Apa pengertian dari garis lintang dan garis bujur?

Garis Bujur adalah garis maya yang ditarik dari kutub utara hingga ke kutub selatan atau sebaliknya. Dengan pengetahuan seperti itu berarti derajat antar garis bujur semakin melebar di daerah khatulistiwa dan makin menyempit di daerah kutub. Jika pada Garis Lintang, daerah yang dilalui garis khatulistiwa (equator) dianggap sebagai nol derajat, untuk Garis Bujur, tempat yang dianggap sebagai nol derajat adalah garis dari kutub utara ke kutub selatan yang tepat melintasi kota Greenwich di Inggris. Jadi, garis bujur yang berada di sebelah barat Greenwich disebut Bujur Barat dan garis yang berada disebelah timur disebut Bujur Timur.

Jarak kedua garis bujur itu dari Greenwich hingga pada batas 180º (seratus delapan puluh derajat). Pada jarak itu, Bujur Barat dan Bujur Timur kembali bertemu. Garis bujur inilah yang pada perkembangannya dijadikan sebagai patokan dalam menentukan waktu di berbagai belahan dunia. Sehingga sering kali pada setiap kapal terdapat dua jam yang digunakan. Jam yang menunjukkan waktu berdasarkan waktu di kota Greenwich dan jam yang menunjukkan waktu lokal atau berdasarkan matahari.

Apa pengertian dari garis lintang dan garis bujur?

Selisih dari dua jam yang berbeda itulah para pelaut secara praktis dapat menentukan derajat garis bujur dimana mereka berada. Sama seperti garis lintang, jarak antar garis bujur juga disebutkan dalam satuan derajat. Penulisannya pada koordinat juga sama seperti penulisan untuk Garis Lintang. Yang membedakan hanyalah symbol huruf di belakangnya. Misalnya huruf B untuk Bujur Barat dan huruf T untuk Bujur Timur. Pada peta internasional, huruf E (East) untuk Bujur Timur dan huruf W (West) untuk Bujur Barat.

baca juga : Garis Lintang

Kombinasi garis lintang dan garis bujur ini berguna untuk menentukan suatu lokasi di permukaan bumi. Garis Lintang menandakan sumbu x dan garus bujur menandakan sumbu y dalam sistem koordinat cartesian. Sebagi contoh kota Sabang di pulau We berada pada koordinat 6oLU 95o BT, dan kota Merauke di Papua memiliki koordinat 11oLS dan 141oBT.

Pengerian Garis Lintang

Di di dalam geografi, garis lintang merupakan sebuah garis khayal yang digunakan untuk menentukan posisi di Bumi terhadap garis khatulistiwa (utara atau selatan). Posisi lintang adalah penghitungan sudut dari 0° pada khatulistiwa sampai ke  +90° di kutub utara serta -90° di kutub selatan. Ko-lintang adalah tambahan untuk lintang.

Dalam bahasa Indonesia lintang di sebelah utara khatulistiwa diberi nama Lintang Utara (LU), demikian jua lintang di sebelah selatan khatulistiwa diberi nama Lintang Selatan (LS). Nama-nama sekarang tidak dijumpai dalam kode Inggris. Lintang Utara Lintang Selatan menyatakan besarnya sudut antara posisi lintang dengan garis Khatulistiwa. Garis Khatulistiwa sendiri adalah lintang zero derajat.

Pembagian Garis Lintang

Setiap derajat lintang dibagi menjadi sixty menit (satu menit lintang mendekati satu mil laut atau 1852 meter, yang kemudian dibagi lagi akhirnya menjadi 60 detik. Untuk keakurasian tinggi detik digunakan dengan pecahan desimal.

baca juga :  Akibat Rotasi Bumi

Lintang Yang Penting

Lintang cukup yang penting  adalah Garis Balik Utara (23°27′ LU), Garis Balik Selatan (23°27′ LS), Lingkar Arktik (66°33′ LU), dan Lingkar antartik (66°33′ LS).

Hanya antara kedua Garis Balik matahari dapat berada di zenith. Hanya dalam utara Lingkar Arktik ataupun selatan Lingkar Antartik matahari tengah malam dapat berlangsung.

Pengertian dan Fungsi Atlas

Atlas merupakan kumpulan peta yang dijilid sebagai sebuah buku. Nama atlas berasal dari nama dewa bangsa Yunani, yaitu Atlas, dewa yang memegang bumi di atas pundaknya. Pada umumnya peta-peta dalam atlas disusun secara teratur menurut pembagian wilayah dalam suatu negara, dan wilayah pada masing-masing benua. Dengan susunan seperti itu akan memudahkan bagi orang yang membutuhkannya.

Atlas terbitan baru ada yang sudah dilengkapi dengan gambar, tabel, dan indeks untuk nama-nama yang terdapat dalam atlas. Oleh karena atlas merupakan kumpulan peta, maka atlas dapat berfungsi sebagai sumber data.

Data yang dapat diperoleh dari atlas antara lain: data kependudukan, jalur transportasi, daerah wisata, hasil bumi, hasil tambang, dan lain-lain. Fungsi atlas lainnya adalah sama dengan fungsi peta. yaitu memberikan informasi tentang gambaran konvensional muka bumi. b. Jenis Atlas Di toko buku terdapat bermacam-macam atlas seperti gambar berikut ini.

baca juga : Letak Geografis Indonesia

Pengertian Globe

Pengertian Globe Kalian tentu pernah bermain di malam hari ketika bulan purnama. Bulan di kala itu bersinar cemerlang, dan tampak bulat berkilauan. Bulan bercahaya karena memantulkan cahaya matahari yang diterimanya. Bumi bila dilihat dari ruang angkasa bentuknya juga bulat seperti bola.

Tiruan bola bumi dalam bentuk kecil disebut globe. tersebut diukur dari kemiringan sumbu bumi yang membentuk sudut sebesar 66½° terhadap bidang datar (bidang horisontal). Berdasarkan penelitian para ahli ternyata bumi tidaklah bulat sempurna, tetapi pepat pada kedua kutubnya, akibat rotasi bumi. Menurut Havyford, (1909): Jari-jari bumi di ekuator = 6378 km. Jari-jari bumi di kutub = 6357 km Keliling ekuator (lintang 0°) = 24.900 mil.

Keliling meredian = 24.860 mil Dimanapun kalian melihat globe tentu tidak berdiri tegak, melainkan condong atau miring terhadap bidang datar. Kemiringan bumi tersebut meniru keadaan aslinya yaitu miring terhadap bidang lintasannya ketika beredar mengelilingi matahari. Kemiringan tersebut diukur dari kemiringan sumbu bumi yang membentuk sudut sebesar 66½° terhadap bidang

baca juga : Konsep Geografi

Demikianlah artikel dari dosenpendidikan.co.id mengenai Garis Bujur – Lintang, Pengertian, Pembangian, Fungsi Atlas, dan Globe, semoga artikel ini bermanfaat bagi anda semuanya.

Mungkin Dibawah Ini yang Kamu Butuhkan

tirto.id - Garis lintang dan garis bujur kendati memiliki fungsi saling melengkapi mempunyai beberapa perbedaan.Jika memperhatikan peta, terutama globe, maka akan terlihat garis-garis yang saling bersilangan, yaitu garis lurus (vertikal) dan melingkar (horizontal) pada peta tersebut. Garis yang berbentuk vertikal dikenal dengan sebutan garis bujur, sementara itu garis yang horizontal disebut garis lintang. Kita tidak bisa menemukan garis bujur dan lintang di permukaan bumi. Sebab, kedua garis tersebut adalah hasil khayal ahli astronomi agar mudah mengenali peta dan memiliki fungsi penting untuk kehidupan sehari-hari.
Berikut penjelasan mengenai definisi dan fungsi garis bujur dan lintang, sebagaimana dikutip dari buku Geografi (2009) yang ditulis Eko Titis Prasongko dan Rudi Hendrawansyah.

Pengertian Garis Bujur

Garis bujur atau longitude adalah garis khayal lurus berbentuk vertikal yang mengelilingi bumi. Garis ini menghubungkan bumi dari kutub utara hingga kutub selatan.

Dalam kajian astronomi, titik nol bujur sebagai lokasi tolaknya adalah kota Greenwich, London, Inggris. Karena itulah, dua garis bujur, yaitu garis bujur barat (BB) terletak di barat Greenwich dan garis bujur timur (BT) berada di sebelah timur Greenwich.

Penetapan patokan Greenwich ini berdasarkan Konferensi Meridian Internasional yang digelar di kota Greenwich Inggris pada 1884. Dari situ, Greenwich ditetapkan sebagai meridian utama universal dalam penentuan titik bujur astronomis.

Pengertian Garis Lintang

Garis lintang juga dikenal dengan istilah latitude adalah garis khayal yang melingkari bumi secara horizontal.

Sebagaimana garis bujur yang terbagi dua, garis lintang juga ada dua yaitu lintang utara dan lintang selatan. Garis lintang utara (LU) ada di sebelah utara khatulistiwa, lalu garis lintang selatan (LS) ada di sebelah selatan khatulistiwa. Kedua garis itu disebut garis astronomis yang digunakan untuk mempermudah dalam penentuan posisi suatu tempat di muka bumi. Koordinatnya digunakan melalui garis bujur dan garis lintang.

Perbedaan Garis Bujur dan Garis Lintang

Kedua garis astronomis di atas sebenarnya memiliki fungsi saling melengkapi satu sama lain, terutama dalam menentukan absolut dari sebuah tempat, daerah, atau objek geografi tertentu. Namun, terdapat sejumlah perbedaan antara keduanya. Garis lintang kerap digunakan sebagai penanda pembagian zona iklim di muka bumi. Misalnya, garis lintang antara 23 ½ ° LU - 23 ½ ° LS adalah wilayah tropis karena mendapat cukup banyak sinar matahari sehingga iklimnya dua musim yaitu musim kemarau dan hujan. Sementara itu, garis bujur berfungsi sebagai penanda pembagian zona waktu, termasuk tanggal dan jam di antara suatu tempat ke tempat lainnya. Setiap 15 derajat ke arah bujur timur atau ke arah bujur barat akan menunjukkan selisih waktu sebanyak satu jam (60 menit). Karena itulah, perbedaan derajat garis bujur di Indonesia menjadikannya terbagi menjadi tiga zona waktu, yaitu Waktu Indonesia Barat (WIB), Waktu Indonesia Tengah (WITA), dan Waktu Indonesia Timur (WIT) yang masing-masing memiliki selisih satu jam.

Laman Kemdikbud menuliskan contoh penerapan penggunaan garis bujur dan lintang dalam menetukan letak absolut Indonesia. Derajat garis astronomisnya adalah 6ºLU- 11ºLS dan antara 95º BT 141ºBT.

Dari situ dapat disimpulkan bahwa Indonesia adalah wilayah beriklim tropis, dengan curah hujan yang tinggi, menerima penyinaran matahari sepanjang tahun, dan banyak penguapan sehingga kelembapan udaranya tinggi.