Apa fungsi simbol-simbol yang digunakan oleh orang kristen

KRISTEN TAK PERLU IMB RUMAH IBADAH

Bab 2 Nyanyian dan Musik Gerejawi dalam Ibadah Kristen

Sistem Informasi Penjadwalan Ibadah Raya Gereja Kristen Baithani

INTEGRASI SOSIAL PENGELOLAAN RUMAH IBADAH ISLAM DAN KRISTEN DI SURAKARTA

Penuntun Praktikum Hidrolika PENUNTUN PRAKTIKUM HIDRAULIKA

PENUNTUN KETERAMPILAN KLINIK 1

PENUNTUN PRAKTIKUM METEOROLOGI

PENUNTUN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA TANAMAN

PENUNTUN PRAKTIKUM IKHTIOLOGI

PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA PERTANIAN

Ibadah Maqbul dan ibadah Mardud

PENUNTUN KETERAMPILAN KLINIK 1

PENUNTUN PRAKTIKUM ANALISIS ORGANIK

PENUNTUN PRAKTIKUM FITOHORMON

PENUNTUN PRAKTIKUM PROTOZOA JARINGAN

PENUNTUN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI FISIKA

Penuntun Praktikum Biologi Farmasi PENUNTUN PRAKTIKUM MORFOLOGI TUMBUHAN

Seri Penuntun. IVlotivasi. lslam

Lia Mega Sari: Simbol Salib dalam … … Religi, Vol. XIV, No. 2, Juli-Des 2018: 155-168

155

SIMBOL SALIB DALAM AGAMA KRISTEN

Oleh: Lia Mega Sari

Abstract

Christianity is one of the divine religions that has various religious symbols used

in religious rituals. One symbol that has an important role in their religious rituals

is a symbol of the cross. The symbol of the cross is very meaningful for the life of

Christians and can be said as a symbol of identity for Christianity. But basically

the symbol of the cross has appeared centuries ago before the advent of

Christianity. Moving on from behind the above, the researchers will discuss the

history of the use of the symbol of the cross as a religious symbol of Christians,

various symbols of the cross, and the meaning of the symbol of the cross in

Christianity. And to achieve the objectives of this discussion the author uses

literacy studies using descriptive methods to describe the understanding, thoughts

and opinions of Christians about the history, form and meaning of the symbol of

the cross in Christianity. The forms of the cross known in Christianity vary, some

of which are the Taoist cross, Ichthyus, alpha omega. Christians do not look at the

Cross in material form but look at it symbolically in the Cross. The source of the

Cross is the crucifixion of Jesus, because of the crucifixion, this is the form of the

Cross. The meaning contained in the symbol of the cross is that the symbol of the

cross reminds us of Jesus' sacrifice to be able to save them from sins.

Keywords: symbol and form of the cross, Christianity, sacrifice.

A. Pendahuluan

Agama memiliki definisi yang sangat beragam. Menurut Elizabeth K.

Nothingham dalam Jalaludin menyatakan bahwa agama berkaitan dengan usaha-

usaha manusia untuk dapat mengukur dalamnya makna dari keberadaan diri

sendiri dan keberadaan alam semesta. Meskipun perhatian agama tertuju pada

adanya suatu dunia yang tidak terlihat, namun agama melibatkan dirinya dalam

masalah-masalah kehidupan sehari-hari di dunia.

Agama adalah sebagai sistem

simbol, sistem keyakinan, sistem nilai, dan sistem perilaku yang terlembaga, yang

semuanya terpusat pada persoalan-persoalan yang dihayati sebagai yang paling

maknawi.

Banyak agama memiliki narasi, simbol, dan sejarah suci yang di

maksudkan untuk menjelaskan makna hidup ataupun menjelaskan asal usul

kehidupan bahkan alam semesta.

Jalaludin, Psikologi Agama (Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada, 2012), hlm. 317.

Zakiyah Darajat, Ilmu-ilmu Agama (Jakarta: Bulan Bintang, 2005), hlm. 10.

Lia Mega Sari: Simbol Salib dalam … … Religi, Vol. XIV, No. 2, Juli-Des 2018: 155-168

156

Dari setiap agama ini memiliki kepercayaan yang berbeda-beda. Di mana

kepercayaan itu meliputi berbagai aspek dalam kehidupan manusia. Kepercayaan

yang dianut memiliki berbagai dimensi baik kepercayaan yang berupa materi

maupun kepercayaan non materi. Kepercayaan dalam agama ini berhubungan erat

dengan sistem upacara-upacara keagamaan dan menentukan tata cara dari unsur-

unsur, acara, serta keyakinan alat-alat yang dipakai dalam upacara.

Alat-alat yang digunakan dalam upacara keagamaan biasa disebut sebagai

simbol agama. Simbol memiliki Kedudukan yang sangat penting dalam suatu

agama. Hal tersebut dapat dilihat dari penggunaan simbol-simbol tertentu dalam

setiap upacara-upacara keagamaan. Tindakan simbolis ini diyakini berguna

sebagai bentuk komunikasi manusia dengan Tuhannya, atau untuk memudahkan

umat beragama untuk dapat berinteraksi langsung dengan Tuhannya, alam, dan

hal-hal yang ada dalam alam metafisik.

Simbol memiliki definisi yang beragam di mana kata simbol telah dikenal

dari abad ke-19.

Simbol merupakan ciri khas agama, karena simbol lahir dari

sebuah kepercayaan, dari berbagai ritual dan etika agama. Simbol dimaknai

sebagai sebuah tanda yang dikultuskan dalam berbagai bentuknya sesuai dengan

kultur dan kepercayaan masing-masing agama. Simbol adalah sarana atau

pembawa buah pikiran atau makna. Simbol tidak memberi makna langsung

kepada benda, objek atau referensi, tetapi terhadap ide-ide, nilai-nilai dan paham-

paham abstrak. Simbol adalah suatu bentuk komunikasi yang ekspresif,

mengandung suatu pesan atau informasi yang tidak dapat dikatakan secara

langsung. Simbol dapat berimplikasi makna yang tidak berasal dari pengalaman,

karena simbol merujuk pada realitas yang lain di luar konteks pengalaman.

Dari berbagai makna simbol diatas dapat dikatakan bahwa simbol adalah

benda atau alat yang mengekspresikan makna yang terkandung di dalamnya.

Koentjaraningra, Beberapa Pokok Antropologi Sosial (Jakarta: Dian Rakyat, 1940),

hlm. 19.

Anton Bakker, manusia dan simbol dalam sekitar manusia bunga rampai tenang filsafat

manusia (Jakarta: PT Gramedia, 1978), hlm. 95.

Ahmad Fedyani Saidfuddin, Antropologi kontemporer (Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2005), hlm. 288.

John A. Saliba, Homo Religiosus in Mircea Eliade (Netherlands: Leiden E. .J Brill,

1976), hlm. 83.

Lia Mega Sari: Simbol Salib dalam … … Religi, Vol. XIV, No. 2, Juli-Des 2018: 155-168

157

Dengan hanya melihat simbol tersebut seseorang dapat merasakan dan

mengimplikasikan pengalaman yang terkandung dalam simbol tersebut. Simbol

memainkan peran penting dalam kehidupan religius manusia dan membawa

manusia kepada makna yang lebih dalam dari pengetahuan biasa dan sehari-hari.

Maka dari itu banyak agama yang sangat mengagungkan peranan simbol dan

selalu digunakan dalam setiap ritual mereka. Salah satu simbol yang digunakan

dalam ritual keagamaan adalah simbol Salib dalam agama Kristen. Simbol ini

merupakan simbol yang sangat penting bagi umat Kristiani.

Namun pada dasarnya simbol Salib ini telah lama muncul sebelum

munculnya agama Kristen. Simbol salib ini telah berabad-abad digunakan dalam

ritual keagamaan umat agama Politeisme atau ajaran Paganisme. Sebelum abad

ketujuh umat Kristiani tidak mengatakan bahwa simbol ini adalah simbol dari

agama mereka, kerana pada hakikatnya simbol ini dibawa oleh orang Hindi

menuju Romawi sebelum munculnya agama Nasrani.

Namun setelah beraba-

abad kemudian simbol Salib menjadi simbol keagungan bagi mereka dan simbol

yang suci, dan umat Kristiani menggunakan simbol ini untuk kegiatan beribadah.

Maka beranjak dari permasalahan di atas penulis tertarik untuk mengkaji

sejarah dari awal mula digunakannya simbol salib sebagi simbol keagamaan umat

Kristiani, dan bagaimana bentuk-bentuk simbol Salib, serta bagaimana hakikat

makna yang terkandung dari simbol salib dalam agama Kristen.

B. Pengertian Simbol

Sebelum membahas lebih luas tentang Salib penulis akan memaparkan

tentang pengertian Simbol, karena Simbol memiliki arti yang penting untuk

memahami salib yang sesungguhnya. Secara bahasa Simbol adalah kata yang

diambil dari bahasa Yunani yakni Symbolos, yang berarti adalah tanda,

gambar,

Trifena Wijaya, “Representasi Spiritualitas Kristen pada Arsitektur Gereja Kristen

Indonesia Pregolan Bunder Surabaya,” Commonline Departemen Komunikasi 3, no. 2 (2014), hlm.

334.

Archaya S, The Christ Conspiracy (USA: Adventures Unlimited Press, 1999), hlm. 218.

Saidfuddin, Antropologi kontemporer, hlm. 288.

