Apa pengertian agama dan tujuan mempelajari

Oleh: Dimas Prihambodo

Latar Belakang

Ilmu Perbandingan Agama adalah ilmu yang membahas tentang asal-usul, sejarah, perkembangan, kepercayaan dan lain-lain dari agama-agama. Di dalam sejarah perkembangannya di dunia akademisi, ilmu ini telah berdiri menjadi sebuah Program Studi yang bergerak di bidangnya. Program Studi ini berada dibawah Fakultas Ushuluddin selain Ilmu Tafsir, Ilmu Hadist, Aqidah, Ilmu Filsafat, Manejemen Dakwah dan lain-lain. Setiap Universitas memiliki perbedaan dalam banyak dan jumlah Program Studi pada Fakultas Ushuluddinnya. Namun ditinjau dari perkembanganya yang dilihat dari jumlah peminatnya, Program Studi Ilmu Perbandingan Agama menempati angka yang paling sedikit. Bahkan dampaknya, di beberapa univesitas Program ini memiliki jumlah mahasiswa yang sangat sedikit dan tidak jarang ada yang sampai gulung tikar di akibatkan hal tersebut.

Hal demikian terjadi, karena masih banyaknya dikalangan masyarakat awam, akademisi dan beberapa ilmuwan yang kurang memahami tentang ilmu ini. Kebanyakan dari orang yang kurang memahami, mereka hanya menilai sesuatu dari kulit luarnya saja tanpa berupaya untuk memahami. Bila usaha telah dilakukan dalam memahami ilmu ini, maka akan sampailah ia kepada manfaat dan tujuan dari ilmu ini.

Kebanyakan dari mereka menganggap ilmu ini hanya membanding-bandingkan agama satu dengan agama yang lain. Padahal tugas membandingkan kebenaran dan kesalahan suatu agama adalah tugas Ilmu Teologi atau Aqidah. Lalu ada juga yang berpendapat Ilmu Perbandingan dapat mendangkalkan aqidah seseorang.[1] Padahal bila kita berusaha sedikit membuka mata untuk melihat pada kenyataan. Maka akan sampailah kita bahwa pemahaman tersebut berbanding terbalik dengan kenyataan. Sebagai contohnya adalah tokoh Perbandingan Agama, Dr, Zakir Naik. Beliau adalah ulama islam yang konsen dalam Studi Perbandingan Agama. Dalam perjalan dakwahnya, beliau sudah banyak mengislamkan orang. Mulai dari umat Islam sendiri, lalu Hindu, Kristen, dan Budha menjadi mu’allaf karena mendengar ceramah beliau. Ini merupakan suatu bukti yang nyata dan merupakan suatu terobosan dan kontribusi besar di bidang dakwah islam. Selain itu merupakan sanggahan bagi orang yang masih berpikiran negatif terhadap ilmu ini.

Rumusan Masalah

Oleh karena itu, pemakalah merumuskan beberapa rumusan masalah dengan harapan dapat meghilangkan keraguan kepada siapa saja yang masih ragu dengan ilmu ini. Lalu khususnya kepada para akademisi yang bergerak di bidang ini. Rumusan masalahnya yaitu:

  • Pengertian Ilmu Perbandingan Agama
  • Manfaat Ilmu Perbandingan Agama
  • Tujuan Ilmu Perbandingan Agama
  • Tokoh Ilmu Perbandingan Agama
  • Buku-buku Ilmu Perbandingan Agama

Menurut Prof. Dr Mukti Ali, beliau adalah salah satu pakar perbandingan agama. Ilmu perbandingan agama adalah ilmu yang mempelajari tentang agama dan gejala-gejala agama dari agama tersebut dengan hubungannya dengan agama lain.[2] Ilmu ini tidak hanya membahas perbandingan antara agama-agama. Selain itu juga melakukan kajian historis, fenomenologis, atau secara umum melakukan kajian yang bersifat ilmiah atau scienitific.[3]

Pendapat lain tentang Ilmu Perbandingan Agama yang disampaikan oleh seorang ilmuwan yang bernama Louis H. Jordan, bahwa ilmu yang didalamnya berisi perbandingan asal-usul, struktur dan ciri-ciri dari semua agama-agama yang ada didunia dengan tujuan mencari persamaan-persamaan dan perbedaan yang sebenarnya, sejauh mana hubungan antara suatu agama dengan agama yang lain, dan superioritas dan inverioritas yang relatif apabila dianggapkan sebagai tipe-tipe.[4]

Menurut friedrich Max Muller dalam Introduction to the Science of Religion (1873) yang merupakan sebuah dokumen besar ilmu perbandingan agama yang berasal dari kalimat kalimat yang diucapakan olehnya pada tanggal 19 februari 1870 di Royal Institution di london. Menurutnya ilmu perbandingan agama adalah suatu ilmu yang membahas tentang agama agama yang didasarkan kepada perbandingan yang tidak berat sebelah dan benar-benar ilmiah.[5]

Jika dilihat dari istilah pernamaan tentang ilmu ini, terdapat banyak istilah diantaranya; Science of Religions, Religions Wissenschaft, Sejarah Agama, Ilmu Perbandingan Agama selain itu ada juga yang menamakan Fenomenoli Agama[6].

Dalam buku yang berjudul the History of Religion in America yang ditulis oleh Joseph M. Kitagawa istilah History of Religion mempunyai banyak arti. Ada yang mengartikan sebagai semacam perjalanan cooke dalam dunia agama agama, sebagian lain berpendapat penggambaran atau pelukisan aneka macam aspek agama dengan menggunakan metode perbandingan, bagi sementara lainnya istilah itu pada dasarnya merupakan disipin yang historis, beranalogi kepada sejarah gereja, yang menggarap tidak hanya satu agama saja tetapi menggarap sejumlah agama agama.[7]

Lihat Juga: Politisi Muslim dalam Studi Agama

Sebagian dari orang masih ada yang memiliki pandangan yang salah terhadap Ilmu Perbandaingan Agama. Kebanyakan dari mereka menganggap Ilmu Perbandingan Agama merupakan ilmu yang hanya membandingkan agama satu dengan agama yang lain. Kemudian sebagaian yang lain ada yang menganggap ilmu perbandingan agama adalah ilmu yang dapat mendangkalkan aqidah seseorang. Hal demikian terjadi karena persepsi mereka yang mengira bahwa dengan mempelajari ilmu tersebut seseorang akan semakin jauh dari keimanannya.[8]

Padahal manfaat Ilmu Perbandingan Agama adalah untuk menambah keyakinan seseorang kepada agamanya. Hal demikian terjadi karena, dengan membandingkan agamanya dengan agama yang lain, dirinya mengetahui letak keunggulan agamanya dari agama lain. Dampaknya, selain menjelaskan kemulian agamanya dari agama lain, dapat meningkatkan keimanan dan keyakinan seseorang kepada agamanya. Lalu sebaliknya, secara tidak langsung akan timbul dalam dirinya rasa simpatik terhadap orang-orang selain agamanya untuk mendakwahkannya.[9]

Dari segi keilmuaan, ilmu perbandingan agama membantu meningkatkan dan mengembangkan kajian di bidang Oksidentalisme. Sehingga kajian barat yang secara garis besar agama kristen dapat terbantu dari sisi ilmu perbandingan agama. Selain hal itu, ilmu ini dapat membantu proses berdakwah menjadi lebih efektif dan lebih efisien. Sama halnya seperti ilmu filsafat dan logika yang biasa digunakan oleh mutakalimun.[10]

Timbulnya ilmu perbandingan agama menimbulkan sifat kritis yang tampak jelas pada seorang tokoh yang bernama Xenophanes dari Colophon (l.k. 570-475 S.M). Ia berpendapat tidak seorang pun tahu atau dapat tahu tentang sesuatu yang menyangkut hakikat para dewa, karena semua yang dikatakan tentang dewa dewa tersebut hanya pendapat para doxsa. Sifat rasionalisme kuat didedikasikan pada abad ke 19 zaman pencerahan untuk kebebasan, memandang, perasaan, imajinasi, intuisi, dan integritas pribadi sebagai viral-viral utama kehidupan. Sifat sifat tersebut ditempatkan pada fase-fase sejarah manusia yang di perkenalkan oleh Harder.[11]

            Adapun tujuan dari ilmu perbandingan agama adalah untuk mengumpulkan dan mencatat hal hal berkaitan dengan agama, seperti; sejarah kelahirannya, perkembanganya, bagaimana ajaranya, dimana agama tersebut menyebar, siapa pendirinya dan lain lain. Ilmu ini juga merupakan sebuah langkah awal dari terciptanya toleransi antara umat beragama. Toleransi akan tercipta apabila satu agama memahami agama yang lain. Pemahaman tersebut akan terwujud bila ia mengenali agama lain. Contoh, umat Kristen akan toleran terhadap sholat bila ia memahami dan mengetahui bahwa sholat merupakan ibadah wajib bagi setiap kaum muslim. Kelalaian dalam sholat oleh seorang muslim merupakan suatu dosa besar.[12]

Tujuan lain dari ilmu perbandingan agama adalah mencari asal usul agama, pembahasannya biasanya berkisar tentang dari manakah agama itu berasal apakah benar ia berasal dari wahyu ilahi? Kalau tidak apakah ia berasal dari magi penyembahan nenek moyang atau lainnya?[13]

Tujuan lain yang di ungkapkan oleh Benyamin Konstan di Prancis dan Cristoph Meiner dari sisi fenomenologi bahwa tujuan ilmu ini adalah untuk menemukan esensi dari agama. Hasil dari pemahaman tujuan tersebut, ditemukannya persamaan-persamaan antara agama-agama dari beberapa segi. Pendapat lain yang di kemukakan oleh Joachim Wach bahwa tujuan ilmu perbandingan agama “to understand the meaning of other religions”. Senada dengan itu Kitagawa mengungkapkan tujuan dari ilmu perbandingan agama adalah “The task of the historian of religion is to try to feel and understand adhesiveness of various aspects of historic religion”[14]

Hal penting yang perlu kita ketahui, ilmu ini sudah lama menjadi bagian dari Studi Islam. Ilmu ini dikaji dan dipelajari oleh tokoh-tokoh muslim terkemuka, seperti : Ibnu Hazm Alandalusy (wafat 1013 M), As-Shahrastani (wafat 1153 M), Abu Royhan Al-Birruni (wafat 1048 M), Abu Hamid Al-Ghazali (wafat 1111 M).[15]

kajian Ilmu Perbandingan Agama pertama kali dipelopori oleh Max Muller, yang menerbitkan buku Comparative Mythology pada tahun 1870  M. Kemudian beliau menerbitkan buku yang berjudul Introduction to the Science of Religions. Pada tahun antara 1896-1898 di terbitkan sebuah buku yang berjudul Elements of the  Science of Relegions oleh sarjana Belanda yang bernama Tiele. Ini merupakan masa transisi perkembangan ilmu perbandingan agama ke tahap kedua.[16] Kemudian seperti; Saymour Cain yang menulis dalam artikelnya berjudul Study of Religion; History of Study[17], Spencer, Darwin, Huxley.[18] Selanjutnya tokoh-tokoh yang membahas tentang ilmu perbandingan agama, diantaranya; Edward Burnett Tylor yang menulis buku berjudul The Origin of Civilization and the Primitive Culture, Andrew Lang yang menerbitkan buku yang berjudul The Evolution of the Idea of God, Robert Ranulph Marrett dengan tulisannya yang berjudul Preanismitic Religion.[19]

Selain itu tokoh-tokoh kontemporer diantanya;

Nama lengkap beliau adalah Ahmad Husein Deedat, beliau adalah seorang cendekiawan muslim yang terkenal dalam bidang perbandingan agama, penulis buku, dosen dan orator. Beliau adalah orator pendebat handal, beliau selalu berhasil mematahkan argumen argumen yang dikeluarkan oleh para lawan pendebatnya. Salah satu pendebatnya yang sangat fenomenal ialah Anis shorrosh, beliau ialah seorang pastur evangelist keturunan arab palestina[20]. Ulama terkenal ini lahir di daerah surat, india, pada tahun 1918, dan beliau wafat pada tanggal 8 agustus 1998, setelah mengalami sakit stroke selama 9 tahun.[21]

Nama lengkap beliau ialah Zakir Abdul Karim Naik. Beliau ialah seorang penuis hal hal tentang islam serta menulis tentang perbandingan agama dan beliau juga seorang pendebat handal seperti halnya ahmad deedat, dan profesi asli beliau adalah soerang dokter medis yang memperoeh gelar dokter di Bachelor of Medicine and Surgery(MBBS) dari maharashtra . Beliau memulai awal karirnya menjadi seorang pendebat dengan berguru dengan gurunya yaitu Ahmad Deedat, zakir naik berguru saat ahmad deedat sudah kelilng benua amerika, eropa dan australia.  Zakir naik menjadi seorang ulama dan aktivis dakwah islam dalam perbandingan agama pada tahun 1991.[22]

Yusuf Estes adalah nama yang beliau gunakan setelah beliau memeluk islam. Nama aslinya adalah Joseph Estes. Sebelumnya, beliau adalah seorang misionaris Kristen dan termasuk orang yang paling membenci islam. Namun, hidayah membawanya hingga dapat masuk agama islam. Hingga sampai saat ini, beliau telah banyak mengislamkan ribuan orang di Amerika dan di belahan dunia lain.

