16 tanaman yang dapat digunakan untuk mengatasi penyembuhan luka adalah tanaman

LESTIA ANGGRAENI, Marline Abdassah Bratadiredja



Luka bakar merupakan salah satu kejadian yang sering terjadi pada masyarakat terutama luka bakar derajat II. Kontaminasi pada kulit mati adalah medium yang baik untuk pertumbuhan bakteri sehingga mempermudah terjadinya infeksi. Penyebab utama komplikasi dan kematian pada pasien luka bakar adalah infeksi. Obat medis yang terus-menerus digunakan terkadang memiliki efek samping yang tidak diinginkan, untuk itu diperlukan obat alternatif untuk mereduksi efek samping. Tanaman herbal yang berpotensi sebagai penyembuh luka bakar adalah Biji pinang, Daun binahong, Daun atsute, Daun alpukat, Daun jambu biji, Daun pohpohan, Daun sasaladahan, Daun ubi jalar, Gambir, Getah jarak pagar, Kulit kayu jawa, dan Kulit buah manggis. Berbagai sediaan dari tanaman tersebut memiliki aktivitas terhadap luka bakar.



DOI : https://doi.org/10.24198/jf.v16i2.17621

DOI (PDF): https://doi.org/10.24198/jf.v16i2.17621.g8701

https://doi.org/10.25026/mpc.v12i1.418
Luka bakar adalah suatu macam cedera parah dibanding cedera lainnya, dengan permasalahan yang kompleks dan angka mortalitas maupun morbiditas yang tinggi. Saat ini minat masyarakat Indonesia untuk kembali pada pengobatan tradisional semakin meningkat, karena pengobatan menggunakan ramuan tradisional dari bahan alami lebih murah daripada obat kimia sintetis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari tanaman yang paling berpotensi untuk dikembangkan menjadi sediaan farmasi untuk luka bakar berdasarkan konsentrasi uji dan waktu kesembuhan luka bakar, serta memperkirakan senyawa-senyawa yang diduga aktif mempercepat penutupan luka bakar. Metode penelitian yang dilakukan adalah mengumpulkan skripsi dan jurnal ilmiah secara online yang telah di publikasikan melalui Google Scholar dari tahun 2012-2020 dan dianalisis secara deskriptif. Hasil menunjukkan tanaman obat yang berpotensi mengatasi luka bakar berdasarkan waktu dan persentase kesembuhan yang dibandingkan dengan kontrol positif yaitu daun mengkudu (21 hari, 97%), daun rumput bermuda (21 hari, 80%), daun kitolod (14 hari, 63%), bunga kecombrang (12 hari, 72%), daun kersen (14 hari, 93,3%), herba pegagan (14 hari, 100%), daun jambu biji (20 hari, 100%), daun pepolo (21 hari, 92,5%), kulit buah manggis (21 hari, 83%), daun srikaya (16 hari, 100%), dan daun sukun (19 hari, 100%). Kandungan senyawa dalam tanaman obat yang diduga mempercepat penutupan luka bakar antara lain flavonoid, tanin, saponin, polifenol, alkaloid, vitamin C, vitamin B, triterpenoid dan steroid. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tanaman yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi sediaan farmasi yaitu herba pegagan, daun jambu biji, daun srikaya, dan daun sukun.

Downloads

Vol. 12 (2020): Proceeding of Mulawarman Pharmaceuticals Conferences


Page 2

https://doi.org/10.25026/mpc.v12i1.418
Luka bakar adalah suatu macam cedera parah dibanding cedera lainnya, dengan permasalahan yang kompleks dan angka mortalitas maupun morbiditas yang tinggi. Saat ini minat masyarakat Indonesia untuk kembali pada pengobatan tradisional semakin meningkat, karena pengobatan menggunakan ramuan tradisional dari bahan alami lebih murah daripada obat kimia sintetis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari tanaman yang paling berpotensi untuk dikembangkan menjadi sediaan farmasi untuk luka bakar berdasarkan konsentrasi uji dan waktu kesembuhan luka bakar, serta memperkirakan senyawa-senyawa yang diduga aktif mempercepat penutupan luka bakar. Metode penelitian yang dilakukan adalah mengumpulkan skripsi dan jurnal ilmiah secara online yang telah di publikasikan melalui Google Scholar dari tahun 2012-2020 dan dianalisis secara deskriptif. Hasil menunjukkan tanaman obat yang berpotensi mengatasi luka bakar berdasarkan waktu dan persentase kesembuhan yang dibandingkan dengan kontrol positif yaitu daun mengkudu (21 hari, 97%), daun rumput bermuda (21 hari, 80%), daun kitolod (14 hari, 63%), bunga kecombrang (12 hari, 72%), daun kersen (14 hari, 93,3%), herba pegagan (14 hari, 100%), daun jambu biji (20 hari, 100%), daun pepolo (21 hari, 92,5%), kulit buah manggis (21 hari, 83%), daun srikaya (16 hari, 100%), dan daun sukun (19 hari, 100%). Kandungan senyawa dalam tanaman obat yang diduga mempercepat penutupan luka bakar antara lain flavonoid, tanin, saponin, polifenol, alkaloid, vitamin C, vitamin B, triterpenoid dan steroid. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tanaman yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi sediaan farmasi yaitu herba pegagan, daun jambu biji, daun srikaya, dan daun sukun.

Downloads

Vol. 12 (2020): Proceeding of Mulawarman Pharmaceuticals Conferences


Page 3

https://doi.org/10.25026/mpc.v12i1.418
Luka bakar adalah suatu macam cedera parah dibanding cedera lainnya, dengan permasalahan yang kompleks dan angka mortalitas maupun morbiditas yang tinggi. Saat ini minat masyarakat Indonesia untuk kembali pada pengobatan tradisional semakin meningkat, karena pengobatan menggunakan ramuan tradisional dari bahan alami lebih murah daripada obat kimia sintetis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari tanaman yang paling berpotensi untuk dikembangkan menjadi sediaan farmasi untuk luka bakar berdasarkan konsentrasi uji dan waktu kesembuhan luka bakar, serta memperkirakan senyawa-senyawa yang diduga aktif mempercepat penutupan luka bakar. Metode penelitian yang dilakukan adalah mengumpulkan skripsi dan jurnal ilmiah secara online yang telah di publikasikan melalui Google Scholar dari tahun 2012-2020 dan dianalisis secara deskriptif. Hasil menunjukkan tanaman obat yang berpotensi mengatasi luka bakar berdasarkan waktu dan persentase kesembuhan yang dibandingkan dengan kontrol positif yaitu daun mengkudu (21 hari, 97%), daun rumput bermuda (21 hari, 80%), daun kitolod (14 hari, 63%), bunga kecombrang (12 hari, 72%), daun kersen (14 hari, 93,3%), herba pegagan (14 hari, 100%), daun jambu biji (20 hari, 100%), daun pepolo (21 hari, 92,5%), kulit buah manggis (21 hari, 83%), daun srikaya (16 hari, 100%), dan daun sukun (19 hari, 100%). Kandungan senyawa dalam tanaman obat yang diduga mempercepat penutupan luka bakar antara lain flavonoid, tanin, saponin, polifenol, alkaloid, vitamin C, vitamin B, triterpenoid dan steroid. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tanaman yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi sediaan farmasi yaitu herba pegagan, daun jambu biji, daun srikaya, dan daun sukun.

Downloads

Vol. 12 (2020): Proceeding of Mulawarman Pharmaceuticals Conferences


Page 4

https://doi.org/10.25026/mpc.v12i1.418
Luka bakar adalah suatu macam cedera parah dibanding cedera lainnya, dengan permasalahan yang kompleks dan angka mortalitas maupun morbiditas yang tinggi. Saat ini minat masyarakat Indonesia untuk kembali pada pengobatan tradisional semakin meningkat, karena pengobatan menggunakan ramuan tradisional dari bahan alami lebih murah daripada obat kimia sintetis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari tanaman yang paling berpotensi untuk dikembangkan menjadi sediaan farmasi untuk luka bakar berdasarkan konsentrasi uji dan waktu kesembuhan luka bakar, serta memperkirakan senyawa-senyawa yang diduga aktif mempercepat penutupan luka bakar. Metode penelitian yang dilakukan adalah mengumpulkan skripsi dan jurnal ilmiah secara online yang telah di publikasikan melalui Google Scholar dari tahun 2012-2020 dan dianalisis secara deskriptif. Hasil menunjukkan tanaman obat yang berpotensi mengatasi luka bakar berdasarkan waktu dan persentase kesembuhan yang dibandingkan dengan kontrol positif yaitu daun mengkudu (21 hari, 97%), daun rumput bermuda (21 hari, 80%), daun kitolod (14 hari, 63%), bunga kecombrang (12 hari, 72%), daun kersen (14 hari, 93,3%), herba pegagan (14 hari, 100%), daun jambu biji (20 hari, 100%), daun pepolo (21 hari, 92,5%), kulit buah manggis (21 hari, 83%), daun srikaya (16 hari, 100%), dan daun sukun (19 hari, 100%). Kandungan senyawa dalam tanaman obat yang diduga mempercepat penutupan luka bakar antara lain flavonoid, tanin, saponin, polifenol, alkaloid, vitamin C, vitamin B, triterpenoid dan steroid. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tanaman yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi sediaan farmasi yaitu herba pegagan, daun jambu biji, daun srikaya, dan daun sukun.

Downloads

Vol. 12 (2020): Proceeding of Mulawarman Pharmaceuticals Conferences