Aktivitas yang dilakukan manusia yang dapat menyebabkan lestarinya hewan atau tumbuhan antara lain

Aktivitas yang dilakukan manusia yang dapat menyebabkan lestarinya hewan atau tumbuhan antara lain

Aktivitas yang dilakukan manusia yang dapat menyebabkan lestarinya hewan atau tumbuhan antara lain
Lihat Foto

CNN

Evolusi Ajnabia odysseus (dinosaurus berparuh bebek) bermula di Amerika Utara, sebelum menyebar ke Asia, Eropa, dan kemudian Afrika.

KOMPAS.com - Melestarikan hewan dan tumbuhan dari kepunahan merupakan tanggung jawab manusia.

Tahukah kamu apa saja hal yang dapat menyebabkan kepunahan pada hewan dan tumbuhan? Simak penyebab-penyebab kepunahan di bawah ini!

Serangan Asteroid

Jutaan tahun yang lalu sebelum manusia hidup, hewan besar seperti dinosaurus dan pohon purba yang sangat besar hidup di permukaan Bumi.

Dilansir dari NASA Jet Propulsion Laboratory, 65 juta tahun yang lalu Bumi dihantam oleh asteroid yang besar dan menyebabkan kepunahan massal di Bumi.

Sekitar 70 persen spesies yang hidup di Bumi punah dihantam asteroid, salah satunya adalah dinosaurus.

Hantaman asteroid mengeluarkan banyak debu yang menyebar ke atmosfer Bumi. Debu tersebut menutupi Bumi dari sinar Matahari dalam waktu yang lama, menyebabkan makhluk hidup yang tidak terkena hantaman mati dan punah.

Baca juga: Hewan Langka dan Terancam Punah di Indonesia

Aktivitas yang dilakukan manusia yang dapat menyebabkan lestarinya hewan atau tumbuhan antara lain

Aktivitas yang dilakukan manusia yang dapat menyebabkan lestarinya hewan atau tumbuhan antara lain
Lihat Foto

livescience

Beruang Kutub Kelaparan

Pemanasan global dapat menyebabkan perubahan iklim di Bumi. Satu belahan Bumi akan mudah banjir sedangkan belahan Bumi lainnya mengalami kekeringan.

Perubahan iklim akibat pemanasan global juga meningkatkan aktivitas badai tropis. Badai tropis dapat membunuh fitoplankton dan hewan.

Jika terus-menerus terjadi akan mengakibatkan kepunahan makhluk hidup yang terkena dampaknya.

Hilangnya Habitat

Seperti manusia yang membutuhkan tempat tinggal, hewan dan tumbuhan juga sama. Hilangnya habitat akan membuat hewan terusir dari rumahnya dan terpaksa melakukan migrasi.

Sebagian besar hewan tidak akan selamat dan mengalami kepunahan karena tidak bisa menemukan tempat tinggal baru.

Misalnya mencairnya es di kutub yang membuat beruang kutub dan penguin kehilangan habitatnya. Akibatnya, keduanya kini tergolong dalam hewan terancam punah.

Di Indonesia dahulu terdapat harimau bali yang tinggal di pulau Bali. Dilansir dari ThoughtCo., harimau bali terusir dari habitatnya sendiri karena datangnya pedagang dan tentara bayaran Eropa ke pulau Bali. Harimau bali diusir dan diburu hingga punah pada tahun 1937.


#12

Pernyataan berikut merupakan manfaat keanekaragaman hayati sebagai sumber bahan papan adalah...

  1. Gandum digunakan sebagai sumber makanan
  2. Kayu sono keeling digunakan untuk gitar
  3. Penggunaan kayu cendana untuk kipas tangan
  4. Penggunaan kulit kayu untuk pakaian
  5. Daun aren untuk atap
Diskusi

#13

Aktivitas yang dilakukan manusia yang dapat menyebabkan lestarinya hewan atau tumbuhan antara lain...

  1. Pertambangan
  2. Membuat cagar alam
  3. Memburu hutan langka
  4. Perluasan lahan pertanian
  5. Membangun tempat tinggal baru dalam hutan
Diskusi

#14

Usaha yang termasuk menjaga keanekaragaman hayati adalah...

