Terdapat dalam surah apakah dalil yang menjelaskan tentang kewajiban membaca alquran dengan tajwid

JABAR | 26 Desember 2020 13:00 Reporter : Andre Kurniawan

Merdeka.com - Sebagai umat Islam, membaca Al-Qur'an adalah suatu kewajiban. Ibadah ini bahkan memiliki balasan pahala yang luar biasa, di mana keutamaan dari membaca Al-Qur'an ini satu hurufnya diganjar dengan satu kebaikan dan dilipatkan menjadi sepuluh kebaikan.

"Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu berkata: "Rasulullah Saw bersabda: "Siapa yang membaca satu huruf dari Alquran maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya dan aku tidak mengatakan satu huruf 'Alif Laam Miim' akan tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf." (HR. Tirmidzi).

Membaca Al-Qur'an memang memberikan banyak pahala serta keutamaan yang besar bagi seseorang. Namun, dalam membaca Al-Qur'an, kita tidak bisa asal membacanya begitu saja. Setiap kata dalam Alquran memiliki arti, dan jika salah dalam membacanya, bisa mengubah arti dari kata tersebut.

Dalam membaca Al-Qur'an, ada ilmu yang disebut dengan tajwid. Tajwid adalah kata yang berasal dari bahasa Arab, yaitu jawwada, yujawwidu, tajwiidan, yang artinya membaguskan.

Sedangkan menurut istilah yang melansir dari tajwid.web.id, tajwid adalah ilmu untuk mengetahui bagaimana cara melafalkan huruf yang benar dan di benarkan, baik berkaitan dengan sifat, mad, dan sebagainya, misalnya Tarqiq, Tafhim dan selain keduanya.

Pada pengertian tajwid tersebut dijelaskan bahwa ilmu tajwid berkaitan dengan pelafalan huruf-huruf hijaiyah dan tata cara dalam melafalkan huruf-huruf tersebut dengan baik dan benar. Karena akan ada huruf-huruf yang dibaca panjang, tebal, tipis, berhenti terang, berdengung, dan sebagainya.

2 dari 4 halaman

©REUTERS/Fayaz Aziz

Imam Jalaluddin As-Suyuty memberikan pengertian tentang tajwid, di mana tajwid adalah,

"Memberikan huruf akan hak-haknya dan tertibnya, mengembalikan huruf kepada makhraj dan (sifatnya) serta menghaluskan pengucapan dengan cara yang sempurna tanpa berlebih-lebihan, serampangan, tergesa-gesa dan dipaksakan."

Melansir dari madrasatelquran.com, dalam hal pembacaan Al-Qur'an, sebenarnya tajwid adalah seperangkat aturan linguistik dan pengucapan yang digunakan dalam membaca Al-Qur'an untuk membacanya dengan cara yang baik dan benar.

Tajwid adalah salah satu ilmu Al-Qur'an yang diatur oleh aturan statis yang berasal dari pembacaan lisan Al-Qur'an oleh Nabi Muhammad (SAW). Dengan kata lain, tajwid dapat diartikan sebagai seni menjaga lidah agar tidak melakukan kesalahan dalam membaca firman Allah.

Saat Anda belajar Al-Qur'an dengan tajwid, Anda akan dapat mengucapkan huruf dan kata dalam ayat Al-Qur'an dengan benar dan memberikan hak setiap huruf dalam membacaAl-Qur'an. Selain itu, tajwid juga menambahkan suara yang indah pada pembacaan Al-Qur'an.

Tajwid adalah ilmu untuk membaca Al-Qur'an dengan baik dan benar. Setiap huruf Arab memiliki Makhraj (titik keluar atau artikulasi dari mana asalnya) dan Sifaat (atribut atau karakteristik). Mengetahui Makhraj dan Sifaat setiap huruf adalah bagian penting dari tajwid. Terkadang dua huruf memiliki tanda keluar yang sangat mirip, yang membuatnya mudah untuk digabungkan.

Jadi, jika seseorang tidak mengetahui atribut masing-masing huruf, dia dapat mengubah makna kata dalam bacaan Al-Qur'an. Oleh karena itu, mempelajari dan menerapkan aturan tajwid dalam membaca Al-Qur'an dapat mencegah pembacanya melakukan kesalahan seperti itu.

3 dari 4 halaman

©2013 Merdeka.com/Arie Basuki

Sebagai disiplin ilmu, tajwid memiliki tujuan tersendiri. Adapun tujuan tajwid adalah:

1. Agar pembaca dapat melafalkan setiap huruf Hijaiyah dengan benar, yang sesuai dengan makhraj dan sifatnya.

2. Agar dapat memelihara kemurnian bacaan Al-Qur'an melalui tata cara membaca yang benar, sehingga keberadaan bacaan Al-Qur'an saat ini sama dengan bacaan yang pernah diajarkan oleh Rasulullah. Allah SWT juga berfirman dalam salah satu ayatnya:

"Sesungguhnya mengumpulkan Alqur’an dan membacanya adalah tanggung jawab kami, jika kami telah membacakan, maka kamu ikuti bacaan itu." (Q.S. Al-Qiyamah : 17-18).

3. Menjaga lisan pembaca, agar tidak terjadi kesalahan yang mengakibatkan terjerumus ke perbuatan dosa.

Pentingnya Tajwid

Al-Qur'an adalah firman Allah SWT, pesan ilahi, rahmat, dan petunjuk dari Allah SWT untuk seluruh umat manusia. Al-Qur'an berisi pengetahuan, aturan, dan rekomendasi tentang segala aspek untuk kehidupan di dunia dan di akhirat. Jadi, sangat penting membaca Al-Qur'an dengan tajwid untuk menghindari kesalahan dalam mengucapkan setiap kata-kata dalam Al-Qur'an. Pasalnya, melakukan kesalahan dalam satu huruf, dapat menyebabkan kesalahpahaman atau salah tafsir terhadap keseluruhan ayat.

Mempelajari aturan tajwid membantu kita mengucapkan huruf Arab persis seperti yang seharusnya dilafalkan, sehingga kata-kata kita memiliki arti yang diinginkan. Misalnya, ilmu ini mengajarkan kita bahwa "ص" dan "س" diucapkan secara berbeda.

4 dari 4 halaman

©2013 Merdeka.com/Arie Basuki

Menurut Muhammad Mahmud, hukum mempelajari ilmu tajwid adalah fardu kifayah, yaitu kewajiban yang boleh diwakilkan oleh sebagian orang Muslim saja. Namun untuk praktik, ilmu tajwid adalah fardu ain, sehingga wajib dilakukan oleh setiap kaum muslimin.

Dilihat dari hukum tersebut, ilmu tajwid dapat diklasifikasikan sebagai ilmu yang dapat membantu perbaikan bacaan Alquran. Allah SWT berfirman,

"Dan bacalah Alquran itu dengan bacaan yang tartil." (Q.S. Al-Muzammil : 4).

Pada firman di atas disebutkan lafal "tartil" di mana lafal tersebut memiliki dua makna.

Pertama: makna hissiyah, yaitu dalam membaca Al-Qur'an diharapkan dalam kondisi yang tenang, pelan, tidak terburu-buru, disuarakan dengan baik, bertempat di tempat yang baik, dan tata cara lainnya yang berhubungan dengan segi indrawi (penglihatan).

Kedua: makna maknawi, yaitu dalam membaca Al-Qur'an harus dengan ketentuan tajwidnya, baik berkaitan dengan makhraj, sifat, mad, waqaf, dan sebagainya. Makna kedua inilah yang pernah disebutkan oleh Ali bin abi Thalib, bahwa yang dimaksud tartil adalah ilmu tajwid yang berarti,

"Perbaikan bacaan huruf-hurufnya serta mengetahui tempat pemberhentian kalimat."

(mdk/ank)

Ilmu tajwid adalah ilmu yang mempercayai panjang pendeknya huruf yang dibaca di dalam Al-Qur’an. Membaca Al-Qur’an merupakan salah satu kewajiban seorang Muslim yang taat.

Namun bagaimana hukum membaca Al-Quran dengan tajwid dan mempelajari ilmu tajwid?

Mengenai hal ini masih terdapat beberapa perbedaan pendapat diantara para ulama, namun sebagian besar ulama mewajibkan untuk mempelajari ilmu tajwid agar bisa membaca Al-Qur’an dengan lebih baik lagi.

Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT, “…dan bacalah Al Qur’an itu dengan tartil.” (Al Muzzammil: 4)

“Dan kami membacanya dengan tartil (teratur dengan benar).” (Al Furqan: 32)

Tartil adalah membaca huruf dengan baik dan mengerti tempat dimana akan berhenti membaca.

Baca juga:

Allah juga kembali berfirman, “Orang-orang yang telah kami berikan Al Kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu beriman kepadanya. Dan barangsiapa yang ingkar kepadanya, maka mereka itulah orang-orang yang rugi.” (Al Baqarah: 121)

Begitu pula dengan beberapa hadits yang menunjukkan keutamaan dari membaca Al-Qur’an dengan ilmu tajwid.

Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu ketika ditanya bagaimana bacaan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, maka beliau menjawab bahwa bacaan beliau shallallahu ‘alaihi wasallam itu dengan panjang-panjang kemudian dia membaca “Bismillahirrahman arrahiim” memanjangkan (bismillah) serta memanjangkan (ar rahmaan) dan memanjangkan ar rahiim.” (HR. Bukhari)

Rasul juga menganjurkan untuk mempelajari cara membaca Al-Qur’an dari orang tertentu yang bacaannya dianggap lebih baik dibandingkan dengan bacaan para sahabat Muslim lainnya.

Baca juga:

Dari Abdullah bin Amr bin Ash berkata, telah bersabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Mintalah kalian bacaan Al Qur’an dari Abdullah bin Mas’ud, Salim Maula Abi Hudzaifah, Ubay bin Ka’ab, Mu’adz bin Jabal.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Diriwayatkan oleh Sa’id bin Mansur ketika Ibnu Mas’ud menuntun seseorang membaca Al Qur’an. Maka orang itu mengucapkan:

“Innamash shadaqatu lil fuqara-i wal masakin.”

Dengan meninggalkan bacaan panjangnya, maka Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu katakan,

“Bukan begini Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam membacakan ayat ini kepadaku.” Maka orang itu jawab, “Lalu bagaimana Rasulullah membacakan ayat ini kepadamu wahai Abu Abdirrahman?” Maka beliau ucapkan:

“Innamash shadaqaatu lil fuqaraa-i wal masaakiin.”

Dengan memanjangkannya. (HR. Sa’id bin Mansur)

Begitu pula dengan beberapa ulama yang menganjurkan untuk membaca Al-Qur’an dengan menggunakan ilmu tajwid.

Baca juga:

Fatwa Ibnu Al Jazary

Tidak diragukan lagi bahwa mereka itu beribadah dalam upaya memahami Al Qur’an dan menegakkan ketentuan-ketentuannya, beribadah dalam pembenaran lafadz-lafadznya, menegakkan huruf yang sesuai dengan sifat dari ulama qura’ yang sampai kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. (Annasyr 1/210)

Fatwa Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah

Adapun orang yang keliru yang kelirunya itu tersembunyi (kecil) dan mungkin mencakup qira’at yang lainnya, dan ada segi bacaan di dalamnya, maka dia tidak batal shalatnya dan tidak boleh shalat di belakangnya seperti orang yang membaca “as sirath” dengan ‘sin’, pergantian dari “ash shirath, karena itu qira’at yang mutawatir. (Majmu’ Fatawa 22/442 dan 23/350)

Fatwa Asy Syaikh Makki Nashr

Telah sepakat seluruh umat yang terbebas dari kesalahan tentang wajibnya tajwid mulai zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sampai zaman sekarang ini dan tidak ada seorang pun yang menyelisihi pendapat ini. (Nihayah Qaul Mufid hal. 10)

Baca juga:

Fatwa Syaikh Nashiruddin Al Albany

Ketika ditanya tentang perkataan Ibnul Jazary tersebut di atas, maka beliau mengatakan kalau yang dimaksud itu sifat bacaannya di mana Al Qur’an itu turun dengan memakai tajwid dan dengan tartil maka itu adalah benar, tapi kalau yang dimaksud cuma lafadz hurufnya maka itu tidak benar. (Al Qaulul Mufid fii Wujub At Tajwid, hal. 26)

Itulah beberapa penjelasan mengenai hukum mempelajari ilmu tajwid. Ilmu tajwid sangat dianjurkan untuk dipelajari agar bacaan kita jadi lebih baik. Demikianlah artikel yang singkat ini.

Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan dan keimanan kita kepada Allah SWT. Aamiin.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA