Apa makna penyembelihan hewan qurban pada hari raya Idul Adha?

Berqurban adalah simbol rasa syukur dengan cara berbagi daging qurban pada sesama.

Wihdan Hidayat / Republika

Makna Qurban Bagi Umat Islam dan Kisah Nabi Ismail

Rep: Mabruroh Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ibadah qurban yang dilakukan umat Islam yakni dengan penyembelihan hewan kurban pada setiap 10 Dzulhijjah. Hewan yang boleh dijadikan untuk kurban adalah unta, sapi, dan kambing atau domba.

Baca Juga

Tapi apakah ritual ini menjadikan agama Islam tidak berbeda dengan agama-agama lainnya. Bahwa umat Muslim menjadikan hewan-hewan tersebut sebagai persembahan kepada Allah SWT.

Ibadah qurban sama halnya dengan ibadah haji, bersifat simbolik. Qurban bukanlah sebuah ritual menumpahkan darah untuk mendapatkan pertolongan Allah melalui kematian makhluk lain. Qurban bagi umat Islam adalah ungkapan terima kasih kepada Allah atas limpahan rezeki dengan cara berbagi makanan berharga kepada mereka yang tidak mampu.

Penyembelihan hewan qurban sebenarnya sudah ada sejak pra-Islam. Bahkan dipraktekkan oleh orang-orang Arab kafir dan juga Yahudi sebagai bentuk persembahan, untuk memperoleh kekayaan dan perlindungan Allah dengan pengorbanan darah.

Islam datang untuk mengubah tradisi tersebut. Penyembelihan qurban bukan untuk mendamaikan Tuhan yang sedang marah atau untuk menebus dosa-dosa sebagaimana yang diyakini umat kristen. Penyembelihan qurban menurut Islam adalah untuk memadamkan ego dan keinginan pribadi kepada Allah.

Seperti diceritakan kisah Nabi Ismail dalam Alquran surat As-Safat ayat 102-107.

"Maka ketika (anak laki-laki) mencapai (usia) sanggup bekerja dengannya, (Ibrahim) berkata: “Wahai anakku! Sesungguhnya saya bermimpi bahwa saya menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu?" Dia (Ismail) menjawab: “Wahai Ayahku! Lakukan apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu: Insya Allah, Engkau akan menemukanku, termasuk orang yang sabar. Maka ketika keduanya telah berserah diri (kepada Allah), dan dia (Ibrahim) membaringkannya anaknya atas pelisnya (untuk pengorbanan). Lalu kami panggil dia, “Wahai Ibrahim! Sungguh engkau telah memenuhi mimpi itu! ” Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat benar. Sesungguhnya ini benar-benar ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar."

Hal ini menegaskan bahwa dalam Alquran, Allah tidak pernah menyuruh Ibrahim membunuh (mengorbankan) putranya. Hal ini berbeda dengan apa yang disebut dalam Alkitab, bahwa Abraham (Ibrahim as) diperintahkan berqurban dengan membunuh putranya.

Dengan kata lain, implikasi yang mendasari umat Islam dalam berqurban bukanlah pertaubatan darah atau mencari pertolongan dari Allah melalui kematian orang lain, melainkan ungkapan rasa syukur kepada Allah atas rezeki seseorang dan pengorbanan pribadi untuk berbagi harta benda dan makanan berharga mereka dengan sesama manusia.

Sebagaimana yang pernah dikatakan oleh ahli tafsir Yusuf Ali, mengenai surat Al-Hajj ayat 33. Allah berfirman, "Bagi kamu padanya (hewan Hadyu) itu ada beberapa manfaat sampai kepada waktu yang ditentukan, kemudian tempat penyembelihannya adalah di sekitar Baitul Atiq (Baitullah). (Al-Hajj ayat 33).

Kata Hadyu adalah hewan yang disembelih untuk berqurban seperti halnya sapi atau unta. Serta memang benar bahwa hewan-hewan tersebut memiliki banyak manfaat untuk manusia.

Misalnya unta di negara-negara gurun bermanfaat sebagai tunggangan atau untuk membawa beban atau untuk memberi susu. Daging unta juga baik dan rambut unta dapat ditenun menjadi kain. Kemudian kambing dan domba juga menghasilkan susu dan daging yang enak, serta bulunya dapat dimanfatkan sebagai rambut atau wol. 

Sebagaimana Firman Allah SWT, "Dan bagi setiap umat telah kami syariatkan penyembelihan (kurban), agar mereka menyebut nama Allah atas rezeki yang diberikan Allah kepada mereka berupa hewan ternak. Maka Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserahdirilah kamu kepada-Nya. Dan sampaikanlah (Muhammad) kabar gembira kepada mereka yang tunduk patuh (kepada Allah). (Al-Hajj ayat 34)

Yusuf Ali menambahkan, bahwa Allah yang Maha Esa tidak membutuhkan daging atau darah karenanya berqurban adalah simbol rasa syukur dengan cara berbagi daging qurban kepada sesama manusia. Justru yang terpenting dalam berqurban adalah, penyembelihan dilakukan dengan menyebut nama Allah.

  • berqurban
  • ibadah qurban
  • hewan qurban
  • makna qurban
  • idul adha

Apa makna penyembelihan hewan qurban pada hari raya Idul Adha?

Selain Idul Fitri, umat Islam memiliki hari raya lainnya yang tak kalah penting, yakni Idul Adha. Di hari ini, umat Islam di segala penjuru dunia memperingati sebuah peristiwa spesial yang dipanggil kurban, yaitu ketika Nabi Ibrahim bersedia mengorbankan putranya Isma’il sebagai wujud kepatuhan terhadap Allah SWT. Lantas, apa makna kurban sendiri bagi umat Islam?

Ibadah kurban yang dilakukan umat Islam dengan penyembelihan hewan kurban dilaksanakan setiap tanggal 10 Dzulhijjah. Seperti halnya ibadah haji, kurban juga bersifat simbolik. Kurban bagi umat Islam merupakan ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT atas rezeki yang telah diberikan. Caranya dengan berbagi makanan berharga kepada mereka yang tidak mampu.

Kurban sendiri sebenarnya telah dilakukan sejak zaman pra Islam. Tepatnya ketika orang-orang Arab kafir dan Yahudi mengorbankan darah dengan harapan memperoleh kekayaan dan perlindungan Allah.

Islam datang untuk mengubah tradisi tersebut. Penyembelihan kurban dilakukan bukan untuk mendamaikan Tuhan yang sedang marah atau untuk menebus dosa-dosa sebagaimana yang diyakini umat di luar Islam. Sebaliknya, dalam Islam kurban memiliki  makna untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, tentang keikhlasan merelakan apa yang kita miliki.

Kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail yang diceritakan secara turun temurun adalah buktinya. Kala itu, Nabi Ibrahim diperintahkan untuk mengorbankan putra kesayangannya. Perintah ini diterima melalui mimpi yang terus berulang. Ibrahim tahu bahwa ini adalah perintah dari Allah dan dia pun memberi tahu putranya, Ismail.

Baca juga: Apa yang Kamu Tahu Tentang Puasa Arafah?

Selama masa persiapan, Nabi Ibrahim tak henti digoda oleh setan dengan mencoba menghalanginya untuk melaksanakan perintah Allah. Ibrahim kemudian mengusir setan dengan melemparkan kerikil ke arahnya. Untuk memperingati penolakan mereka terhadap setan, batu-batu dilemparkan dalam lontar jumrah dalam ibadah haji.

Ketika tiba pelaksanaan penyembelihan, pisau Ibrahim tidak dapat melukai Ismail. Allah kemudian mengganti Ismail dengan seekor hewan sembelihan.

“Maka ketika keduanya telah berserah diri dan dia (Ibrahim) membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (untuk melaksanakan perintah Allah). Lalu Kami panggil dia, “Wahai Ibrahim! Sungguh, engkau telah membenarkan mimpi itu.” Sungguh, demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.”

Singkat cerita, berkurban merupakan perintah Allah SWT dan ini tercantum dalam Al Qur’an surat Al-Kautsar ayat 1-3. dan hadis yang diriwayatkan dalam Hadits Tirmidzi, Rasulullah SAW bersabda: “Saya diperintah untuk menyembelih kurban dan kurban itu sunnah bagi kamu.”

Selain menjadi bentuk ibadah yang menyiratkan rasa syukur kepada Allah SWT atas segala nikmat yang telah diberikan, makna kurban juga bisa berupa upaya untuk melepaskan berbagai macam sifat buruk mirip binatang dalam diri seperti rakus, suka menindas, menyerang, dan tidak mengenal norma seperti halnya manusia.

Selain itu, kurban juga menjadi pengingat umat islam terhadap bentuk ketaatan Nabi Ibrahim kepada Allah SWT.

Apa makna penyembelihan hewan qurban pada hari raya Idul Adha?

Ilustrasi - Makna, hukum dan keutamaan dari pelaksanaan ibadah qurban saat Idul Adha. /UNSPLASH/Gallery DS

BERITA DIY - Saat Idul Adha, umat beragama Islam disunnahkan untuk menyembelih hewan qurban. Berikut makna, hukum dan keutamaan dari pelaksanaan ibadah qurban.

Perintah melaksanakan ibadah qurban saat Idul Adha tertuang dalam Al Quran Surat Al Hajj ayat 34, yang artinya:

“Dan bagi setiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (qurban), agar mereka menyebut nama Allah atas rezeki yang dikaruniakan Allah kepada mereka berupa hewan ternak. Maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserahdirilah kamu kepada-Nya. Dan sampaikanlah (Muhammad) kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah).”

Baca Juga: Puasa Arafah: Jadwal, Niat, Tata Cara, dan Keutamaannya Jelang Idul Adha 2021

Melaksanakan qurban berarti menyembelih hewan ternak, kemudian daging kurban tersebut dibagikan kepada orang-orang yang membutuhkan.

Waktu penyembelihan hewan qurban yakni setelah terbitnya Matahari pada hari Idul Adha sampai tiga hari setelahnya. Jika dihitung, berarti pada tanggal 10-13 Dzulhijjah.

Sebagaimana riwayat al-Barra r.a., Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya hal pertama yang kita lakukan pada hari ini adalah sholat, kemudian kembali dan memotong qurban. Barang siapa yang mendahulukan itu, berarti ia mendapatkan sunnah kami. Dan barang siapa yang menyembelih sebelum itu, maka daging sembelihannya untuk keluarganya tidak dinilai sebagai ibadah qurban sama sekali.”

Baca Juga: Cara Buat Kartu Ucapan Idul Adha 2021 dan Hari Raya Kurban 20 Juli 2021 Pakai Aplikasi Online

Hukum melaksanakan qurban