Bagaimana cara mempertebal iman yang harus dilakukan seorang muslim sebutkan 4

Bagaimana cara mempertebal iman yang harus dilakukan seorang muslim sebutkan 4

Ilustrasi (via Pinterest) Ilustrasi (via Pinterest)

Iman seorang Muslim dapat bertambah dan berkurang. Faktor penyebab bertambahnya iman di antaranya adalah ketaatan, begitu juga faktor menurunnya iman tak lain dan tak bukan adalah kemaksiatan. Maka dari itu kita diperintahkan untuk terus melakukan amalan-amalan yang dapat menumbuhkan keimanan dan juga sebaliknya. Sebagaimana dikatakan Ibnu Ruslan dalam matan Zubad Ibn Ruslan (Beirut: Daru Makrifat) halaman 5-6:

فكن من الإيمان في مزيد # وفي صــــفاء القلب ذا تجديد

بكثرة الصلاة والطاعات # وترك ما للنفس من شهوات

فشهوة النفس مع الذنوب # موجبتــــــان قسوة القـــلوب

Maka jadilah kamu bertambah dalam keimanan # dan memiliki pembaharuan dalam kejernihan hati

Dengan memperbanyak salat, ketaatan # dan meninggalkan sesuatu yang menyebabkan syahwat

Maka nafsu syahwat dan dosa # keduanya adalah faktor yang menyebabkan kerasnya hati

Untuk memperkuat dan menambah keimanan kita kepada Allah, Imam Al-Haddad menerangkan dalam kitab Risalatul Muawanah lir Râghibîn minal Mu’minîn fî Sulûk Tharîqah al-Âkhirah (Singapura dan Jeddah: Al-Haramain) halaman 15, bahwa beberapa perkara yang dapat menambahkan keimanan serta memperkuatnya. Di dalam kitab itu disebutkan tiga kiat untuk menuju hal tersebut.

Pertama, mendengarkan ayat al-Qur’an dan hadits yang di dalamnya disebutkan perihal janji Allah subhanahu wata’ala, ancaman-Nya, perkara-perkara akhirat, kisah-kisah nabi, mukjizat, serta hukuman bagi mereka yang menentang para nabi. Begitu juga mendengarkan kezuhudan salafussalihin di kehidupan dunia, begitu juga kecintaan mereka kepada akhirat dan pula mendengarkan ayat-ayat sam’iyyat. Salah satu contoh ayat yang menerangkan tentang janji Allah yaitu:

وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى اللهِ فَهُوَ حَسْبُهُ

“Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya.” (QS at-Thalaq: 3)

Kedua, melihat kebesaran langit dan bumi dan segala sesuatu yang menakjubkan dan keindahan yang diciptakan di langit dan bumi. Salah satu contoh ayat yang menunjukan keagungan Allah di antaranya disebutkan dalam surat As-Sajdah ayat  4:

اللهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَمَابَيْنَهُمَا فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ مَا لَكُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلَاشَفِيعٍ أَفَلَا تَتَذَكَّرُونَ

Artinya: “Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan segala yang ada diantara keduanya dalam waktu enam hari, kemudian dia bersemayam di atas Arsy. Kamu semua tidak memiliki seorang penolong dan pemberi syafaat pun selain diri-Nya. Lalu, apakah kamu tidak memperhatikannya?” (Q.S. Al-Sajdah [32]: 4).

Dengan membaca dan merenungkan ayat diatas kita dapat melihat kebesaran Allah subhanahu wata’ala, bahwasannya Allah adalah pencipta seluruh alam yang besar ini, bahwasannya kita ini sangat kecil dibanding alam besar yang penciptanya adalah Allah, lantas masihkah belum tumbuh rasa ketawaan kita kepadaNya?

Ketiga, melaksanakan amal saleh secara teratur, juga menjaga dirinya supaya tidak tergelincir kepada kemaksiatan dan keburukan. Beliau juga menjelaskan bahwa iman itu dengan perkataan dan amal, bertambah sebab melakukan ketaatan dan menurun sebab melakukan kemaksiatan. (Amin Nur Hakim)

Berita seputar Forum R20

Sobat, Anda Tahu kan bahwa Iman Itu Bisa Bertambah dan Berkurang?

Sudah dimaklumi banyak terdapat nash-nash Al-Qur`an dan As-Sunnah yang menjelaskan pertambahan iman dan pengurangannya. Menjelaskan pemilik iman yang bertingkat-tingkat sebagiannya lebih sempurna imannya dari yang lainnya. Ada di antara mereka yang disebut assaabiq bil khairaat (terdepan dalam kebaikan), al-Muqtashid (pertengahan) dan zhalim linafsihi (menzhalimi diri sendiri). Ada juga al-Muhsin, al-Mukmin dan al-Muslim. Semua ini menunjukkan mereka tidak berada dalam satu martabat. Ini menandakan bahwa iman itu bisa bertambah dan berkurang.[2] Oleh karena itu, saat Ibnu Qudamah Al-Maqdisi rahimahullah menjelaskan tentang keyakinan Ahlus Sunnah wal Jama’ah tentang iman, beliau mengatakan,

وَالْإِيمَانُ قَوْلٌ بِاللِّسَانِ، وَعَمَلٌ بِالْأَرْكَانِ وَعَقْدٌ بِالْجَنَانِ, يَزِيدُ بِالطَّاعَةِ, وَيَنْقُصُ بِالْعِصْيَانِ

“Iman adalah ucapan dengan lisan, amal dengan anggota badan, keyakinan (dan amal) hati. Ia dapat bertambah dengan sebab ketaatan, dan berkurang dengan sebab kemaksiatanز”[3]

Siapa sih yang Gak Pengen Bertambah Keimanannya?

Sobat, perlu difahami bahwa suka perkara yang baik, cinta ketaatan, pengen iman bertambah adalah dambaan setiap orang yang benar keimanannya.

Dan suka keimanan merupakan anugerah dari Allah Ta’ala untuk hamba yang disayangi-Nya. Oleh karena itu, perbanyaklah  memohon kepada Allah Ta’ala agar Dia menghiasi keimanan dalam hati Anda, simaklah firman Allah Ta’ala berikut ini,

 وَلَٰكِنَّ اللَّهَ حَبَّبَ إِلَيْكُمُ الْإِيمَانَ وَزَيَّنَهُ فِي قُلُوبِكُمْ وَكَرَّهَ إِلَيْكُمُ الْكُفْرَ وَالْفُسُوقَ وَالْعِصْيَانَ ۚ أُولَٰئِكَ هُمُ الرَّاشِدُونَ

“Tetapi Allah menjadikan kalian cinta kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu indah di dalam hati kalian serta menjadikan kalian benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus” (QS. Al-Hujurat: 7).

Suka Iman Bertambah Saja Tidaklah cukup

Sobat, cukupkah anda suka makanan saja, tapi setiap hari tidak mau makan? Apakah cukup anda suka uang saja, tapi tidak mau bekerja? Anda ingin sembuh, tapi gak mau berobat? Tentu tidak bukan? Dalam agama kita, orang  yang ingin berjumpa dengan Allah dan melihat wajah-Nya diperintahkan untuk beramal shaleh.

Coba deh, simak Kalam Ilahi berikut ini,

فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا

“Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Tuhannya.”

Dengan demikian, tidak cukup seseorang hanya suka imannya bertambah, namun tidak mau berusaha menambah keimanannya.

Kalo mau bertakwa, ya laksanakan perintah Allah.

Mau iman naik? Ya lakukan ketaatan kepada Rabb Anda.

Cara Dahsyat Meningkatkan Keimanan

Syaikh Prof. Abdur Razzaq bin Abdul Muhsin Al-Badr hafizhahullah di dalam kitabnya Asbab Ziyadatil Iman wa Nuqshanihi menyebutkan setidaknya terdapat tiga cara dahsyat dalam meningkatkan keimanan.

  1. Mempelajari ilmu yang bermanfaat, di antaranya adalah membaca Al-Qur`an dan mentadaburinya, mempelajari nama dan sifat Allah Ta’ala, memperhatikan keindahan agama Islam, membaca sirah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan membaca sirah Salafush Shaleh.
  1. Memperhatikan ayat-ayat Allah yang kauniyyah.
  1. Bersungguh-sungguh dalam beramal shaleh, baik dengan hati, lisan, maupun anggota tubuh lahiriyah, termasuk berdakwah di jalan Allah Ta’ala dan menjauhi sebab-sebab yang mengurangi keimanan.

[Bersambung]

[1]. Tadabbur adalah memperhatikan (memikirkan) lafazh agar bisa memahami maknanya. [Ushulun fit Tafsir, Syaikh Al-Utsaimin, hal. 23]

[2]. Sumber: https://muslim.or.id/1993-iman-bisa-bertambah-dan-berkurang.html

[3]. Lum’ah Al-I’tiqad Al-Hadi ila Sabil Ar-Rasyad.

Anda sedang membaca: “Cara Dahsyat Meningkatkan Keimanan”, baca lebih lanjut dari artikel berseri ini:

***

Penulis:
Artikel: Muslim.or.id

🔍 Tentang Agama Islam, Syarat Rukun Puasa, Perempuan Dalam Pandangan Islam, Akibat Dosa, Zakat Gaji Dalam Islam

Tingkatan iman berbeda-beda demikian pula cara menjaganya.

REPUBLIKA.CO.ID, Inti dari ajaran tasawuf terletak pada keyakinan hati dan keteguhan iman. Kekuatan iman mampu membuat perkara yang mustahil dan tidak bisa dicerna akal manusia menjadi sangat riil di hadapan mata hati.

Menurut Habib Abdullah bin Alawi bin Muhammad Al-Haddad dalam  Risalah al-Mu’awanah wa al-Muzhaharah wa al-Muwazarah li al-Raghibin min al-Mu’minin fi Suluk Thariq al-Akhirah, menghadirkan urusan gaib yang berada di luar indra manusia menjadi nyata dan tampak kasat mata. Ali bin Abi Thalib pernah mengatakan, seandainya satir penutup dibuka, niscaya keyakinan akan bertambah. 

Pada dasarnya, tiap Mukmin punya rasa yakin, tetapi yang membedakan hanya satu, yaitu kadar iman yang dimiliki. Semakin kuat iman yang dipelihara seorang hamba, dia laksana gunung yang berdiri tegak dan kokoh. 

Dalam salah satu kaidah usul fikih, disebutkan al-Yaqinu La Yuzalu bi al-Syak (keyakinan yang kuat tidak akan berubah dengan sebuah keragu-raguan). 

Keyakinan tersebut tak akan sanggup diempas dengan mudah oleh tiupan keragu-raguan ataupun oleh angin waswas yang di sebarkan oleh setan. Karena, setan tidak akan berhenti bermanuver guna menyesatkan anak Adam. Sebagaimana sabda Nabi SAW, Setan akan menyesatkan manusia dan tidaklah seseorang mengambil jalan lain, kecuali setan juga akan menempuhnya.” 

Sehingga, apabila dikelompokkan, tingkatan keimanan bisa dibagi ke dalam tiga lapisan. Pertama, tingkatan dasar atau disebut iman. Kategori ini biasanya diisi kalangan awam yang kadar keimanannya masih sering naik turun dan berubah-ubah. 

Tingkatan kedua, tingkatan iman yang kokoh di hati dan tidak goyah sehingga pada level ini, hampir saja seseorang mampu melihat yang gaib. Tingkat keimanan ini disebut yakin. 

Level keimanan ketiga yang tertinggi dikenal dengan istilah kasyaf. Tingkatan ini setara dengan level para wali dan nabi yang tidak lagi ada batas antara yang gaib dan alam kasat mata.

Selanjutnya, terdapat tiga cara yang bisa ditempuh untuk membangun benteng keimanan yang kuat. Pertama, mendengarkan, membaca, dan merenungkan ayat-ayat serta hadis-hadis yang menegaskan kebesaran dan kekuasaan Allah. 

Selain itu, juga teks-teks agama yang mengisyaratkan secara jelas perihal kebenaran dakwah yang disampaikan para rasul dengan segala konsekuensi yang didapat, baik dari ketaatan maupun sanksi yang diperoleh akibat pelanggaran apabila mengingkari risalah ilahiah tersebut. Cara ini sesuai firman Allah: 

“Dan, apakah tidak cukup bagi mereka bahwasanya Kami telah menurunkan kepadamu Al-Kitab (Alquran) sedang dia dibacakan kepada mereka.” (QS al-Ankabut [29]: 51). 

Kedua, merenungkan keajaiban penciptaan alam semesta, hamparan langit nan luas, bumi tempat berpijak, serta pesona unsur-unsur yang menjadi pelengkap dan kebutuhan kelangsungan hidup.

Sebagaimana firman-Nya, “Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri.” (QS Fushilat [41]: 53).

Sedangkan, cara ketiga, keyakinan yang telah didapat mesti diterapkan baik secara lahir maupun batin dan berupaya sebisa mungkin menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Karena, dengan keteguhan iman dan keyakinanlah, Allah akan senantiasa membimbing dan mencurahkan kasih sayang-Nya kepada umat manusia.

Allah berfirman, “Dan, orang-orang yang berjihad (mencari keridhaan) Kami benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami.” (QS al-Ankabut [29]: 69).

sumber : Harian Republika