Apa maksud diagnosa tumor coli 15

DOI: https://doi.org/10.29303/jku.v11i1.669

Latar Belakang : Kanker kepala dan leher mencakup berbagai kelompok tumor biasa yang seringkali agresif dalam perilaku biologis mereka. Selain itu pasien dengan kanker kepala dan leher sering berkembang menjadi tumor primer kedua. Tumor ini terjadi pada tingkat tahunan sebesar 3%-7% dan 50%-75% dari kanker baru seperti terjadi di saluran aerodigestive atas atau paru-paru.4 Massa leher dapat menjadi situasi yang membingungkan dan menantang, terutama pada pelayanan primer. Teknik MRI biasanya digunakan untuk evaluasi pengobatan,

Ringkasan Kasus : Seorang laki-laki berusia 66 tahun datang ke poliklinik onkologi dengan keluhan utama leher membesar terus-menerus sejak 6 bulan. Pasien tidak memiliki riwayat keganasan sebelumnya. Pada MRI didapatkan Lesi pertama masih mungkin suatu STT colli dengan perluasan pada submandibular kiri, pterygoideus muscle kiri, sinus maxilaris kiri, infiltrasi optic chiasm kiri, CPA kiri, retroorbital kiri. Lesi kedua masih mungkin swat sphenoid wing meningioma kiri.

1. Lalwani A. CURRENT Diagnosis & Treatment Otolaryngology--Head and Neck Surgery, Third Edition.Edisi.: Mcgraw-hill; 2011. 2. Stewart MG, Selesnick SH. Differential Diagnosis in Otolaryngology: Head and Neck Surgery.Edisi.: Thieme; 2011. 3. Johnson JT, Rosen CA, Bailey BJ. Bailey's Head and Neck Surgery--otolaryngology.Edisi ke 5. Wolters Kluwer Health/Lippincott Williams & Wilkins; 2014. 4. Nakamura Y, Otsuka F. Sentinel Lymph Node Biopsy for Melanoma and Surgical Approach to Lymph Node Metastasis.Edisi.; 2013. 5. Nooij RP, Hof JJ, van Laar PJ, van der Hoorn A. Functional MRI for Treatment Evaluation in Patients with Head and Neck Squamous Cell Carcinoma: A Review of the Literature from a Radiologist Perspective. Curr Radiol Rep. 2018;6(1):2. doi:10.1007/s40134-018-0262-z 6. van der Hoorn A, van Laar PJ, Holtman GA, Westerlaan HE. Diagnostic accuracy of magnetic resonance imaging techniques for treatment response evaluation in patients with head and neck tumors, a systematic review and meta-analysis. PLoS One. 2017;12(5):e0177986. Published 2017 May 24. doi:10.1371/journal.pone.0177986 7. Wahid KA, He R, McDonald BA, et al. Intensity standardization methods in magnetic resonance imaging of head and neck cancer. Phys Imaging Radiat Oncol. 2021;20:88-93. Published 2021 Nov 20. doi:10.1016/j.phro.2021.11.001 8. Ren J, Eriksen JG, Nijkamp J, Korreman SS. Comparing different CT, PET and MRI multi-modality image combinations for deep learning-based head and neck tumor segmentation. Acta Oncol. 2021 Nov;60(11):1399-1406. doi: 10.1080/0284186X.2021.1949034. Epub 2021 Jul 15. PMID: 34264157. 9. Mignelli J, Tollefson LJ, Stefanowicz E. Conservative management of neck and thoracic pain in an adult with neurofibromatosis-1. J Can Chiropr Assoc. 2021;65(1):121-126. 10. Legius E, Messiaen L, Wolkenstein P, et al. Revised diagnostic criteria for neurofibromatosis type 1 and Legius syndrome: an international consensus recommendation. Genet Med. 2021;23(8):1506-1513. doi:10.1038/s41436-021-01170-5

11. Gaillard, F. Meningioma. Reference article, Radiopaedia.org. (accessed on 28 Jan 2022) https://doi.org/10.53347/rID-1659

Istilah jaringan lunak diartikan jaringan ikat yang berada di luar rangka tubuh. Secara keseluruhan tumor ganas jaringan lunak hanya menduduki 0,7 % dari semua proses keganasan, akan tetapi untuk anak dibawah 15 tahun tumor ini menduduki 6,5 %.

Tumor jaringan lunak ini terbagai menjadi 2 :

  1. Tumor Jinak Jaringan Lunak
  2. Tumor Ganas Jaringan Lunak

Tanda tumor jinak jaringan lunak adalah  tidak menyebar, tumbuh lambat, diselubungi semacam membran fibrosa, punya komponen yang sama sebagaimana sel normal, dan tidak merusak jaringan sekitarnya.

