Bagaimana cara memperkuat ikatan antar anggota dalam suatu komunitas

Komunitas adalah poin penting dalam setiap usaha sosial, paling tidak karena dua hal. Pertama, karena komunitas adalah sasaran utama dari hampir semua usaha sosial di dunia. Kedua, karena komunitas adalah pihak yang menghidupi usaha sosial selain para pendiri usaha sosial. Tulisan ini akan sedikit menceritakan tentang Nitikusala, sebuah usaha sosial berbentuk warung kopi, teh, dan makanan yang  berusaha menyeimbangkan keuntungan dan mengembangkan komunitas kewargaan.

Pengertian Komunitas

Sebelum lebih lanjut bercerita tentang Nitikusala mari terlebih dahulu mencoba memahami komunitas. Dilihat dari pemahaman mengenai komunitas secara tradisional, komunitas adalah sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme yang berbagi lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan yang sama. Dalam komunitas manusia, individu-individu di dalamnya dapat memiliki maksud, kepercayaan, sumber daya, preferensi, kebutuhan, risiko dan sejumlah kondisi lain yang serupa.

Lebih lanjut Menurut Hermawan Kertajaya (2008) “pengertian komunitas adalah sekelompok orang yang saling peduli satu sama lain lebih dari yang seharusnya, dimana dalam sebuah komunitas terjadi relasi pribadi yang erat antar para anggota komunitas tersebut karena adanya kesamaan interest atau values”.

Kemudian jika ditilik melalui pendekatan sosiologi, komunitas dapat dipahami sebagai sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme yang berbagi lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan yang sama. Menurut Vanina Delobelle (2008), definisi suatu komunitas adalah sebuah kelompok beberapa orang yang berbagi minat yang sama, dan terbentuk oleh empat faktor, yaitu:

  1. Komunikasi dan keinginan berbagi (sharing), yaitu para anggota saling menolong satu sama lain.
  2. Tempat yang disepakati bersama untuk bertemu.
  3. Ritual dan kebiasaan, yaitu orang-orang datang secara teratur dan periodik.
  4. Influencer, yaitu merintis sesuatu hal dan para anggota selanjutnya ikut terlibat.

Nitikusala dan Pengembangan Komunitas Kewargaan

Nitikusala adalah sebuah warung kopi, teh, dan makanan yang berlokasi di Jalan Banyu Karanggayam, Manggung, Caturtunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Tempat ini didirikan oleh Ahmad Fikri Danurdoro (alumni Departemen Politik Pemerintahan FISIPOL UGM 2014) dan resmi dibuka pada tanggal 19 Januari 2019. Nitikusala menjual berbagai macam minuman kopi, teh, dan makanan, tempat ini (paling tidak selama pandemi) melayani pengunjung mulai dari jam 9 pagi sampai dengan jam 10 malam. Di tempat Nitikusala berdiri setiap pagi sampai sore juga ada bubur ayam “Halusinasi” dengan menu andalan bubur ayam goreng, yang juga dikelola oleh alumni Departemen Politik Pemerintahan FISIPOL UGM 2014 yang lain yaitu Obed Kresna Widyapratistha bersama partner-nya Ristina Ary. Terdapat juga makanan organik salad roll “Hoodi” yang diinisiasi oleh beberapa alumni Departemen Politik Pemerintahan FISIPOL UGM 2015.

Fikri sebagai pendiri Nitikusala sadar bahwa kehadiran komunitas sebagai bagian dari konsekuensi sosial masyarakat menjadi salah satu alternatif pemasaran. Komunitas memiliki beberapa keunggulan mulai dari jumlah anggota yang bisa terus bertambah, jaringan antar komunitas yang sejenis dan bisa diedukasi. Sekarang sudah banyak terjadi proses simbiosis mutualisme antara komunitas dengan produk. Contohnya adalah komunitas pesepeda dengan produsen sepeda, komunitas android dengan produsen android, atau komunitas memasak dengan produsen alat memasak, dan lain sebagainya.

Selain kesadaran bahwa komunitas dapat menguntungkan usahanya, sejak awal Fikri memang mendirikan Nitikusala bukan sekadar untuk mencari keutungan tetapi juga untuk memperkuat ikatan serta modal sosial teman-temannya yang sekarang menjadi komunitas pelanggan Nitikusala. Di Nitikusala Fikri secara sederhana melakukan sebuah tindakan sosial yang disebut sebagai pengorganisasian komunitas.

Stall dan Stoecker (1998) mendefinisikan pengorganisasian komunitas sebagai sebuah proses pembangunan komunitas yang dapat dimobilisasi. Hal ini meliputi membangun jaringan orang-orang, mengidentifikasi cita-cita bersama, dan siapa yang dapat terlibat dalam tindakan/aksi sosial untuk mencapai cita-cita bersama tersebut. Pengorganisasian komunitas mengacu kepada keseluruhan proses pengorganisasian hubungan, pengidentifikasian isu, mobilisasi orang untuk isu tersebut, serta mengurus dan mempertahankan organisasi. Pengorganisasian komunitas juga merupakan suatu proses membangun kekuatan yang melibatkan orang-orang dalam mendefinisikan persoalan-persoalan suatu komunitas, mendefinisikan persoalan yang ingin diselesaikan, solusi yang diangkat, dan metode yang digunakan untuk melaksanakan solusi persoalan komunitas tersebut.

Pengembangan komunitas yang dilakukan di Nitikusala juga mengarah pada pengembangan komunitas kewargaan (Civic Community). Beberapa contoh pengembangan komunitas kewargaan yang dilakukan oleh Nitikusala adalah:

  1. Menyelesaikan masalah komunitas: bekerjasama secara informal dengan satu orang atau beberapa orang untuk menyelesaikan permasalahan komunitas dan melakukannya dengan kesukarelawanan. Contohnya adalah ketika membuat dan membagikan hand sanitizer bagi para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) serta para pekerja infromal ketika awal pandemi Covid-19. Juga pembagian buka puasa gratis selama bulan Ramadhan kemarin.
  2. Ikut serta dalam pembangkitan dana untuk amal; membantu menggalang dana untuk kegiatan sosial. Contohnya dengan menjual kaos “Narimo Ing Pandemik” yang keutungannya digunakan untuk membeli bahan-bahan pokok yang dibagikan kepada warga di sekitar Nitikusala.
  3. Melakukan pendidikan politik. Salah satu contohnya adalah diadakannya diskusi rutin mengenai berbagai isu politik maupun isu lainnya yang dilihat dari sudut pandang politik sebeulum pandemi melanda. Tahun lalu, Nitikusala juga mengadakan nonton bareng debat antar pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden bersama Dewan Mahasiswa FISIPOL UGM.
  4. Mengembangan budaya diskusi dan literasi dengan cara bekerja sama bersama komunitas diskusi Ngangsu Kawruh mengadakan semacam klub membaca dan belajar bersama di Nitikusala.
  5. Ikut mengembangkan potensi ekonomi kalangan mahasiswa dengan mengadakan ekspo usaha sosial ekonomi yang dijalankan oleh para mahasiswa.

Dengan melakukan hal-hal tersebut, Nitikusala membuktikan bahwa mereka bukan sebuah warung yang hanya cari untung.

Referensi

Kertajaya, Hermawan. 2008. Arti komunitas . Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Stall, Susan, and Randy Stoecker. 1998. “Community organizing or organizing community? Gender and the crafts of empowerment,” Gender and Society, 12 (Dec): 729-756. Vanina Delobelle. 2008. Corporate Community Management. Diambil dari http://www.vaninadelobelle.com

Halo, Sobat Zenius! Elo pasti seneng kan, kalo ketemu sama orang yang sefrekuensi dan sehobi? Punya komunitas yang isinya orang-orang satu obrolan tuh emang seru banget, tapi elo udah tahu belum arti komunitas itu apa? 

“Kumpulan orang-orang gitu, ya?”

Bisa, bisa disebut sekelompok orang yang punya satu visi, tapi masih kurang lengkap. Elo juga perlu tahu tentang pemberdayaan komunitas yang tercipta di masyarakat. Ya, tanpa basa-basi, langsung aja kita pahami penjelasan di bawah ini!

Bagaimana cara memperkuat ikatan antar anggota dalam suatu komunitas
Ilustrasi komunitas (Dok. Hannah Bushing/Unsplash)

Pemberdayaan Komunitas

Komunitas merupakan kesatuan sosial yang isinya itu tuh gak sedikit, lho! Komunitas terdiri dari beberapa individu yang berinteraksi dan mereka semua tergabung dalam kelompok dengan tujuan yang sama, menarik ya?

Dalam pandangan Ferdinand Tönnies, gemeinschaft dan gesellschaft dapat disebut sebagai komunitas karena memiliki hubungan pribadi yang didasarkan adanya sikap kekeluargaan dan loyalitas.

“Komunitas merupakan bagian dari paguyuban yang terbentuk melalui kesamaan tempat, ikatan kekerabatan, dan kesamaan ideologi.”

— Ferdinand Tönnies

Siapa sih Pak Tönnies ini? Kenapa dia bisa ngomong gitu? Well, dia adalah salah satu cendekiawan asal Jerman yang punya sumbangsih besar dalam teori kelompok sosial.

Trus, maksudnya pemberdayaan komunitas itu yang gimana, sih? Nah, pemberdayaan masyarakat atau komunitas merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan atau kapasitas masyarakat, baik secara individu atau kelompok dengan tujuan memecahkan berbagai persoalan terkait dengan kualitas hidup dan kesejahteraan mereka.

Baca Juga: Ciri dan Syarat Terbentuknya Kelompok

Strategi Pemberdayaan Komunitas

Seperti yang mungkin elo tahu, beberapa komunitas masih punya berbagai masalah di lingkungan mereka. Entah itu kemiskinan, keterbelakangan, kriminalitas, kesenjangan, bahkan ketidakberdayaan. Pemberdayaan komunitas memiliki tujuan untuk memperkuat masyarakat dan mengajak mereka untuk memecahkan masalah-masalah yang tadi gue sebut. Menurut Hikmat (2006), ada beberapa strategi nih yang bisa dilakukan, di antaranya:

Strategi Tradisional

Strategi yang masyarakatnya berfokus untuk memilih kepentingan terbaik secara bebas dalam berbagai keadaan dan tidak ada pihak lain yang mengganggu kebebasan setiap pihak.

Strategi Direct-action

Strategi yang didominasi oleh kepentingan yang dihormati oleh setiap pihak yang terlibat dan ada satu pihak yang sangat berpengaruh dalam membuat keputusan.

Strategi Transformatif

Strategi ini menunjukan bahwa pendidikan massa dalam jangka panjang dibutuhkan untuk pengidentifikasian kepentingan suatu pihak.

Kelebihan Pemberdayaan Komunitas

Berbagai masyarakat dengan latar belakang yang berbeda juga memiliki kekurangan dan kelebihannya, contohnya sebagai berikut:

  1. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam jangka waktu yang panjang.
  2. Mempermudah koordinasi antar individu dalam komunitas.
  3. Mampu meningkatkan perekonomian masyarakat dan memperbaiki kehidupan sosial.
  4. Proses pembangunan melibatkan banyak orang, sehingga dapat lebih demokratis dalam pelaksanaannya.

Kekurangan Pemberdayaan Komunitas

Pemberdayaan komunitas mudah untuk mengalami kendala dalam praktiknya di lapangan, hal ini dapat memberikan efek negatif terhadap komunitas itu sendiri, seperti contohnya:

  1. Keberhasilan komunitas bergantung pada setiap individu yang tergabung di dalamnya.
  2. Tingkat kesadaran setiap individu berbeda-beda.
  3. Ketergantungan dari segi ekonomi uang melibatkan bantuan sumber dana pihak eksternal.
  4. Proses pembangunan yang melibatkan banyak orang akan lebih mudah memicu perdebatan dan muncul masalah baru dalam komunitas.

Dengan kelebihan dan kekurangan tersebut, tiap individu atau kelompok yang ingin memberdayakan komunitas sebaiknya melakukan penilaian terlebih dulu. Apalagi kalau menemukan hambatan-hambatan dalam upaya pemberdayaan tersebut. Kira-kira elo setuju nggak?

Contoh Soal

1. Pemberdayaan komunitas lokal memiliki tujuan untuk…

a. Mandiri dalam mencari solusi masalah

b. Mampu menyebarkan kreasi

c. Peduli lingkungan sekitarnya

d. Menambah kekuatan

e. Memperluas lingkungan komunitasnya

Jawaban: A

Tujuannya adalah untuk membuat masyarakat mampu membangun pribadinya dan mampu memperbaiki masalah, sehingga masyarakat dapat mampu bekerjasama, berani mengambil keputusan dan risiko dan dapat meningkatkan rasa inisiatif.

2. Partisipasi anggota dalam pemberdayaan komunitas sangat penting, hal ini disebabkan oleh…

a. Strategi potensial dalam meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat

b. Keikutsertaan masyarakat untuk mengevaluasi hasil kegiatan suatu komunitas

c. Modal awal pembangunan dari pihak yang berwenang

d. Gerakan membangun kepedulian pelestarian lingkungan

e. Kegiatan bersama yang melihatkan pembangunan

Jawaban: B

Prinsip pemberdayaan komunitas adalah keikutsertaan masyarakatnya. Program pemberdayaan komunitas mengutamakan kemandirian masyarakat yang sifatnya partisipatif, dilaksanakan dan dievaluasi oleh masyarakat.

Baca Juga: Upaya Penyelesaian Konflik Sosial – Materi Sosiologi Kelas 11

Gimana nih, sampai sini udah paham kan tentang pemberdayaan komunitas? Buat elo yang mau cari tahu lebih banyak tentang pemberdayaan komunitas, elo bisa langsung klik banner di bawah ini dan tonton videonya di aplikasi Zenius!

Bagaimana cara memperkuat ikatan antar anggota dalam suatu komunitas

Kalau elo pengen tahu lebih dalam soal materi Sosiologi, elo juga bisa tonton lewat video di bawah ini, ya!

Baca juga: Pemberdayaan Komunitas Berbasis Kearifan Lokal – Materi Sosiologi Kelas 12

Referensi:

Hikmat, H. 2006. Strategi Pemberdayaan Masyarakat, Bandung: Humaniora.