Apakah lulusan ut bisa lanjut s2

Belajar dan terus belajar. Semangat itulah yang akhirnya membawa Chanif Nurcholis menyandang gelar Guru Besar. Beliau resmi dikukuhkan pada Selasa, 5 Mei 2016 bertepatan dengan wisuda periode I Universitas Terbuka tahun 2016. Motivasi yang tinggi untuk terus belajar telah tertanam sejak kecil. Menjadi pelajar yang berprestasi, beliau mendapat perhatian dari guru-gurunya saat duduk di Sekolah Pendidikan Guru (SPG) Demak Jawa Tengah. Beliau mendapat dorongan dan motivasi dari gurunya yakni Pak Gumiarso, guru SPG Chanif mengatakan bahwa setelah lulus SPG, Chanif jangan berpuas diri menjadi guru, melainkan harus menjadi dosen bahkan profesor. Saat itu Chanif merenung dan meyakinkan diri bahwa ia bisa menunjukan kepada gurunya tersebut suatu hari ia bisa menjadi dosen bahkan lebih dari itu. Sejak saat itu ia semakin bersemangat untuk melanjutkan pendidikan.

Namun cita-citanya tersebut tidak mudah diraihnya, kendala jarak dari rumah ke Perguruan Tinggi di daerah menjadi kendala. Sehingga beliau memutuskan untuk mengabdi menjadi guru setelah lulus SPG. Semangat menjadi sarjana kembali berkobar ketika Universitas Terbuka berdiri. Beliau pun memanfaatkan kesempatan ini untuk menempuh jenjang sarjana. Dua tahun belajar di UT dan menjadi lulusan pertama UT, beliau diangkat menjadi dosen tetap di FISIP UT. Bertahun-tahun mendedikasikan diri di UT, Menristekdikti mengangkat beliau sebagai Professor atau Guru Besar tetap pada FISIP UT bidang ilmu Administrasi Pemerintah Daerah. Beliau merupakan alumni UT pertama yang menjadi Guru Besar di UT.

Dalam wawancara usai pengukuhan beliau mengatakan, rasa ketidakpuasan menimba ilmu membuat dirinya selalu ingin tahu lebih banyak.

“Ketika menjadi guru, miliki cita-cita menjadi dosen. Setelah menjadi dosen, miliki cita-cita menjadi guru besar. Memiliki cita-cita seperti ini yang akan memotivasi kita untuk terus berkembang dan maju mencapai puncak harapan.” Ujar Prof. Chanif mantap.

MENULIS BUKU

Prof. Chanif mengabdi ke masyarakat bukan hanya melalui mengajar di kalangan akademik. Melainkan membagikan ilmu dengan hobinya, yaitu menulis buku. Di sela kesibukannya, Prof. Chanif menyempatkan diri membuat karya untuk menuangkan gagasan kepada masyarakat melalui buku. Beberapa buku yang telah ditelurkan oleh Prof. Chanif diantaranya buku; Teori dan Praktik:Pemerintahan dan otonomi Daerah (PT Gramedia W), Perencanaan Partisipatif Pemerintah Daerah (PT Gramedia W), dan Pertumbuhan dan Penyelenggaraan Pemerintah Desa (PT Erlangga). Beliau pun menulis untuk makalah ilmiah berskala nasional maupun internasional dan menulis artikel di beberapa media massa. Untuk dapat menulis, beliau mengimbau agar kita rajin membaca. Menurutya, orang yang tidak pernah membaca, maka tidak akan pernah bisa menulis.

Share This Post

SOLO – Universitas Terbuka (UT) Surakarta mengklaim lulusannya bisa melanjutkan studi lanjut ke luar negeri menggunakan ijazah yang diterbitkan kampus setempat. Sebab, selama ini tidak sedikit masyarakat yang salah persepsi terkait kualitas pendidikan di UT. Bahkan tidak jarang muncul pertanyaan soal validitas ijazah lulusan UT.

“Banyak masyarakat keliru memahami tentang UT. Mereka beranggapan pendidikan di UT kurang berkualitas karena menerapkan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Sehingga banyak pertanyaan apakah ijazah UT bisa untuk mencari pekerjaan atau tidak? Bisa untuk studi lanjut atau tidak? Saya tegaskan, lulusan UT bisa menggunakan ijazahnya bahkan untuk studi lanjut di luar negeri,” ungkap Direktur UT Surakarta, Yulia Budiwati dalam webinar studi lanjut UT Surakarta, Sabtu (14/8).

Keraguan masyarakat tersebut terjawab dengan adanya alumni UT yang telah berhasil menyelesaikan studi lanjutnya baik di dalam maupun luar negeri. Alumni tersebut antara lain, Ruth Angela Christie alumni S2 Tsinghua University di Beijing, China. Ngabdul Khalim yang tengah menyelesaikan studi S2 di University College London di Inggris. Dan Arif Bagus Prasetyo alumni S2 Universitas Udayana Bali.

“Pada 2019, rekrutmen calon pegawai negeri sipil (CPNS) didominasi lulusan UT. Sebanyak 9.600 alumni UT terserap dalam rekrutmen tersebut,” sambung Yulia.

Artinya, meskipun UT menerapkan sistem PJJ dalam perkuliahannya, bukan berarti kualitas mahasiswanya tidak mampu bersaing dengan kampus lain. Justru di masa pandemi Covid-19, mahasiswa UT sudah lebih siap menjalani PJJ lantaran telah terbiasa dengan sistem tersebut. Bahkan jauh sebelum pandemi mewabah.

“Sekarang masyarakat mulai menyadari pentingnya PJJ. Di masa pandemi ini PJJ bukan lagi sebagai alternatif. Tapi menjadi kebutuhan. Bagi mahasiswa UT, ini bukan hal baru,” imbuhnya.

Soal peluang studi lanjut, Yulia menyebut kesempatan tersebut terbuka lebar bagi siapapun. Termasuk alumni UT. Sebab, pemeritahan melalui Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) telah menyiapkan dana sebesar Rp 70 triliun untuk beasiswa studi lanjut. Namun tidak seluruhnya terserap karena tidak semua pelamar memenuhi kriteria persyaratan.

“Selain dana pemerintah, masih ada juga sumber dana lain dari CSR perusahaan dan lain sebagainya. Artinya, kesempatan dan dukungan untuk studi lanjut sangat besar. Tinggal bagaimana kita menghadapi persaingan sehat itu,” pungkasnya. (aya/dam)

SOLO – Universitas Terbuka (UT) Surakarta mengklaim lulusannya bisa melanjutkan studi lanjut ke luar negeri menggunakan ijazah yang diterbitkan kampus setempat. Sebab, selama ini tidak sedikit masyarakat yang salah persepsi terkait kualitas pendidikan di UT. Bahkan tidak jarang muncul pertanyaan soal validitas ijazah lulusan UT.

“Banyak masyarakat keliru memahami tentang UT. Mereka beranggapan pendidikan di UT kurang berkualitas karena menerapkan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Sehingga banyak pertanyaan apakah ijazah UT bisa untuk mencari pekerjaan atau tidak? Bisa untuk studi lanjut atau tidak? Saya tegaskan, lulusan UT bisa menggunakan ijazahnya bahkan untuk studi lanjut di luar negeri,” ungkap Direktur UT Surakarta, Yulia Budiwati dalam webinar studi lanjut UT Surakarta, Sabtu (14/8).

Keraguan masyarakat tersebut terjawab dengan adanya alumni UT yang telah berhasil menyelesaikan studi lanjutnya baik di dalam maupun luar negeri. Alumni tersebut antara lain, Ruth Angela Christie alumni S2 Tsinghua University di Beijing, China. Ngabdul Khalim yang tengah menyelesaikan studi S2 di University College London di Inggris. Dan Arif Bagus Prasetyo alumni S2 Universitas Udayana Bali.

“Pada 2019, rekrutmen calon pegawai negeri sipil (CPNS) didominasi lulusan UT. Sebanyak 9.600 alumni UT terserap dalam rekrutmen tersebut,” sambung Yulia.

Artinya, meskipun UT menerapkan sistem PJJ dalam perkuliahannya, bukan berarti kualitas mahasiswanya tidak mampu bersaing dengan kampus lain. Justru di masa pandemi Covid-19, mahasiswa UT sudah lebih siap menjalani PJJ lantaran telah terbiasa dengan sistem tersebut. Bahkan jauh sebelum pandemi mewabah.

“Sekarang masyarakat mulai menyadari pentingnya PJJ. Di masa pandemi ini PJJ bukan lagi sebagai alternatif. Tapi menjadi kebutuhan. Bagi mahasiswa UT, ini bukan hal baru,” imbuhnya.

Soal peluang studi lanjut, Yulia menyebut kesempatan tersebut terbuka lebar bagi siapapun. Termasuk alumni UT. Sebab, pemeritahan melalui Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) telah menyiapkan dana sebesar Rp 70 triliun untuk beasiswa studi lanjut. Namun tidak seluruhnya terserap karena tidak semua pelamar memenuhi kriteria persyaratan.

“Selain dana pemerintah, masih ada juga sumber dana lain dari CSR perusahaan dan lain sebagainya. Artinya, kesempatan dan dukungan untuk studi lanjut sangat besar. Tinggal bagaimana kita menghadapi persaingan sehat itu,” pungkasnya. (aya/dam)

Apakah ijazah UT bisa lanjut S2?

Program-program pendidikan di UT terdiri atas : Program Bergelar, yaitu program pendidikan jenjang Diploma (D3, dan D4), Sarjana (S1), Magister (S2), dan doktoral (S3).

Apakah S1 UT bisa lanjut S2 negeri?

Bisa untuk studi lanjut atau tidak? Saya tegaskan, lulusan UT bisa menggunakan ijazahnya bahkan untuk studi lanjut di luar negeri,” ungkap Direktur UT Surakarta, Yulia Budiwati dalam webinar studi lanjut UT Surakarta, Sabtu (14/8).

Apakah lulusan universitas terbuka diakui?

Secara akademik, UT juga memastikan bahwa kualitas akademik UT sudah diakui secara nasional dengan mendapatkan akreditasi dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT).

Apakah lulusan UT bisa kerja di BUMN?

Semula Dijawab: Apakah lulusan universitas terbuka bisa bekerja di BUMN, pemerintahan atau PNS? Halo izinkan saya menjawabnya. Jawabannya sangat bisa!!