Apakah tanah yang tercemar mengakibatkan pertumbuhan mikroorganisme dan jamur terganggu

Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan mengubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraaan pengangkut minyak, zat kimia atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah, serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah dengan tidak memenuhi syarat (illegal dumping).

Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya.

Paparan kronis (secara terus-menerus) terhadap benzena pada konsentrasi tertentu dapat meningkatkan kemungkinan terkena leukemia.

Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung pada tipe polutan, jalur masuk ke dalam tubuh dan kerentanan populasi yang terkena. Kromium, berbagai macam pestisida dan herbisida merupakan bahan karsinogenik untuk semua populasi. Timbal sangat berbahaya pada anak-anak karena dapat menyebabkan kerusakan otak dan kerusakan ginjal pada seluruh populasi. Merkuri (air raksa) dan siklodiena dikenal dapat menyebabkan kerusakan ginjal, bahkan beberapa bahkan tidak dapat diobati. PCB dan siklodiena terkait pada keracunan hati. Organofosfat dan karmabat dapat dapat menyebabkan gangguan pada saraf otot. Berbagai pelarut yang mengandung klorin merangsang perubahan pada hati dan ginjal serta penurunan sistem saraf pusat. Terdapat beberapa macam dampak kesehatan yang tampak seperti sakit kepala, pusing, letih, iritasi mata, dan ruam kulit untuk paparan bahan kimia yang disebut di atas. Yang jelas, pada dosis yang besar, pencemaran tanah dapat menyebabkan kematian.

Pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap ekosistem.[1] Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia beracun atau berbahaya bahkan pada dosis yang rendah sekalipun. Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemik dan antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut. Akibatnya, dapat memusnahkan beberapa spesies primer dari rantai makanan yang dapat memberi akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan lain dari rantai makanan tersebut. Bahkan jika efek kimia pada bentuk kehidupan terbawah tersebut rendah, bagian bawah piramida makanan dapat menelan bahan kimia asing yang lama-kelamaan akan terkonsentrasi pada makhluk-makhluk penghuni piramida atas. Banyak dari efek-efek ini terlihat pada saat ini, seperti konsentrasi DDT pada burung yang menyebabkan rapuhnya cangkang telur, meningkatnya tingkat kematian anakan dan kemungkinan hilangnya spesies tersebut.

Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi tanaman di mana tanaman tidak mampu menahan lapisan tanah dari erosi. Beberapa bahan pencemar ini memiliki waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain bahan-bahan kimia derivatif akan terbentuk dari bahan pencemar tanah utama.

Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-site). Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi.

Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal dan rumit.

Bioremediasi

Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air). Menurut Dr. Anton Muhibuddin, salah satu mikroorganisme yang berfungsi sebagai bioremediasi adalah jamur vesikular arbuskular mikoriza (vam). Jamur vam dapat berperan langsung maupun tidak langsung dalam remediasi tanah. Berperan langsung, karena kemampuannya menyerap unsur logam dari dalam tanah dan berperan tidak langsung karena menstimulir pertumbuhan mikroorganisme bioremediasi lain seperti bakteri tertentu, jamur, dan sebagainya.

  1. ^ Michael Hogan, Leda Patmore, Gary Latshaw and Harry Seidman das ist alles scheisse Computer modeling of pesticide transport in soil for five instrumented watersheds, prepared for the U.S. Environmental Protection Agency Southeast Water laboratory, Athens, Ga. by ESL Inc., Sunnyvale, California (1973)

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pencemaran_tanah&oldid=20842012"

Jakarta -

Manusia sejatinya hidup berdampingan dengan tanah sebab tanah dibutuhkan untuk mendukung kehidupan. Seperti, petani misalnya, mereka memerlukan tanah untuk bercocok tanam. Lantas, apa jadinya dampak pencemaran tanah bagi kehidupan manusia?

Untuk diketahui, menurut Modul Pencemaran Tanah yang ditulis oleh Desak Putu Wahyuni, terbentuknya tanah memerlukan waktu ribuan tahun. Namun sayangnya, tanah dapat rusak dalam waktu sekejap apabila tercemar. Tanah yang tercemar ini menimbulkan dampak buruk bagi kehidupan dan mengganggu hidup manusia.

Pencemaran tanah sendiri didefinisikan sebagai kondisi tanah yang telah dimasuki oleh bahan kimia buatan manusia dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran tanah dapat disebabkan oleh berbagai jenis limbah seperti, limbah domestik, limbah industri, dan limbah pertanian.

Setelah memahami sekilas tentang pencemaran tanah, selanjutnya perlu dipahami pula terkait dampak yang ditimbulkan oleh pencemaran tanah hingga upaya penanggulangannya. Berikut ulasannya yang dikutip dari buku Sampah dan Pencemaran karya Wiwik Sulistyorini.

A. 3 Dampak Pencemaran Tanah

1. Dampak pada kesehatan

Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung pada tipe polutan, jalur masuk ke dalam tubuh, dan kerentanan populasi yang terkena. Misalnya, timbal dapat menyebabkan kerusakan otak, serta kerusakan ginjal. Raksa dan siklodiena yang dapat menyebabkan kerusakan ginjal.

Atau juga, organofosfat dan karmabat dapat menyebabkan gangguan pada saraf otot. Berikut pencemaran tanah yang mengandung klorin dapat merangsang perubahan pada hati dan ginjal serta penurunan sistem saraf pusat.

2. Dampak pada lingkungan atau ekosistem

Selain kesehatan manusia yang terganggu, pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap ekosistem. Seperti, perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia beracun dan berbahaya bahkan pada dosis yang rendah sekalipun.

Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemik dan Arthropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut. Akibatnya, perubahan ini dapat memusnahkan beberapa spesies primer dari rantai makanan, dapat memberi akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan lain dari rantai makanan tersebut.

3. Dampak pada pertanian

Dampak pencemaran tanah pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi tanaman, yang nantinya tidak mampu menahan lapisan tanah dari erosi.

B. Upaya Menanggulangi Pencemaran

Limbah yang menjadi sumber pencemaran tanah sangat beragam bentuknya, sehingga banyak cara yang dapat ditempuh untuk mengatasinya. Limbah domestik berupa sampah organik seperti, daun-daun dan sisa makanan dapat diolah menjadi kompos, daun kering dapat diolah menjadi briket, pakan ternak, dan biopori, atau dikubur di dalam tanah.

Sementara itu, untuk limbah domestik berupa sampah anorganik seperti, plastik dan botol dapat didaur ulang (recycle) untuk dijadikan hiasan. Tas plastik dan kaleng bekas dapat digunakan kembali (reuse) juga dapat mengurangi penggunaan bahan anorganik (reduce).

Berbeda dengan limbah domestik, untuk mengatasi limbah industri dapat ditanggulangi dengan cara mengolah limbah tersebut sebelum dibuang ke sungai atau ke laut.

Terakhir, ada limbah pertanian. Limbah ini, dapat ditanggulangi dengan cara mengurangi penggunaan pupuk sintetik dan berbagai bahan kimia untuk pemberantasan hama seperti pestisida diganti dengan penggunaan pupuk kompos. Namun, apabila pencemar masuk ke dalam tanah dan tidak dapat dipisahkan, maka cara penanganannya dengan pembersihan tanah dengan teknik berikut:

  • Remediasi, adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar.
  • Bioremediasi, adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi memiliki tujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun.

Nah, itulah dampak pencemaran tanah dan upaya untuk menanggulanginya apabila tanah tercemar. Tanah yang tercemar sangat berbahaya dan dapat mengganggu kehidupan manusia. Yuk, jaga lingkungan sekitar kita agar tetap sehat!

Simak Video "Upaya Indonesia Bersihkan Sampah yang Mengancam Ekosistem Mangrove"



(rah/rah)


Page 2

Jakarta -

Manusia sejatinya hidup berdampingan dengan tanah sebab tanah dibutuhkan untuk mendukung kehidupan. Seperti, petani misalnya, mereka memerlukan tanah untuk bercocok tanam. Lantas, apa jadinya dampak pencemaran tanah bagi kehidupan manusia?

Untuk diketahui, menurut Modul Pencemaran Tanah yang ditulis oleh Desak Putu Wahyuni, terbentuknya tanah memerlukan waktu ribuan tahun. Namun sayangnya, tanah dapat rusak dalam waktu sekejap apabila tercemar. Tanah yang tercemar ini menimbulkan dampak buruk bagi kehidupan dan mengganggu hidup manusia.

Pencemaran tanah sendiri didefinisikan sebagai kondisi tanah yang telah dimasuki oleh bahan kimia buatan manusia dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran tanah dapat disebabkan oleh berbagai jenis limbah seperti, limbah domestik, limbah industri, dan limbah pertanian.

Setelah memahami sekilas tentang pencemaran tanah, selanjutnya perlu dipahami pula terkait dampak yang ditimbulkan oleh pencemaran tanah hingga upaya penanggulangannya. Berikut ulasannya yang dikutip dari buku Sampah dan Pencemaran karya Wiwik Sulistyorini.

A. 3 Dampak Pencemaran Tanah

1. Dampak pada kesehatan

Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung pada tipe polutan, jalur masuk ke dalam tubuh, dan kerentanan populasi yang terkena. Misalnya, timbal dapat menyebabkan kerusakan otak, serta kerusakan ginjal. Raksa dan siklodiena yang dapat menyebabkan kerusakan ginjal.

Atau juga, organofosfat dan karmabat dapat menyebabkan gangguan pada saraf otot. Berikut pencemaran tanah yang mengandung klorin dapat merangsang perubahan pada hati dan ginjal serta penurunan sistem saraf pusat.

2. Dampak pada lingkungan atau ekosistem

Selain kesehatan manusia yang terganggu, pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap ekosistem. Seperti, perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia beracun dan berbahaya bahkan pada dosis yang rendah sekalipun.

Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemik dan Arthropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut. Akibatnya, perubahan ini dapat memusnahkan beberapa spesies primer dari rantai makanan, dapat memberi akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan lain dari rantai makanan tersebut.

3. Dampak pada pertanian

Dampak pencemaran tanah pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi tanaman, yang nantinya tidak mampu menahan lapisan tanah dari erosi.

B. Upaya Menanggulangi Pencemaran

Limbah yang menjadi sumber pencemaran tanah sangat beragam bentuknya, sehingga banyak cara yang dapat ditempuh untuk mengatasinya. Limbah domestik berupa sampah organik seperti, daun-daun dan sisa makanan dapat diolah menjadi kompos, daun kering dapat diolah menjadi briket, pakan ternak, dan biopori, atau dikubur di dalam tanah.

Sementara itu, untuk limbah domestik berupa sampah anorganik seperti, plastik dan botol dapat didaur ulang (recycle) untuk dijadikan hiasan. Tas plastik dan kaleng bekas dapat digunakan kembali (reuse) juga dapat mengurangi penggunaan bahan anorganik (reduce).

Berbeda dengan limbah domestik, untuk mengatasi limbah industri dapat ditanggulangi dengan cara mengolah limbah tersebut sebelum dibuang ke sungai atau ke laut.

Terakhir, ada limbah pertanian. Limbah ini, dapat ditanggulangi dengan cara mengurangi penggunaan pupuk sintetik dan berbagai bahan kimia untuk pemberantasan hama seperti pestisida diganti dengan penggunaan pupuk kompos. Namun, apabila pencemar masuk ke dalam tanah dan tidak dapat dipisahkan, maka cara penanganannya dengan pembersihan tanah dengan teknik berikut:

  • Remediasi, adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar.
  • Bioremediasi, adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi memiliki tujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun.

Nah, itulah dampak pencemaran tanah dan upaya untuk menanggulanginya apabila tanah tercemar. Tanah yang tercemar sangat berbahaya dan dapat mengganggu kehidupan manusia. Yuk, jaga lingkungan sekitar kita agar tetap sehat!

Simak Video "Upaya Indonesia Bersihkan Sampah yang Mengancam Ekosistem Mangrove"


[Gambas:Video 20detik]
(rah/rah)