  1. Penebangan liar
  2. Perburuan hewan
  3. Pembuatan sengkedan
  4. Penanaman secara monokultur
  5. Pelestarian hewan secara in situ dan ex situ
Diskusi

#15

Banyak manusia saat ini berkeinginan untuk membuat cagar alam. Tujuan dibuatnya cagar alam tersebut adalah...

  1. Aspek estetika
  2. Aspek ekonomi
  3. Aspek etika alam
  4. Mengurangi polusi
  5. Menjaga spesies yang hampir punah
Diskusi

#16

Yang bukan kawasan untuk konservasi keanekaragaman hayati di Indonesia adalah...

  1. Taman laut
  2. Taman wisata
  3. Taman miniatur
  4. Taman nasional
  5. Taman hutan raya
Diskusi


#17

Contoh tempat pelestarian secara ex situ adalah...

  1. Harimau di hutan Sumatera
  2. Buaya di taman wisata
  3. Komodo di Pulau Komodo
  4. Badak jawa di Ujung Kulon
  5. Maleo di hutan Sulawesi
Diskusi

#18

Ujung kulon merupakan perlindungan alam...

  1. Geologi
  2. Botani
  3. Zoology
  4. Pemandangan alam
  5. Botani, zoology dan pemandangan alam
Diskusi

#19

Pada daerah suaka margasatwa yang dilindungi ialah...

  1. Hewan yang terancam musnah
  2. Hewan yang mempunyai sifat unggul
  3. Hewan yang menguntungkan
  4. Tumbuhan, hewan dan keindahan alamnya
  5. Semua hewan yang terdapat di dalamnya
Diskusi

#20

Sumber daya alam hayati mempunyai nilai biologi, yaitu...

  1. Adanya keanekaragaman jenis
  2. Adanya hasil hutan
  3. Adanya hasil laut
  4. Mengandung ilmu pengetahuan
  5. Mengandung ilmu sosial dan budaya
Diskusi

#21

Tujuan dari klasifikasi adalah...

  1. Mempermudah mengenal atau belajar tentang makhluk hidup
  2. Melihat perbedaan makhluk hidup
  3. Memberi nama setiap makhluk hidup
  4. Mencari persamaan makhluk hidup
  5. Sebagai koleksi keanekaragaman makhluk hidup
Diskusi




Kamu mungkin sering mendengar beberapa spesies hewan maupun tumbuhan langka yang terancam punah. Bahkan analisis dalam studi ilmiah yang diterbitkan 50 tahun terakhir menyebutkan bahwa satu juta spesies bisa lenyap dalam beberapa dekade. Angka itu sama dengan hilangnya 1 dari setiap 8 spesies hewan atau tumbuhan yang kita tahu.

Dalam kurun waktu setengah abad, populasi manusia berlipat ganda dari 3,7 miliar pada 1970 menjadi 7,6 miliar saat ini. Kelompok ilmuan internasional menyimpulkan semua orang itulah yang mengancam satwa di seluruh dunia sehingga spesies menghilang puluhan hingga ratusan kali lebih cepat. IPBES (Intergovernmental Science-Policy Platform on Biodiversity and Ecosystem Services) mengatakan bahwa akselerasi itu akibat ulah dan aktifitas manusia.

Berikut beberapa cara manusia yang bisa mempercepat laju kepunahan satwa liar atau spesies langka:

1. Penangkapan biota laut secara berlebihan

Ulah manusia telah mengubah sekitar dua pertiga dari permukaan laut. Ancaman utamanya berasal dari aktifitas memancing seperti kapal industri yang memanen sekitar sepertiga populasi ikan laut. Bahkan kehidupan laut semakin miris karena hilangnya habitat.

Ikan-ikan ini tidak mampu lagi bereproduksi cukup cepat untuk menjaga populasinya agar tidak menyusut. Beberapa jenis hiu, halibut atlantik dan tuna sirip biru adalah spesies yang paling banyak ditangkap di dunia. Kalau pun tidak ditangkap, beberapa spesies laut seperti lumba-lumba dan penyu tempayan juga mati karena tidak sengaja terperangkap oleh jaring dan alat tangkap lainnya.

2. Banyak lahan yang diambil alih untuk kepentingan manusia

Manusia telah mengubah sekitar tiga perempat daratan di Bumi. Hal inilah yang menyebabkan tempat tinggal beragam spesies semakin berkurang sehingga kehilangan habitat. Sejak 1992, lahan yang dulunya hutan atau padang rumput liar telah diubah menjadi wilayah perkotaan yang luasnya lebih dari dua kali lipat dari peternakan.

Selain itu, banyak pula lahan yang telah dialihkan untuk pertanian. Menurut laporan, menanam tanaman pangan saat ini mencakup lahan tiga kali lebih banyak daripada di tahun 1970. Di Asia Tenggara, perkebunan kelapa sawit telah menyapu hutan liar, sedangkan di Amerika Tengah, peternakan sapi telah berkembang dan mengubah area hutan.

3. Adanya spesies invasif yang menurunkan populasi habitat asli

Aktivitas yang dilakukan manusia yang dapat menyebabkan lestarinya hewan atau tumbuhan antara lain
allcarepestandtermite.com

Spesies invasif mampu mengkolonisasi habitat asli secara masif. Di antara spesies invasif tersebut seperti jamur chytrid (KIH-trid) yang menjadi pembunuh katak dan hama penggerek. Mereka bukan spesies asli wilayah tersebut tapi mampu memengaruhi habitat yang mereka invasi secara luas.

Spesies penjajah ini dapat menjadi "gulma" yang menggertak spesies asli. Penelitian menemukan bahwa jumlah spesies invasif per negara telah meningkat sekitar 70 persen sejak tahun 1970. Para penyerbu itu bersaing dengan spesies asli untuk mendapatkan air dan sumber daya lainnya. Dampaknya, sejumlah habitat tanaman dan hewan asli menjadi berkurang bahkan lenyap.

Baca Juga: Unik dan Eksotis, 5 Spesies Kura-Kura ini Berada di Ambang Kepunahan

4. Lingkungan yang terus tercemari beragam limbah

Saat ini penggunaan plastik untuk beragam produk dan kemasan semakin merajarela. Manusia membuat plastik 10 kali lipat lebih banyak dari yang mereka buat 40 tahun lalu. Polusi plastik telah menjadi ancaman bagi kehidupan laut. Dampak buruknya terasa oleh 86 persen penyu laut, 44 persen burung laut dan 43 persen mamalia laut.

Bentuk polusi lain yang juga membahayakan habitat laut diantaranya adalah tumpahan minyak, limbah perkotaan yang tidak diolah, limbah pertambangan, dan limbah yang mengalir saat hujan dari pertanian dan peternakan.

5. Terjadinya cuaca ekstrem dan perubahan iklim yang tidak tertangani

Cuaca ekstrem yang bisa menyebabkan banjir, kekeringan bahkan memicu kebakaran, punya andil besar dalam perubahan habitat hewan dan tumbuhan. Bumi telah menghangat sekitar 1 derajat Celcius sejak 1850. Pemanasan bumi ini tidak hanya membuat laut naik tetapi juga memberi tekanan pada banyak spesies ikan.

Cara manusia menggunakan lahan juga mempengaruhi perubahan iklim. Sekitar seperempat dari emisi gas rumah kaca dunia saat ini berasal dari pembukaan lahan, produksi tanaman, dan penggunaan pupuk. Pupuk meningkatkan aktivitas mikroba tanah yang kemudian mengeluarkan gas rumah kaca. Tiga perempat dari emisi ini juga berasal dari pemeliharaan ternak untuk sumber makanan.

Itulah beberapa tindakan manusia yang dapat mengancam keberadaan spesies hewan dan tumbuhan langka. Tapi seburuk apa pun kondisi tersebut, masih ada harapan untuk memperlambat hilangnya spesies dengan beragam program pemerintah untuk melindungi satwa liar dari kepunahan. 

Maka dari itu, penting untuk kita mulai membatasi pencemaran polusi dan ancaman lain terhadap ekosistem bumi.

Baca Juga: Tahukah Kamu? Bumi Pernah Mengalami 5 Kali Kepunahan Massal Lho!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.