Lia Mega Sari: Simbol Salib dalam … … Religi, Vol. XIV, No. 2, Juli-Des 2018: 155-168

158

gerakan ataupun benda yang mewakili suatu gagasan.

Dalam kamus ilmiah

populer disebutkan bahwa simbol adalah tanda.

Dalam kamus Psikologi Simbol

berartikan mengikat atau menggabungkan.

Menurut Thayer Simbol diartikan

sebagai menggabungkan, merundingkan, menyatukan, menjelaskan, menafsirkan,

mengapresiasi.

Secara bahasa simbol dapat diartikan sebagai tanda, gambar,

benda, sesuatu yang mengikat, menggabungkan, menyatukan, menjelaskan,

menafsirkan, dan mengapresiasi.

Simbol secara istilah yakni tanda yang dapat menghubungkan alam materi

dengan alam ghaib.

Dengan simbol memungkinkan untuk dapat

menggambarkan hal yang dimaksudkan manusia dari penggunaannya untuk

melihat berbagai hal. Menurut John A. Saliba bahwa simbol tidak memberi arti

langsung kepada benda, objek, atau referensi tetapi terhadap ideal-ideal, nilai-nilai

dan paham-paham abstrak.

Simbolisme adalah suatu bentuk komunikasi yang

ekspresif, mengandung suatu pesan atau informasi yang tidak dapat dikatakan

secara langsung.

Selain itu simbol tidak dapat memberi arti langsung oleh

karena simbol berimplikasi makna yang tidak berasal dari konteks pengalaman,

karena simbol merujuk pada realitas yang lain atau di luar konteks.

Simbol adalah cara ekspresi yang lebih berkualitas dibandingkan perkataan

manusia. Simbol mampu menampung informasi yang sulit bahkan yang tidak

memungkinkan untuk diekspresikan. Simbol adalah tanda-tanda realitas yang

transenden, memberikan pandangan yang jelas mengenai keberadaan yang sakral.

Simbol disebut bentuk wahyu yang otonom. Simbol memiliki keunikan karena

memberikan pemahaman yang jelas mengenai yang sakral dan realitas kosmologis

yang tidak ada manifestasi lain mampu menyatakannya. Simbol memainkan peran

Peter Salim, Salim’s Ninth Collegiate English-Indonesian Dictionary, ke-4 (Jakarta:

Modern English Press, 2007), hlm. 1492.

Pius Partanto dan M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer (Surabaya: Arkola,

2001), hlm. 708.

Arthur S. Reber, Kamus Psikologi, ke-1 (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hlm. 954.

Joseph Henry Thayer, A Greek-English Lexion of the New Testament (Michigan:

Zondervan Publishing House, 1981), hlm. 595.

F.W Dilliston, The Power of Symbol (Yogyakarta: Kanisius, 2002), hlm. 21.

Saliba, Homo Religiosus in Mircea Eliade, hlm. 83.

Carl G. Jung, Man and his Symbols (New York and London: Anchor Press Doubleday,

1964), hlm. 23.

Saliba, Homo Religiosus in Mircea Eliade, hlm. 83.

Lia Mega Sari: Simbol Salib dalam … … Religi, Vol. XIV, No. 2, Juli-Des 2018: 155-168

159

penting dalam kehidupan manusia dan membawa manusia kepada makna yang

lebih dalam dari pengetahuan biasa atau sehari-hari.

Dari pengertian diatas dapat

disimpulkan bahwa simbol adalah benda atau objek yang di dalamnya terkandung

makna-makna, nilai-nilai yang sakral yang tidak dapat dikatakan secara langsung

atau benda yang dapat mengekpresikan makna yang terkandung di dalamnya.

Simbol memiliki berbagai macam fungsi terutama dalam agama. Beberapa

fungsi yang tersebut ialah simbol sebagai fungsi religius, yaitu

mentransformasikan suatu hal atau suatu tindakan dalam sesuatu yang lain (yang

kudus) yang tidak tampak pada pengalaman profan (duniawi).

Fungsi simbol

untuk membukakan kepada manusia adanya tingkat-tingkat realitas yang tidak

dapat dimengerti dengan cara lain, atau simbol berfungsi untuk membukakan roh

manusia kepada pandangan-pandangan yang lebih tentang yang kudus dalam

dimensi transendennya.

Simbol dapat juga berfungsi sebagai bahasa dan tanda

yang di dalamnya terkandung makna yang memperlihatkan kepada manusia

bahwa ada tingkatan realita yang tidak dimengerti oleh manusia yang dituangkan

dalam simbol.

C. Sejarah Penggunaan Salib

Salib menjadi simbol identitas bagi umat Kristiani. Pada setiap

kesempatan, perjalanan, keseharian umat Kristiani selalu menyertakan simbol

salib ini. Bahkan setiap perayaan maupun upacara yang dilakukan umat Kristiani

selalu disertakan simbol salib, hal ini bertujuan agar dengan keberadaan simbol

tersebut selalu mengingatkan mereka akan keikutsertaan tuhan mereka dalam

setiap kegiatan.

Namun pemaknaan salib seperti di atas tidak serta merta muncul ketika

awal mula munculnya agama kristen. Bahkan pada awal munculnya agama kristen

mereka tidak menyatakan bahwa salib sebagai simbol bahkan identitas mereka,

Saliba, Homo Religiosus in Mircea Eliade, hlm. 54.

Ivan Th. J weismann, “simbolisme menurut mircea eliade,” jaffray 2, no. 1 (Juni 2004),

hlm.59.

Dilliston, The Power of Symbol, hlm. 125.

Rev. Willian Wood Seymoor, The Cross in Tradition, History, and Art (New York and

London: The Knickerbocker Press, 1898), hlm. 88.

Lia Mega Sari: Simbol Salib dalam … … Religi, Vol. XIV, No. 2, Juli-Des 2018: 155-168

160

melainkan mereka menganggap bahwa salib sebagai simbol kehinaan mengingat

bahwa Tuhan mereka dihukum dengan di Salib.

Ide penggunaan salib sebagai simbol agama Kristen bersumber dari

peristiwa penyaliban Kristus. Karena jika tidak ada penyaliban yesus maka tidak

akan munculnya ide pengagungan salib, dan bahkan pemaknaan dari simbol salib

secara mendalam. Namun setelah penyaliban Yesus umat Kristen tidak

menganggap bahwa salib adalah simbol mereka dan mereka pun bahkan tidak

menyatakan bahwa salib memiliki makna-makna yang terkandung di dalamnya.

Sedangkan penggunaan simbol salib ini berawal dari perjalanan rohani yang

dilakukan Helena ibu Konstantin sebelum abad keempat di palestina.

Sebelum Abad keempat pada tahun 326 Masehi menjadi awal mula

digunakannya simbol salib. Di mana diceritakan bahwa Helena dalam mimpinya

mendapatkan wakyu dari Tuhannya untuk melakukan perjalanan rohani menuju

Yerussalem untuk mengunjungi kuil Yesus Kristus. Ketika Helena tiba di bukit

Calvari, di mana di bukit itu lah diyakini disalibnya Yesus maka Helena

memerintahkan beberapa orang untuk menggali tempat tersebut. Setelah

penggalian ditemukannya tiga Salib di tempat yang tidak berjauhan. Diambillah

tiga salib itu, dan untuk membuktikan salib yang digunakan untuk menyalib

Yesus maka didatangkannya orang yang sedang sakit parah, maka ditaruhlah salib

tersebut di dekatnya, dari saib yang pertama dan kedua tidak ada perubahan dari

orang sakit tersebut, dan ketika salib ketiga di dekatkan maka terjadilah mukjizat

di mana orang yang sedang sakit tersebut kembali pulih. Maka diyakinilah bahwa

salib tersebut merupakan salib yang digunakan untuk menyalib Yesus Kristus.

Dengan peristiwa yang menakjubkan itu maka bersujudlah Helena dan

para pengikutnya kepada salib yang ketiga tersebut. Helena kemudian membawa

salib itu kepada anaknya Kostantine dan kepada Uskup Yerussalem. Dari

penemuan ini maka dikenallah Helena sebagai penemu Salib. Dari penemuan

Henry Dana Ward, History of the Cross; the Pagan Origin and the Idolatorous

Adoption and Worship of the Image (London: The Book Tree Escondido, CA, 1999), 41.

Lia Mega Sari: Simbol Salib dalam … … Religi, Vol. XIV, No. 2, Juli-Des 2018: 155-168

161

tersebut maka mulai dikenallah simbol tersebut di kalangan umat Kristiani dan

berangsur-angsur menjadi simbol agama dari agama Kristen.

Peristiwa tersebut didukung oleh cerita penemuan salib oleh Konstantin.

Di mana pada pertengahan hari sebelum terjadinya pertempuran Maxentius

Kostantine mengatakan bahwa ia melihat simbol salib dari cahaya langit di atas

matahari. Lalu muncullah Yesus dalam tidurnya, dan ia memerintahkan

Konstantin untuk membuat tanda yang sesuai dengan apa yang dilihat di langit

dan menggunakannya ketika perang, dan ketika ia terbangun dari mimpinya ia

memanggil Pendeta Gereja untuk menafsirkan mimpinya dan Pendeta itu

mengatakan bahwa ia memang Yesus.

Adapula yang menceritakan bahwa ia meliat malaikat atau Yesus turun

dari langit, dan ia membawa bendera bersimbolkan Salib.

Lalu ia

mengumpulkan rakyatnya dari orang-orang romawi seraya berkata, saya melihat

bahwa saya akan menang dengan simbol ini dan akan mengalahkan sebagian

besar negara, seraya menunjuk kepada salib. Dari peristiwa tersebut maka

Kostantin mulai menggunakan salib sebagai simbol dari pasukannya untuk

memerangi seluruh musuhnya, maka dari peristiwa tersebut mengagunglah simbol

salib dan mulai di kenal oleh kalangan umat kristen, maka menyebarlah simbol ini

sebagi simbol dari agama Kristen.

Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa asal mula ide dari

penggunaan simbol salib adalah penyaliban yesus. Sehingga Helena melakukan

perjalanan rohani untuk mengunjugi kuil Yesus, lalu menemukan salib Yesus dan

membawanya samapai ke romawi. Lalu di perkuat dengan cerita yang

dikemukakan oleh Konstantin bahwa ia mendapatkan wahyu untuk menggunakan

simbol salib ini sebagai simbol bagi pasukannya sehingga dapat menaklukkan

Suleiman bin Salem Al-Suhaimi, Al-salib wa Manzilatuhu ’Inda Al-Nasara; Dirasah

wa Munaqasah, ke-1 (Saudi: Dar Al-Nasiihah, 2009), 25.

Ward, History of the Cross; the Pagan Origin and the Idolatorous Adoption and

Worship of the Image, 58.

Muhammad Ali Mujib, Ta’atsur Al-Masihiyah Al-Wad’iyah, ke-1 (Kairo: Dar Al-’Afaq

Al-Arabiyah, 2006), hlm. 233.

Al-Suhaimi, Al-salib wa Manzilatuhu ’Inda Al-Nasara; Dirasah wa Munaqasah, 23.

Ward, History of the Cross; the Pagan Origin and the Idolatorous Adoption and

Worship of the Image, hlm. 58.

Lia Mega Sari: Simbol Salib dalam … … Religi, Vol. XIV, No. 2, Juli-Des 2018: 155-168

162

berbagai bangsa. Dari peristiwa-peristiwa tersebut maka dikenallah salib,

sehingga dijadikannya salib sebagai simbol agama Kristen.

D. Bentuk-bentuk simbol salib

Pada bab ini penulis akan memaparkan tentang jenis-jenis salib. Pada

setiap simbol-simbol ini memiliki karakteristik, bentuk bahkan makna yang

berbeda-beda. Dan diantara bentuk-bentuk salib yang digunakan oleh umat

Kritiani adalah sebagai berikut:

Pertama yakni ICHTHYS atau simbol ikan yang digunakan oleh orang-

orang pada awal kekristenan untuk mengidentifikasi diri mereka sebagai pengikut

Kristus dan mengungkapkan afinitas mereka Kristen. Ichthys adalah kata Yunani

kuno untuk ikan. Ikan Kristen atau ikan Yesus, simbol ini terdiri dari dua busur

berpotongan menelusuri garis besar ikan. Hal ini dikatakan telah digunakan oleh

orang-orang awal kristen yang teraniaya sebagai simbol rahasia identifikasi. Kata

Yunani untuk ikan ichthus juga membentuk akronim yaitu Yesus Kristus, anak

Allah, Juru Selamat.

Kedua yaknin Chi-Rho adalah monogram tertua (atau simbol huruf) bagi

Kristus. Ada yang menyebut simbol ini Christogram dan tanggal kembali ke

kaisar Romawi Konstantine (AD 306-337). Simbol ini lah yang digunakan

Konstantine sebagai simbol untuk pasukannya. Chi (x=ch) dan rho (p=r) adalah

tiga huruf pertama dari Kristus atau Chritos dalam bahasa Yunani.

Ketiga yakni salib Latin (tao)

diatasnya adalah lingkaran yang

melambangkan keabadian atau hidup kekal, salib ini dikatakan sebagai simbol

belas kasih dan kebijaksanaan yang tersembunyi. Salib ini banyak digunakan pada

leher-leher pendeta pada zaman mesir kuno.

Muhammad Hashem, Misteri Darah dan Penebusan Dosa; di Mata Agama Purba,

Yahudi, Kristen dan Islam, (Jakarta: PT Mizan Publika, 2006), 204.

Lia Mega Sari: Simbol Salib dalam … … Religi, Vol. XIV, No. 2, Juli-Des 2018: 155-168

163

Keempat yakni Salib crix immisa, di mana dengan bagian bawah lebih

panjang dari bagian lainnya. Salib ini lah yang dipercaya digunakan untuk

menyalib Yesus.

Kelima yakni Salib crux commisa dan salib ini berbentuk seperti huruf T.

Salib ini merupakan simbol manusia dan sifatnya yang merupakan kesempurnaan

dan akhir dari semua manusia adala kesempuraan.

Keenam yakni salib "Crux Decusta" yang berarti salib yang disalibkan

oleh Andreas Rasul, dalam bentuk X. Huruf X dalam bahasa Yunani dalam arti

karakter, dan ini adalah salah satu judul Yesus.

Dari berbagai macam jenis simbol salib yang telah dipaparkan diatas, umat

kristen dewasa ini banyak menggunakan simbol salib dengan bentuk crix immisa

yang dipercaya sebagai salib yang diggunakan dalam penyaliban yesus.

E. Makna simbol salib

Salib dikatakan sebagai sebuah simbol. Dalam salib terdapat makna-

makna yang terkandung di dalamnya, salib menyiratkan sesuatu hal yang lebih

dapi apa yang terlihat. Sehingga dalam upaya memahami makna di balik simbol

salib perlunya pemahaman yang mendalam dan menyeluruh sehingga mencapai

pengertian maksud dari makna simbol salib. Untuk memahami makna salib maka

perlu dikaitkan dan dihubungkan dengan makna dari segi simbolisasi terlebih

Seymoor, The Cross in Tradition, History, and Art, hlm. 62.

Justin Tylor, AsalUsul Agama Kristen, ke-1 (Yogyakarta: Kanisius, 2008), hlm. 268.

Lia Mega Sari: Simbol Salib dalam … … Religi, Vol. XIV, No. 2, Juli-Des 2018: 155-168

164

dahulu, yakni hubungan antara simbol dan salib dan simbol agama yang

dimaksudkan dari salib agar mencapai pemahaman dari makna yang tertera

maupun makna yang tersembunyi dibalik simbol salib yang suci.

Dalam pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa suatu simbol dapat

menjelaskan suatu pengalaman di luar dirinya sendiri, dari sini salib memiliki

unsur simbol yang dapat menjelaskan maksud di luar dirinya tersebut. Pada

dasarnya salib hanya sebuah kayu yang di silang, namun bagi umat Kristiani Salib

memiliki makna yang sangat berarti dalam kehidupan mereka seperti yang

dikatakan Paulus “sesungguhnya kalimat salib bagi para penghancur adalah suatu

kebodohan, namun bagi orang-orang yang setia salib adalah kekuatan Allah”.

Dari pernyataan ini dapat dipahami bahwa salib bagi umat Kristen merupakan

kekuatan Illahi yang termanifestasikan ke dalam simbol Salib. Bagi mereka hanya

dengan melihat salib ini mereka akan merasakan kekuatan Tuhan, bahkan bagi

umat Kristiani salib merupakan jalan satu-satunya menuju kebebasan dan

mencapai kehidupan yang abadi.

Umat Kristiani tidak memandang salib sebagai alat penyiksa Yesus,

namun sebaliknya mereka memandang simbol salib ini sebagai simbol yang

diagungkan di mana dengan perantara simbol ini mereka percaya bahwa Isa Al-

Masih telah disalib dengan tujuan untuk membebaskan manusia dari dosa turunan.

Sehingga peranan salib sendiri bukan hanya sebagai kayu yang tersilang atau kayu

sebagai alat penyiksa namun lebih dari pada itu, makna di dalamnya dapat

diartikan sebagai kekuatan Tuhan yang rela menderita demi untuk mneyelamatkan

umatnya.

Simbol salib mengingatkan umat Kristiani akan unsur-unsur keilahiyah

dan kerohanian yang terhubung melalui salib, sepertihalnya simbol salib ini

mengingatkan mereka akan kecintaan dan keselamatan maupun kebaikan yang

harus mereka tanam dalam diri mereka, karena dengan salib diselamatkannya

manusia oleh tuhannya, dengan salib juga dihilangkannya permusuhan, karena

Al-Anba Yohanes, Al-masihiyah wa Al-Salib (Kairo: Dar Al-Kutb Al-Misr, 1984).

Yohanes, 10.

Stefanus Pranjana, Setan Menurut Orang Katolik, (Yogyakarta: Kanisius, 2005), hlm.

148.

Lia Mega Sari: Simbol Salib dalam … … Religi, Vol. XIV, No. 2, Juli-Des 2018: 155-168

165

dengan salib ini telah menyatukan dua hal menjadi satu yakni menyatunya Tuhan

Anak Yesus dengan Tuhan Bapa Allah dalam satu kesatuan.

Simbol salib dengan dua tiang kayu yang disatukan, di mana salah satu

kayu membentang secara horizontal dan yang lainnya memanjang secara vertikal.

Hal ini dimaksudkan bahwa posisi horizontal di mana lengan Tuhan direntangkan

mengacu pada tuntunan Tuhan kepada seluruh dunia dan bersatunya dalam diri

Allah. Kristus disalib untuk kebaikan seluruh dunia, dan posisi memanjang

mengacu kepada pesan bahwa Tuhan datang di kayu salib, tuhan bergerak dari

bumi ke surga, tuhan menghubungkan bumi dengan langit, bangsa dan bangsa,

dan menyatukan jiwa dengan raga.

Umat Kristiani selalu melakukan pujian harian dengan menghadirkan

makna-makna yang melekat dalam salib. Seperti yang dikatakan dalam khutbah

jumat bahwa ini adalah keselamatan dari tuhan Yesus Kristus dan salibnya, maka

diberkatilah orang yang disetiap harinya menyilangkan salib dan

membubuhkannya dalam hati atas nama keselamatan Tuhan Yesus Kristus.

Simbol salib sangat penting dalam agama Kristen. Karena simbol ini

digunakan di hampir setiap upacara keagamaan mereka. Salib merupakan simbol

yang diharuskan ada ketika proses Pembabtisan. Setiap pemohon Pembabtisan,

mereka selalu diukirkan tanda salib di atas kening. Para Paulus akan mengatakan

bahwa ini merupakan upacara yang sudah lama terjadi di mana merujuk kepada

jaman Rasul, dan yang dilakukan ini merupakan tanda bahwa umat yang dibabtis

telah kembali kepada Tuhannya dan bahwa ia telah menjadi pengikut Kristus,

serta memberikan pengharapan mereka kepada nama Tuhannya.

Ketika umat Kristiani melihat salib ini maka mereka akan selalu teringat

akan dosa-dosa mereka. Umat Kristiani akan selalu teringat bahwa sebelum

penyaliban Kristus, sang Tuhan Anak membawa salib, membawa dosa-dosa

manusia, supaya dari dosa-dosa ini dapat menyatukan Anak dengan Bapa dalam

Yohanes, Al-masihiyah wa Al-Salib, hlm. 110.

Yohanes, 110.

Yohanes, 112.

Yohanes, 114.

Lia Mega Sari: Simbol Salib dalam … … Religi, Vol. XIV, No. 2, Juli-Des 2018: 155-168

166

penyaliban dan menebus dosa-dosa manusia.

Maka dari itu salib dapat pula

diartikan sebagai kepercayaan akan penebusan dosa.

Umat Kristiani menggambarkan salib dalam tubuh mereka dengan

menggerakkan tangan dari atas dahu menuju dada sebelah kanan, dan

menggerakkan tangan dari dada sebelah kiri ke sebelah kanan. Dengan

penyimbolan ini mereka bermaksud untuk mengingatkan bahwa Tuhan mereka

turun dari atas ke bawah atau dimaksudkan bahwa Tuhan turun dari Surga ke

Bumi, kemudian gerakan dari samping kiri ke kanan dimaksudkan bahwa dengan

beradanya Tuhan di bumi membawa manusia dari masa kegelapan menuju masa

pencerahan dan juga menebuskan dosa-dosa manusia.

Dengan gerakan tersebut

diharapkan bahwa umat Kritiani selalu ingat akan Tuhan mereka yag telah turun

dari Surga ke Bumi dengan tujuan membawa pencerahan bagi mereka. Dengan

salib ini umat Kristiani mendapatkan keberkahan yang banyak, diantaranya

manusia mendapatkan penebusan akan dosa-dosa mereka, penyelamatan,

kebaikan dari tuhan, dan pengampunan atas dosa-dosa mereka.

Dari pemaparan di atas disimpulkan bahwa bahwa umat Kristiani tidak

melihat salib dari sisi materi atau sebagai tiang yang digunakan sebagai

penghukuman, tetapi mereka mengartikan dan memahaminya lebih dalam. Salib

tidak dilihat sebagai penghukuman atas tuhan bagi umat Kristen, tetapi salib telah

menjadi ciri khas orang Kristen yang percaya bahwa Yesus berkorban dan disalib

demi membebaskan dan mengahapus dosa-dosa manusia.

F. Penutup

Simbol keagamaan memiliki kedudukan yang penting bagi suatu agama

karena melalui simbol agama tersebut dapat menjadi perantara seorang umat

untuk dapat merasakan kehadiran sang Illahi. Salah satu simbol yang memiliki

peran penting dalam agama adalah simbol Salib dalam agama Kristen. Simbol

salib merupakan simbol yang selalu digunakan dalam setiap upacara keagamaan

yang dilaksanakan umat Kristiani. Dimana simbol tersebut memiliki makna yang

Qadasah Al-Baba Al-Mu’dzom Al-Anba Al-Tsalits, ’Ied Al-Salib, ke-1 (Kairo: Dar Al-

Kutb Al-Misr, 1997), hlm. 18.

Al-Tsalits, 1819.

Lia Mega Sari: Simbol Salib dalam … … Religi, Vol. XIV, No. 2, Juli-Des 2018: 155-168

167

sangat beragam. Umat Kristiani selalu mengikutsertakan kegiatannya dengan

iringan salib, baik salib yang berbentuk simbol maupun gerakan. Karena mereka

menganggap bahwa dengan mengikutsertakan salib dalam keseharian mereka

mereka akan selalu mendapatkan berkah dari Tuhannya, dan mereka juga akan

selalu ingat akan dosa-dosa mereka. Sehingga hanya dengan melihat salib mereka

akan merasakan derita yang telah dialami oleh Tuhan Yesus untuk

menyelamatkan mereka dari dosa-dosa, mengingat akan turunnya Yesus dari

Surga ke Bumi untuk menyelamatkan manusia dari dosa-dosanya dan membawa

manusia dari kegelapan menuju kebenaran.

Salib memiliki berbagai bentuk dan setiap bentuk memiliki makna yang

berbeda-beda. Simbol yang banyak digunakan oleh umat kristen sekarang adalah

simbol salib crix immisa, dimana simbol ni diyakini sebagai salib yang digunakan

dalam penyaliban Yesus. Penggunaan salib sebagai simbol mulai banyak

digunakan ketika abad keempat. Dimana diawali oleh penemuan Helena akan tiga

salib setelah melakukan penggalian di bukit Calvari, dan penggunaan Kostantine

lambang salib sebagai simbol pasukan perangnya sehingga menaklukkan berbagai

bangsa.

Bibliography

Al-Suhaimi, Suleiman bin Salem. Al-salib wa Manzilatuhu ’Inda Al-Nasara;

Dirasah wa Munaqasah. Ke-1. Saudi: Dar Al-Nasiihah, 2009.

Al-Tsalits, Qadasah Al-Baba Al-Mu’dzom Al-Anba. ’Ied Al-Salib. Ke-1. Kairo:

Dar Al-Kutb Al-Misr, 1997.

Archaya S. The Christ Conspiracy. USA: Adventures Unlimited Press, 1999.

Bakker, Anton. manusia dan simbol dalam sekitar manusia bunga rampai tenang

filsafat manusia. Jakarta: PT Gramedia, 1978.

Darajat, Zakiyah. Ilmu-ilmu Agama. Jakarta: Bulan Bintang, 2005.

Dilliston, F.W. The Power of Symbol. Yogyakarta: Kanisius, 2002.

Hashem, Muhammad. Misteri Darah dan Penebusan Dosa; di Mata Agama

Purba, Yahudi, Kristen dan Islam,. Jakarta: PT Mizan Publika, 2006.

Jalaludin. Psikologi Agama. Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada, 2012.

Jung, Carl G. Man and his Symbols. New York and London: Anchor Press

Doubleday, 1964.

Koentjaraningra. Beberapa Pokok Antropologi Sosial. Jakarta: Dian Rakyat, 1940.

Mujib, Muhammad Ali. Ta’atsur Al-Masihiyah Al-Wad’iyah. Ke-1. Kairo: Dar

Al-’Afaq Al-Arabiyah, 2006.

Lia Mega Sari: Simbol Salib dalam … … Religi, Vol. XIV, No. 2, Juli-Des 2018: 155-168

168

Partanto, Pius, dan M. Dahlan Al Barry. Kamus Ilmiah Populer. Surabaya:

Arkola, 2001.

Pranjana, Stefanus. Setan Menurut Orang Katolik,. Yogyakarta: Kanisius, 2005.

Reber, Arthur S. Kamus Psikologi. Ke-1. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.

Saidfuddin, Ahmad Fedyani. Antropologi kontemporer. Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2005.

Saliba, John A. Homo Religiosus in Mircea Eliade. Netherlands: Leiden E. .J

Brill, 1976.

Salim, Peter. Salim’s Ninth Collegiate English-Indonesian Dictionary. Ke-4.

Jakarta: Modern English Press, 2007.

Seymoor, Rev. Willian Wood. The Cross in Tradition, History, and Art. New

York and London: The Knickerbocker Press, 1898.

Thayer, Joseph Henry. A Greek-English Lexion of the New Testament. Michigan:

Zondervan Publishing House, 1981.

Tylor, Justin. AsalUsul Agama Kristen. Ke-1. Yogyakarta: Kanisius, 2008.

Ward, Henry Dana. History of the Cross; the Pagan Origin and the Idolatorous

Adoption and Worship of the Image. London: The Book Tree Escondido,

CA, 1999.

weismann, ivan Th. J. “simbolisme menurut mircea eliade.” jaffray 2, no. 1 (Juni

2004).

Wijaya, Trifena. “Representasi Spiritualitas Kristen pada Arsitektur Gereja

Kristen Indonesia Pregolan Bunder Surabaya.” Commonline Departemen

Komunikasi 3, no. 2 (2014).

Yohanes, Al-Anba. Al-masihiyah wa Al-Salib. Kairo: Dar Al-Kutb Al-Misr, 1984.

Lia Mega Sari, UIN Sunan Kalijaga. Email:

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA