Setiap organisasi harus membangun program pelatihan yang efektif dengan proses yang sistematis. Tapi seringkali, pelatihan yang dilaksanakan tidak memenuhi tujuan organisasi dan harapan peserta. Berikut 5 langkah dalam membuat program pelatihan efektif yang dapat berdampak positif bagi organisasi. Show
Langkah pertama dalam mengembangkan program pelatihan adalah mengidentifikasi dan menilai kebutuhan. Kebutuhan pelatihan karyawan harus ditetapkan dengan rencana strategis baik untuk organisasi maupun pengembangan individu sumber daya manusia.
Penilaian kebutuhan pelatihan (organisasi, tugas & individu) akan mengidentifikasi setiap celah dalam inisiatif pelatihan dan keahlian karyawan Anda saat ini. Kesenjangan ini harus dianalisis dan diprioritaskan dan diubah menjadi tujuan pelatihan organisasi. Tujuan utamanya adalah untuk menjembatani kesenjangan antara kinerja saat ini dan yang diinginkan melalui pengembangan program pelatihan. Di tingkat karyawan, pelatihan harus sesuai dengan bidang peningkatan yang ditemukan melalui evaluasi.
Langkah selanjutnya adalah membuat rencana tindakan yang komprehensif yang mencakup teori pembelajaran, desain instruksional, konten, materi, dan elemen pelatihan lainnya. Sumber daya dan metode penyampaian pelatihan juga harus dirinci. Saat mengembangkan program, tingkat pelatihan dan gaya belajar peserta juga perlu dipertimbangkan. Banyak perusahaan melakukan uji coba inisiatif mereka dan mengumpulkan umpan balik untuk membuat penyesuaian sebelum meluncurkan program di seluruh perusahaan.
Fase implementasi adalah tempat program pelatihan dijalankan. Organisasi perlu memutuskan apakah pelatihan akan disampaikan di rumah atau dikoordinasikan secara eksternal. Pelaksanaan program mencakup penjadwalan kegiatan pelatihan dan pengaturan sumber daya terkait (fasilitas, peralatan, dll.). Salah satu alternatif yang dapat dilakukan dengan kondisi sekarang ini adalah Online Training, Webinar,dll. Program pelatihan kemudian secara resmi diluncurkan, dipromosikan, dan dilaksanakan. Selama pelatihan, kemajuan peserta harus dipantau untuk memastikan bahwa program tersebut efektif.
Langkah terakhir adalah program pelatihan harus terus dipantau. Seluruh program harus dievaluasi untuk menentukan apakah itu berhasil dan memenuhi tujuan pelatihan. Kritik dan saran harus diperoleh dari semua pemangku kepentingan untuk menentukan efektivitas program dan instruktur serta pengetahuan atau perolehan keterampilan. Menganalisis umpan balik ini akan memungkinkan organisasi untuk mengidentifikasi setiap kelemahan dalam program. Pada titik ini, program pelatihan atau rencana tindakan dapat direvisi jika tujuan atau harapan tidak tercapai. Ikuti Online Training Effective Training Management yang akan diselenggarakan pada tanggal 21-22 April 2021. Link Pendaftaran: https://bit.ly/2Nbrp49 November 23, 2020
Pelatihan kerja adalah sebuah proses yang sistematis untuk mengajarkan atau meningkatkan pengetahuan, keahlian dan sikap, dan perilaku spesifik yang berkaitan dengan pekerjaan sehingga karyawan semakin terampil, memiliki tanggung jawab yang lebih baik serta memiliki kinerja yang lebih baik. Pelatihan adalah prosedur formal yang difasilitasi dengan pembelajaran guna terciptanya perubahan tingkah laku yang berkaitan dengan peningkatan tujuan perusahaan atau organisasi. Pelatihan merupakan instruksional atau experensial untuk mengembangkan pola-pola perilaku seseorang dalam bidang pengetahuan keterampilan atau sikap untuk mencapai standar yang diharapkan. Pelatihan adalah suatu usaha untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya lebih efektif dan efisien. Program pelatihan adalah serangkaian program yang dirancang untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan karyawan dalam hubungannya dengan pekerjaannya. Efektivitas program pelatihan adalah suatu istilah untuk memastikan apakah program pelatihan dijalankan dengan efektif dalam mencapai sasaran yang ditentukan. Berikut definisi dan pengertian pelatihan kerja dari beberapa sumber buku:
Tujuan Pelatihan KerjaMenurut Widodo (2015), tujuan pelatihan kerja adalah untuk meningkatkan produktivitas, kualitas, mendukung perencanaan SDM, meningkatkan moral anggota, memberikan kompensasi yang tidak langsung, meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja, mencegah kedaluwarsa kemampuan dan pengetahuan personel, meningkatkan perkembangan kemampuan dan keahlian personel. Menurut Undang-undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, disebutkan bahwa pelatihan kerja diselenggarakan dan diarahkan untuk membekali, meningkatkan dan mengembangkan kompetensi kerja guna meningkatkan kemampuan, produktivitas, dan kesejahteraan. Menurut Simamora (1997), tujuan dari pelatihan kerja antara lain adalah sebagai berikut:
Manfaat Pelatihan KerjaPelatihan kerja merupakan sarana yang ditujukan pada upaya untuk lebih mengaktifkan kerja baik karyawan organisasi maupun masyarakat yang dipandang kurang efektif sebelumnya. Melalui pelatihan akan mampu mengurangi adanya dampak negatif yang disebabkan kurangnya pengetahuan, kurangnya kepercayaan diri atau pengalaman yang terbatas dari anggota atau kelompok tertentu. Menurut Rivai dan Sagala (2011), manfaat pelatihan kerja dapat dikelompokkan dalam tiga bagian, yaitu sebagai berikut: a. Manfaat untuk karyawan
b. Manfaat untuk perusahaan
c. Manfaat dalam hubungan sumber daya manusia, intra dan antar grup dan individu
Jenis-jenis Pelatihan KerjaMenurut Handoko (2001), berdasarkan metodenya pelatihan kerja dapat diklasifikasi dalam dua jenis, yaitu on the job training dan off the job training. Adapun penjelasan dari masing-masing jenis pelatihan kerja tersebut adalah sebagai berikut: a. Metode on the job trainingOn the job training (OJT) atau In-house training merupakan metode yang paling banyak digunakan perusahaan dalam melatih tenaga kerjanya. On the job training adalah metode pelatihan yang pelaksanaannya dilakukan di tempat kerja. Para karyawan mempelajari kerjanya sambil mengerjakan secara langsung. Dalam metode on the job training terdapat berbagai teknik yang bisa digunakan dalam pelatihan, yaitu sebagai berikut:
b. Metode off the job trainingOff the job training atau external training merupakan metode yang pelaksanaannya dilakukan di luar tempat kerja. Pelatihan dilaksanakan dimana karyawan dalam keadaan tidak bekerja dengan tujuan agar terpusat pada kegiatan pelatihan saja. Pelatih atau instruktur biasanya didatangkan dari luar organisasi. Hal ini dilakukan karena kurang atau tidak tersedianya pelatih dalam perusahaan. Adapun jenis-jenis pelatihan kerja menggunakan metode off the job training adalah sebagai berikut:
Aspek-aspek Pelatihan KerjaMenurut Mangkunegara (2004), terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pelatihan kerja, yaitu sebagai berikut:
Prinsip dan Syarat Pelatihan KerjaMenurut Mangkunegara (2004), dalam pengadaan pelatihan kerja terdapat tahapan yang harus di jalan selama proses pelatihan berlangsung, yaitu pengidentifikasian kebutuhan program pelatihan, menetapkan tujuan dan sasaran pelatihan, menetapkan kriteria keberhasilan dengan alat ukurnya, menentukan metode pelatihan seperti apa yang akan dijalankan, kemudian mengimplementasikan segala perencanaan tersebut, dan terakhir mengadakan evaluasi. Adapun prinsip-prinsip yang menjadi penentu keberhasilan pelatihan kerja antara lain adalah sebagai berikut:
Secara khusus menurut Hasibuan (2016), seorang pelatih, pengajar atau pemateri harus memenuhi beberapa persyaratan atau kualifikasi antara lain adalah sebagai berikut:
Daftar Pustaka
|