Agar aman dan nyaman saat digunakan sebuah produk tas belanja dari limbah domestik harus memiliki

Plastik merupakan salah satu material yang masih banyak ditemukan di Indonesia. Biasanya, plastik masih sering digunakan untuk kemasan sekali pakai. Sayangnya, pengolahan sampah plastik di Indonesia belum dikelola dengan baik. Oleh karena itu, hal ini sering kali menjadi masalah yang berdampak pada lingkungan hidup.

Sekarang, banyak orang yang sudah mulai mengurangi penggunaan sampah plastik. Selain itu, kampanye untuk mengurangi penggunaan bahan plastik juga semakin banyak didengungkan di masyarakat. Namun, sahabat sebaiknya juga mengetahui segala hal tentang sampah plastik sehingga langkah untuk mengurangi dampaknya juga tepat.

Apa Itu Sampah Plastik?

Sampah plastik adalah semua barang bekas atau tidak terpakai yang materialnya diproduksi dari bahan kimia tak terbarukan. Sebagian besar sampah plastik yang digunakan sehari-hari biasanya dipakai untuk pengemasan. Praktis, kantong plastik juga masih sering dipakai sebagai tempat sampah organik yang akan dibuang ke tempat pembuangan sampah.

Melansir dari situs UN Environment, bahan kimia yang digunakan untuk membuat plastik biasanya berasal dari minyak, gas alam, dan batu bara. Sejak 1950, sampah plastik yang diproduksi mencapai 8,3 miliar ton dan sekitar 60% plastik berakhir di tempat pembuangan sampah atau tercecer di lingkungan alam.

Secara tidak sadar, penggunaan plastik mungkin sudah menjadi comfort zone bagi banyak orang. Saat berbelanja, kemasan dan kantong plastik juga menjadi alternatif yang praktis, mudah didapatkan. Bagi para pelaku industri, bahan plastik juga relatif murah dibandingkan material lainnya.

Contoh Sampah Plastik di Kehidupan Sehari-hari

Apa saja jenis sampah yang menjadi polusi atau limbah plastik? Berdasarkan jenisnya, bahan plastik diklasifikasikan menjadi beberapa material berbeda. Masing-masing bahan plastik biasanya terbuat dari salah satu atau beberapa campuran bahan kimia. Beberapa contoh sampah plastik sebagai berikut:

  • Polyethylene Terephthalate (PETE), digunakan untuk botol bening, dan nampan makanan
  • High-density Polyethylene (HDPE), digunakan untuk tutup botol, botol bahan kimia, mainan
  • Polyvinyl Chloride (PVC - U), digunakan untuk pipa, insulasi kabel listrik, dan bingkai pintu
  • Polypropylene (PP), digunakan untuk kemasan makanan siap saji, botol saus dan sirup
  • Polystyrene or Styrofoam (PS), digunakan untuk kotak/mangkuk makanan atau kemasan telur

Jadi, perlu disadari bahwa sampah plastik bukan hanya mengacu pada sampah kemasan saja. Material pembuatan mainan atau sisa potongan pipa yang tercecer di pantai dan terbawa air laut juga menjadi limbah yang sulit terurai. Limbah tersebut bukan hanya bisa berdampak bagi kebersihan lingkungan, tapi juga kesehatan makhluk hidup di sekitarnya.

Dampak Sampah Plastik Bagi Lingkungan

Berdasarkan artikel National Geographic disebutkan pula bahwa serat dari sampah plastik bisa terakumulasi pada kotoran manusia. Dengan kata lain, saat seseorang memakan udang, tuna, atau ikan laut lain yang tercemar sampah plastik, kandungan mikroplastiknya ikut tertelan oleh tubuh. Hal yang kelihatannya sepele ternyata berdampak besar bukan?

Pada dasarnya, sampah plastik bisa didaur ulang dan digunakan kembali menjadi barang-barang yang bermanfaat. Sayangnya, edukasi mengenai sampah plastik di Indonesia belum cukup optimal. Banyak orang yang sudah terbiasa membuang sampah plastik tanpa memisahkannya dengan jenis sampah lain.

Sampah plastik yang sudah tercampur dengan sampah lain menjadi lebih sulit untuk didaur ulang. Belum lagi, banyak orang yang dengan sengaja atau tanpa sengaja membuang sampah sembarangan di tempat rekreasi alam seperti pantai dan pegunungan. Hal ini membuat limbah plastik berakhir di dasar laut atau sungai.

Dampak sampah plastik bagi lingkungan memang berbahaya. Belum lagi, bahan kimianya juga bisa terurai menjadi mikroplastik yang berdampak buruk bagi kesehatan tubuh manusia. Namun, CNNIndonesia.com menyebutkan dalam artikelnya bahwa sampah plastik juga memiliki nilai ekonomi yang dari sistem daur ulangnya.

Sebagai salah satu gambaran, sampah kantong plastik memiliki nilai jual Rp500 – Rp1000 setiap kilogram. Para pengepul juga bisa menjual botol plastik dan tutup botolnya dengan nilai jual yang bahkan lebih tinggi. Jika penggunaan plastik dilarang, ada potensi sirkulasi ekonomi yang hilang dan merugikan industri daur ulang.

Melalui artikel yang sama, Kepala Laboratorium Teknologi Polimer dan Membran Institut Teknologi Bandung (ITB), Akhmad Zainal menyarankan bahwa langkah yang bisa dilakukan oleh pemerintah adalah pengolahan sampah. Dengan cara ini, pengelolaan sampah plastik bisa dilakukan lebih efektif dan juga menghemat bahan baku produksi.

Cara Mengurangi Sampah Plastik

Saat ini penggunaan peralatan sekali pakai juga sudah mulai dikurangi. Langkah kecil yang sudah mulai dilakukan secara teratur adalah menggunakan bahan organik yang lebih mudah terurai. Bukan hanya untuk mengurangi sampah plastik, orang mulai terbiasa membawa alat makan stainless atau kayu, terutama pada masa pandemi.

Beberapa kebiasaan kecil tersebut bisa mengurangi potensi sampah dari alat makan plastik sekali pakai. Selain itu, berikut ini beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi sampah plastik:

Membiasakan masak di rumah

Di era digital, segala sesuatu memang sudah bisa dilakukan dengan lebih mudah. Salah satunya adalah membeli makanan siap saji. Namun, sadarkah bahwa setiap pembelian makanan yang dikemas plastik akan menjadi limbah sampah? Nah, jika terbiasa masak di rumah, limbah sampah tersebut bisa dikurangi.

Membeli bahan mentah dalam ukuran lebih besar

Sering membeli beberapa kemasan bumbu atau pembersih berukuran kecil? Cobalah langsung membeli kemasan yang lebih besar. Dengan begitu, sampah plastiknya bisa dikurangi. Jika membeli camilan seperti keripik, pindahkan ke toples atau wadah lain yang berukuran besar agar penyimpanannya awet.

Membawa tas belanja saat bepergian

Hal ini mungkin sudah banyak dilakukan saat sudah berniat belanja di swalayan atau minimarket. Nah, pastikan untuk tetap membawa tas belanja saat bepergian. Beberapa tempat sudah sama sekali tidak menyediakan kantong plastik, loh. Meski tidak berniat untuk berbelanja, setidaknya hal ini bisa dilakukan untuk berjaga-jaga. Tentunya repot jika harus menjinjing barang atau memaksakan barang masuk ke dalam tas yang kamu bawa bukan?

Membawa alat makan reusable

Saat ini sudah banyak restoran yang menghilangkan alat makan sekali pakai. Beberapa restoran mungkin masih mengganti sedotan dengan sedotan plastik. Namun, akan lebih nyaman jika minum menggunakan sedotan dan alat makan milik sendiri. Selain lebih aman kebersihannya, sahabat bisa memilih alat makan stainless agar lebih mudah saat memotong makanan bertekstur keras.

Ganti penggunaan tisu basah dengan lap

Agar lebih praktis untuk membersihkan permukaan barang di rumah, banyak orang yang menyediakan tisu basah. Memang lebih mudah, tapi tisu basah ternyata mengandung resin plastik yang sulit larut di dalam air, loh! Oleh karena itu, akan lebih bijaksana jika tisu basah diganti dengan lap basah saja.

Masalah sampah plastik mungkin terkesan sepele, tapi dampaknya bisa merepotkan. Bukan hanya untuk masa yang akan datang, tapi juga merepotkan diri kamu saat ini. Sekarang, mulailah biasakan diri untuk mengolah sampah plastik dengan lebih bijaksana, ya!

