Apa perbedaan pola lantai tari pendet dan tari kecak dari Bali?

Pola Lantai Tari Kecak. Foto: Pixabay

Tari Kecak diciptakan oleh seniman Bali bernama Wayan Limbak dan pelukis asal Jerman, Walter Spesies pada 1930-an. Pada dasarnya, Tari Kecak menceritakan kisah Ramayana, tepatnya soal Dewi Shinta yang diculik oleh Rahwana saat Rama sedang berburu di hutan.

Tari ini diperagakan oleh puluhan penari laki-laki yang bertelanjang dada dengan mengenakan kain kotak-kotak seperti papan catur yang melingkar di pinggang hingga lutut. Selain itu, ada penari lainnya yang memerankan tokoh Ramayana seperti Rama, Shinta, Rahwana, Hanoman, dan lainnya.

Tidak seperti tari pada umumnya, Tari Kecak tidak menggunakan alat musik seperti gamelan. Yang mengiringinya adalah kata "cak" yang dilantunkan para penari sambil mengangkat tangan.

Puluhan penari tersebut menciptakan musik secara akapela dari kata "cak" yang diucapkan. Kemudian, terdapat alunan suara kerincingan yang diikatkan pada kaki penari yang memerankan tokoh Ramayana.

Pada pertunjukkan Tari Kecak, ada seseorang yang bertugas sebagai pemimpin untuk memberikan nada awal. Lalu, ada juga yang bertugas untuk menekankan nada rendah dan tinggi. Kemudian, ada yang berperan sebagai dalang untuk mengantarkan alur cerita.

Untuk pola lantai Tari Kecak sendiri adalah garis lengkung yang membentuk lingkaran. Para penari akan duduk melingkar dan di tengahnya terdapat api unggun.

Pola lantai Tari Kecak ini mencerminkan kekompakan, kebersamaan, dan kerukunan. Selain itu, gerakan tari ini juga mengandung ritual agama.

Indonesia

Makna Pola Lantai Tari Pendet, Punya Sejarah dan Arti Gerakan yang Mendalam

Foto: Pola lantai Tari Pendet memiliki arti filosofis yang mendalam. (Foto: celebrities.id/Instagram @hirotower_indonesia)

JAKARTA, celebrities.id - Pola lantai Tari Pendet memiliki arti filosofis yang mendalam dan sejarah yang panjang. Empat pola lantai Tari Pendet biasanya membentuk garis lengkung, horizontal, vertikal dan lurus sejajar.

Tari Pendet yang merupakan salah satu tarian tradisional dari Bali merupakan salah satu jenis tarian tradisional khas Indonesia yang terkenal di kalangan masyarakat Indonesia.

Seperti tarian tradisional Indonesia lainnya, tari Pendet juga menyimpan sejarah di dalamnya. Tarian ini ternyata sudah dikukuhkan pembuatannya sejak 1950, dicetuskan oleh seniman Bali, Ni Ketut Reneng dan I Wayan Rindi yang berasal dari Desa Sumerta, Denpasar.

Ni Ketut Reneng dan I Wayan Rindi awalnya menciptakan tarian Pendet dengan formasi empat orang penari. Bertambah menjadi lima orang saat dikembangkan oleh seniman lainnya, I Wayan Beratha pada 1961.

Awalnya tarian ini ditampilkan sebagai bentuk persembahan rasa syukur kepada dewa dan menyambut hadirnya dewa dari langit. Tapi akhirnya, dari waktu ke waktu kini tari Pendet berkembang menjadi tarian penyambutan selamat datang.

Gerakan-gerakan indah dalam tari Pendet mengandung makna dan filosofi yang kompleks, mengutip laman resmi Daftar Pustaka, Senin (3/1/2022) maknanya disebutkan mulai dari sebagai ekspresi rasa syukur atas keberadaan Dewa di dunia, makna kehormatan pada dewata yang menganugerahkan hal terbaik untuk manusia, sampai sebagai wujud ekspresi rasa senang ketika menyambut tamu yang datang.

Baca Juga : Viral! Zaskia Gotik Joget Jaipong, Netizen Terpukau

Pola Lantai Tari Kecak Asal Bali, Maknanya Belajar Andalkan Kekutan Tuhan

Page 2

Indonesia

Makna Pola Lantai Tari Pendet, Punya Sejarah dan Arti Gerakan yang Mendalam

Foto: Pola lantai Tari Pendet memiliki arti filosofis yang mendalam. (Foto: celebrities.id/Instagram @hirotower_indonesia)

Pada setiap gerakan yang ditampilkan ada makna syukur dan ucapan selamat atas kehadiran para tamu di tempat tersebut. Ekspresi rasa bahagia tersebut, bisa terlihat lewat gerakan pemberian bunga dan janur, kepada yang hadir dengan cara ditempatkan di depan para tamu.

