Apa hukum tidur saat puasa

Jakarta - Masyarakat sering mendengar hadis berbunyi 'Tidurnya Orang Puasa Ibadah'. Meski banyak ulama yang menyebut hadis itu lemah, mungkin sebagian orang terlanjur meyakininya.

Sutono seorang petugas keamanan bertanya kepada Ustaz Erick Yusuf soal tidur yang berlebihan saat puasa.

"Kalau puasa kan boleh tidur, nah kalau tidurnya berlebihan gimana ustaz hukumnya? tanya Sutono.

Ustaz Erick menjelaskan tidur di bulan Ramadan menjadi ibadah karena tidurnya dalam keadaan puasa. Tapi dia menegaskan pahala yang didapat adalah pahala puasa, bukan pahala dari tidurnya.

"Ibadahnya ibadah shaum, bukan ibadah tidur," kata Ustaz Erick.

Lalu bagaimana jika tidurnya berlebihan? Ustaz Erick mengatakan sesuatu yang berlebihan itu jelas tidak baik. Lebih baik waktu yang ada dimanfaatkan dengan ibadah atau bekerja.

"Lewat salat dzuhur, masuk ke ashar, nah itu yang ngga boleh. Intinya kalau tidur itu boleh tapi jangan berlebihan, ingat waktu salat dan waktu kerja. Lebih baik kerja, menebar manfaat, sebaiknya baiknya manusia yang bermanfaat, apalagi di bulan Ramadan. Tebar manfaat sebanyak banyaknya," paparnya.

Anda bisa menyaksikan program tanya jawab bersama Ustaz Erick, setiap hari di ramadan.detik.com. Setiap hari, bakal ada satu video tanya jawab yang ditayangkan serta jawaban ustaz. Semoga menambah ilmu dan manfaat di bulan penuh hikmah ini.

Selamat menyaksikan!

(ega/ega)

tirto.id - Hukum tidur di siang hari Ramadhan pada dasarnya adalah mubah atau diperbolehkan. Lantas, bagaimana dengan anggapan bahwa tidur saat puasa mendatangkan pahala? Berikut ini penjelasan rincinya, serta kelemahan hadis yang menyatakan hal tersebut.

Pada Ramadan, ada perubahan rutinitas dan pola hidup umat Islam. Di siang hari, seorang muslim diwajibkan berpuasa, menahan lapar, haus, dan pembatal-pembatal puasa lainnya hingga waktu berbuka.

Kondisi ini tak jarang menyebabkan seseorang lemas dan lelah, apalagi dibarengi dengan aktivitas rutin seperti biasanya.

Karena itulah, sebagian orang menjadikan alasan berpuasa untuk bermalas-malasan dan tidur lebih lama dari biasanya. Anggapannya, perut yang kosong menjadikan tubuh kekurangan energi dan mata lekas mengantuk.

Akan tetapi, sebenarnya, puasa bukan penyebab seseorang merasa lebih lebih mengantuk selama Ramadan. Hal itu disampaikan oleh Dokter Spesialis Penyakit Dalam dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Suharko Soebardi.

"Bukan masalah puasa. Puasa mungkin karena perubahan pola karena kita sahur (bangun lebih awal sebelum subuh)," ujar dia dalam virtual JEC Eye Talks bertajuk "Pengaruh Puasa pada Kesehatan Mata dan Pengidap Diabetes", sebagaimana dicatat Tirto.

Selama Ramadan, tubuh mengalami perubahan pola tidur. Suharko menyarankan agar tidak tidur terlalu larut agar bisa bangun sahur lebih segar.

Selain itu, tidur siang hari selama 20-25 menit juga dianjurkan sebagai cara menjaga kecukupan tidur.

Di sisi lain, dr. Supriya Sundaram dari Burjel Hospital, Abu Dhabi mengingatkan untuk tidak tidur berlebihan di siang hari karena berisiko membuat tubuh lebih lelah.

Memperlama tidur bukannya membuat seseorang lebih bugar, melainkan malah lebih lemas dan ingin bermalas-malasan lagi.

Baca juga:

  • Apa Itu Jet Lag: Gejala, Penyebab dan Cara Mengobati Gangguan Tidur
  • Bagaimana Cara Mengurangi Risiko Kurang Tidur Saat Puasa Ramadhan


Hadis tentang Tidur Saat Puasa Mendatangkan Pahala

Pada Ramadan, ada hadis populer kerap beredar di masyarakat yang menyatakan bahwa tidurnya orang berpuasa mendatangkan pahala.

نَوْمُ الصَّائِمِ عِبَادَةٌ وَصُمْتُهُ تَسْبِيْحٌ وَعَمَلُهُ مُضَاعَفٌ وَدُعَاؤُهُ مُسْتَجَابٌ وَذَنْبُهُ مَغْفُوْرٌ

Artinya: “Tidurnya orang puasa adalah ibadah, diamnya adalah tasbih, amal ibadahnya dilipatgandakan, doanya dikabulkan, dan dosanya diampuni” (H.R. Baihaqi).

Hadis di atas merupakan hadis lemah, sebagaimana dicatat Imam Baihaqi dalam kitab Syu'abul Iman. "Ma'ruf bin Hasan [salah seorang perawi hadis itu] lemah, dan Sulaiman bin Amr An-Nakha’i lebih lemah dari beliau," tulis Imam Baihaqi.

Akan tetapi. hadis itu kerap disalahartikan sebagian masyarakat dan dijadikan pembenaran untuk bermalas-malasan selama berpuasa.

Padahal, hal itu tidak benar, sebagaimana dinyatakan Ali Zainal Abidin dalam "Maksud Hadits ‘Tidur Orang Berpuasa adalah Ibadah" yang terbit di NU Online.

Pada bulan puasa, umat Islam sebenarnya dituntut untuk mengoptimalkan keutamaan Ramadan. Terlebih, amalan baik akan dilipatgandakan sehingga sayang jika waktu Ramadan dilewatkan untuk sekadar bermalas-malasan.

Hal itu juga disampaikan oleh Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin. "Sebagian dari tata krama puasa adalah tidak memperbanyak tidur di siang hari, hingga seseorang merasakan lapar dan haus dan merasakan lemahnya kekuatan, dengan demikian hati akan menjadi jernih” (Juz 1, hlm. 246).

Lantas, apa maksud dari tidur orang berpuasa dianggap sebagai ibadah. Meskipun tidak dianjurkan memperbanyak tidur, namun sesungguhnya energi seorang muslim terbatas.

Tidur yang asalnya mubah dapat berkonotasi positif jika dilakukan dengan proporsional. Misalnya, jika seorang muslim dengan sengaja tidur di siang hari Ramadan agar ia kuat dan mempersiapkan diri agar bisa terjaga untuk ibadah di malam harinya.

Apabila seseorang tidur dengan niat untuk lebih bersemangat beribadah, hal itu dianggap sebagai ibadah. Apalagi, dalam keadaan tidur, seorang muslim akan terbebas dari aktivitas yang mengotori puasanya, misalnya menggunjing, melakukan gibah, atau maksiat lainnya.

Dengan demikian, meskipun hadis di atas merupakan hadis lemah, namun jika tidur diniatkan sebagai fadhailul a'mal, ia akan memperoleh pahala, dengan syarat-syarat sebagai berikut:

Pertama, tidur tidak dimaksudkan untuk bermalas-malas, namun untuk mempersiapkan diri menjalankan ibadah.

Kedua, orang tidur dengan niat menjauhi hal-hal tak bermanfaat, serta tidak mencampurkan ibadah puasanya dengan maksiat.

(tirto.id - Sosial Budaya)

Penulis: Abdul Hadi
Editor: Addi M Idhom

Apa hukumnya puasa tapi tidur terus?

Artinya, orang yang tidur seharian saat sedang berpuasa di bulan Ramadan, maka puasanya dianggap sah. Dengan catatan, orang tersebut telah berniat puasa pada malam harinya.

Apakah boleh tidur saat puasa?

Sebenarnya ya boleh-boleh saja tidur, tapi tinggal niat tidurnya tadi,” ujarnya. Agus menjelaskan bahwa arti puasa secara rukun adalah niat dan imsak, yaitu menahan diri dari segala hal yang merusak atau membatalkan puasa, bukan sekadar makan dan minum saja.

Apakah boleh tidur di pagi hari saat puasa?

Sebenarnya, hukum tidur pagi saat puasa tidak membatalkan puasa, tetapi selalu pastikan bila kamu tetap menjalankan kewajiban yang diperintahkan Allah SWT. Jangan sampai karena asyik tidur saat puasa, kewajiban ibadah yang lain menjadi terbengkalai.

Bolehkah tidur siang saat puasa?

Biasanya, orang-orang akan memutuskan untuk tidur siang selama berpuasa. Ini tidak masalah dan diperbolehkan karena tidak membatalkan puasa.