Deretan Bekas Pejabat Koruptor Bebas Bersyarat Berjemaah, Ada Apa? pada 04 Jun 2017, 19:14 WIB Diperbarui 04 Jun 2017, 19:14 WIB Pekan Pancasila. (Instagram/jokowi) Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf menampik kritik terkait slogan 'Saya Indonesia, Saya Pancasila' yang dianggap keliru oleh sebagian pihak. Triawan mengatakan penggunaan idiom tersebut merupakan bagian dari memperkenalkan Pancasila kepada kaum muda. Melalui akun Instragramnya, @triawanmunaf, Triawan menjawab kritik terhadap slogan 'Saya Indonesia, Saya Pancasila'. Tulisan yang disertakan sebuah foto spanduk bertuliskan 'Saya Indonesia, Saya Pancasila' itu diunggah Triawan pada Minggu (4/6/2017). "Kami menggunakan idiom anak muda yg 'Elliptic' agar kena dan sesuai dengan apa yg mereka sering gunakan sehari-hari. Apalagi ini adalah slogan yang harus 'catchy'. Seperti istilah 'A dream come true', secara grammar harusnya 'A dream (that has) come true'. Juga 'a horse [that was] left behind atau 'A day [that has/is] gone by'," ucap TriawanIa pun menanggapi adanya sejumlah pihak yang menganggap penggunaan slogan tersebut tidak tepat secara bahasa. Triawan menilai mereka yang mengkritik tidak memahami dunia kaum muda saat ini. Ia justru mengatakan slogan tersebut banyak diterima masyarakat dan menjadi viral di media sosial. "Mungkin belum banyak yang paham mengenai hal tsb. Maklum bukan anak millennials. Dan terbukti slogan ini mendapat sambutan yg luar biasa hingga viral. Hanya anak millennials yg mengerti. Belum pernah sebelumnya kampanye Pancasila bisa diterima lewat pop-culture. Tidak basi seperti yang sudah-sudah," kata Triawan. Terkait dengan kritik yang menyebut penggunaan kata 'saya' dianggap bermakna individual dan tidak merangkul banyak pihak, Triawan punya jawaban sendiri."Bagi yang mengkritik bahwa pemilihan penggunaan kata 'saya' tidak 'merangkul', dan seharusnya menggunakan 'kami'. Jawaban saya: penggunaan kata 'SAYA Indonesia, SAYA Pancasila' justru lebih mengikat secara personal akan KOMITMEN setiap jiwa warga negara dan tidak berlindung di belakang yang lain," kata dia. "Karena Pancasila seyogyanya ada di aliran darah dan di detak jantung SETIAP orang Indonesia. Saran saya bikin saja kampanye yang lebih bagus dan lebih kena untuk generasinya sendiri. Saya menghormati pendapat yang beragam. Pancasila mengajari kita untuk seragam dalam memahami keberagaman. Pancasila, aku padamu!,"
POPULER
Berita TerbaruBerita Terkini SelengkapnyaJakarta, Kominfo - Melalui Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2016, Presiden Joko Widodo menetapkan bahwa tanggal 1 Juni 1945 sebagai Hari Lahir Pancasila dan menjadikannya sebagai hari libur nasional di setiap tahun peringatannya. Satu tahun semenjak Keppres tersebut dikeluarkan, Pemerintah pada tahun 2017 ini akan memeriahkan peringatan Hari Lahir Pancasila dengan lebih semarak dengan berbagai kegiatan yang terangkum dalam Pekan Pancasila yang akan diselenggarakan mulai tanggal 29 Mei s.d. 4 Juni 2017. Adapun tema Peringatan Hari Lahir Pancasila Tahun 2017 adalah ”Saya Indonesia, Saya Pancasila”. Dalam Pekan Pancasila ini, pemerintah akan berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk mengkampanyekan program terebut. Kerja sama tersebut antara lain berupa penayangan iklan layanan masyarakat di stasiun-stasiun televisi dan bioskop, program talkshow dan musik di berbagai stasiun radio, penerbitan dan pendistribusian buku, serta program lainnya. Peringatan Hari Lahir Pancasila pada tanggal 1 Juni 2017 dipusatkan di halaman Gedung Pancasila Kementerian Luar Negeri, Jl. Pejambon, Jakarta Pusat. Presiden Joko Widodo akan menjadi Inspektur Upacara. Selain itu, penyelengaraan Upacara Bendera juga dilaksanakan di setiap kantor instansi pemerintah baik pusat, daerah, maupun kantor perwakilan Indonesia di luar negeri. Adapun tujuan dari penyelenggaraan Pekan Pancasila ini adalah untuk menguatkan dan memperkenalkan ulang dasar-dasar Pancasila dan untuk menarik minat para generasi muda terhadap Pancasila, sehingga diharapkan seluruh komponen bangsa Indonesia dapat menerapkan nilai-nilai Pancasila ke dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Selain pendistribusian tema dan logo, tagar sebagai berikut: #PekanPancasila #SayaPancasila #PancasilaReborn #KenalPancasila #PancasilaPunyaKita #PancasilaSatu #Pancasila2017 Dengan penyebaran tagar tersebut diharapkan dapat mulai digunakan di berbagai Jejaring Sosial sehingga dapat memaksimalkan program Pekan Pancasila. (a) Sumber
Jakarta - Slogan 'Saya Indonesia Saya Pancasila' yang digadang oleh pemerintah dikiritk oleh sejumlah pihak. Menjawab Kritik tersebut, Kepala Badan Ekonomi Kreatif menegaskan bahwa tujuan slogan itu untuk menekankan komitmen pribadi.Triawan meminta agar mengingat kembali lagu Garuda Pancasila. Dalam lagu tersebut ditegaskan bahwa kalimatnya menggunakan kata 'aku'."Garuda Pancasila, 'kamilah' pendukungmu. Enggak begitu kan? 'Aku' kan? Harus dari diri, dari dalam. Lagu Indonesia Raya juga gitu kan? 'Indonesia tanah airku, tanah tumpah darahku', bukan tanah kita. Jadi memang harus setiap orang punya komitmen kepada Pancasila dari dalam dirinya," ujar Triawan saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (7/6/2017).Makanya, lanjut Triawan, dirinya membuat teks kepada Presiden Jokowi yang menekankan bahwa penegasan Pancasila sebagai komitmen pribadi. "Makanya kita sebut dalam teks yang saya buat untuk Presiden, 'ada di aliran darahku, ada di detak jantungku'. Itu kan kata Presiden dalam peringatan Hari Lahir Pancasila 1 Juni. Karena, Pancasila itu pribadi. Baru kalau pribadinya sudah begitu semua, jadi 'kami' kan? Biasanya, kalau hanya 'kami', nanti ngumpet kita di balik orang lain," jelasnya."Kenapa kita pakai 'Saya Indonesia, Saya Pancasila'. Karena setiap orang, 'aku', bukan 'kami'. Itulah yang harus kita tekankan," tambahnya.
"Yang penting saya apresiasi sama masukan seperti apapun juga, dari siapapun juga, pendapat-penapat. Kalau mau, bikin kampanye juga. Karena Pancasila kan dari semua orang untuk semua orang. Silakan bikin. Bisa enggak sepopuler itu? Kan gitu aja. Jangan malah dikritik. Bikin saja," katanya. (jor/bag) |