Penulis : Rizkita Darajat

Aki merupakan salah satu komponen penting pada kendaraan bermotor. Untuk motor dan mobil, aki bisa diibaratkan sebagai jantung karena hampir seluruh aktivitas kendaraan bergantung pada aki. Misalnya ketika menyalakan kendaraan, lampu penerangan, spion, dan sensor pada mesin lainnya, semua mengambil daya yang disalurkan oleh aki.
Jika kondisi aki menurun, maka kendaraan pun tidak bisa berfungsi secara optimal. Maka dari itu, perlu dilakukan penggantian aki. Umumnya, aki bisa diganti setiap dua tahun atau ketika muncul tanda-tanda khusus seperti lampu kurang terang atau klakson tidak nyaring.
Ketika mengganti aki, pembuangan aki bekas tidak bisa dilakukan sembarangan. Sayangnya, masih banyak yang lalai dan tidak menyadari bahaya aki bekas jika dibuang sembarangan. Kira-kira, apa saja bahaya yang dimaksud? Simak penjelasannya berikut ini!
Aki bekas tidak boleh dibuang sembarangan
Penggantian aki tidak perlu selalu dilakukan di bengkel. Sebagian orang bisa menggantinya sendiri di rumah. Tidak jarang pula orang yang menggantinya di rumah membuang aki bekas ke tempat sampah atau pembuangan lain. Nyatanya, tindakan ini dapat mengakibatkan hal buruk. Hal ini disebabkan karena aki bekas termasuk ke dalam Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun atau biasa disebut dengan limbah B3.
Aki kendaraan bermotor tersusun dari timbal atau timah hitam (Pb) dan asam sulfat (H2SO4). Keduanya merupakan komponen berbahaya yang bisa menimbulkan berbagai masalah kesehatan dan mencemari lingkungan sekitar kita. Salah satu bahayanya yaitu air aki memiliki sifat korosif.
Limbah aki bekas bisa mencemari lingkungan
Ketika masyarakat tidak peduli dan membuang aki bekas tanpa prosedur yang tepat, lingkunganlah yang akan menjadi korbannya. Di dalam aki bekas terkandung berbagai senyawa kimia berbahaya. Ketika aki bekas pakai dibuang begitu saja dan terkena panas matahari, aki akan terurai dan zat-zat kimia akan mencemari udara.
Zat kimia tersebut juga bisa terserap ke dalam tanah dan mengkontaminasi air tanah. Pada akhirnya, tanah tersebut tidak lagi subur dan tidak bisa ditanami tumbuhan. Parahnya, air tanah yang sudah terkontaminasi itu bisa diserap oleh tumbuhan dan berujung pertumbuhan tanaman menjadi tidak sehat.
Bahaya limbah aki bekas terhadap kesehatan manusia
Aki bekas yang dibuang sembarangan bisa mencemari lingkungan, tetapi pengolahan daur ulang aki bekas pun bisa berakibat fatal untuk kesehatan manusia bila tidak dilakukan dengan cara yang tepat. Salah satu upaya mendaur ulang aki bekas yang banyak dilakukan adalah dengan peleburan. Sayangnya, proses ini justru semakin mencemari lingkungan, bahkan bisa mengancam kesehatan masyarakat yang bermukim di area peleburan aki bekas.
Penelitian yang dilakukan Badan Tenaga Nuklir Nasional dan KLHK pada 2018 lalu mengungkapkan bahwa masyarakat yang tinggal di dekat peleburan aki bekas memiliki timbal dalam darah mencapai 4 kali lipat lebih banyak dari ambang batas, yaitu sekitar 25 sampai 30 mikrogram/desiliter. Padahal, kandungan timbal dalam darah manusia tidak boleh lebih dari 5 mikrogram/desiliter.
Timbal merupakan kandungan berbahaya yang bersifat toksik atau beracun untuk manusia. Senyawa kimia ini bisa masuk ke dalam tubuh manusia lewat udara, air, debu, dan konsumsi makanan atau minuman. Aktivitas peleburan aki bekas menimbulkan asap dan abu yang akhirnya dihirup oleh warga yang bermukim di sekitar area peleburan.
Masyarakat yang terkontaminasi senyawa kimia dari peleburan aki bekas ini bisa mengalami gangguan fungsi jaringan dan metabolisme, seperti gangguan ginjal, sistem reproduksi, fungsi paru-paru, dan penyakit kronik lainnya. Sementara itu, pada anak-anak, terlihat penurunan kecerdasan ketika ditemukan kandungan timbal berlebihan dalam darahnya.
Lantas, bagaimana cara tepat mengelola aki bekas?
Setelah mengetahui bahaya aki bekas, saatnya Anda membuang aki bekas dengan cara yang benar. Jika Anda memiliki aki bekas di rumah, ada baiknya Anda menyerahkannya ke bengkel resmi atau bengkel spesialis aki. Biasanya, bengkel akan memberikan aki bekas ke tempat penanganan limbah khusus.
Anda juga bisa langsung menyerahkannya kepada pihak pengelola sampah berizin seperti ARAH. Tidak perlu ragu karena ARAH memiliki perizinan yang lengkap, mulai dari transportasi, pengumpulan, hingga pengolahan lebih dari 90 jenis limbah. Setiap aktivitas pengolahan limbah dilakukan oleh SDM unggul yang tersertifikasi serta berdasarkan pada standar K3.
Itu dia penjelasan mengenai bahaya yang bisa ditimbulkan oleh aki bekas jika tidak dikelola dengan benar. Mulailah perhatikan kesehatan lingkungan dan jasmani dengan memercayakan pengolahan limbah B3 kepada perusahaan pengelola limbah yang sudah berizin dan tepercaya. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi website ARAH atau hubungi via WhatsApp di nomor 081311116800.

Faktor penyebab sampah plastik meningkat sangatlah beragam. Namun, salah satu faktor yang masih belum banyak disadari adalah  tren belanja online melalui e-commerce. Menawarkan berbagai kemudahan dan kepraktisan, belanja di e-commerce tanpa disadari membuat jumlah sampah plastik meningkat. Bagaimana bisa? Mari simak ulasannya berikut ini.

Lonjakan sampah plastik selama pandemi

Selama pandemi COVID-19, masyarakat diminta untuk mengurangi aktivitas di tempat publik dan harus melakukan physical distancing. Pada jangka waktu tertentu juga diterapkan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Kondisi tersebut mau tak mau membuat beberapa kebiasaan mengalami penyesuaian. Misalnya, harus memakai masker saat beraktivitas, menggunakan hand sanitizer, hingga lebih sering mengonsumsi suplemen. Tanpa disadari, kebiasaan baru di masa pandemi ini menimbulkan dampak lingkungan berupa peningkatan jumlah sampah plastik.

Salah satunya akibat kemasan belanja online

Selain kebiasaan-kebiasaan yang telah disebutkan, pandemi juga mengubah kebiasaan berbelanja kebutuhan. Jika sebelumnya masyarakat bisa berbelanja kebutuhan di pasar tradisional atau supermarket, sekarang mereka harus mengurangi kegiatan tersebut.

Sebagai alternatif, masyarakat beralih pada belanja online untuk memenuhi kebutuhan mereka. Sayangnya, solusi ini justru menimbulkan permasalahan baru, yakni jumlah sampah plastik yang meningkat.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh LIPI menemukan bahwa aktivitas belanja online meningkat hingga 62% di wilayah DKI Jakarta. Aktivitas belanja tersebut kemudian menjadi penyebab sampah plastik meningkat karena 96% paket dibungkus dengan kemasan plastik dan bubble wrap.

Dampak sampah plastik e-commerce bagi lingkungan

Meski jika dilihat sekilas belanja melalui e-commerce terlihat praktis dan efisien, ternyata aktivitas ini juga memiliki dampak negatif. Plastik kemasan otomatis akan menjadi sampah setelah paket diterima konsumen. Bayangkan jika Anda belanja online berulang-ulang, selembar plastik pun lama kelamaan akan menjadi gunungan plastik.

Tumpukan sampah plastik sangat membahayakan lingkungan. Alasan utamanya adalah karena plastik tidak mudah terurai. Plastik perlu waktu 100-500 tahun untuk bisa terurai sempurna. Selain itu, bahan kimia yang ada pada plastik juga bisa mencemari air, tanah, dan bahkan udara akibat dari  pengolahan sampah plastik secara sembarangan.

Upaya bersama menangani sampah plastik e-commerce

Untuk bisa mengatasi masalah ini secara tuntas, jelas tidak bisa dilakukan sendiri. Perlu adanya kesadaran bersama untuk bisa menangani masalah sampah plastik. Anda bisa memulainya dengan melakukan langkah-langkah berikut:

  1. Mengurangi penggunaan plastik

Penyebab sampah plastik menggunung adalah karena adanya ketergantungan terhadap plastik. Mulai dari mengemas barang jualan di e-commerce hingga membungkus makanan, semua menggunakan plastik. Maka, langkah awal untuk menangani plastik adalah dengan mengurangi penggunaannya.

Coba siasati dengan belanja banyak barang sekaligus dalam satu waktu, lebih baik lagi jika berbelanja di satu toko. Cara lainnya adalah belanja di toko yang menyediakan kemasan kardus. Anda juga bisa memilih toko yang menerima pengiriman kilat dalam kota untuk mengurangi penggunaan bubble wrap.

  1. Mendaur ulang sampah plastik

Jika sampah sudah terlanjur menggunung di rumah, sebaiknya Anda segera melakukan daur ulang sampah. Dengan daur ulang, sampah plastik bisa diolah menjadi produk lain yang dapat digunakan kembali. Selain itu, kemasan plastik bekas belanja online juga bisa diolah kembali menjadi biji plastik.

  1. Mengurangi penggunaan selotip

Sejumlah kemasan plastik dari produk hasil belanja online biasanya ditempel selotip. Tujuannya untuk menjaga agar kemasan tidak lepas supaya barang di dalamnya aman. Namun, plastik yang ditempel selotip dapat menjadi residu karena perekat selotip membuat plastik tersebut tidak dapat didaur ulang.

Sebagai upaya mengurangi penggunaan plastik, pemilik online shop di e-commerce tidak perlu membungkus seluruh kemasan dengan selotip., Anda bisa menggunakan lem untuk merekatkan kemasan. Lalu, bagi penerima paket, usahakan untuk melepas selotip dari kemasan plastik sebelum melakukan daur ulang.

Di balik kemudahan belanja di e-commerce, ternyata terdapat dampak negatif  di belakangnya. Paket yang Anda terima tanpa disadari telah menjadi penyebab sampah plastik meningkat jumlahnya. Untuk mengurangi dampak tersebut, mari lebih bijak dalam menggunakan plastik. Anda juga bisa mulai memilah dan mengelola sampah plastik dari sekarang.

Bagi Anda yang belum bisa melakukan daur ulang sampah plastik secara mandiri, maka dapat menyerahkannya pada layanan pengelolaan limbah dan sampah profesional seperti ARAH. Di ARAH, sampah plastik akan ditangani secara ramah lingkungan menuju zero-waste-to-landfill. ARAH siap membantu Anda untuk mengelola sampah plastik. Klik di sini untuk mulai kelola sampah Anda bersama ARAH!

Reference:

//www.liputan6.com/bisnis/read/4454386/lipi-jumlah-sampah-plastik-melonjak-selama-pandemi-covid-19

//en.antaranews.com/news/168984/putting-the-lid-on-plastic-waste-from-e-commerce-packaging

//katadata.co.id/ariayudhistira/analisisdata/6143540c50b02/bahaya-lingkungan-di-balik-maraknya-belanja-online

Salah satu hal terpenting yang dapat Anda lakukan sebagai individu untuk membersihkan lingkungan adalah memulai kebiasaan daur ulang. Recycle atau daur ulang sendiri merupakan proses memecah dan menggunakan kembali bahan yang seharusnya dibuang sebagai sampah.

Mengingat populasi terus bertambah dan lebih banyak sampah dihasilkan, pada akhirnya manusia akan kehabisan tempat untuk membuang sampah. Itulah mengapa daur ulang menjadi penting. Mari bersama-sama memulai kebiasaan daur ulang sampah sendiri dengan tips-tips berikut ini.

Lakukan reduce dan reuse terlebih dulu

Untuk memulai kebiasaan daur ulang sampah sendiri, Anda bisa lakukan reduce dan reuse terlebih dahulu. Konsep 3R (reduce-reuse-recycle) merupakan urutan langkah-langkah tentang cara mengelola sampah dengan baik, yaitu:

  • Reduce tahap pertama adalah mengurangi timbulan sampah
  • Reusekemudian menggunakannya kembali.
  • Recycleselanjutnya mendaur ulang untuk memberikan kesempatan kedua pada material sampah sebelum dibuang ke TPA.

Penurunan kualitas bahan daur ulang, serta banyaknya energi dan sumber daya yang dibutuhkan untuk mendaur ulang sampah, adalah dua dari beberapa alasan mengapa daur ulang tidak menjadi prioritas utama penanganan sampah. Prioritas utama adalah mengurangi timbulan sampah sejak awal. Misalnya, jika ada barang rusak, coba perbaiki dulu dan bukan langsung beli baru (reduce). Coba juga gunakan barang yang dapat diisi ulang seperti botol minum (reuse).

Terapkan trik meminimalisir sampah

Anda dapat membuat perubahan kecil yang ramah lingkungan dan memiliki dampak jangka panjang dengan menerapkan beberapa trik meminimalisir sampah berikut ini:

  1. Gunakan botol atau gelas yang dapat digunakan kembali untuk minuman saat bepergian.
  2. Gunakan tas belanja reusable.
  3. Kurangi jumlah sampah yang Anda hasilkan dengan membeli produk yang memiliki kemasan lebih kecil atau kemasan yang dapat didaur ulang.
  4. Bila memungkinkan, hindari penggunaan paper cup  sekali pakai atau peralatan sekali pakai lainnya.
  5. Hindari penggunaan sedotan plastik, sebaiknya beli sedotan logam yang dapat digunakan kembali.
  6. Sebelum membeli sesuatu yang baru, pertimbangkan untuk membeli secondhand item yang dapat menghemat banyak uang dan menyelamatkan barang agar tidak berakhir di tempat pembuangan sampah.
  7. Kurangi penggunaan kertas, misalnya dengan berlangganan majalah favorit yang dapat dibaca di tablet atau komputer. Terlebih, berlangganan secara digital sering kali cenderung lebih murah daripada versi cetak.

Mulai dari pemilahan sampah di rumah

Kebiasaan daur ulang sampah juga bisa dimulai dengan melakukan pemilahan sampah di rumah. Anda dapat memisahkannya dalam kelompok organik dan anorganik. Sampah organik adalah sampah yang berasal dari sisa mahkluk hidup yang mudah terurai secara alami tanpa proses campur tangan manusia untuk dapat terurai . Contohnya seperti ampas kopi, sisa makanan, buah-buahan, dan sisa sayuran,  .

Sementara itu, sampah anorganik adalah  sampah yang tidak mudah membusuk, dan umumnya bukan berasal dari tumbuhan dan hewan. Contohnya adalah  plastik, kaleng aluminium, kaca, kain dan kertas. Berikut ini sejumlah alasan mengapa memilah sampah organik dan anorganik sangatlah penting:

  • Mencegah bau sampah menyengat karena penguraian sampah organik yang terperangkap dalam plastik atau sampah anorganik lainnya.
  • Mencegah proses dekomposisi yang terjadi secara anaerob dan menghasilkan metana.
  • Metana dalam jumlah besar dioksidasi oleh oksigen dan dapat menyebabkan ledakan, seperti yang pernah terjadi di TPA Leuwigajah pada Februari 2005 lalu.
  • Sampah anorganik yang seharusnya didaur ulang akan sulit didaur ulang jika kualitasnya sudah menurun akibat tercemarnya air dan minyak.

Ubah sampah makanan jadi kompos

Tips lain untuk mendaur ulang sampah adalah dengan mengubah sampah organik menjadi pupuk kompos. Kompos terdiri dari bahan-bahan yang telah terurai untuk diolah menjadi pupuk kaya nutrisi. Pupuk kompos penting karena dapat memperkaya tanah, membantu mempertahankan nutrisi dan air, serta mengurangi risiko penyakit tanaman.

Biasakan membeli produk yang bisa didaur ulang

Dengan membeli produk daur ulang, secara tidak langsung Anda telah membatasi penggunaan sumber daya dengan memproduksi barang dari bahan yang dapat digunakan kembali. Produk daur ulang juga membantu menjaga bumi agar lebih bersih dan sehat.

Memulai kebiasaan daur ulang sampah sendiri tentu sangat baik. Namun, tak dapat dipungkiri bahwa prosesnya membutuhkan waktu dan tenaga.. Sebagai alternatifnya, Anda bisa mengandalkan PT Arah Environmental Indonesia.