Selain itu, disebutkan lebih lanjut tarian ini juga mengandung makna menjaga hubungan manusia dengan pencipta-Nya, manusia ke manusia lain dan manusia kepada alam, yang tersampaikan lewat varian gerakan, seperti mimik wajah yang menyiratkan kegembiraan dan disertai senyuman di bibir.

Nah, untuk pola lantainya, Tari Pendet memiliki empat pola lantai yang masing-masing punya arti filosofis.

Pertama ada pola lengkung pada lantai, membentuk garis lengkung di permukaan lantai tempat para penari berdiri.

Pola ini mengandung makna ada filosofi kerakyatan, kekompakan dan kebersamaan penduduk Bali yang diusung pada tarian ini.

Pola yang kedua adalah pola lurus secara horizontal, yakni pola ketika para penari akan berdiri sejajar dengan posisi horizontal.

Menjadi simbolik hubungan antara satu manusia kepada manusia lainnya, sesama manusia yang sejatinya sejaja satu sama lain.

Selanjutnya ada pola lurus secara vertikal, nah kalau yang ini penggambaran hubungan garis vertikal antara tiap manusia dengan Tuhan sebagai Maha Pencipta.

Terakhir ada, pola lurus berjajar vertikal, yang dikatakan punya arti terkait keberadaan tari ini sebagai bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Pulau Dewata Bali.

Makna Perjuangan di Balik Tarian Jaipong Bedog Lubuk, Seni yang Terlupakan dari Karawang

Editor : Dhita Seftiawan

Page 3

Indonesia

Makna Pola Lantai Tari Pendet, Punya Sejarah dan Arti Gerakan yang Mendalam

Foto: Pola lantai Tari Pendet memiliki arti filosofis yang mendalam. (Foto: celebrities.id/Instagram @hirotower_indonesia)

JAKARTA, celebrities.id - Pola lantai Tari Pendet memiliki arti filosofis yang mendalam dan sejarah yang panjang. Empat pola lantai Tari Pendet biasanya membentuk garis lengkung, horizontal, vertikal dan lurus sejajar.

Tari Pendet yang merupakan salah satu tarian tradisional dari Bali merupakan salah satu jenis tarian tradisional khas Indonesia yang terkenal di kalangan masyarakat Indonesia.

Seperti tarian tradisional Indonesia lainnya, tari Pendet juga menyimpan sejarah di dalamnya. Tarian ini ternyata sudah dikukuhkan pembuatannya sejak 1950, dicetuskan oleh seniman Bali, Ni Ketut Reneng dan I Wayan Rindi yang berasal dari Desa Sumerta, Denpasar.

Ni Ketut Reneng dan I Wayan Rindi awalnya menciptakan tarian Pendet dengan formasi empat orang penari. Bertambah menjadi lima orang saat dikembangkan oleh seniman lainnya, I Wayan Beratha pada 1961.

Awalnya tarian ini ditampilkan sebagai bentuk persembahan rasa syukur kepada dewa dan menyambut hadirnya dewa dari langit. Tapi akhirnya, dari waktu ke waktu kini tari Pendet berkembang menjadi tarian penyambutan selamat datang.

Gerakan-gerakan indah dalam tari Pendet mengandung makna dan filosofi yang kompleks, mengutip laman resmi Daftar Pustaka, Senin (3/1/2022) maknanya disebutkan mulai dari sebagai ekspresi rasa syukur atas keberadaan Dewa di dunia, makna kehormatan pada dewata yang menganugerahkan hal terbaik untuk manusia, sampai sebagai wujud ekspresi rasa senang ketika menyambut tamu yang datang.

Baca Juga : Viral! Zaskia Gotik Joget Jaipong, Netizen Terpukau

Pola Lantai Tari Kecak Asal Bali, Maknanya Belajar Andalkan Kekutan Tuhan

INDOZONE.ID - Bali menjadi salah satu provinsi di Indonesia yang kaya akan budaya, terutama tarian tradisionalnya.

Bali terkenal dengan tari kecak dan tari pendet yang popularitasnya telah mendunia karena disukai wisatawan domestik dan mancanegara.

Bahkan. tari pendet sering ditampilkan sebagai hiburan dan sambutan selamat datang kepada para pengunjung Bali.

Simak uraian Indozone berikut ini mengenai sejarah tari pendet berasal dari Provinsi Bali serta pola lantai dan properti yang digunakan.

Sejarah Tari Pendet

Tari Pendet (unsplash/@mtsjrdl)

Sama halnya dengan tari kecak, tari pendet berasal dari Bali. Kedua tari tradisional ini dipentaskan secara rutin sebagai hiburan bagi wisatawan.

Namun ternyata, sebelum menjadi sebuah kesenian, tari pendet mulanya adalah tarian sakral untuk ritual keagamaan di pura, tempat ibadah umat Hindu.

Pendet sebenarnya merupakan pernyataan dari sebuah persembahan dalam bentuk tarian upacara.

Tari pendet melambangkan penyambutan, penghormatan, dan rasa syukur akan turunnya dewata yang turun ke bumi.

Sejarah tari pendet berawal pada tahun 1950 ketika I Wayan Rindi dan Ni Ketut Reneng menciptakan tarian ritual 'Pendet Dewa'.

Mengutip dari encyclopedia.jakarta-tourism.go.id, pada mulanya tari pendet ditampilkan oleh empat orang penari.

Tahun 1961, I Wayan Beratha mengembangkan tari pendet dengan menambah penari menjadi lima orang.

Tahun 1962, I Wayan Beratha kembali mengembangkan tari pendet agar bisa ditampilkan secara massal dengan 800 orang penari.

Sebab, tari pendet akan dipertontonkan secara internasional untuk pertama kali dalam upacara pembukaan Asian Games 1962 di Jakarta.

Sejak saat itu, tari pendet yang tergolong tari wali (sakral) jadi sering ditampilkan sebagai tari balih-balihan (hiburan atau penyambutan).

Tari pendet yang digunakan untuk hiburan atau sebagai tarian ucapan selamat datang, akhirnya mengalami perubahan koreografi.

Tujuannya, untuk mencegah anggapan bahwa para wisatawan disetarakan dengan para dewa.

Pola Lantai Tari Pendet

Pola lantai tari pendet (wikimediacommons)

Secara garis besar, tari pendet menggunakan dua jenis pola lantai yaitu pola lantai garis lurus dan pola lantai garis lengkung.

Jika diperhatikan dengan saksama, pola lantai tari pendet terdiri atas empat bagian secara lengkap, yaitu sebagai berikut:

1. Pola lantai lurus horizontal

Pola lantai horizontal menampilkan barisan berjejer dari kanan ke kiri atau sebaliknya yang melambangkan hubungan antarmanusia yang sejajar.

2. Pola lantai lurus vertikal

Pola lantai vertikal menghasilkan bentuk lurus memanjang dari depan ke belakang atau sebaliknya, yang mencerminkan ikatan manusia dengan tuhannya.

3. Pola lantai lurus berjajar vertikal

Pola lantai lurus berjajar dengan posisi vertikal menggambarkan keberadaan tari pendet di dalam kehidupan masyarakat Bali.

4. Pola lantai lengkung

Tari pendet juga memakai pola lantai lengkung yang membentuk huruf 'V'. Arti bentuk 'V' pada pola lantai tari pendet adalah kerakyatan.

Properti Tari Pendet

Properti tari pendet (wikimediacommons)

Seperti tari tradisional Indonesia lainnya, tari pendet juga menggunakan properti untuk mendukung pertunjukan.

Berdasarkan jurnal Stilistika Volume 7, Nomor 2, Mei 2019, terdapat sejumlah properti tari pendet yaitu sebagai berikut:

1. Mahkota

Mahkota memiliki arti kekuasaan dan kehormatan. Pada tari pendet, hiasan yang dikenakan di atas kepala ini umumnya berwarna emas ditambah dengan bunga kamboja, mawar, atau cempaka.

2. Tapih

Tapih adalah sebutan untuk kain bawahan yang dikenakan penari pendet. Kain ini dipakai untuk menutupi pinggang sampai mata kaki, dengan tambahan stagen di pinggul agar tapih tidak mudah lepas.

3. Kemben

Kemben merupakan kain yang digunakan para penari pendet sebagai atasan untuk menutupi dada sampai pinggang. Kain ini berwarna merah dan emas yang dipakai dengan cara dililit.

4. Selendang

Selendang termasuk properti tari pendet yang sering disebut sebagai kancrik prade. Selendang ini berupa kain yang dililit di luar kemben, dari bahu sampai pinggang untuk mempererat tapih dan kemben.

5. Gelang

Gelang digunakan sebagai properti pelengkap yang berfungsi untuk menampilkan kesan anggun. Gelang ini terbuat dari bahan berlapis emas dan dipakai di tangan sebelah kanan.

6. Bokor

Bokor merupakan properti tari pendet yang bentuknya seperti nampan. Bokor berhiaskan janur kuning berisi bunga warna-warni yang nantinya akan ditaburkan di depan para tamu undangan sebagai ucapan selamat datang.

Demikianlah penjelasan mengenai sejarah tari pendet berasal dari Bali lengkap dengan pola tari dan propertinya. Semoga bermanfaat, ya!

Artikel Menarik Lainnya:

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA