Apa hukumnya jika seorang anak berkata “ah” kepada orang tua! jelaskan

Rasulullah SAW mengajarkan tidak berkata kasar ke orang tua.

Rizky suryarandika / Republika

Rasulullah SAW mengajarkan tidak berkata kasar ke orang tua. Ilustrasi berbakti kepada orang tua.

Rep: Rossi Handayani Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Seorang Muslim hendaknya tidak mencaci orang tua, sebab hal ini termasuk ke dalam dosa besar.  

Baca Juga

Pendakwah Ustadz Firanda Andirja menjelaskan riwayat berikut ini: 

وَعَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ رضي الله عنهما أَنَّ رَسُوْلَ اللَّهِ صلى الله عليه و سلم قَالَ: “مِن الكَبَائِرِ: شتم الرَّجُلِ وَالِدَيْهِ” قِيْلَ: وَهَلْ يَسُبُّ الرَّجُلُ وَالِدَيْهِ؟ قَالَ: “نَعَمْ، يَسُبُّ أَبَا الرَّجُلِ، فَيَسُبُّ الرجل أَبَاهُ، وَيَسُبُّ أُمَّهُ، فَيَسُبُّ أُمَّهُ .” مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.

Dari sahabat ‘Abdullah bin Amr bin Ash RA bahwasanya Rasulullah ﷺ bersabda, "Di antara dosa besar adalah seorang lelaki memaki kedua orang tuanya." 

Maka ditanyakan kepada Nabi ﷺ, "Apakah ada seorang mencaci maki kedua orang tuanya?" Rasulullah ﷺ bersabda, "Ya ada, seseorang mencaci ayah orang lain, maka orang lain tersebut kembali mencaci ayahnya. Dan (demikian juga) ia mencaci maki ibu orang lain, lalu orang lain tersebut mencaci ibunya pula." (HR Bukhari dan Muslim). 

Adapun seorang anak diperintahkan untuk berkata-kata yang terlembut kepada kedua orang tuanya. Oleh karenanya, Allah ﷻ berfirman:  

فَلَا تَقُل لَّهُمَآ أُفٍّ وَلَا تَنۡہَرۡهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوۡلاً ڪَرِيمًا

"Janganlah engkau berkata kepada keduanya "uff" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang mulia." QS surat Al-Isra: 23).

Kata "Uff" merupakan suatu kalimat yang menunjukkan tadhojjur atau kejengkelan dan "uff" adalah kalimat yang paling rendah yang menunjukkan kejengkelan. Kalau  diartikan dalam bahasa mungkin bisa dikatakan "ah", yang tidak ada kalimat yang menunjukkan kejengkelan yang lebih ringan daripada "ah". 

Disebutkan sebagian ahli tafsir, seandainya ada kalimat dalam bahasa Arab yang lebih ringan daripada kalimat "uff", maka Allah akan sebutkan dalam Alquran. Tetapi kalimat "uff" adalah kalimat kejengkelan yang paling ringan. Jika "ah" sudah dilarang, maka apalagi membentak mereka berdua.   

Apabila seorang bisa berkata-kata yang halus kepada teman, kepada saudara, apalagi kepada bos, maka kepada orang tua merupakan yang lebih utama untuk berkata-kata halus.  

Kalau mengucapkan "Ah" kepada orang tua saja merupakan perkataan yang haram, apalagi jika sampai mencaci maki atau melaknat orang tua. Oleh karenanya, ketika Rasulullah ﷺ mengatakan, "Di antara dosa besar adalah seorang laki-laki mencaci kedua orang tuanya". Maka hal ini mengherankan para sahabat. Sehingga para sahabat kemudian bertanya, "Ya Rasulullah, apakah ada seseorang mencaci maki kedua orang tuanya?"

Hadits ini terjadi di zaman Nabi ﷺ dan para sahabatnya, maka kecil kemungkinan terjadi hal yang demikian itu (ada seorang anak memaki kedua orang tuanya). 

Oleh karenanya para sahabat heran. Berbeda  dengan di zaman sekarang. Zaman sekarang banyak didengar ada anak-anak yang mencaci maki, membentak-bentak, dan menghina kedua orang tuanya.  

Apa hukumnya jika seorang anak berkata ah” kepada orang tua! jelaskan
Ilustrasi Anak dan Ibunya

Muslim Obsession – Beruntung setiap orangtua yang memiliki anak shalih atau shalihah. Mengapa? Doa anak shalih atau shalihah akan terus menyertai kedua orangtuanya yang telah meninggal.

Dalam sebuah hadits, Rasulullah Saw. bersabda, “Apabila salah seorang manusia meninggal dunia, maka terputuslah segala amalannya kecuali tiga perkara, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat baginya, dan anak shalih yang selalu mendoakannya.” (HR. Muslim no. 3084)

Untuk menjadi anak yang shalih, Allah Swt. memerintahkan hamba-Nya agar menghormati kedua orangtua. Hal ini Allah katakan langsung dalam Al-Quran:

“Dan Rabb-mu telah memerintahkan agar kamu jangan beribadah melainkan hanya kepada-Nya dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik. Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, ‘Ya Rabb-ku, sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil.” (QS. Al-Israa [17]: 23-24).

Tafsir Imam Ibnu Katsir menerangkan, Allah Swt. memerintahkan kepada para hamba-Nya agar beribadah hanya kepada-Nya dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Kata ‘Al-Qadha’ dalam ayat ini maksudnya adalah perintah. Sehingga kata ‘Wa qadha’ maksudnya adalah (Allah) memerintahkan.

Sedangkan dalam suatu riwayat, ‘Ubay bin Ka’ab, Abdullah bin Mas’ud dan Dhahhak bin Muzahim, membaca ayat tersebut seperti berikut ini, “Rabbmu memerintahkan agar engkau tidak beribadah kecuali hanya kepada-Nya.” Oleh karena itu, Allah menyandingkan perintah berbakti kepada orangtua dan perintah beribadah kepada-Nya. Allah berfirman, “… dan hendaklah kamu berbuat baik kepada kedua orang tuamu dengan sebaik-baiknya.”

‘Ubay mengatakan bahwa maksudnya Allah memerintahkan agar engkau berbuat baik kepada kedua orangtuamu yang demikian itu seperti firman-Nya dalam surat yang lain, Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Bersyukurlah kepada-Ku, dan kepada kedua orangtuamu, hanya kepada-Ku tempat kembalimu,” (QS. Luqman [31]: 14).

Pada kelanjutan ayat ini, Allah Swt. berfirman, “Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali, janganlah kamu mengatakan kepada keduanya ‘ah’.”

Dalam Tafsir Imam Ibnu Katsir dijelaskan, “janganlah kamu memperdengarkan kepada keduanya perkataan yang buruk, walaupun perkataan itu hanya perkataan “ah” yang merupakan perkataan buruk yang paling rendah.”

“Dan janganlah kamu membentak mereka,” yaitu janganlah ada pada dirimu kepada mereka perlakuan buruk.

Adapun Atha’bin Rabbah berpendapat, janganlah kamu memukulkan tanganmu kepada kedua orang tuamu. Sementara Imam Adz-Dzahabi pernah berkata, yang dimaksud dengan berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya adalah berbakti, mengasihi, dan lemah lembut kepadanya.

Kemudian, yang dimaksud dengan membentak mereka adalah berbicara kasar di saat keduanya memasuki masa tua mereka. Adapun yang dimaksud dengan perkataan yang mulia adalah perkataan yang lemah lembut lagi santun.

Kemudian, firman Allah, “Dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang mulia,” yaitu perkataan yang lembut dan baik dengan penuh kesopanan, kesantunan dan penghormatan.

Sedangkan, firman Allah yang berbunyi, “Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka dengan penuh kesayangan,” yaitu tawadhu lah kepada mereka dengan perbuatanmu. “Dan ucapkanlah, Wahai Rabbku kasihanilah keduanya,” yaitu semasa tua mereka dan setelah mereka meninggal dunia. “Sebagaimana mereka telah mendidiku di waktu kecilku.” Yaitu pada usia tuanya dan pada saat wafatnya.

Demikian, alasan mengapa Allah melarang berkata “Ah” kepada orangtua, karena perkataan “Ah” itu adalah salah satu perkataan buruk yang paling rendah. Juga, karena kedudukan orangtua amat mulia di sisi Allah. (Vina – Dari berbagai sumber)

Allah Ta’ala berfirman:

وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا

“Dan Rabb-mu telah memerintahkan agar kamu jangan beribadah melainkan hanya kepada-Nya dan hendaklah berbuat baik kepada ibu-bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik. Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, ‘Ya Rabb-ku, sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil.’” (Al-Israa’ : 23-24).

Imam Adz-Dzahabi rahimahullah berkata, “Yang dimaksud dengan berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya adalah berbakti, mengasihi dan lemah lembut kepadanya. Dan yang dimaksud dengan membentak mereka adalah berbicara secara kasar di saat keduanya memasuki masa tua mereka. Seyogyanyalah kita berkhidmat kepada keduanya sebagaimana mereka telah mengurus kita. Bagaimanapun juga mereka tetap yang lebih baik. Dan bagaimana bisa sama, keduanya telah derita karena kita, demi mengharapkan kehidupan kita. Sedangkan kita jika pun menanggung derita karena keduanya, kita mengharapkan kematiannya. Lalu mana mungkin bisa sama? Dan adapun yang dimaksud dengan perkataan yang mulia adalah perkataan yang lemah lembut lagi santun.”

Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata: “Allah Ta’ala berfirman yang memerintahkan kepada para hamba-Nya agar beribadah kepada-Nya yang tiada sekutu bagi-Nya. Sesungguhnya kata ‘al-qadha’ dalam ayat ini maksudnya adalah perintah. Mujahid rahimahullah berkata: “Wa qadha maksudnya (Allah) memerintahkan.” ‘Ubay bin Ka’ab, Abdullah bin Mas’ud dan Dhahhak bin Muzahim, membaca ayat tersebut seperti berikut ini: “Rabbmu memerintahkan agar engkau tidak beribadah kecuali hanya kepada-Nya.” Oleh karena itu, Allah Ta’ala menyandingkan perintah berbakti kepada kedua orang tua pada perintah beribadah kepada-Nya. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya): “… dan hendaklah kamu berbuat baik kepada kedua orang tuamu dengan sebaik-baiknya.” Maksudnya Allah memerintahkan agar engkau berbuat baik kepada kedua orang tuamu yang demikian itu seperti firman-Nya dalam surat yang lain, Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Bersyukurlah kepada-Ku, dan kepada kedua orang tuamu, hanya kepada-Ku tempat kembalimu.” (QS. Luqman: 14)”.

Adapun firman Allah Ta’ala(yang artinya): “Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya ‘ah’.” Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata: “Yaitu janganlah kamu memperdengarkan kepada keduanya perkataan yang buruk, walaupun perkataan hanya perkataan “ah” yang merupakan perkataan buruk yang paling rendah. “Dan janganlah kamu membentak mereka,” yaitu janganlah ada pada dirimu kepada mereka berperbuatan yang buruk. Atha’bin Rabbah berkata, “Yaitu janganlah kamu memukulkan tanganmu kepada kedua orang tuamu”.

Adapun firman Allah Ta’ala (yang artinya): “Dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang mulia,” yaitu perkataan yang lembut dan baik dengan penuh kesopanan, kesantunan dan penghormatan.

Adapun firman Allah Ta’ala (yang artinya): “Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka dengan penuh kesayangan,” yaitu tawadhu’lah kepada mereka dengan perbuatanmu. “Dan ucapkanlah, Wahai Rabbku kasihanilah keduanya,” yaitu semasa tua mereka dan setelah mereka meninggal dunia. “Sebagaimana mereka telah mendidiku di waktu kecilku.” Yaitu pada usia tuanya dan pada saat wafatnya.

Ibu Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata, “Kemudian Allah Ta’ala menurunkan firman-Nya (yang artinya), ‘Tidak sepatutnya bagi nabi dan orang-orang yang  beriman meminta ampun kepada Allah bagi orang-orang musyrik…..’” dan selanjutnya. (QS. At-Taubah: 113).

***

Disalin ulang dari buku “Ummi, Izinkan Aku Menangis“, Abu ‘Uyainah As-Sahababy, penerbit: Darul Ilmi Publishing

Artikel Muslimah.or.id

Sahabat muslimah, yuk berdakwah bersama kami. Untuk informasi lebih lanjut silakan klik disini. Jazakallahu khaira

🔍 Pengertian Muraqabah Dan Dalilnya, Hukum Shalat Berjamaah Bagi Wanita, Adakah Hantu Di Bulan Ramadhan, Contoh Hadits Tentang Ilmu, Mencari Suami Soleh, Arti Natal Menurut Islam, Cara Menjadi Istri Solehah Menurut Agama Islam, Sanmol Drop Untuk Bayi 3 Bulan, Ada Berapa Anak Nabi Muhammad, Sedekah Terbaik