Sebagai perusahaan penyedia fasilitas pengelolaan  limbah, ARAH dapat membantu Anda melakukan daur ulang sampah, baik organik dan anorganik. Hubungi ARAH via Whatsapp melalui nomor +6281311116800 atau kunjungi arahenvironmental.com untuk mendapatkan informasi lanjut soal layanan daur ulang sampah secara tepat, aman, dan tentunya ramah lingkungan!

Perusahaan produsen makanan umumnya memiliki stok produk makanan yang telah kedaluwarsa. Makanan kedaluwarsa ini tidak boleh dibuang sembarangan, apalagi tanpa dihancurkan. Dampak yang ditimbulkan bagi konsumen bisa berbahaya dan citra perusahaan dapat menjadi buruk.  Di samping itu, stok makanan yang sudah dihancurkan harus dipastikan dikelola dengan cara yang ramah lingkungan. Jadi, jika sebuah perusahaan memiliki stok produk makanan kedaluwarsa, apa langkah tepat yang harus dilakukan?

Pentingnya menghancurkan makanan kedaluwarsa

Umumnya, perusahaan produsen makanan akan membuang produk makanan kedaluwarsa yang  terdapat pada list stok penyimpanan produk makanan . Aktivitas pembuangan ini tak boleh dilakukan begitu saja karena produk makanan harus dihancurkan terlebih dulu. Produk makanan sebaiknya tidak dibuang dalam bentuk yang utuh dan masih terbungkus karena beberapa oknum tidak bertanggung jawab bisa saja mengumpulkan makanan kedaluwarsa tersebut dan menjualnya kembali.

Ketika produk makanan kedaluwarsa tersebut dijual kembali apalagi dalam kondisi utuh dengan kemasan aslinya, maka reputasi brand perusahaan tersebut bisa saja menurun. Untuk itu, dengan memperhatikan cara membuang produk makanan kedaluwarsa secara tepat, yaitu menghancurkan kemasannya terlebih dahulu, maka produk tidak akan disalahgunakan. Itulah kenapa Anda perlu menghancurkannya terlebih dulu sebelum produk makanan dibuang.

Cara tepat mengolah limbah makanan kedaluwarsa

Ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk membuang sampah makanan kedaluwarsa. Cara yang paling umum dilakukan oleh sebagian besar perusahaan adalah dengan membakarnya atau membuangnya ke tempat pembuangan akhir atau TPA. Namun, cara-cara seperti ini sebenarnya tidak tepat.

Hal yang penting untuk diperhatikan perusahaan adalah memastikan bahwa makanan kedaluwarsa beserta kemasannya dihancurkan sehingga tidak lagi berupa makanan utuh atau produk utuh yang dapat dijual kembali. Namun, apabila makanan beserta kemasannya dihancurkan secara bersama, maka limbah organik dari sisa makanan akan tercampur dengan limbah plastik dan/atau kertas dari kemasannya. Limbah yang tercampur ini menjadi residu dan tidak dapat lagi didaur ulang, dan akhirnya harus dibuang ke TPA.

Limbah organik yang dibuang ke TPA justru berpotensi akan menghasilkan emisi gas metana.  Gas metana akan merusak lapisan ozon bumi karena gas metana termasuk gas-gas rumah kaca yang dapat mengakibatkan perubahan iklim.

Ada juga perusahaan yang membakar produk makanan kedaluwarsa. Hal ini tentunya menyebabkan polusi udara dan dapat membahayakan kesehatan karena dampak dari proses pembakaran tersebut menghasilkan CO2, N2O, NOx, NH3, serta karbon organik.

Alternatif lain adalah perusahaan bisa mengolah limbah organik secara ramah lingkungan. Dengan melakukan cara ini, timbulan  gas metana dari limbah organik yang tertimbun di TPA bisa dihindari.

Cara tersebut adalah dengan mengeluarkan makanan kedaluwarsa dari kemasannya, lalu menghancurkan kemasan dan isinya secara terpisah. Dengan demikian, limbah plastik dan kertas dari kemasan dapat didaur ulang, dan limbah organik dapat diolah sebagai kompos atau dimanfaatkan sebagai pakan. Dengan demikian, seluruh limbah kedaluwarsa perusahaan tersebut dapat dialihkah dari TPA.

Apabila Anda memiliki produk makanan kedaluwarsa, Anda bisa menyerahkan limbah tersebut ke tempat pengolahan limbah dan sampah yang aman dan tepercaya seperti ARAH. Melalui layanan Ecofren, ARAH memberikan solusi untuk penghancuran kemasan dan produk makanan kedaluwarsa, termasuk proses unpackaging dan shredding yang termonitor.

Limbah diangkut dengan menggunakan armada truk ber-GPS, sedangkan proses unpackaging dan shredding dilakukan di area yang dipasang CCTV. Limbah anorganik dari kemasan akan dihancurkan agar tidak disalahgunakan dan dikelola untuk didaur ulang. Limbah organik isi produk makanan akan diolah secara ramah lingkungan. Layanan Ecofren akan memberikan laporan pengangkutan dan dokumentasi penghancuran limbah.  Bagi yang ingin membuang stok produk makanan kedaluwarsa, Anda bisa langsung menghubungi ARAH.

Jika tertarik menggunakan layanan Ecofren, Anda bisa langsung menghubungi via WhatsApp ARAH di nomor 081311116800 atau kunjungi website ARAH untuk mengetahui berbagai layanan lain yang ditawarkan.

PT ARAH ENVIRONMENTAL INDONESIA (ARAH) telah hadir di Kota Daeng, Makassar, Sulawesi Selatan untuk melayani kebutuhan masyarakat dalam pengelolaan limbah B3 atau limbah bahan berbahaya dan beracun. Kehadiran ARAH di Makassar menjadi wujud komitmen Kami  untuk terus memperluas layanan dan memberikan solusi kepada seluruh stakeholder terkait pengelolaan limbah B3 yang terintegrasi, aman, dan nyaman sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

ARAH melihat bahwa kebutuhan pengolahan limbah di Sulawesi Selatan, khususnya di Makassar, Maros, Pangkep, Barru, Pare-Pare, Takalar, Gowa, dan sekitarnya akan terus meningkat. Di Makassar sendiri, setidaknya ada 60 rumah sakit dan 46 puskesmas yang tersebar di seluruh kota. Kehadiran ARAH mampu menjadi sebuah alternatif solusi bagi masyarakat Sulawesi Selatan, baik masyarakat umum ataupun penghasil limbah seperti fasilitas pelayanan kesehatan.

PT ARAH ENVIRONMENTAL INDONESIA cabang Sulawesi Selatan telah memiliki izin sebagai transporter pengelolaan limbah B3 dan akan terus mengembangkan cakupan kegiatannya. Hal ini tentu akan menjadi solusi yang konkret dan komprehensif terhadap masalah pengolahan limbah B3 fasilitas kesehatan, gedung perkantoran, ataupun mall.

SDM Berkompetensi, Fasilitas Mumpuni, Keamanan Terjamin, serta Perizinan yang Lengkap

Beroperasi selama lebih dari sepuluh tahun, pengalaman ARAH dalam mengelola limbah tidak perlu diragukan lagi. Seluruh pengangkutan limbah B3 akan dilaksanakan oleh pengemudi khusus yang berkompetensi. Menggunakan armada yang telah memiliki izin, limbah B3 akan dibawa ke tempat pengolah lanjut berizin yang sudah bekerja sama dengan ARAH.

Tidak bisa dipungkiri bahwa selama masa pandemi COVID-19 ini, sangat banyak limbah medis yang menumpuk. ARAH berkomitmen tinggi dalam melakukan pengolahan limbah B3 dan pemusnahan limbah medis dari COVID-19.

Aktivitas ini dilakukan dengan standar operasional prosedur keselamatan dan kesehatan kerja (SOP K3) yang ketat, mulai dari pengemasan hingga pengolahan. Hal ini tentunya bertujuan untuk mewujudkan keamanan dan kenyamanan pelanggan. Penanganan limbah B3 yang aman akan menghilangkan  kegelisahan penghasil limbah B3 di wilayah Makassar dan sekitarnya terkait pengelolaan limbah B3 mereka .

Kelola Limbah B3 dengan Teknologi Canggih

Dalam pengelolaan limbah, ARAH menggunakan teknologi dan sistem komputerisasi yang terintegrasi dalam kegiatan operasional, yakni Enterprise Resource Planning atau ERP. Sistem ini mampu menyajikan data yang akurat serta penjadwalan menggunakan Smart Scheduling and Routing System untuk meningkatkan ketepatan waktu, efisiensi, dan produktivitas sistim logistiknya. Selain itu, setiap armada pengangkutan ARAH juga dilengkapi dengan GPS Tracking System untuk memantau pergerakan armada.

Untuk lebih memudahkan pelanggan, ARAH menerapkan sistem kontrak elektronik sehingga pelanggan bisa menandatangani kontrak secara digital dengan e-signature yang bisa dilakukan melalui komputer atau smartphone. Selain itu, ARAH juga menggunakan tagihan elektronik agar pelanggan bisa melakukan pembayaran menggunakan rekening virtual yang dapat diakses melalui bank atau dompet digital.

Dokumentasi Aman dan Paperless

ARAH memaksimalkan sistem Manifest Elektronik atau Festronik yang telah diwajibkan oleh pemerintah. Festronik adalah sebuah sistem pemantauan terhadap kegiatan pengelolaan limbah B3 yang memuat pernyataan serah terima dan informasi mengenai limbah B3 yang dapat dilakukan secara digital. Sistem ini bertujuan untuk mencegah pencemaran lingkungan akibat pengelolaan limbah B3 yang tidak sesuai aturan.

Tidak hanya untuk memenuhi kewajiban Permen LHK Nomor 6 Tahun 2021 Tentang Tata Cara Dan Persyaratan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun , khususnya BAB VI yang mengatur Tentang Pengangkutan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun yang secara spesifik mengatur penerapan sistem Festronik juga menjadi solusi digital atas sistem pencatatan yang lebih efektif dan aman.

Mudahkan Pelanggan dengan Layanan Call Center yang Fast Respon

PT ARAH ENVIRONMENTAL INDONESIA memberikan layanan Call Center bagi para pelanggan yang ingin menyampaikan pesan atau pertanyaan terkait dengan layanan ARAH. Anda dapat menghubungi (021) 5088-0198 dan WhatsApp di nomor 0813-1111-6800 atau lokal kontak di nomor (0411) 4837213. Selain itu, Anda juga bisa melakukan live chat di website ARAH.

Kehadiran ARAH di Sulawesi Selatan, lengkap dengan infrastruktur dan sistem yang sudah digital, akan menjadi bantuan besar bagi daerah-daerah di Sulawesi Selatan dalam pengolahan limbah. Ditambah lagi dengan SDM yang kompeten, armada yang sudah memiliki izin, sistem aplikasi smart scheduling and routing, Festronik, serta fasilitas pengumpulan dan pengelolaan yang berizin, ARAH menjadi sebuah solusi bagi mereka yang membutuhkan layanan pengolahan limbah. Mari kita menjaga dan bangun lingkungan yang sehat bagi generasi mendatang.

Aerosol adalah partikel kecil padat dan/atau cair yang tersuspensi dalam gas. Ukuran partikel dalam aerosol berkisar dari sekitar 0,001 sampai 100 mikron. Biasanya, cairan bertekanan tersebut disimpan dalam kaleng yang dilengkapi dengan katup/nozzle  untuk membantu mengubah cairan menjadi gas. Caranya adalah dengan memanfaatkan propellant yang berfungsi memberikan tekanan yang dibutuhkan untuk mengeluarkan produk dari kaleng, dan dalam kombinasi dengan komponen lain mengubah produk ke bentuk fisik yang diinginkan.

Propellant pada kaleng aerosol ada bermacam-macam jenisnya. Diperkirakan bahwa penghentian penggunaan CFC (Chlorofluorocarbons) sekarang mencapai 90%, menyiratkan bahwa 10% tersebut masih menyebabkan kerusakan lingkungan. Pengganti CFC yang paling umum digunakan yaitu n-butana, propana, dan isobutana yang merupakan campuran hidrokarbon yang mudah menguap. Senyawa inilah yang kemudian membuat kaleng aerosol perlu penanganan khusus dalam pengolahannya. Seperti apa cara tepat membuang kaleng aerosol? Simak penjelasannya berikut ini.

Kaleng aerosol termasuk limbah B3

Limbah B3 merupakan jenis limbah yang membahayakan lingkungan dan kelangsungan makhluk hidup karena kandungan senyawa di dalamnya bisa menjadi zat pencemar.

Beberapa contoh produk aerosol yang mengandung B3 yaitu produk obat serangga, produk cat, produk pengharum ruangan, produk desinfektan dan produk anti kerak.

Kaleng aerosol yang sudah tidak terpakai termasuk dalam kategori limbah B3 ini. Aerosol bebas CFC pun masih mengandung senyawa organik yang mudah menguap. Nah, senyawa ini ternyata berbahaya bagi lingkungan karena bisa merusak ozon. Padahal, penipisan ozon bisa meningkatkan level radiasi sinar UV yang berbahaya bagi kesehatan. Disisi lain, propelan yang digunakan dalam kaleng aerosol bersifat mudah terbakar dan dapat menyebabkan ledakan.

Bisa berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan

Untuk itulah, pengelolaan kaleng aerosol bekas tidak boleh dilakukan sembarangan. Jika asal dibuang ke tempat sampah, sisa-sisa senyawa di dalam kaleng bisa mencemari lingkungan. Selain membuat lapisan ozon menipis, beberapa produk aerosol juga dapat mempengaruhi kesehatan, misalnya desinfektan antibakteri yang mengandung quaternary ammonium compounds. Menurut The Environmental Protection Agency bahan tersebut dapat mengiritasi paru-paru, kulit dan mata.

Cara tepat membuang kaleng aerosol

Agar hal tersebut tidak terjadi, maka kaleng aerosol bekas harus dibuang dengan benar. Ya, Anda tidak bisa sembarangan membuang kaleng yang mengandung CFC maupun propelan lainnya. Cara tepat membuang kaleng aerosol adalah sebagai berikut.

  1. Pastikan dulu kaleng sudah kosong

Sebelum membuang, pastikan kaleng aerosol sudah benar-benar kosong. Coba tekan bagian nozzle, jika tidak ada produk yang keluar dan tutupnya pun tidak tersumbat, artinya kaleng memang sudah kosong. Anda juga bisa mengocok kaleng untuk memastikan. Kaleng yang masih berisi produk biasanya akan terasa lebih berat dan tidak mengeluarkan suara berisik.

Saat membuang kaleng, Anda tidak perlu mengubah bentuknya. Pastikan bentuk kaleng tetap utuh apa adanya. Mengapa demikian? Kaleng aerosol merupakan kaleng bertekanan, sehingga mengubah bentuk kaleng akan membuat tekanan tersebut terganggu dan menimbulkan ledakan.

Selain tidak mengubah kaleng, hindari meletakkan kaleng di dekat sumber panas seperti kompor atau sinar matahari langsung. Panas akan meningkatkan tekanan di dalam kaleng sehingga dapat memicu ledakan.

Langkah selanjutnya adalah memeriksa isi kaleng. Beberapa kaleng aerosol sekarang memang tidak menggunakan CFC, namun tidak ada salahnya juga untuk berhati-hati. Cek daftar kandungan produk pada kemasan kaleng untuk memastikan tidak ada unsur zat berbahaya di dalamnya. Coba perhatikan kemasan kaleng, biasanya tercantum petunjuk pengolahan atau cara membuang yang benar. Anda bisa mengikuti petunjuk tersebut.

  1. Serahkan kepada pengelola limbah B3

Jika Anda merasa ragu atau belum tahu cara yang tepat untuk mengolah limbah B3 seperti kaleng aerosol, tidak ada salahnya untuk meminta bantuan profesional seperti ARAH. Melalui ARAH, Anda bisa mengelola limbah B3, termasuk kaleng aerosol dengan aman tanpa mencemari lingkungan.

ARAH menyediakan layanan Ecoprime yang menawarkan beragam solusi penanganan limbah komersial mulai dari pengemasan, pengangkutan, sampai dengan pengolahan di sarana pengolah berizin dari KLHK.

Dari sini, dapat disimpulkan bahwa kaleng aerosol tidak boleh dibuang sembarangan. Jika Anda masih merasa ragu untuk mengolah sampah kaleng secara mandiri, jangan ragu untuk menghubungi ARAH. Pengelolaan limbah komersial melalui ARAH dilakukan secara profesional sehingga mengurangi risiko kontaminasi dan tentunya melindungi keselamatan Anda. Klik di sini untuk terhubung langsung dengan tim ARAH!

