Akusisi yahoo oleh facebook dan yahoo

Setiap orang ada masanya. Begitu pula dengan bisnis. Yahoo yang saat itu merupakan perusahaan teknologi terbesar membuat orang-orang tersadar bahwa sebesar apapun perusahaanmu hari ini, tak menjamin seperti apa nasib di masa depan. Apa saja kesempatan emas untuk bertahan berjaya yang dilewatkan oleh Yahoo?

Yahoo yang dahulu begitu terkenal dan pernah sangat jaya, saat itu bahkan dijual dengan harga yang cukup murah. Hanya sebesar USD 4,8 miliar.


Kisah Yahoo di tahun 1994

Perusahaan teknologi Yahoo dulunya didirikan oleh Jerry Yang, imigran asal Taiwan yang saat itu baru lulus dari Stanford. Bersama dengan rekannya, David Filo yang merupakan seorang programmer pendiam dari Lousiana. Kedua orang ini akhirnya membuat direktori website yang dinamai David's Guide to the World Wide Web.
karena saat itu direktori ini cukup disukai pengguna internet, akhirnya satu tahun setelahnya Sequoia Capital berinvestasi pada perusaahaan kecil ini dan membuatnya berganti nama jadi Yahoo.

Selanjutnya sistem perusahaan dirombak dengan menunjuk mantan eksekutif Motorola, Tim Kogle sebagai CEO Yahoo. Meski tidak menjadi CEO, namun Jerry Yang dan David Filo yang merupakan Founder yahoo masih banyak terlibat.

Di tahun-tahun ini Yahoo menjadi perusahaan yang cukup berjaya. Tidak ada tandingannya. Kemudian di tahun 1998, Yahoo menjadi website paling populer dan telah go public . saham Yahoo pun akhirnya berada di titik puncak senilai USD 118 pada Januari 2000.

Terkini

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan bidang telekomunikasi, Verizon mengumumkan akan menjual AOL dan Yahoo senilai US$5 miliar atau setara Rp 72,25 triliun (asumsi Rp 14.450/US$) ke Apollo Management.

Kedua perusahaan ini nantinya akan digabungkan dengan nama Yahoo. Apollo Management akan membayar Verizon senilai US$4,25 miliar. Sisanya berbentuk saham Yahoo sebesar 10%, seperti dikutip dari CNBC International, Selasa (4/5/2021).

Verizon mengakuisisi OAL pada 2015 silam senilai US$4,4 miliar dan dua tahun kemudian Yahoo diakuisisi US$4,5 miliar. Ini berarti nilai akuisisi ini lebih rendah daripada ketika Verizon mencaplok kedua perusahaan.

Aksi korporasi Verizon ini menguatkan dugaan bahwa perusahaan ingin menjual bisnis medianya dan fokus pada jaringan nirkabel dan bisnis penyedia internet lainnya. Tahun lalu Verizon menjual HuffPost ke BuzzFeed. Baru-baru ini perusahaan jual menjual atau menutup media lainnya seperti Tumblr dan Yahoo Answers.

Pilihan Redaksi

  • Ambisi Gojek! Semua Driver ojol Pakai Kendaraan Listrik 2030
  • Dapat Pesan Ini dari WhatsApp, Jangan Diklik atau Dirampok!
  • Twitter Rilis Fitur Mirip Clubhouse, Kamu Kebagian Tidak?

Sebelumnya, Verizon berniat mengubah aset miliknya seperti Yahoo dan AOL menjadi raksasa media online yang ingin mengalahkan dominasi Google dan Facebook dalam periklanan online.

Di bawah mantan CEO AOL Tim Armstrong, merek Yahoo dan AOL digabungkan menjadi divisi media online baru di dalam Verizon yang disebut Sumpah. Namun sebagian besar proyek ini besar gagal mendapatkan momentum, dan Tim Armstrong keluar dari perusahaan pada 2018.

Proyek ini kemudian berganti nama menjadi Verizon Media Group pada November 2018 dan dijalankan oleh Guru Gowrappan. Gowrappan akan terus memimpin Yahoo di bawah Apollo.

Penjualan Verizon Media ke Apollo menandai perubahan terbaru dalam perjalanan puluhan tahun untuk AOL dan Yahoo, dua kekuatan paling dominan di masa-masa awal internet konsumen.

Setelah keluar dari Time Warner, AOL berjuang keras di bawah Tim Armstrong, meskipun berani berinvestasi di media digital seperti HuffPost dan jaringan situs berita lokal bernama Patch.

Yahoo berjuang keras selama dekade terakhir. Setelah melewati beberapa CEO, Yahoo menunjuk Marissa Mayer dari Google untuk menjalankan perusahaan. Mayer membuat taruhan besar di Yahoo, termasuk memformat ulang Yahoo Finance dan membeli platform blog populer Tumblr dengan harga lebih dari US$ 1 miliar. Tapi Mayer gagal memenuhi ambisinya, valuasinya merosot dan akhirnya dijual ke Verizon.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya

Sah! Verizon Teken Kontrak 5G Pribadi Pertama di Eropa

(roy/miq)

(sumber: koinworks.com)

Yahoo muncul sekitar tahun 2000an dan bisa disebut sebagai pelopor atau ikon internet. Tapi, mengapa Yahoo saat ini justru kalah pamor dengan perusahaan internet lainnya? Kenapa Yahoo seolah menghilang?

Analisisnya sederhana, yaitu karena Yahoo tidak berinovasi sehingga kalah saing dengan pesaing hebat yang datang setelahnya. Sebut saja Google yang menawarkan aneka produk sama persis dengan yang ditawarkan Yahoo.

Cerita Kesuksesan Yahoo

(sumber: dictio.id)

Awal berdirinya, Yahoo sukses menjadi pioner dan mengantongi aset senilai 125 M pada tahun 2000. Nilai aset ini dikumpulkan Yahoo dalam waktu sangat singkat, mengingat perusahaan ini baru didirikan di awal 90-an.

Kesuksesan Yahoo di dunia digital ini tak lepas dari fitur iklan barisnya. Saking populernya, banyak perusahaan digital yang baru mulai berdiri, termasuk juga Google yang memasang iklan baris di Yahoo. Hasilnya, Yahoo semakin berada diawang-awang dan mengalami peningkatan nilai aset yang sangat pesat.

Tahun 2002, Yahoo sebenarnya sempat hampir berhasil mengakuisisi Google seharga 3 Milyar USD. Namun, saat itu akuisisi gagal karena kurangnya kegigihan dari CEO Yahoo, Samel.

Di tahun 2006, saat masih berjaya, Yahoo juga memiliki kesempatan membeli Facebook dengan harga 1 Milyar USD. Namun, tawaran ini gagal lantaran Samel menawar harga Facebook menjadi 850 juta USD yang langsung ditolak oleh Mark Zuckerberg.

Milestone Yahoo

Akusisi yahoo oleh facebook dan yahoo

(sumber: ahmadmuiz.com)

Yahoo dicetuskan oleh dua orang mahasiswa bernama Jerry Yang dan David Filo. Awalnya mereka mengalami kesulitan saat menggunakan internet karena merasa kurang terorganisir. Karena alasan inilah, mereka mencoba membangun sebuah situs yang saat itu masih belum mereka sebut sebagai Yahoo, melainkan “Jerry and Dave’s Guide to the World Wide Web” pada 1994.

Tahun 1995, situs tersebut mulai dikenal dan digunakan secara luas. Sejak saat itu pula, mulai banyak investor yang tertarik dengan Yahoo dan mulai menawarkan kerjasama.

Tahun 2008, Microsoft menawarkan membeli Yahoo dengan harga 44,6 M. Namun, tawaran ini langsung ditolak oleh Yahoo karena ingin mendapatkan harga yang lebih tinggi. Saat itu, Yahoo hanya mau menjalin kerjasama dengan Microsoft dengan nilai harga 47,5 M.

Gagal dengan Microsoft, Yahoo berharap menjalin kerjasama dengan Google. Namun, harapan ini pupus lantaran masalah perizinan dari Departemen Kehakiman Amerika Serikat.

Gagal mendapatkan dana segar dari Google. Yahoo berharap Microsoft mau bernegosiasi ulang. Namun nyatanya, CEO Microsoft, Steve Ballmer merasa perundingannya dengan Yahoo sudah cukup.

Gagal kerjasama dengan dua perusahaan besar rupanya membuat nilai saham Yahoo anjlok. Investor mulai merasa ragu dengan masa depan Yahoo.

Akhirnya, Yahoo memutuskan menjual asetnya pada Verizon di tahun 2017 dengan harga USD 4,48 miliar. Di tangan Verizon inilah, Yahoo akan digabungkan dengan AOL menjadi raksasa media online yang ingin mengalahkan dominasi Google dan Facebook dalam periklanan online. Namun, lagi-lagi ambisi ini gagal dan mengantarkan Yahoo di ujung kehancuran.

Akuisisi Perusahaan yang Salah Membuat Yahoo Semakin Terpuruk

(sumber: dictio.id)

Akuisisi memang diperlukan untuk membuat perusahaan berkembang, namun jika akuisisi yang dilakukan salah, maka yang ada hanya perjalanan menuruni bukit menuju kehancuran. Nampaknya, kesalahan akuisisi inilah yang dialami oleh Yahoo.

Apa saja kesalahan akuisisi yang dilakukan oleh Yahoo?

1. Broadcast.com

Tahun 1999, Yahoo membeli perusahaan radio berbasis internet berama Broadcast.com dalam bentuk saham seharga 5,7 M USD. Pembelian ini termasuk pembelian yang menghebohkan karena menggelontorkan dana terbesar oleh Yahoo.

Setelah diakuisisi Yahoo, Broadcast.com diganti namanya menjadi Yahoo Broadcast Solutions. Namun sayang, akuisisi ini tidak berjalan lama karena layanan Yahoo Broadcast akhirnya ditutup oleh Yahoo.

2. Geocities

Tahun 2009, Yahoo tidak hanya mengakuisisi Broadcast, tapi juga Geocities dengan harga tak murah. Tepatnya, Yahoo mengakuisisi penyedia host website gratis ini seharga 3,57 M USD. Di awal akuisisinya, Geocities memang sangat berjaya. Namun sayang, kurangnya inovasi membuat Geocities ketinggalan jaman hingga akhirnya ditinggalkan dan ditutup pada tahun 2009.

3. Flickr

Tahun 2005, Yahoo mengakuisisi Flickr dengan harga 40 juta USD. Saat itu, Flickr adalah media sosial berbasis website yang sedang booming.

Di tangan Yahoo, Flickr melesat. Jumlah penggunanya melesat dari 250 ribu menjadi dua juta dalam waktu singkat. Lalu lintas yang ada di Yahoo pun meningkat drastis hingga membuat YAhoo memutuskan melahirkan layanan serupa (Yahoo Photo).

Sialnya, Flickr mulai ditinggalkan di era smartphone. Flickr tidak bisa menghadirkan tampilan ramah smartphone dan bahkan seakan mengesampingkan fakta jika dunia internet akan beralih ke era smartphone dengan aneka aplikasi. Sementara itu, di tahun 2019 muncul Instagram yang bisa dengan mudah dijalankan di smartphone dan membuat Flickr semakin terpuruk.

Tumblr

Yahoo membeli Tumblr seharga 1,1 M USD dengan harapan menghasilkan keuntungan 100 juta USD setiap tahunnya. Namun, dua tahun dipegang Yahoo, Tumblr gagal memenuhi harapan hingga akhirnya sebagian sahamnya dijual.

Meski sebagian sahamnya dijual, Yahoo tak benar-benar menyerah dengan Tumblr. Yahoo berupaya menggabungkan tim promosinya dengan tim Tumblr, namun rencana ini ditolak dan membuat hubungan tim inti Yahoo dengan pegawai Tumblr kurang bagus.

Krisis Identitas dan Kurangnya Inovasi Menjadi Awal Kemunduran Yahoo

(sumber: contentcharacter.wordpress.com)

Ketenaran sebagai penyedia jasa iklan baris membuat Yahoo kehilangan identitas sebagai startup digital. Yahoo melupakan fitur Yahoo Messenger dan juga identitasnya sebagai mesin pencari.

Yahoo terlalu fokus pada penawaran jasa iklan baris. Bahkan, Larry Page dan Sergey Brin yang merupakan penemu Google ditolak oleh Yahoo ketika menawarkan algoritma mesin pencarinya.

Di lain sisi, Larry Page dan Sergey Brin mencoba menerapkan sendiri algoritmanya untuk mengembangkan Google. Google juga menerapkan algoritma yang mampu membaca perilaku penggunanya, sehingga iklan yang ditampilkan lebih sesuai dengan ketertarikan penggunanya.

Sementara itu, Yahoo masih jalan di tempat, Tidak ada inovasi layaknya yang dilakukan oleh Google. Bahkan, saat era smartphone dimulai dan Google menjalin kerjasama dengan Android dan IOS, Yahoo belum mengambil langkah inovasi. Oleh karena itu, perlahan tapi pasti, pelanggan Yahoo kehilangan kenyamanan dan kemudahan saat menggunakan Yahoo.

Pada akhirnya, Yahoo memang mengakuisisi perusahaan seperti Flickr dan Tumblr. Namun, semuanya mengalami kemunduran. Bahkan, Yahoo Messenger yang awalnya menjadi salah satu fitur unggulan juga kalah saing dengan WhatsApp dan Line.

Keamanan yang Sempat Jebol Membuat Yahoo Semakin Genting

(sumber: msn.com)

Keamanan menjadi salah satu faktor penting bagi industri digital, tak terkecuali Yahoo. Sayangnya, soal keamanan Yahoo sempat tersandung kasus yang cukup berat, yaitu bocornya 500 juta data penggunanya.

Bocornya data pribadi ini menjadikan pengguna Yahoo was-was dan merasa tak nyaman. Tingkat kepercayaan pengguna pun semakin turun, sehingga Yahoo juga semakin ditinggalkan.

Parahnya lagi, pengakuan Yahoo atas bocornya data 500 juta pengguna ini mencuat ketika proses negosiasi pembelian Yahoo oleh Verizon di tahun 2016. Hal ini tentu saja mempengaruhi nilai Yahoo di mata Verizon.

Sebagian Layanan Yahoo Ditutup

(sumber: kompas.com)

3 tahun setelah diberi Verizon, tepatnya pada Desember 2020, sebagian layanan Yahoo, tepatnya Yahoo Groups ditutup. Penutupan ini dilakukan karena Yahoo Groups mulai ditinggalkan penggunanya lantaran semakin banyak media sosial yang bisa menaungi kegiatan komunitas dan menawarkan fitur yang lebih segar. Padahal, sebelum adanya media sosial, Yahoo Groups menjadi platform favorit bagi komunitas untuk berkirim pesan dan membagikan foto.

Berkaca dari Kemunduran Yahoo

(sumber: suarasurabaya.net)

Dari kemunduran Yahoo, kita belajar akan pentingnya sebuah inovasi dan pentingnya memahami kebutuhan pengguna. Hal ini dikarenakan kesuksesan sesuatu yang ditawarkan bergantung pada penerimaan pengguna. Jika apa yang kita tawarkan tidak diterima atau bahkan tidak lagi relevan dengan kebutuhan, untuk apa terus dipasarkan/

Sebenarnya, dari kisah Yahoo kita bisa tahu jika perusahaan ini memiliki potensi menjadi perusahaan terbesar karena posisinya sebagai pionir. Namun, Yahoo terlalu terlena ketika berada di awang-awang dan tidak memperhatikan pesaingnya yang mulai memunculkan fitur yang lebih disukai pengguna.

Tidak ingin mengalami kegagalan yang sama dengan Yahoo? Yuk, belajar menciptakan inovasimu! Jangan sampai kamu gagal berkembang hanya karena tidak tahu cara memulai dan menerapkan sebuah inovasi.

Lalu, bagaimana sih cara mudah belajar tentang inovasi? Tenang saja, kamu bisa belajar semua tentang inovasi langsung dari pakarnya secara gratis disini.