh dunia, termasuk Indonesia sudah memasuki era revolusi industri 4.0.

Perkembangan ini tentunya akan mempengaruhi ekonomi Indonesia ke depannya.

Di era ini, Menrisetdikti menilai bahwa anak muda merupakan sumber ekonomi baru.

Kreativitas dan inovasi yang dilahirkan anak-anak muda Indonesia mampu menjadi sumber ekonomi baru untuk menggerakan ekonomi bangsa.

Lalu, apa saja hal-hal yang bisa anak muda lakukan untuk turut serta berkontribusi dalam meningkatkan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi?

Berikut ulasannya!

1. Melek dengan Teknologi Terbaru

Adanya perkembangan dalam masyarakat untuk menuju kehidupan yang lebih modern, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi juga berkembang jadi lebih berkualitas.

Ilmu pengetahuan dan teknologi sendiri mungkin merupakan dua unsur yang berbeda, tapi kalau digabung akan menjadi kesatuan yang berdampak bagi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi.

Nah, dengan menjadi seorang yang melek berita terbaru dari teknologi, kamu memiliki kemungkinan besar untuk menguasainya dan beradaptasi lebih cepat.

Nantinya, kamu tak hanya menjadi pribadinyang lebih berkembang, tapi juga tahu beragam cara dalam mengelola sumber daya supaya lebih efektif dan efisien.

2. Menjaga Sarana dan Prasarana

Kehadiran sarana dan prasarana menjadi hal penting karena hal ini mampu membuat mudah semua pihak yang bersangkutan dalam pembangunan ekonomi.

Maka dari itu, sebagai anak muda yang menjadi roda penggerak dalam pertumbuhan dan pembangunan ekonomi, haruslah menjaga keutuhan sarana dan prasarana.

Hal ini dikarenakan, ketika sebuah sarana dan prasarana tidak terdukung dengan baik, upaya yang dilakukan dalam meningkatkan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi bisa terhambat dan kurang optimal.

Ketika sebuah sarana prasarana tidak mendukung, upaya untuk meningkatkan perekonomian bisa terhambat dan kurang optimal. Sayang, kan?

3. Berinvestasi di Pasar Modal

Selanjutnya kamu bisa turut berkontribusi dalam meningkatkan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi dengan berinvestasi di pasar modal.

Secara umum, ada dua manfaat yang bisa kamu pakai dari sebuah pasar modal.

Pertama, bisa menjadi sarana atau sumber pendanaan untuk mengembangkan finansial.

Kedua, kamu turut serta menambahkan dana bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Tapi sebelum melakukannya perlu diperhatikan kalau investasi saham di pasar modal merupakan instrumen berisiko tinggi walaupun menghasilkan return yang juga tinggi.

Cari tahu banyak informasi tentang pasar modal, sehingga kamu bisa memilih instrumen saham yang sesuai dengan kebutuhan.

4. Mendanai UKM Indonesia

Saat ini Usaha Kecil Menengah atau UKM bisa dibilang sebagai motor penggerak ekonomi Indonesia. Bahkan, bisa disebut sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia.

UKM di negara kita bisa lho menyumbang sekitar 60% dari PDB atau Product Domestic Bruto.

Tak hanya itu, mereka juga memberikan kesempatan kerja pada banyak masyarakat.

Maka dari itu, pemerintah pun terus menjalankan program-program yang memberikan peluang menguntungkan untuk para bisnis UKM supaya lebih berkembang.

Melihat keadaannya saat ini, tak bisa dipungkiri bahwa UKM bisa meningkatkan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi kita.

Tapi di balik semua itu, masih banyak juga penggiat UKM yang kesulitan untuk menjalankan usahanya.

Maka dari itu, tak sedikit dari mereka yang usahanya harus tutup dengan umur yang terbilang baru.

Alasannya juga beragam, tetapi hal yang paling sering ditemukan adalah kurangnya modal usaha.

5. Meningkatkan Pendidikan dan Keterampilan yang Dimiliki

Pendidikan merupakan faktor utama yang akan menentukan pengetahuan dan keterampilan yang akan kamu kuasai.

Hubungan dagang internasional dan globalisasi mengharuskan sebuah negara bersaing satu dengan yang lainnya.

Sebuah negara yang berhasil secara ekonomi akan mempunyai keunggulan kompetitif dibandingkan nagara lain.

Hal ini artinya perekonomian sebuah negara sangat berhubungan erat dengan keuntungan dan kerugian yang mereka alami di pasar global.

Pendidikan dan pelatihan pekerja suatu negara menjadi salah satu faktor utama yang akan menentukan seberapa baik ekonomi negara tersebut.

Para pekerja atau karyawan yang ingin meningkatkan potensi penghasilan mereka di masa depan perlu mengembangkan dan menyempurnakan kemampuan mereka.

Semakin banyak pengetahuan yang mereka miliki tentang fungsi pekerjaan atau semakin mereka paham dengan industri, maka akan semakin berharga mereka di mata perusahaan.

6. Membeli Obligasi

Pertumbuhan ekonomi suatu negara merupakan sebuah indikator utama yang dapat mempengaruhi kemajuan perekonomian negara tersebut.

Oleh karena itu, dibutuhkan usaha keras bagi pemerintah dan warganya untuk mencapai hal itu.

Namun, apabila dalam prosesnya, ekonomi Indonesia lebih dominan mendapat sumbangan dari sektor investasi asing (luar negeri), maka bisa berdampak pada krisis global di masa mendatang.

Selain itu, tingkat konsumsi masyarakat Indonesia yang tinggi juga bisa menjadi alasan yang mempengaruhi terjadinya krisis global.

Lalu apa saja upaya yang bisa dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan kemajuan pembangunan ekonomi di Indonesia?

Dalam rangka mencegah risiko utang luar negeri yang dapat mempengaruhi kestabilan nilai tukar rupiah terhadap valas, pemerintah harus menerbitkan obligasi negara untuk menambah stok modal yang dibutuhkan.

Nah, stok modal dari investor yang telah membeli obligasi negara tersebut dapat digunakan oleh negara untuk melunasi utang dan juga memenuhi kebutuhan produksi yang ditujukan untuk masyarakat.

Di samping itu, kegiatan ekspor juga berperan penting untuk meningkatkan cadangan devisa, serta meningkatkan spesialisasi dan nilai tambah ekonomi di perdagangan Internasional.

Kamu mungkin sekarang merasa bingung akan memilih investasi apa.

Tidak perlu khawatir, jenis investasi apapun yang kamu pilih, itu tetap akan membantu meningkatkan perekonomian negara Indonesia.

Mulai dari obligasi, saham, reksa dana pasar uang dan lain sebagainya.