Show
Mei 25, 2020 | Soal USBN Sejarah | |
Perhatikan pernyataan berikut ini : (1) Mencari sumber makanan yang tersedia (2) Goa sebagai tempat tinggal (3) Hidupnya masih berpindah-pindah (4) Sudah ditemukan bukti tertulis Yang menjadi ciri-ciri kehidupan manusia praaksara pada masa berburu dan maramu makanan tingkat awal (paleolithikum) adalah… . A. (1) dan (2) B. (1) dan (3) C. (1) dan (4) D. (2) dan (3) E. (3) dan (4) Pembahasan: Ciri – ciri kehidupan manusia praaksara pada masa berburu dan meramu makanan tingkat awal (Paleolithikum) antara lain:
Untuk materi lebih lengkap tentang ZAMAN PRA AKASARA DI INDONESIA silahkan kunjungi link youtube berikut ini. Kalau bermanfaat jangan lupa subscribe, like dan share.. Terimakasih Kunci jawaban: Yang menjadi ciri-ciri kehidupan manusia praaksara pada masa berburu dan maramu makanan tingkat awal (paleolithikum) adalah… .B. (1) dan (3) Mari berlomba lomba dalam kebaikan. Semoga isi dari blog ini membawa manfaat bagi para pengunjung blog. Terimakasih
Corak Kehidupan Manusia Purba Pada Masa Berburu dan Meramu - Masa berburu dan meramu disebut juga dengan masa mengumpulkan makanan (food gathering). Masa berburu dan meramu adalah masa ketika manusia purba untuk mendapatkan makanan dengan cara berburu dan mengumpulkan makanan yang tersedia dari alam. Manusia purba pada masa ini mempunyai ketergantungan yang besar terhadap apa yang disediakan oleh alam.
Pada umumnya manusia purba pada masa berburu dan meramu memburu binatang antara lain kerbau liar, rusa, gajah, banteng dan badak. Sedangkan manusia purba yang hidup di sekitar pantai mereka berburu ikan dan karang. Kegiatan berburu umumnya dilakukan oleh kaum laki-laki, tugas wanita adalah mengumpulkan makanan yang tersedia di alam sekitar seperti ubi, buah-buahan, daun-daunan dan kacang kedelai.
Masa berburu dan meramu terjadi pada zaman batu tua (Paleolithikum) dan berlangsung kurang lebih selama 600.000 tahun. Masa Berburu dan Meramu Tingkat Awal
Pada masa berburu dan meramu tingkat awal ini lingkungan sekitar manusia purba masih liar, banyak gunung api meletus dan keadaan bumi masih labil. Manusia purba yang hidup pada masa ini adalah Pithecanthropus dan Homo Wajakensis.
Peralatan yang digunakan umumnya merupakan alat-alat berburu. Alat-alat tersebut digunakan untuk memotong daging dan tulang binatang buruan, salah contoh alat itu adalah kapak perimbas. Kapak perimbas adalah sejenis kapak yang terbuat dari batu dan tidak mempunyai tangkai. Ciri-ciri kehidupan pada masa berburu dan meramu tingkat awal ini antara lain:
Kenapa manusia purba hidup secara berpindah-pindah (nomaden)? Ada dua hal yang mempengaruhinya yaitu:
Masa Berburu dan Meramu Tingkat Lanjut
Pada masa berburu dan meramu tingkat lanjut ini kehidupan manusia prasejah sedikit lebih maju daripada masa sebelumnya namun kehidupan mereka masih tergantung pada alam. Beberapa contoh alat yang digunakan pada masa ini antara lain kapak perimbas, alat serpih (flakes) dan alat dari tulang. Ciri-ciri kehidupan pada masa berburu dan meramu tingkat lanjut antara lain:
Sumber: dari berbagai sumber Incoming search terms:
Pada kehidupan manusia masa Praaksara berdasarkan cara mengumpulkan makanan, ditingkat awal dikenal kehidupan dengan corak berburu dan meramu yang terjadi pada masa Batu Tua (Paleolitikum), berlangsung sekitar 600.000 tahun. Adapun ciri-ciri kehidupan berburu dan mengumpulkan makanan pada masa ini antara lain: (1) Food Gathering, yakni kehidupan yang bergantung pada ketersediaan di alam, (2) hidup nomaden dalam arti berpindah dari satu tempat ke tempat lain sebagai konsekuensi ketersediaan makanan di suatu tempat, serta (3) penggunaan peralatan kehidupan yang masih sederhana, seperti batu yang masih kasar sebagai alat perburuan. Dengan memahami keterangan di atas, maka jawaban paling benar adalah opsi A. Masa berburu dan meramu tingkat lanjut ini diperkirakan berlangsung pada masa Messolithikum, yang ditandai dengan terjadinya perubahan tradisi yang semula mengumpulkan makan (food gathering) menuju menghasilkan sendiri bahan makanannya (food Producing), namun belum sepenuhnya mereka dapat memenuhi seluruh kebutuhan makanan mereka karena perkakas mereka yaitu Kapak Genggam Pebble hanya bisa digunakan untuk menggembur gemburkan tanah dengan bercocok tanam dengan cara berkebun. Masarakat pada masa berburu dan meramu tingkat lanjut sudah bercocoktanam sederhana dengan cara berkebun. Dari hasil kebun ini mereka dapat memenuhi sebagian kebutuhan makanannya, ditambah dengan mereka juga harus memenuhi sebagian lagi kebutuhan makanan mereka dari berburu dan meramu. Sehingga karena mereka sudah berkebun maka tentu mereka harus menunggui hasil kebunnya, hal ini mendorong mereka untuk menjalankan pola kehidupan menetap sementara (semi sedenter). Pola bermukim mereka mulai berubah dari nomaden menjadi semisedenter karena ketika masyarakat berburu dan meramu tingkat lanjut telah mampu mengumpulkan makanan dalam jumlah yang cukup banyak dari hasil berkebunnya, mereka mulai lebih lama mendiami suatu tempat. Namun karena mereka masih harus memenuhi sebagian kebutuhan makanan mereka dari berburu, maka jika bahan makan di alam sekitar mereka sudah habis, mereka akan berpindah tempat (nomaden), kemudian menetap lagi untuk beberapa waktu Kemudian pengetahuan mereka berkembang untuk menyimpan dan mengawetkan makanan. Daging binatang buruan diawetkan dengan cara dijemur setelah terlebih dahulu diberi ramuan. Mereka bertempat tinggal di gua-gua (abris sous roche). Mereka memilih gua yang letaknya cukup tinggi di lereng-lereng bukit untuk melindungi diri dari iklim dan binatang buas. Dengan demikian maka dapat dikatakan masa kehidupan berburu dan meramu tingkat lanjut di zaman Messolithikum ini sering disebut sebagai masa peralihan dalam kehidupan manusia praaksara yaitu peralihan dari food gathering menuju food producing.
|