Apakah alergi susu sapi menyebabkan batuk?

Jakarta - Orangtua kadang tidak menyadari jika anaknya mengalami alergi susu sapi. Untuk itu kenali tanda yang muncul, salah satunya adalah anak memilki feses yang bercampur lendir darah.

Alergi susu sapi biasanya terjadi pada bayi yang diberikan susu formula dan memiliki bakat alergi yang diturunkan oleh salah satu atau kedua orangtuanya. Hal ini karena masalah alergi dipengaruhi oleh genetik, lingkungan dan imunologi.

"Bayi kecil yang mengalami diare ada darahnya, bisa jadi itu akibat alergi susu sapi," ujar Dr dr Zakiudin Munasir, SpA(K) dalam acara media edukasi 'Alergi Susu Sapi Bukan Penghalang Pertumbuhan Anak' di Hotel Gran Melia, Jakarta, Rabu (27/4/2011).

Dr Zakiudin menuturkan paling sering mengalami masalah di saluran cerna serta kulit. Gejala klinis lain yang muncul seperti bengkak dan gatal di bibir sampai lidah, nyeri dan kejang perut, muntah sampai diare berat yang disertai berdarah. Bisa juga mengenai saluran pernapasan seperti batuk pilek berulang, sesak napas dan asma.

Alergi susu sapi pada anak sebenarnya bisa terjadi karena ia sensitif terhadap komponen protein susu (paling sering akibat beta-lactoglobulin) atau pada proses pembuatan susu, sehingga komponen protein ini akan bereaksi dengan antibodi tubuh yang memicu terbentuknya immunoglobulin E (IgE).

"Jika diminum 1-2 kali biasanya belum bereaksi, dan alergi ini paling cepat diketahui setelah seminggu," ujar dokter yang menjabat sebagai Ketua divisi Alergi-Imunologi Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM.

Dr Zakiudin menuturkan cobalah untuk menghentikan pemberian susu sapi atau segala produk yang mengandung susu sapi selama 2 minggu dan gejalanya hilang, lalu cobalah berikan kembali. Jika gejala alergi muncul maka bisa jadi susu sapi itulah pencetusnya.

Namun pada bayi biasanya dengan melakukan pengujian lewat darah untuk mengetahui apakah hasilnya positif atau tidak. Sedangkan uji alergi pada kulit biasanya dilakukan pada anak diatas 3 tahun.

"Memberikan ASI secara tidak eksklusif atau tidak sampai 6 bulan juga bisa meningkatkan risiko alergi pada anak," ujar dokter kelahiran Mojokerto 57 tahun silam.

Jika anak positif mengalami alergi terhadap susu sapi, bukan berarti menghalangi pertumbuhan dan perkembangannya. Karena ada beberapa alternatif pengganti susu pada anak yaitu:

  1. Susu hipoalergenik, yaitu susu sapi yang sudah diproses hidrolisis parsial yang digunakan untuk pencegahan.
  2. Susu hidrolisis ekstensif, yaitu susu sapi yang sudah diproses hidrolisis sempurna dan digunakan untuk anak yang sudah alergi susu sapi.
  3. Formula kedelai (soy formula), yaitu susu yang berasal dari kacang kedelai dan digunakan untuk anak yang sudah alergi susu sapi.

"Umumnya bayi tidak suka susu hidrolisis ekstensif karena rasanya tidak enak atau pahit, jadi biasanya orangtua lebih memilih memberikan soy formula yang rasanya lebih enak dan harganya lebih murah," ujat Dr Zakiudin.

Dr Zakiudin juga mengungkapkan bahwa biasanya saat usia 3 tahun alergi ini akan hilang sendiri seiring semakin matangnya sistem pencernaan anak dan umumnya tidak seumur hidup.

(ver/ir)

Halodoc, Jakarta - Pernah melihat anak mengalami diare kemudian muncul bintik-bintik merah setelah diberi susu sapi? Sebaiknya ibu tidak memberikan lagi susu sapi kepada anak, karena ini adalah tanda bahwa anak memiliki alergi terhadap susu sapi. Kondisi bisa bertambah parah jika anak tetap dibiarkan konsumsi susu sapi. 

Ketika seorang anak mengalami alergi terhadap susu sapi, artinya sistem kekebalan tubuhnya, yang biasanya melawan infeksi, bereaksi berlebihan terhadap protein dalam susu sapi. Untuk itu, tidak ada salahnya kenali beberapa tanda yang muncul ketika anak mengalami alergi susu. Penanganan yang tepat akan membuat kesehatan serta tumbuh kembang anak menjadi lebih optimal!

Baca juga: 5 Makanan Pengganti Produk Susu untuk Anak-Anak

Kenali Lebih Banyak Mengenai Alergi Susu

Alergi susu merupakan salah satu kondisi alergi yang cukup umum dialami oleh anak-anak. Diperkirakan alergi ini mempengaruhi sekitar 7 persen bayi berumur kurang dari satu tahun meskipun sebagian besar anak-anak bisa sembuh dari kondisi ini setelah menginjak usia 5 tahun.

Alergi susu bisa terjadi akibat respon abnormal dari sistem kekebalan tubuh terhadap susu sapi atau produk yang menggunakan susu sapi. Ketika anak mengalami alergi susu, artinya sistem kekebalan tubuh yang biasanya melawan suatu bakteri atau kuman, bereaksi berlebihan terhadap protein yang terdapat dalam susu.

Sistem kekebalan tubuh dalam tubuh anak mengira protein yang terdapat dalam susu adalah suatu kandungan berbahaya sehingga tubuh membutuhkan perlindungan. Hasilnya, anak mengalami reaksi alergi akibat tubuh melepaskan bahan kimia seperti histamin.

Ada beberapa kondisi yang dapat menyebabkan anak rentan mengalami kondisi alergi susu, seperti memiliki alergi terhadap kondisi lain, memiliki riwayat dermatitis atopik, usia yang masih terlalu dini, hingga riwayat keluarga dengan kondisi alergi susu.

Tanda Alergi Susu yang Perlu Diwaspadai

Tingkat keparahan reaksi alergi yang dialami anak terhadap susu dapat bervariasi. Meskipun satu reaksi awal cenderung ringan, tetapi reaksi selanjutnya bisa jadi lebih parah dan bahkan mengancam jiwa. 

Jadi, hal yang penting untuk memeriksakan anak ke rumah sakit jika tanda-tanda alergi susu ia alami. Nah, ini beberapa tanda anak alami alergi susu: 

1. Diare

Diare adalah salah satu ciri bayi mengalami alergi susu. Reaksi diare terjadi sangat cepat, bahkan setelah bayi meminum susu tersebut. Hal tersebut dikarenakan saluran pencernaan bayi yang tidak dapat menerima bahan gula alami atau senyawa yang dihasilkan oleh susu. Kondisi ini bisa menyebabkan anak lemah karena kekurangan air. 

2. Napas Berbunyi (Mengi)

Napas berbunyi adalah gejala lain saat anak alami alergi susu. Napas bayi berbunyi terjadi akibat bayi mengalami kesulitan bernapas akibat. Hal tersebut dikarenakan saluran pernapasan bayi memberikan reaksi alergi yang cepat ketika saluran pernapasan, sehingga dihasilkan banyak lendir yang sebabkan gangguan napas.

3. Perut Kembung

Ketika terkena alergi susu, biasanya perut bayi juga akan kembung. Bayi yang tidak dapat menerima zat di dalam susu akan menyebabkan kondisi pencernaan yang tidak nyaman, sehingga membuat perut kembung dan memicu bayi mual atau muntah.

4. Bintik Merah di Kulit

Ciri-ciri lain ketika bayi mengalami alergi susu, yaitu mengalami bintik merah di kulit. Bayi yang baru lahir dapat menerima dampak yang berat karena kulitnya masih sangat sensitif. Bintik merah karena alergi susu dapat menyebabkan rasa gatal yang parah, sehingga ruam merahnya seperti menumpuk pada kulit. Gejala ini biasanya terjadi dengan cepat setelah meminum susu.

5. Batuk

Bayi juga bisa batuk jika terkena alergi susu, karena sistem pernapasan sensitif. Hal itu terjadi ketika tubuh bayi menolak zat yang terkandung dalam susu, sehingga batuk akan terjadi. Pada awalnya, bayi mengeluarkan suara serak, sehingga terlihat seperti sangat kesakitan. Kemudian, bayi akan sering batuk apalagi setelah minum susu.

6. Bayi Menangis Ketika Menelan Susu

Bayi juga bisa menangis ketika menelan susu jika ia mengidap alergi susu. Kebanyakan ibu menganggap bahwa hal ini dikarenakan rasa susu yang kurang enak, padahal kondisi tersebut dikarenakan bayi merasa sakit dan sesak di bagian tenggorokan. Saluran pernapasan memberikan reaksi yang berlebihan terhadap kandungan dalam susu. Alergi susu juga dapat menyebabkan pembengkakan pada area tenggorokan dan lidah.

7. Bengkak pada Wajah

Bayi yang mengidap alergi susu juga bisa mengalami bengkak pada wajah, khususnya pada bibir. Beberapa bayi dapat terkena kondisi yang mengerikan seperti syok anafilaktik karena alergi susu. Anafilaksis adalah salah satu dampak alergi yang dapat menyebabkan kematian pada bayi. Gejala dari anafilaksis yaitu wajah bayi menjadi bengkak, merah, dan menangis karena sulit bernapas. Jika bayi ibu terlihat mengalami gejala ini, segera kunjungi rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan medis.

8. Mata Memerah

Waspada jika anak mengalami pembengkakan dan kemerahan pada mata setelah anak mengonsumsi susu sapi. Kondisi ini bisa menjadi tanda adanya reaksi alergi pada anak.

9. Muntah

Muntah yang terjadi sesaat setelah anak mengonsumsi susu sapi juga perlu diwaspadai. Kondisi ini bisa menjadi tanda lain dari kondisi alergi susu.

Itulah beberapa gejala yang dapat langsung dialami anak ketika mengonsumsi susu sapi. Namun, tidak hanya itu, gejala juga dapat dialami dalam waktu beberapa lama setelah anak mengonsumsi susu sapi. Misalnya, munculnya darah pada feses, kram perut, mata dan hidung yang berair, hingga kolik. Untuk itu, sangat penting bagi ibu untuk memperhatikan kondisi anak setiap saat.

Baca juga: Ketahui Fakta Susu Soya untuk Anak

Reaksi alergi susu bisa dicegah dengan menghindari berbagai asupan yang mengandung susu maupun produk turunan dari susu. Lalu, apakah anak masih bisa mengonsumsi susu? Jawabannya, iya. Ibu bisa mengganti susu anak dengan susu soya maupun susu dengan hypoallergenic formulas.

Ibu juga bisa bertanya langsung pada dokter anak melalui Halodoc untuk mengetahui cara tepat pencegahan reaksi alergi susu pada anak. Yuk, download Halodoc sekarang juga melalui App Store atau Google Play! 

Apakah alergi susu sapi menyebabkan batuk?

Referensi:National Health Services. Diakses pada 2021. What Should I Do If I Think My Baby Is Allergic or Intolerant to Cows' Milk?Kids Health. Diakses pada 2021. Milk Allergy in Infants.Mayo Clinic. Diakses pada 2021. Milk Allergy.

Apakah alergi susu sapi bisa menyebabkan batuk?

Bisa saja kondisinya tersebut disebabkan oleh alergi susu sapi. Batuk yang menjadi gejala alergi susu sapi biasanya muncul bersama dengan gejala lain, seperti mata berair, pilek, dan kesulitan bernapas.

Apa tanda tanda alergi susu sapi?

Kenali Tanda-Tanda Bayi Alergi Susu Sapi Gangguan pencernaan, seperti kram, nyeri perut, dan perut kembung. Gatal dan ruam di kulit. Bengkak-bengkak di bagian tubuh tertentu. Batuk-batuk.

Apakah susu dapat menyebabkan batuk?

Namun, penelitian telah menemukan bahwa susu, alih-alih menghasilkan lebih banyak dahak di dalam tubuh, susu justru membuat lendir yang ada menjadi lebih kental dan lebih sulit untuk dihilangkan. Bagaimana pun, yang terbaik adalah menghindari susu karena ini merupakan salah makanan yang bikin batuk tambah parah.

Kenapa setelah minum susu jadi batuk?

Batuk setelah konsumsi susu dapat disebabkan karena alergi pada produk susu tersebut atau karena mengalami refluks gastroesofagus sehingga susu yang harusnya masuk ke lambung kembali ke atas dan merangsang batuk, dan dapat menyebabkan radang paru yang akan memperparah kejadian batuk.