Apa yang dimaksud dengan diabetes insipidus

Apa yang dimaksud dengan diabetes insipidus

Apa yang dimaksud dengan diabetes insipidus
Lihat Foto

Shutterstock/Mamat Suryadi

Ilustrasi Diabetes Insipidus

KOMPAS.com - Diabetes insipidus (DI) ketika ginjal tidak mampu mencegah ekskresi air.

Diabetes insipidus termasuk jarang terjadi dan tidak sama dengan diabetes melitus tipe 1 dan 2.

Namun jika tidak diobati, baik DI maupun diabetes melitus menyebabkan rasa haus yang konstan dan sering buang air kecil.

Baca juga: Apa Itu Diabetes Insipidus?

Penderita DI memiliki kadar gula darah yang normal, namun ginjalnya tidak mampu menyeimbangkan cairan dan garam dalam tubuh.

Penyebab

Diabetes insipidus terjadi ketika ginjal tidak dapat memekatkan urine secara normal dan sejumlah besar urin encer diekskresikan.

Jumlah air yang diekskresikan dalam urin dikendalikan oleh hormon antidiuretik (ADH).

DI yang disebabkan oleh kekurangan ADH disebut diabetes insipidus sentral.

Ketika DI disebabkan oleh kegagalan ginjal untuk merespon ADH, kondisi ini disebut diabetes insipidus nefrogenik. Nefrogenik artinya berhubungan dengan ginjal.

DI pusat jarang terjadi. Jika terjadi, jenis ini dapat disebabkan oleh kerusakan pada hipotalamus atau kelenjar pituitari sebagai akibat dari:

  • Masalah genetik
  • Cedera kepala (penyebab umum)
  • Infeksi di otak
  • Masalah dengan sel penghasil ADH karena penyakit autoimun
  • Hilangnya suplai darah ke kelenjar hipofisis
  • Pembedahan di area kelenjar pituitari atau hipotalamus (penyebab paling umum)
  • Tumor di atau dekat kelenjar pituitari.

DI nefrogenik melibatkan defek pada ginjal. Akibatnya, ginjal tidak merespon ADH.

DI nefrogenik sangat jarang dan dapat disebabkan oleh:

Baca juga: Apakah Minum Kopi Bahayakan Kesehatan Ginjal?

  • Obat-obatan tertentu, seperti lithium
  • Masalah genetik
  • Tingginya kadar kalsium dalam tubuh (hiperkalsemia)
  • Penyakit ginjal, seperti penyakit ginjal polikistik.

Gejala

Gejala diabetes insipidus meliputi:

  • Rasa haus yang berlebihan dan tidak terkendali
  • Volume urin yang berlebihan
  • Buang air kecil yang berlebihan
  • Urine sangat encer dan pucat.

Diagnosis

Penyedia layanan kesehatan akan bertanya tentang riwayat dan gejala medis pasien. Tes yang dapat dilakukan untuk diagnosis ialah:

  • Natrium dan osmolalitas darah
  • Tantangan Desmopresin (DDAVP)
  • MRI kepala
  • Tingkat ko-peptin serum
  • Urinalisis
  • Konsentrasi dan osmolalitas urin
  • Keluaran urine.

Perawatan

Penyebab kondisi yang mendasarinya akan diobati bila memungkinkan.

Baca juga: 8 Cara Menjaga Kesehatan Ginjal

DI sentral dapat dikontrol dengan vasopresin (desmopresin, DDAVP)

Jika DI nefrogenik disebabkan oleh obat-obatan, menghentikan obat dapat membantu memulihkan fungsi ginjal normal.

Tetapi setelah bertahun-tahun menggunakan beberapa obat, seperti lithium, DI nefrogenik dapat menjadi permanen.

DI nefrogenik herediter dan DI nefrogenik yang diinduksi lithium diobati dengan minum cukup cairan agar sesuai dengan keluaran urine.

Obat-obatan yang menurunkan produksi urin juga perlu diminum.

DI nefrogenik diobati dengan obat anti-inflamasi dan diuretik (pil air).

Hubungi dokter segera jika mengalami gejala DI.

Jika telah didiagnosis menderita DI, hubungi dokter jika sering buang air kecil atau rasa haus yang ekstrem kembali.

Komplikasi

Diabetes insipidus dapat menyebabkan dehidrasi. Dehidrasi dapat menyebabkan:

  • Mulut kering
  • Perubahan elastisitas kulit
  • Haus berlebih
  • Kelelahan.

Selain itu, diabetes insipidus dapat menyebabkan ketidakseimbangan mineral dalam darah.

Baca juga: Gangguan Elektrolit

Gejala ketidakseimbangan elektrolit meliputi:

  • Lemas
  • Mual
  • Muntah
  • Kehilangan selera makan
  • Kram otot
  • Linglung.

Pencegahan

Diabetes insipidus tidak dapat dicegah.

Paling sering, kondisi ini dikaitkan dengan masalah kesehatan lain.

Menghindari faktor risiko yang menyebabkan DI bisa dipraktikkan untuk menghindari penyakit ini.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Apa yang dimaksud dengan diabetes insipidus

Apa yang dimaksud dengan diabetes insipidus
Lihat Foto

SHUTTERSTOCK

Buang air kecil antara empat hingga 10 kali masih dapat dikategorikan sehat jika frekuensinya tidak mengganggu kualitas hidup seseorang.

KOMPAS.com – Ketika berbicara tentang penyakit diabetes, telinga kita mungkin sudah tidak asing lagi dengan kata diabetes mellitus.

Sementara, diabetes insipidus lebih jarang terdengar.

Meski sama-sama disebut sebagai diabetes, diabetes insipidus pada dasarnya adalah penyakit yang berbeda dengan diabetes mellitus.

Baca juga: 9 Gejala Diabetes yang Sering Tak Disadari

Jika diabetes mellitus adalah penyakit jangka panjang yang ditandai dengan kadar gula darah di atas normal, diabetes insipidus tidak terkait dengan kadar gula darah.

Lantas, apa itu diabtes insipidus?

Dilansir dari WebMD, satu-satunya kesamaan yang dimiliki penyakit diabetes mellitus dan diabetes insipidus adalah keduanya membuat penderitanya akan merasa haus dan membuat banyak buang air kecil.

Diabetes insipidus adalah kondisi cukup langka yang menyebabkan tubuh mengeluarkan banyak urine.

Kebanyakan orang buang air kecil 1 hingga 2 liter sehari. Sementara, penderita diabetes insipidus bisa buang air antara 3 dan 20 liter sehari.

Jika Anda menderita diabetes insipidus, hormon yang membantu mengatur keseimbangan cairan dalam tubuh Anda tidak berfungsi.

Hormon yang mengalami gangguan ini adalah homron antidiuretik atau antidiuretic hormone (ADH). Hormon yang bisa juga disebut sebagai vasopressin ini dihasilkan oleh hipotalamus, yakni jaringan khusus di otak.

Diabetes insipidus adalah kondisi penyakit yang cukup langka, dengan gejalanya yang selalu merasa haus dan pada saat yang bersamaan sering buang air kecil dalam jumlah yang sangat banyak. Jika keadaannya sangat parah, penderita dapat buang air kencing sebanyak 20 liter sehari.

Penyakit diabetes insipidus adalah penyakit yang berbeda dengan diabetes melitus, jika diabetes insipidus tidak ada kaitannya dengan kadar gula dalam darah, lain halnya dengan diabetes melitus yang merupakan penyakit jangka panjang dengan ditandai kadar gula darah yang di atas normal.

Penyebab

Diabetes insipidus disebabkan dikarenakan gangguan hormon antidiuretik atau antidiuretic hormone atau ADH yang berperan dalam mengatur jumlah cairan dalam tubuh. Hormon antidiuretik ini dihasilkan di hipotalamus, yaitu jaringan khusus di otak. Kemudian disimpan oleh kelenjar pituitari setelah dihasilkan oleh hipotalamus.

Hormon antidiuretik dikeluarkan oleh kelenjar pituitari saat kadar air di dalam tubuh terlalu rendah. Antidiuretik ini bersifat berlawanan dengan diuresis. Diuresis berarti produksi urin. Fungsi dari hormon antidiuretik adalah membantu mempertahankan air di dalam tubuh dengan cara mengurangi jumlah cairan yang terbuang melalui ginjal dalam bentuk urine

Yang menjadi penyebab terjadinya diabetes insipidus yaitu berkurangnya produksi hormon antidiuretik atau saat ginjal tidak lagi merespons seperti biasanya terhadap hormon antidiuretik. Sebagai akibatnya, ginjal mengeluarkan terlalu banyak cairan dan tidak sanggup menghasilkan urine yang pekat. Orang yang berada dalam kondisi ini akan selalu merasa haus serta minum dengan lebih banyak karena ia berusaha mengimbangi banyaknya cairan yang telah hilang.

Jenis-Jenis

Penyakit ini dibagi menjadi dua macam, yaitu kranial dan nefrogenik.

Diabetes Insipidus Kranial

Penyakit yang disebabkan karena tidak cukupnya hormon antidiuretik dari hipotalamus di dalam tubuh. Keadaan ini dapat disebabkan karena kerusakan pada hipotalamus atau pada kelenjar pituitari. Kerusakan bisa diakibatkan oleh terjadinya infeksi, operasi, cedera otak, serta tumor otak. 

Beberapa penyebabnya yang lebih jarang terjadi diantaranya kekurangan oksigen pada otak akibat stroke, kanker otak, infeksi yang merusak otak seperti ensefalitis dan meningitis, sindrom Wolfram yaitu kelainan  genetik langka yang dapat menyebabkan kehilangan pandangan. Namun ada sekitar 1 dari 3 kasus yang tidak diketahui penyebabnya

Diabetes Insipidus Nefrogenik

Penyakit yang muncul ketika tubuh memiliki hormon antidiuretik yang cukup untuk mengatur produksi urine, namun organ ginjal tidak mampu merespons terhadapnya. Hal ini bisa disebabkan oleh rusaknya fungsi organ ginjal atau bisa juga dikarenakan faktor keturunan atau karena obat-obatan yang digunakan untuk mengatasi penyakit mental, seperti lithium.

Diabetes insipidus nefrogenik dibagi menjadi dua macam yaitu:

1. Congenital Nephrogenic Diabetes Insipidus

Congenital nephrogenic diabetes insipidus lebih dikenal dengan sebutan diabetes insipidus nefrogenik kongenital. Penderita diabetes nefrogenik kongenital merupakan penyakit bawaan atau keturunan yang hanya dapat ditularkan dari ibu kepada putranya. Hal ini akibat pengaruh mutasi genetika AVPR2. Sedangkan mutasi genetika AQP2 dapat memengaruhi baik anak laki-laki maupun anak perempuan

2. Acquired Nephrogenic Diabetes Insipidus

Penyebab utama acquired nephrogenic diabetes insipidus yang paling umum adalah efek samping penggunaan obat lithium. Lithium jika dikonsumsi dalam jangka panjang akan membuat sel-sel organ ginjal menjadi rusak dan kemudian tidak dapat lagi bisa merespons hormon antidiuretik. Jika Anda mengonsumsi lithium, pastikan untuk melakukan pemeriksaan organ ginjal tiap tiga bulan sekali. Karena hampir 50 persen pengguna obat ini dalam jangka panjang mengalami diabetes insipidus nefrogenik.

Ketika Anda mengalami gejala penyakit ini, biasanya Anda selalu merasa haus dan frekuensi buang air kecil lebih dari biasanya. Sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter jika Anda merasakan gejala tersebut. Tidak sepenuhnya yang  Anda alami adalah diabetes insipidus, namun akan lebih baik jika Anda mengetahui penyebab pastinya dengan memeriksakan diri ke dokter.

Perlu diketahui, orang dewasa dalam sehari buang air kecil sebanyak 4-7 kali, sedangkan anak kecil buang air kecil hingga 10 kali dalam sehari. Hal ini disebabkan kandung kemih anak-anak berukuran lebih kecil dari orang dewasa. Dokter akan melakukan beberapa tes untuk mengetahui penyebab dan menetapkan diagnosis terhadap kondisi yang dialami seseorang.

Pengobatan

Pengobatan mungkin tidak perlu dilakukan pada kasus yang ringan diabetes insipidus kranial. Anda cukup mengonsumsi air yang lebih banyak untuk mengimbangi jumlah cairan yang telah terbuang. Jika memang diperlukan, Anda bisa mengonsumsi obat desmopressin yaitu obat yang berfungsi untuk meniru peran hormon antidiuretik.

Sedangkan untuk diabetes insipidus nefrogenik, digunakan obat thiazide diuretik. Obat ini berfungsi untuk menurunkan jumlah urin yang dihasilkan organ ginjal. Anda juga bisa konsumsi Hydrochlorothiazide (mulai dari 30ribu). Obat ini bekerja dengan cara menurunkan penyerapan natrium yang dapat menyebabkan retensi cairan. Konsultasikan dengan dokter untuk penggunaannya.

Komplikasi

Salah satu komplikasi yang disebabkan oleh diabetes insipidus adalah dehidrasi yaitu rendahnya jumlah air atau cairan dalam tubuh. Apabila dehidrasi yang terjadi ringan oralit dapat digunakan untuk mengatasinya. Namun dehidrasi yang dialami cukup parah perlu penanganan di rumah sakit untuk mengatasinya.

Ingin berkonsultasi lebih lanjut mengenai kesehatan Anda? Temukan solusi konsultasi dokter gratis dengan mengunduh aplikasi Lifepack yang tersedia di Google Play Store dan App Store sekarang!