Kamu belum tahu
apa yang dimaksud salat berjamaah? Jika kamu belum tahu apa yang dimaksud salat berjamaah, pada pembahasan artikel kali ini kami akan berbagi tentang apa yang dimaksud salat berjamaah. Yuk simak artikel berikut ini agar lebih tahu dan lebih paham apa yang dimaksud salat berjamaah. Show
Maksud dari shalat berjamaah adalah ibadah shalat yang dilakukan secara bersama-sama. Di mana shalat berjamaah merupakan ibadah shalat yang dilakukan minimal oleh dua orang secara bersama-sama. Pada pelaksanaan shalat berjamaah harus ada seorang yang menjadi imam dan harus ada makmum. Jumlah makmum shalat berjamaah adalah minimal seorang. Pelaksanaan ibadah shalat dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan cara berjamaah atau dengan cara munfarid. Pelaksanaan shalat wajib lebih dianjurkan untuk dilaksanakan secara berjamaah dari pada shalat secara sendiri atau secara munfarid. Hal ini karena pelaksanaan shalat wajib secara berjamaah lebih tinggi derajatnya dari pada pelaksanaan shalat wajib secara sendiri atau secara munfarid. Di mana dalam dijelaskan bahwa pelaksanaan shalat wajib secara berjamaah lebih tinggi 27 derajat dari pada pelaksanaan shalat wajib secara sendiri atau secara munfarid. Shalat yang wajib dilakukan oleh umat islam dalam sehari semalam ada lima kali pada waktu yang berbeda-beda. Kelima shalat wajib tersebut antara lain adalah
Seorang umat islam yang tidak mengerjakan shalat wajib sehari semalam 5 waktu akan berdosa. Kelak di alam akhirat akan mendapat azab dari Allah. Sebaliknya seseorang umat islam yang mengerjakan shalat wajib sehari semalam 5 waktu akan mendapat pahala. Mahasiswa/Alumni Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang 22 Januari 2022 05:28 Halo Missela J, kakak bantu jawab ya. :) Jawabannya adalah "sholat yang dilaksanakan secara bersama-sama antara imam dan makmum". Penjelasan: Sholat berjamaah ialah sholat yang dilakukan bersama-sama antara imam dan makmum. Imam posisinya berada di depan sedangkan makmum posisinya disebelah belakang imam. Sholat berjamaah minimal dilaksanakan dua orang minimal (1 orang imam dan 1 orang makmum). Sholat berjamaah mendapatkan pahala lebih banyak daripada sholat yang dilaksanakan sendiri. Jadi, jawabannya adalah "sholat yang dilaksanakan secara bersama-sama antara imam dan makmum". Semoga jawaban ini membantu, semangat belajarnya. :)Salat berjemaah merujuk pada aktivitas salat yang dilakukan secara bersama-sama. Salat ini dilakukan oleh minimal dua orang dengan salah seorang menjadi imam (pemimpin) dan yang lainnya menjadi makmum. Sumber: Wikipedia Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Shalat berjemaah (bahasa Arab: صلاة الجماعة) merujuk pada aktivitas shalat yang dilakukan secara bersama-sama. Salat ini dilakukan oleh minimal dua orang dengan salah seorang menjadi imam (pemimpin) dan yang lainnya menjadi makmum. Landasan hukum[sunting | sunting sumber]Fardhu 'ain[sunting | sunting sumber]Salat berjemaah merupakan ibadah wajib bagi muslim bila merujuk kepada Surah An-Nisa' ayat 102. Dalam ayat ini, perintah salat berjamaah oleh Allah diadakan dalam keadaan perang. Ayat ini berisi ketentuan-ketentuan posisi salat ketika dalam keadaan perang. Pada ayat ini, jemaah salat dibagi menjadi dua kelompok. Ayat ini juga menjelaskan tentang tidak wajibnya beberapa hal yang wajib di dalam salat ketika perang.[1] Melalui ayat ini, diketahui bahwa salat berjamaah lebih utama diadakan dalam kondisi yang aman. Sementara itu, hukum salat berjemaah ini menjadi fardu ain karena salat berjemaah harus dilakukan oleh semua muslim yang sedang berperang.[2] Fardhu `ain adalah wajib, dalam salat berjemaah, yang memiliki pendapat fardhu `ain ini adalah Atha` bin Abi Rabah, Al Auza`i, Abu Tsaur, Ibnu Khuzaymah, Ibnu Hibban, umumnya ulama Al Hanafiyah dan mazhab Hanabilah. Atha` berkata bahwa kewajiban yang harus dilakukan dan tidak halal selain itu, yaitu ketika seseorang mendengar azan, haruslah dia mendatanginya untuk salat.[3] Ada hadits yang mengatakan bahwa jika seorang mendengar azan, kemudian tidak salat berjemaah maka orang itu tidak menginginkan kebaikan maka kebaikan itu sendiri tidak menginginkannya pula.[4] Dengan demikian bila seorang muslim meninggalkan salat jamaah tanpa uzur, dia berdoa namun salatnya tetap syah. Kemudian ada hadits yang menjelaskan jika ada orang yang tidak salat berjemaah, maka nabi akan membakar rumah-rumah orang yang tidak menghadiri salat berjemaah.[5] Fardhu kifayah[sunting | sunting sumber]Yang mengatakan fardhu kifayah adalah Al Imam Asy Syafi`i dan Abu Hanifah sebagaimana disebutkan oleh Ibnu Habirah dalam kitab Al Ifshah jilid 1 halaman 142. Demikian juga dengan jumhur (mayoritas) ulama baik yang lampau (mutaqaddimin) maupun yang berikutnya (mutaakhkhirin). Termasuk juga pendapat kebanyakan ulama dari kalangan mazhab Al Hanafiyah dan Al Malikiyah. Dikatakan sebagai fardhu kifayah maksudnya adalah bila sudah ada yang menjalankannya, maka gugurlah kewajiban yang lain untuk melakukannya. Sebaliknya, bila tidak ada satu pun yang menjalankan salat jamaah, maka berdosalah semua orang yang ada di situ. Hal itu karena salat jamaah itu adalah bagian dari syiar agama Islam. Di dalam kitab Raudhatut Thalibin karya Imam An Nawawi disebutkan bahwa: "Salat jamaah itu itu hukumnya fardhu `ain untuk salat Jumat. Sedangkan untuk salat fardhu lainnya, ada beberapa pendapat. Yang paling shahih hukumnya adalah fardhu kifayah, tetapi juga ada yang mengatakan hukumnya sunnah dan yang lain lagi mengatakan hukumnya fardhu `ain." Mereka berpegangan dengan memakai dalil yang mengatakan bahwa, jika ada orang yang tidak melaksanakan salat berjemaah maka setan telah menguasai mereka, dalam hadits tersebut, Muhammad menganalogikan orang yang meninggalkan salat jamaah dengan seekor domba yang terpisah dari kelompoknya makanakan diterkam oleh serigala.[6] Hadits dari Malik bin Huwairits menjelaskan ia mendengar ada hadits yang menjelaskan pentingnya mengajarkan salat kepada keluarga bila waktu salat telah tiba, maka lantunkanlah azan dan yang tertua maka menjadi imam salat.[7] Kemudian ada penjelasan bahwa salat berjemaah lebih utama sebanyak 27 derajat dibandingkan salat sendirian.[8] Sunnah muakkadah[sunting | sunting sumber]Sunnah muakkadah adalah sunnah yang sangat ditekankan untuk dilaksanakan, dan sangat dianjurkan agar tidak ditinggalkan. Pendapat ini didukung oleh mazhab Al Hanafiyah dan Al Malikiyah sebagaimana disebutkan oleh Imam As-Syaukani dalam kitabnya Nailul Authar jilid 3 halaman 146. Ia berkata bahwa pendapat yang paling tengah dalam masalah hukum salat berjemaah adalah sunnah muakkadah. Sedangkan pendapat yang mengatakan bahwa hukumnya fardhu `ain, fardhu kifayah atau syarat syahnya salat, tentu tidak bisa diterima. Al Karkhi dari ulama Al Hanafiyah berkata bahwa salat berjemaah itu hukumnya sunnah, namun tidak disunnahkan untuk tidak mengikutinya kecuali karena uzur. Dalam hal ini pengertian kalangan mazhab Al Hanafiyah tentang sunnah muakkadah sama dengan wajib bagi orang lain. Artinya, sunnah muakkadah itu sama dengan wajib.[9] Khalil, seorang ulama dari kalangan mazhab Al Malikiyah dalam kitabnya Al Mukhtashar mengatakan bahwa salat fardhu berjamaah selain salat Jumat hukumnya sunnah muakkadah.[10] Ibnul Juzzi berkata bahwa salat fardhu yang dilakukan secara berjamaah itu hukumnya fardhu sunnah muakkadah.[11][12] Dalil yang mereka gunakan untuk pendapat mereka antara lain adalah dalil bahwa salat berjemaah memiliki keutamaan derajat lebih banyak jumlah 27 derajat,[8] Kemudian pendapat lain menjelaskan lagi bahwa salat jamaah berjamaah tidak wajib.[13] Selain itu mereka juga menggunakan hadits yang mengatakan bahwa orang yang salat berjemaah hanya mendapatkan ganjaran (pahala) terbesar adalah orang yang menunggu salat berjemaah bersama imam, daripada salat sendirian.[14] Keutamaan[sunting | sunting sumber]Salat berjemaah diadakan di masjid. Kegiatan salat berjemaah merupakan suatu kewajiban di dalam Islam dan sesuai dengan petunjuk dari Nabi Muhammad.[15] Dalam salah satu hadis yang diriwayatkan dari Abu Hurairah, salat berjemaah mendapatkan ganjaran pahala sebanyak 25 kali lipat. Namun, pahala ini hanya didapatkan jika memenuhi tiga syarat. Pertama, melakukan wudu sesuai dengan yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad. Kedua, memiliki niat yang tulus untuk pergi ke masjid hanya untuk salat berjemaah. Ketiga, bersegera untuk menunaikan salat berjemaah di masjid.[16] Adapun keutamaan salat berjama'ah dapat diuraikan sebagai berikut:
Kriteria pemilihan imam[sunting | sunting sumber]Kriteria pemilihan Imam salat tergambar dalam hadits Nabi Muhammad ﷺ yang diriwayatkan oleh Abu Mas'ud Al-Badri: "Yang boleh mengimami kaum itu adalah orang yang paling pandai di antara mereka dalam memahami kitab Allah (Al Qur'an) dan yang paling banyak bacaannya di antara mereka. Jika pemahaman mereka terhadap Al-Qur'an sama, maka yang paling dahulu di antara mereka hijrahnya ( yang paling dahulu taatnya kepada agama). Jika hijrah (ketaatan) mereka sama, maka yang paling tua umurnya di antara mereka".[26]Posisi[sunting | sunting sumber]
Posisi bahu, sikut, dan kaki yang saling merapat, dan diusahakan tidak ada celah.[27] Dalam shalat jamaah Muslim diharuskan mengikuti apa yang telah Nabi Muhammad ajarkan, yaitu dengan merapatkan barisan, antara bahu, lutut dan tumit saling bertemu,[27][28][29][30][31] dilarang saling renggang (berjauhan) antara yang lain. Berikut adalah keterangan bagaimana shalat berjemaah, sesuai beberapa dalil hadits-hadits yang shahih, beserta infografik yang terdapat pada sebelah kanan:
Jamaah wanita di dalam masjid[sunting | sunting sumber]Wanita diperbolehkan hadir berjama'ah di masjid dengan syarat harus menjauhi segala sesuatu yang menyebabkan timbulnya syahwat ataupun fitnah. Baik karena perhiasan atau harum-haruman yang dipakainya.
Pengecualian[sunting | sunting sumber]Salat berjemaah di masjid dapat tidak dilakukan ketika ada halangan tertentu.[42] [sunting | sunting sumber]Salat berjemaah terhitung ketika seseorang salat minimal sebanyak satu rakaat penuh bersama dengan imam. Sementara itu, makmum yang tidak salat satu rakaat penuh bersama dengan imam dianggap tidak melaksanakan salat berjemaah. Pendapat ini didasarkan kepada hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah. Nabi Muhammad menyebutkan bahwa salat berjamaah hanya diperoleh oleh seseorang yang mendapatkan satu rakaat salat.[43] Satu rakaat salat hanya dapat diperoleh ketika makmum rukuk bersama dengan imam. Hitungan rakaatnya tetap satu meskipun tidak membaca Surah Al-Fatihah bersama dengan imam.[44] Referensi[sunting | sunting sumber]Catatan kaki[sunting | sunting sumber]
Daftar pustaka[sunting | sunting sumber]
Pranala luar[sunting | sunting sumber]
Apa yang dimaksud sholat shalat berjamaah?Sesuai namanya, salat berjamaah dimaknai sebagai salat yang dikerjakan oleh dua orang atau lebih secara bersama-sama. Kemudian, salah satu dari mereka menjadi imam, sedangkan yang lainnya menjadi makmum.
Apa itu shalat berjamaah brainly?Jawaban: sholat berjamaah artinya sholat yang dikerjakan bersama sama oleh Imam dan makmum. solat berjamaah merujuk pada aktivitas salat yang dilakukan secara bersama-sama. Salat ini dilakukan oleh minimal dua orang dengan salah seorang menjadi imam (pemimpin) dan yang lainnya menjadi makmum.
Mengapa salat berjamaah lebih utama dari shalat sendirian?1. Pahala 27 Derajat. Melakukan sholat berjamaah akan mendapatkan ganjaran pahala sebanyak 27 kali lipat. Berbeda dengan melakukan sholat secara sendiri yang hanya mendapatkan 1 pahala kebaikan.
Shalat berjamaah itu hukumnya sunnah muakkad apa maksudnya?Sunnah muakkadah adalah sunnah yang sangat ditekankan untuk dilaksanakan, dan sangat dianjurkan agar tidak ditinggalkan.
|