Tanda Tumor ganas jaringan lunak adalah menyebar, tumbuh dengan cepat, merusak jaringan sekitarnya, batasan tidak jelas, dan komponen berbeda dari sel normal.

Tetapi seringkali tanda-tanda klinis yang khas seperti yang disebutkan diatas  sulit ditemukan, oleh karena itu setiap benjolan/tumor jaringan lunak harus dibiopsi (diagnosa standart yang paling tinggi). Kadang-kadang suatu tumor yang lunak yang secara klinis diduga suatu lipoma (jinak) karena letaknya di daerah bawah kulit dangkal, setelah mendapat hasil pemeriksaan histopatologik kita akan tercengang karena ternyata suatu proses yang ganas. Pertimbangan untuk membiarkan suatu tumor jaringan lunak hanya dibenarkan bila benjolan tersebut telah lama ada jauh sebelum pasien memeriksakan diri.

Faktor resiko keganasan jaringan lunak :

  • Kelainan genetik seperti sindrom Gardner atau sindroma Li-Fraumeni
  • Keturunan
  • Riwayat penyakit tulang seperti paget
  • Terpapar radiasi sering
  • Terkena paparan zat kimia seperti arsenic, dioksin.

Pemeriksaan modalitas radiologik pada keganasan jaringan lunak meliputi pemeriksaan :

  1. Xerogram yaitu pembuatan foto pembuatan radiologik secara “soft tissue technigue”, dari daerah yang terkena.
  2. MRI
  3. Pemeriksaan CT (“computerized tomography”) atau ultrasonografi dari daerah yang bersangkutan.
  4. Pembuatan foto thorax.
  5. Pembuatan arteriografi.

PENYEBARAN

Prognosa yang jelek pada pasien-pasien keganasan jaringan lunak disebabkan oleh karena tumor ini dengan cepat mengadakan invasi agresif ke jaringan sekitarnya dan mengadakan penyebaran dini (“early dissemination”) secara hematogen ke paru-paru. Tumor ganas jaringan lunak mempunyai kecenderungan untuk mengadakan invasi agresif ke jaringan sekitarnya seperti :

  • Sepanjang jalur syaraf
  • Sepanjang bundel otot
  • Sepanjang perbatasan pembungkus otot
  • Sepanjang pembuluh darah

PROGNOSA

Prognosa selain ditentukan oleh grading histologik (tingkat sel) juga ditentukan oleh :

  • Letak tumor, lebih proksimal dari anggota badan lebih jelek prognosanya.
  • Ukuran dan pola penyebaran lokal.
  • Penyebaran ke kelenjar getah bening regional.

Diagnosa

Untuk memastikan jenis histopathologi Soft Tissue Tumor dilakukan pemeriksaan jaringan tumor secara mikroskopis (biopsi)

PENGOBATAN TUMOR JARINGAN LUNAK

  1. Pembedahan merupakan modalitas utama terapi pada tumor jinak jaringan lunak.
  2. Keganasan jarring lunak
  • Pembedahan pada stadium awal
  • Pada stadium lanjut dilakukan kombinasi antara neoadjuvant kemoterapi / radioterapi yang dilanjutkan dengan pembedahan.
  • Radioterapi
    • Radiasi dapat diberikan pasca pembedahan maupun sebelum pembedahan.
  • Kemoterapi adjuvant
    • Pada jenis keganasan jaringan lunak yang “high grade” seringkali terjadi kekambuhan setelah dilakukan pembedahan disertai ataupun tanpa radiasi, oleh karena itu dipertimbangkan pemberian kemoterapi adjuvant.

Istilah tumor colli biasa digunakan untuk semua keadaan yang menyebabkan munculnya pembesaran di leher. Tumor ini bisa disebabkan oleh beragam hal. Walaupun sebagian besar penyebabnya tidak berbahaya, tumor pada leher tetap harus diwaspadai karena bisa saja bersifat ganas.

Tumor colli atau benjolan yang tumbuh di leher bisa berukuran kecil dan tidak terlihat, bisa juga sangat besar dan terlihat jelas. Ada banyak hal yang bisa menyebabkan kondisi ini, mulai dari infeksi hingga kanker.

Apa maksud diagnosa tumor coli 15

Penyebab Tumor Colli yang Perlu Anda Ketahui

Tumor colli bisa disebabkan oleh berbagai macam penyakit. Berikut ini adalah beberapa kelompok penyakit yang dapat menyebabkan munculnya benjolan pada leher atau tumor colli:

1. Penyakit infeksi

Tumor colli atau benjolan di leher yang paling umum adalah pembengkakan kelenjar getah bening. Pembengkakan ini terjadi ketika tubuh sedang membantu melawan infeksi virus atau bakteri, bahkan yang ringan sekalipun. Infeksi virus yang dapat menyebabkan ini antara lain mononukleosis dan gondongan.

Benjolan pada leher juga bisa disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini bisa menyerang organ selain paru-paru, termasuk kelenjar getah bening leher. Keadaan ini disebut dengan TBC kelenjar.

Tumor colli bisa juga berupa penumpukan nanah yang berasal dari infeksi bakteri di tempat lain, seperti amandel (tonsilitis) dan infeksi tenggorokan (faringitis) yang bisa memicu abses (penumpukan nanah). Jika sampai menimbulkan kondisi seperti ini, infeksi biasanya sudah berlangsung lama tanpa diobati.

2. Penyakit tiroid

Tumor colli yang berada pada bagian depan leher biasanya berasal dari kelenjar tiroid. Salah satu penyebab yang umum adalah gondok. Pada penyakit ini, kelenjar gondok mengalami pembesaran dan biasanya disertai dengan kadar hormon tiroid yang tidak normal, bisa rendah (hipotiroidisme) maupun tinggi (hipertiroidisme).

Selain gondok, penyakit tiroid lainnya yang dapat memicu tumor colli bisa berupa nodul tiroid dan kanker tiroid.

3. Kanker

Tidak hanya kanker tiroid, tumor colli juga bisa disebabkan oleh kanker lain. Beberapa jenis kanker yang bisa menimbulkan gejala benjolan pada leher adalah limfoma hodgkin dan limfoma non-hodgkin. Kedua kanker ini menyerang kelenjar getah bening dan bisa menyebabkan benjolan di leher yang biasanya tidak nyeri.

Selain limfoma, kanker lain yang bisa menyebabkan tumor colli antara lain leukemia, melanoma, dan kanker kulit yang terjadi di bagian leher.

4. Penyakit Kongenital

Beberapa tumor colli disebabkan oleh kondisi yang sudah ada sejak lahir, misalnya fibromatosis colli dan tortikolis. Fibromatosis colli merupakan benjolan pada otot leher bayi. Tumor ini tidak diketahui penyebabnya, namun diduga terjadi karena cedera saat proses kelahiran. Bila tidak diobati, fibromatosis colli dapat memicu tortikolis.

Kista branchialis merupakan kelainan fisik yang disebabkan oleh gangguan saat perkembangan janin. Kelainan ini menyebabkan munculnya benjolan berisi air pada leher anak. Kista branchialis sebenarnya tidak berbahaya. Namun, bila terjadi infeksi, kista ini harus segera ditangani.

Penyebab lain yang dapat memicu tumor colli atau benjolan leher adalah lipoma, cedera, reaksi alergi obat-obatan maupun makanan, serta adanya batu kelenjar ludah (sialolithiasis).

Diagnosis dan Penanganan Tumor Colli

Penentuan diagnosis tumor colli dapat dimulai dari tanya jawab seputar keluhan, riwayat penyakit sebelumnya, dan penyakit keturunan yang ada pada keluarga.

Kemudian, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik lengkap. Setelah itu, dokter akan melanjutkan memeriksa tumor lebih terperinci dengan melihat bentuk dan meraba tumor. Pada tahap ini, biasanya dokter sudah bisa menduga penyebab tumor colli.

Untuk mendapatkan diagnosis yang pasti, dokter akan menyarankan beberapa pemeriksaan tambahan, seperti pemeriksaan darah lengkap dan USG leher. Jika tumor colli dicurigai berasal dari kelenjar tiroid, pemeriksaan kadar hormon tiroid juga dilakukan.

Penanganan tumor colli disesuaikan dengan penyebab yang mendasarinya. Jika tumor colli disebabkan oleh pembesaran kelenjar getah bening akibat infeksi, dokter hanya akan memberikan antibiotik. Bila tumor berasal dari kondisi yang lebih serius, seperti kanker, terapi yang dilakukan akan lebih beragam dan rumit.

Tumor colli bisa berasal dari berbagai macam penyakit, mulai dari yang sangat ringan hingga yang membahayakan nyawa. Itulah sebabnya, Anda tidak boleh menyepelekan kondisi ini. Jika Anda menyadari adanya benjolan pada leher, apalagi disertai dengan keluhan-keluhan lain, segera periksakan ke dokter.