Buku-Buku

Salah satu buku Perbandingan Agama yang di tulis oleh E.O. James dengan judul Comparative Religion. Buku ini menjelaskan tentang segala hal yang fundamental dari setiap agama, seperti; asal-usul agama, soal magic dan lain-lain.[23]

Introduction to the Science of Religions dan Chips from a German Workshop yang ditulis oleh Max Muller merupakan buku fenomenal yang mengantarkannya sebagai seorang sarjana pembela Ilmu Perbandingan Agama. Bahkan Max Muller berkat jasa-jasanya di bidang ini, dinobatkan sebagai “bapak” Ilmu Perbandingan Agama.[24] Max Muller dalam buku nya membagi Ilmu Perbandingan Agama menjadi dua macam.  adalah Comparative Theologi, yaitu bagian dari Ilmu Perbandingan Agama yang menjelaskan agama secara historical. Kedua adalah Theoretic Theology, yaitu bagian dari Ilmu Perbandingan Agama yang berusaha menjelaskan agama dari sisi ajaran dan Dogmatis.[25]

Abu Royhan Al-Birruni merupakan ulama muslim terkemukan di bidang Ilmu Perbandingan Agama. Bukunya yang terkenal adalah Tahqiq Ma lil Hindi min Maqulah Maqbulah fi al-aql aw Mardhulah yang didalamnya menjelaskan tetang Agama Hindu. Buku lainnya yaitu Al-rad ‘ala Tsalatsi Firaq min al- Nashra yang menjelaskan tentang studi agama kirsten. Buku ini ditulis oleh Abu Isa Al-waraq. Lalu Abu Hasan Al-‘Amry menulis buku Al-i’lam bu Manaqibil Islam dan Al-Fasl fi Milal wa al-Ahwa wa An-nihal yang ditulis oleh Al-Qurtuby.[26]

Referensi

Adib Fuadi, Muhammad “Ilmu Perbadingan Agama”. Spirit for Education and Development, Yogyakarta: 2012.

Ali, Mukti “ilmu perbandingan agama di indonesia”. IAIN Sunan kalijaga press, yogyakata ;1988

Romdhon ”Metodologi Ilmu Perbandingan Agama”. PT raja grafindo persada, jakarta, 1996.

Djam’annuri “Studi Agama-Agama”. Pustaka Rihlah, Yogyakarta: 2003.

Wach, Joachim “Ilmu perbandingan agama inti dan bentul pengalaman keagamaan” Cv Rajawali, Jakarta. Cetakan ke 3 : 1992.

1700 fakta fakta islam, islam on the spot. Wahyu qalbu, jak-sel 2015.

Deedat, Ahmed. “the choice, dialog islam-kristen”. Pustaka al-kautsar, jak-tim 1995

Catatan Kaki

[1] Adib Fuadi, Muhammad “Ilmu Perbadingan Agama”. Spirit for Education and Development, Yogyakarta: 2012. Hal: 3-4

[2] Ibid. Hal:  9

[3] Ibid. Hal: 11

[4] Ali, Mukti “ilmu perbandingan agama di indonesia”. IAIN Sunan kalijaga press, yogyakata ;1988 hal :2

[5] Adib Fuadi, Muhammad “Ilmu Perbadingan Agama”…hal :12

[6] Romdhon ”Metodologi Ilmu Perbandingan Agama”. PT raja grafindo persada, jakarta, 1996. Hal: 23

[7] Ibid. Hal 24

[8] Adib Fuadi, Muhammad “Ilmu Perbadingan Agama…hal: 4

[9] Ibid hal: 57

[10] Ibid hal:58-59

[11] Djam’annuri “Studi Agama-Agama”. Pustaka Rihlah, Yogyakarta: 2003. Hal: 2-11

[12] Ibid, Hal: 59-61

[13] Romdhon ”Metodologi Ilmu Perbandingan Agama…Hal: 7

[14] Ibid. Hal: 8

[15] Ibid, pengantar penulis

[16] Wach, Joachim “Ilmu perbandingan agama inti dan bentul pengalaman keagamaan” Cv Rajawali, Jakarta. Cetakan ke 3 : 1992. Hal : 3-4.

[17] Adib Fuadi, Muhammad “Ilmu Perbadingan Agama…Hal: 27

[18] Djam’annuri “Studi Agama-Agama…Hal: 18-19

[19] Ibid. Hal: 31-42

[20] 1700 fakta fakta islam, islam on the spot. Wahyu qalbu, jak-sel 2015. Hal:118

[21] Deedat, Ahmed. “the choice, dialog islam-kristen”. Pustaka al-kautsar, jak-tim 1995 hal :IX

[22] 1700 fakta fakta islam, islam on the spot..Hal: 119

[23] Romdhon ”Metodologi Ilmu Perbandingan Agama…Hal: 38

[24] Djam’annuri “Studi Agama-Agama…Hal: 19-20

[25] Ibid. Hal: 25

[26] Adib Fuadi, Muhammad “Ilmu Perbadingan Agama…Hal: 29