Tanpa disadari, banyak barang elektronik di rumah kita yang menggunakan baterai, mulai dari remote televisi, jam dinding, ponsel, jam tangan, laptop, dan lain sebagainya. Baterai merupakan salah satu barang elektronik yang dapat habis dipakai dengan durasi penggunaan tidak terlalu panjang. Selain itu, baterai juga dijual di mana-mana. Tak heran jika limbah baterai bekas sangat mudah untuk ditemukan.

Kebanyakan masyarakat hanya membuang baterai bekas pakai di tempat sampah atau malah membuangnya sembarangan. Bahkan sejumlah orang mungkin hanya menumpuknya secara asal-asalan di dalam laci. Padahal, tahukah Anda bahwa baterai bekas merupakan salah satu limbah bahan berbahaya dan beracun (B3)?

Baterai bekas termasuk sampah B3

Baterai terbagi ke dalam dua jenis utama, yaitu baterai primer sekali pakai dan baterai sekunder yang bisa diisi ulang. Dalam kedua jenis baterai ini terkandung logam berat yang dapat berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan. Penggunaan merkuri dalam produksi baterai memang telah berkurang, namun produksi baterai masih bergantung pada bahan-bahan berbahaya lainnya.

Baterai primer mengandung unsur Zinc-carbon, campuran  MnO2 (Mangan Dioksida), serbuk karbon, dan  NH4Cl(Ammonium Klorida). Sedangkan dalam baterai sekunder terkandung  kadmium, nikel, lithium ion dan alkaline (potassium hidroksida). Bahan-bahan tersebutlah yang membuat baterai bekas termasuk dalam kategori limbah bahan berbahaya dan beracun atau limbah B3.

Jangan membuang baterai bekas sembarangan

Sesuai dengan penjelasan pada poin sebelumnya, kandungan berbahaya yang ada dalam baterai bekas membuatnya tidak boleh dibuang sembarangan. Sayangnya, masih banyak masyarakat yang menganggap baterai bekas bisa dibuang bersamaan dengan sampah lainnya. Padahal hal ini dapat berakibat buruk bagi lingkungan dan kesehatan kita.

  1. Dampak terhadap lingkungan

Dilansir dari Bbc.com, sebuah eksperimen dilakukan seseorang bernama RJ untuk membuktikan bahaya baterai bekas. RJ menanam baterai di dalam tumbuhan dan membandingkannya dengan tumbuhan yang tidak ditanami baterai. Satu minggu kemudian, hasilnya terlihat jelas. Tumbuhan yang tidak ditanami baterai masih terlihat hijau dan segar, sedangkan tumbuhan yang ditanami baterai menjadi lebih layu.

Melalui eksperimen tersebut, dapat dilihat bahwa kandungan di dalam baterai bekas menyerap ke dalam tanah dan merusak tumbuhan yang ada di sekitarnya. Oleh sebab itu, mulai sekarang Anda perlu memperhatikan pembuangan salah satu limbah B3 ini.

  1. Dampak terhadap kesehatan

Salah satu kandungan logam di dalam baterai yang mencemari lingkungan dan berbahaya bagi Kesehatan adalah kadmium, merkuri, dan lithium. . Ketika baterai berada di dalam tanah, konsentrasi kadmium dan merkuri dapat meningkat dan bisa diserap oleh tanaman. Pada akhirnya, kandungan tersebut dapat memasuki rantai makanan.

Keracunan logam kadmium dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, kerusakan ginjal, kehilangan sel darah merah, gangguan lambung, hingga kerapuhan tulang. Kadmium juga dianggap berbahaya karena elemen kadmium merupakan senyawa karsinogenik. Sedangkan merkuri dapat berefek pada kesehatan manusia, terutama berkaitan dengan sistem syaraf yang sangat sensitif.

Di sisi lain, baterai sekunder seperti yang sering digunakan pada ponsel atau gadget lainnya mengandung unsur kimia lithium yang mudah bereaksi terhadap oksigen, air, atau guncangan. Ada pula unsur timah dan asam sulfat yang berbahaya bagi tubuh manusia. Jika terhirup akan menyebabkan gangguan pernapasan, gangguan otak, bahkan impotensi. Pada perempuan, bisa menyebabkan gangguan kehamilan dan janin.

Cara tepat membuang sampah baterai bekas

Setelah mengetahui bahaya membuang limbah baterai bekas sembarangan, sekarang saatnya Anda membuang baterai bekas dengan benar. Anda bisa mengumpulkannya ke dalam satu wadah khusus dan terpisah dari sampah lain.

Jika Anda tinggal di ibu kota Jakarta, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memiliki program penjemputan limbah elektronik atau e-Waste yang mengandung bahan berbahaya dan beracun. Anda hanya perlu melakukan registrasi pada situs lingkunganhidup.jakarta.go.id. Pada situs tersebut, Anda akan diarahkan untuk mengisi formulir digital dan melengkapinya dengan data nama, wilayah, email, nomor telepon, perkiraan jumlah e-Waste, dan juga jenis e-Waste. Sampah yang sudah diambil kemudian akan diproses ke pihak ketiga.

Apabila usaha Anda menghasilkan limbah elektronik, Anda dapat menghubungi Arah melalui nomor 081311116800 untuk kerjasama pengelolaan limbah B3 yang baik dan sesuai peraturan yang berlaku.  Dengan perizinan yang lengkap, ARAH dapat dipercaya untuk  mengelola  limbah B3 secara aman.

Apa itu 5R? Ada banyak sekali faktor yang memengaruhi produktivitas kerja, salah satunya adalah faktor lingkungan tempat kerja. Tempat kerja yang nyaman tentu akan membuat Anda lebih mudah fokus bekerja. Saat Anda fokus, maka kerja pun jadi lebih produktif. Nah, 5R sendiri merupakan cara untuk mencapai situasi tempat kerja yang lebih baik. Untuk menjawab pertanyaan seputar apa itu 5R dan langkah penerapannya, simak ulasan berikut ini.

Apa itu 5R?

Apa itu 5R? 5R sendiri merupakan singkatan dari Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin. Metode 5R berarti suatu cara untuk mengelola tempat kerja agar menjadi lebih baik. Target penerapan 5R bukanlah suatu kondisi yang tidak bertahan lama (sementara), tapi harus berkelanjutan.

Selama ini, banyak yang menganggap bahwa penerapan 5R hanya diperuntukkan bagi industri manufaktur. Padahal, 5R pun bisa diterapkan pada industri lainnya. Sebab, tujuan penerapan 5R pada dasarnya adalah untuk mencapai efisiensi kerja sekaligus meningkatkan kualitas lingkungan tempat kerja.

Manfaat menerapkan 5R di tempat kerja

Setelah mengetahui apa itu 5R, penting juga untuk memahami manfaat yang bisa didapat dari penerapan 5R di tempat kerja. Berikut adalah beberapa manfaat dari penerapan 5R:

  • Pengaturan tempat kerja yang lebih baik secara berkelanjutan dapat membantu meningkatkan produktivitas kerja.
  • Tempat kerja yang selalu bersih dan rapi akan terasa lebih nyaman sehingga para karyawan bisa lebih fokus bekerja.
  • Meminimalisir risiko terjadinya kecelakaan kerja karena kualitas lingkungan tempat kerja selalu terjaga.
  • Membantu perusahaan melakukan efisiensi karena tidak perlu lagi mengeluarkan biaya perbaikan atas kerusakan barang di tempat kerja.

Langkah-langkah penerapan 5R

Setelah menjawab pertanyaan seputar apa itu 5R dan juga manfaat penerapannya, sekarang mari membahas soal langkah-langkah penerapan 5R. Seperti namanya, ada lima langkah yang harus diikuti untuk menerapkan 5R. Kelima langkah tersebut adalah:

Ringkas di sini berarti mampu membedakan barang atau alat yang masih diperlukan dan sudah tidak diperlukan lagi. Sederhananya, ringkas adalah mengelompokkan benda menjadi terpakai dan tidak terpakai. Berikut beberapa contoh penerapan ringkas:

  • Memilah peralatan kerja yang masih diperlukan dan sudah tidak diperlukan lagi.
  • Memisahkan alat produksi yang sudah rusak dari alat yang masih berfungsi dengan baik.
  • Membedakan barang yang harus disimpan dan harus dibuang.
  • Memilah barang yang sering dipakai dan jarang dipakai.

Langkah penerapan 5R berikutnya adalah rapi. Rapi berarti tempat kerja memiliki tata letak baik sehingga Anda tidak kesulitan untuk menemukan peralatan kerja yang diperlukan. Penerapan rapi bisa dilakukan dengan cara:

  • Meletakkan peralatan kerja sesuai dengan workflow yang berlaku di tempat kerja.
  • Menata peralatan kerja berdasarkan tingkat intensitas pemakaian, fungsi, batas waktu, hingga keseragamannya.
  • Mengatur tata letak barang dengan pengendalian visual agar lebih mudah ditemukan dan selalu tersimpan di tempat yang benar.

Resik berarti bersih. Prinsip penerapan langkah resik adalah pembersihan tempat kerja dari sampah kotoran dan benda-benda asing yang mengganggu pekerjaan. Contoh penerapan resik adalah sebagai berikut:

  • Membersihkan tempat kerja dari kotoran, debu, dan benda asing yang mengganggu.
  • Meminimalisir aktivitas yang bisa menimbulkan kotoran dan sampah.
  • Melakukan perbaikan pada fasilitas yang sudah usang.
  • Menyediakan sarana dan prasarana kebersihan di setiap sudut tempat kerja.

Langkah penerapan 5R selanjutnya adalah rawat. Rawat berarti mampu memelihara peralatan kerja dengan rapi dan bersih sehingga bentuk alat bisa tetap sesuai prosedur kerjanya. Rawat sendiri merupakan pemantapan 5R. Artinya, langkah penerapannya adalah dengan mempertahankan ketiga kondisi di atas (ringkas, rapi, dan resik) dari waktu ke waktu.

Langkah penerapan 5R yang terakhir adalah rajin. Rajin berarti melakukan prosedur yang tepat dan benar sebagai kebiasaan. Prinsip penerapan rajin adalah pembentukan kebiasaan baik. Penerapan rajin sendiri adalah dengan menjalankan empat langkah sebelumnya (ringkas, rapi, resik, dan rawat) secara disiplin.

Itu dia pembahasan seputar apa itu 5R, manfaat, serta langkah-langkah penerapannya. Sudahkah tempat kerja Anda menerapkan prinsip 5R ini? Anda bisa mulai dengan memastikan tempat kerja bebas dari limbah B3. Jika tempat kerja berada di lingkungan perumahan, silakan hubungi Dinas Lingkungan Hidup (DLH) setempat untuk membuang limbah.

Bagaimana jika tempat kerja berada di tempat komersial? ARAH siap membantu Anda dengan memberikan solusi penanganan limbah B3 mulai dari pengemasan, pengangkutan, hingga pengolahan di sarana pengelola yang telah mendapat izin dari KLHK. Klik di sini untuk terhubung langsung dengan tim ARAH dan ciptakan lingkungan kerja yang menerapkan nilai 5R!

Menciptakan lingkungan sehat dan bersih sangat penting untuk kelangsungan hidup. Jika tidak ada upaya konkret untuk menjaganya, lingkungan akan semakin tercemar dengan kontaminan dan racun yang berdampak berbahaya bagi kesehatan. Bertepatan dengan Hari Kesehatan Nasional yang jatuh pada 12 November, semua orang perlu ikut serta dalam menciptakan lingkungan sehat dan bebas dari limbah B3. 

Apa itu limbah B3?

Limbah B3 merupakan jenis limbah yang mengandung bahan beracun dan berbahaya (B3). Karena sifat kandungannya tersebut, limbah B3 pun tidak bisa dibuang sembarangan. Diperlukan pengelolaan secara tepat dan aman agar limbah B3 tidak merusak lingkungan dan mengganggu kelangsungan makhluk hidup.

Penggolongan limbah B3 didasarkan pada kandungan bahan berbahaya atau beracun yang ada dalam suatu barang. Adapun karakteristik bahan-bahan yang termasuk limbah B3 adalah mudah meledak, mudah menyala, reaktif, infeksius, korosif, dan beracun. 

Contoh limbah B3 yang kerap dihasilkan industri

Menciptakan lingkungan sehat pada Hari Kesehatan Nasional bisa dimulai dengan mengedukasi diri tentang contoh limbah B3. Salah satu sumber utama limbah B3 berasal dari industri, yang biasanya menimbulkan limbah dalam volume besar. Berikut beberapa contoh limbah B3 yang kerap dihasilkan oleh industri:

Merkuri adalah unsur logam beracun yang berwarna putih keperakan. Polutan toksik dan beracun ini saat dilepaskan ke lingkungan akan terakumulasi dalam sedimen yang diletakkan di air terletak di perairan. Merkuri terdapat di alam dalam bentuk logam, garam organik dan anorganik.

Dalam bentuk garam anorganik merkuri dapat menyebabkan kerusakan hati. Komponen merkuri yang paling berbahaya adalah metil merkuri (merkuri organik) yang dapat menyebabkan kematian kelainan saraf yang tidak dapat diperbaiki dan kelainan genetika.

Kontaminasi merkuri terhadap organisme akuatik berasal dari masuknya buangan industri ke dalam badan perairan sehingga mempengaruhi sistem rantai makanan. 

Tembaga masuk ke dalam suatu tatanan lingkungan sebagai akibat dari aktivitas manusia, seperti buangan industri (contohnya industri galangan kapal) yang memakai tembaga dalam proses produksinya. Meskipun tembaga merupakan logam berat yang beracun, unsur ini sangat diperlukan oleh tubuh meski dalam jumlah yang sedikit. Toksisitas yang dimiliki oleh tembaga baru akan bekerja dan memperlihatkan pengaruhnya bila logam ini telah masuk ke tubuh organisme dalam jumlah besar atau melebihi nilai toleransi organisme terkait

Timbal atau timah hitam merupakan logam beracun alami yang ditemukan di kerak bumi. Penggunaannya secara luas telah mengakibatkan kontaminasi lingkungan yang sangat besar, sehingga menyebabkan masalah pada lingkungan dan kesehatan manusia. 

Sumber pencemaran timbal di lingkungan dapat berasal dari bahan bakar, asap kendaraan, cat, pipa air yang menggunakan timbal, pembuangan sampah, campuran keramik, kaleng makanan, udara, debu, tanah, dan berbagai industri seperti industri perak, baterai dan lain-lain.

Selain dihasilkan dari kegiatan industri, jenis limbah ini juga bisa berasal dari kegiatan rumah tangga. Untuk menciptakan lingkungan sehat, ketahui contoh limbah B3 dari kegiatan rumah domestik berikut ini agar Anda bisa mengelolanya dengan tepat.

  • Kemasan bekas insektisida
  • Kemasan bekas pengharum ruangan
  • Barang-barang elektronik bekas
  • Bohlam bekas
  • Baterai bekas

Bahaya limbah B3 terhadap lingkungan dan kesehatan

Mengapa pengelolaan limbah B3 secara tepat sangat berpengaruh dalam menciptakan lingkungan sehat? Pasalnya, limbah B3 yang dibuang sembarangan dapat mengancam lingkungan dan kesehatan. Beberapa bahaya tersebut mencakup:

  • Jika dibuang di lahan, limbah B3 akan diserap oleh tanah dan mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
  • Pada umumnya, limbah dari industri kimia mengandung sejumlah unsur logam berat yang punya memiliki sifat kumulatif dan toxic sehingga berdampak negatif bagi kesehatan manusia.
  • Mencemari air, misalnya air sungai yang terkontaminasi limbah B3 sehingga menyebabkan kematian biota air, kerusakan rantai makanan, dan kerusakan ekosistem perairan.

Cara tepat menangani limbah B3

Walau begitu, Anda tak perlu khawatir karena ada upaya yang bisa dilakukan untuk menangani limbah B3 secara tepat dan aman. Dengan begitu, Anda pun bisa menciptakan lingkungan sehat yang bebas dari limbah B3. Berikut beberapa cara menangani limbah B3, yaitu:

  • Metode kimia – Pertukaran ion, pengendapan, oksidasi, dan pengurangan adalah metode-metode yang masuk ke kategori metode kimia yang bertujuan untuk merubah bentuk limbah menjadi gas tidak beracun atau merubah sifat limbah menjadi netral atau tidak berbahaya.
  • Metode termal – Metode termal adalah metode yang paling banyak digunakan untuk mengatasi limbah berbahaya ini, dimana penggunaan mesin insenerator digunakan. Di mesin insenarator, limbah di bakar hingga menjadi karbon dioksida, uap air, dan butiran debu.
  • Metode biologis – Menurut Zhang et al, 2017, metode biologis ini menggunakan sistem biologis natural atau buatan, Bersama dengan organisme hidup untuk menangani limbah B3.
  • Metode fisik – Metode fisik ini meliputi pemisahan komponen atau wujud limbah, tanpa merubah bentuk fisik dari limbah tersebut. Metode fisik ini biasa digunakan untuk memisahkan material dari limbah, yang nanti dikelompokan untuk digunakan kembali dan di netralkan dari racun. Filtrasi, sedimentasi, dan evaporasi merupakan teknik yang digunakan dalam metode fisik ini.

Di samping metode penanganan limbah B3 di atas, Anda bisa mengambil langkah mandiri dengan cara memilah, mengumpulkan, menyimpan di TPS Limbah B3, atau menyerahkan limbah B3 ke penyedia fasilitas pengelolaan limbah seperti ARAH. Dengan perizinan yang sudah lengkap, ARAH dapat dipercaya untuk mengelola limbah B3 secara aman sesuai peraturan perundang-undangan.

Hubungi ARAH via Whatsapp melalui nomor +6281311116800 atau kunjungi arahenvironmental.com untuk mengirimkan limbah B3. Mari jadikan momen Hari Kesehatan Nasional untuk menciptakan lingkungan sehat yang bebas dari limbah B3!

Setiap obat-obatan pasti dilengkapi dengan informasi batas waktu aman untuk dikonsumsi. Namun, terkadang kita menyimpan obat untuk persediaan dan ketika sakit, kita tidak sadar bahwa obat tersebut terlalu lama disimpan dan sudah melewati masa konsumsi atau kadaluarsa. Jika sudah terlanjur konsumsi obat produk kadaluarsa, apakah akan berbahaya bagi tubuh?

Apa maksudnya obat kadaluarsa?

Ada dua macam batas waktu pemakaian yang bisa Anda temui pada obat-obatan, yang paling umum adalah tanggal kadaluarsa atau expiration date. Tanggal ini menunjukkan bahwa obat aman untuk digunakan sebelum melewati tanggal kadaluarsa yang tertera pada kemasan obat.

Umumnya, pabrik pembuat obat memberikan waktu 2-3 tahun untuk mengonsumsi obat dengan aman walau sebenarnya masa obat bisa lebih lama daripada itu. Hal ini karena produsen obat hanya menguji masa pakai obat dalam rentang 2-3 tahun, sehingga mereka tidak menjamin kondisi obat di luar tanggal kadaluarsa.

Ada juga yang dinamakan beyond use date. Berbeda dari kadaluarsa atau expiration date, beyond use date adalah batas waktu penggunaan obat setelah diracik, disiapkan, atau kemasannya dibuka. Biasanya rentang waktunya lebih singkat jika dibandingkan dengan tanggal kadaluarsa. Pada umumnya, beyond use date ditemukan pada obat yang bisa mengalami perubahan bentuk seperti obat racikan.

Bagaimana cara cek kadaluarsa obat?

Ada beberapa cara untuk mengecek tanggal kadaluarsa produk obat Anda. Cara pertama adalah dengan melihat tanggal kadaluarsa pada kemasan. Contohnya, kemasan obat Anda terdapat tulisan ED September 2021, artinya obat ini layak dikonsumsi sampai 30 September 2021.

Anda juga bisa melihat perubahan fisik pada obat. Pada obat berbentuk tablet, umumnya obat sudah tidak layak konsumsi jika mengalami perubahan pada warna, bau, rasa, timbul noda bintik-bintik, hancur, atau lembek dan lengket. Sedangkan untuk obat cair, perubahan yang bisa Anda perhatikan adalah cairan mengeruh, mengental, mengendap, memisah, atau kemasan lembap dan berembun.

Apa akibatnya jika Anda mengonsumsi obat kadaluarsa?

Fungsi tanggal kadaluarsa memang untuk menentukan apakah produk tersebut masih aman dan berfungsi normal.

Walau tidak menutup kemungkinan produk obat yang melewati tanggal kadaluarsa masih aman untuk dikonsumsi, obat tersebut bisa saja menimbulkan efek samping bagi tubuh Anda. Mengonsumsi obat produk kadaluarsa bisa membahayakan tubuh Anda karena ada obat tertentu yang berisiko ditumbuhi bakteri. Untuk obat antibiotik, misalnya, kemungkinan akan gagal mengobati infeksi jika sudah kadaluarsa.

Selain itu, obat yang sudah melewati tanggal kadaluarsa bisa jadi kurang efektif lagi dalam menyembuhkan penyakit karena terjadi perubahan pada komposisi kimiawinya. Jika Anda menemukan produk obat yang sudah kadaluarsa, lebih baik jangan diminum lagi karena tidak ada yang bisa menjamin keamanannya.

Pentingnya membuang obat kadaluarsa dengan cara yang benar

Demi menghindari risiko kesehatan, sebaiknya obat produk kadaluarsa tak lagi dikonsumsi dan segera dibuang. Walau begitu, membuang obat kadaluarsa pun tidak boleh dilakukan sembarangan. Hindari membuang obat kadaluarsa ke dalam toilet yang larut dalam air. Hal ini bisa mencemari danau, sungai, dan berakhir pada sistem saluran air. Bukan hanya berdampak pada pencemaran lingkungan, tapi Jika air yang terkontaminasi obat kadaluarsa tersebut sampai digunakan untuk masak atau minum, tentu bisa berbahaya bagi kesehatan.

Selain itu, membuang obat kadaluarsa sembarangan juga dapat memicu terjadinya penyalahgunaan. Bukan tidak mungkin ada orang tidak bertanggung jawab yang menggunakan obat kadaluarsa tersebut untuk dijual kembali atau diracik untuk membuat obat ilegal. Tentunya produk hasil penyalahgunaan ini akan berbahaya jika sampai dikonsumsi.

Pembuangan obat produk kadaluarsa tak bisa lagi dianggap sepele mengingat dampak buruknya terhadap lingkungan. Beberapa waktu lalu, kandungan paracetamol ditemukan di Muara Angke dan Ancol, Teluk Jakarta.

Menurut hasil studi yang diterbitkan pada jurnal Science Direct pada Agustus 2021, tingkat konsentrasi paracetamol di Ancol mencapai 420 nanogram per liter (ng/L). Sementara di Muara Angke tingkat konsentrasinya lebih tinggi lagi, yaitu 610 ng/L. Jumlah tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan negara lain yang telah diteliti, contohnya di pantai Brazil yang kandungan paracetamolnya “hanya” mencapai 34,6 ng/L.

Akibat tercemarnya teluk oleh kandungan paracetamol, terjadi perubahan pada ekosistem air yang memengaruhi makhluk hidup di dalamnya. Baik dengan tingkat konsentrasi paracetamol tinggi maupun rendah, paparan jangka panjang terhadapnya dapat memicu gangguan fungsi reproduksi pada kerang di laut.

Bagaimana cara aman membuang obat kadaluarsa?

Berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 27 tahun 2020 tentang Pengelolaan Sampah Spesifik,  obat kadaluarsa yang bersumber dari rumah tangga merupakan sampah spesifik yang mengandung B3. Sampah produk obat kadaluarsa harus dipilah dan dikumpulkan, tidak boleh dibuang langsung atau dicampur dengan sampah biasa. Untuk pengelolaan sampah produk obat kadaluarsa tersebut Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta telah mengeluarkan panduan untuk membantu Anda membuang obat kadaluarsa secara tepat dan aman. Agar produk obat kadaluarsa tidak berakhir mencemari lingkungan, Anda perlu mengetahui cara aman untuk membuangnya. 

Adapun prosedur penanganan obat kadaluarsa yang bersumber dari rumah tangga dibagi menjadi 2 proses, yaitu proses pemilahan dan proses pengumpulan

Pertama, pilah obat kadaluarsa di rumah dan kemaslah secara rapi dalam wadah tertutup seperti kantong plastik atau amplop. Setelah itu, beri tanda atau tulisan “obat kadaluarsa” pada kantong atau amplop tersebut. Sedangkan untuk proses pengumpulan, nantinya akan dibantu oleh petugas kebersihan. Sebagai alternatif, Anda juga bisa memasukkannya pada tong sampah pilah berwarna merah yang telah disediakan pemerintah daerah di jalan, sekitar rumah, atau fasilitas umum.

Tempat sampah berwarna merah memang telah disiapkan khusus oleh pihak DLH untuk menampung sampah B3 rumah tangga, termasuk salah satunya obat produk kadaluarsa. Setelah terkumpul banyak, nantinya akan ada truk khusus untuk mengangkut sampah B3 rumah tangga tersebut ke TPS limbah B3 skala kecamatan.  Kemudian, sampah akan dikirim ke jasa pengelolaan limbah B3 untuk diolah atau dikelola lebih lanjut oleh pihak ketiga yang telah mengantongi izin dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA