Pesantren juga dapat dipahami sebagai lembaga pendidikan dan pengajaran agama umumnya dengan cara

admin 00.13

Jejak Pendidikan- Perluasaan makna dari kata pesantren menjadi lembaga pendidikan Menurut Sudjoko Prasojo bahwa “pesantren” adalah lembaga pendidikan dan pengajaran agama Islam, umumnya dengan cara non-klasikal, dimana seorang kyai mengajar ilmu agama Islamkepada santri berdasarkan kitab-kitab yang ditulis dalam bahasa Arab oleh para ulama-ulama Arab pada abad pertengahan, para santri biasanya tinggal di pondok.

Menurut H.M Arifin juga menjelaskan bahwa, pesantren adalah suatu lembaga pendidikan agama Islam yang tumbuh, serta diakui oleh masyarakat setempat, dengan sistem asrama, dimana santri menerima pendidikan agama melalui sistem pengajian yang sepenuhnya di bawah kedaulatan dari leadership seorang atau beberapa orang kyai dengan ciri-ciri khas yang bersifat kharismatik serta independen dalam segala hal.


Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, secara sederhana dapat diambil pengertian bahwa “pesantren” merupaka cikal bakal dari sebuah asrama kecil kemudian menjadi lembaga besar yang berfungsi sebagai institusi pendidikan agama Islam dan diakui oleh masyarakat sekitar.

Berdirinya pesantren diungkapkan oleh Fachry Ali, pada mulanya adalah sebagai lembaga pendidikan umat Islam pedesaan yang berfungsi untuk konservasi tradisi keagamaan yang diajarkan oleh umat Islam tradisionalis. Pesantren di awal perkembangannya sebagai lembaga pendidikan milik umat Islam yang keberadaannya masih status quo, karenaorientasi misinya mempertahankan paham tradisionalisme Islam, serta untuk mengurangi penetrasi gerakan modernisme Islam di pedesaan.

Sistem penyelenggaraan pendidikan di pesantren pada mulanya memiliki keunikan tersendiri dibanding sistem pendidikan di lembaga pendidikan lain. Sistem pendidikan di pesantren tersebut sebagaimanadijelaskan oleh Abdul Mujab dan Jusuf Mudzakkir dapat digambarkan sebagai berikut :

  1. Menggunakan sistem pendidikan tradisional, dengan ciri adanya kebebasan penuh dalam proses pembelajarannya, terjadi hubungan interaktif antara kyai dan santri.
  2. Pola kehidupan di pesantren menonjolkan semangat demokrasi dalam praktik memecahkan masalah-masalah internal non-kurikuler.
  3. Peserta didik (para santri) dalam menempuh pendidikan di pesantren tidak berorientasi semata-mata mencari ijazah dan gelar, sebagaimana sistem pendidikan di sekolah formal.
  4. Kultur pendidikan diarahkan untuk membangun dan membekali para santri agar hidup sederhana, memiliki idealisme, persaudaraan, persamaan, percaya diri, kebersamaan, dan memiliki untuk siap hidup di masa depan.
  5. Dalam sejarahnya, alumni pada umumnya tidak bercita-cita untuk menjadi atau menguasai kedudukan (jabatan) di pemerintahan, karena itu mereka juga sulit untuk bisa dikuasai oleh pemerintah.

Related Posts :

Dunia Pendidikan Dalam Agama Islam – Pesantren adalah sebuah pendidikan tradisional yang para siswanya tinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk tempat menginap santri. Para santri berada dalam kompleks yang juga menyiapkan masjid untuk beribadah, sebagai tempat belajar, dan berlangsungnya kegiatan lainnya. Kompleks ini biasanya dikelilingi oleh tembok untuk dapat mengawasi keluar masuknya para santri sesuai dengan peraturan yang berlaku.Pondok Pesantren adalah dua istilah berfokus pada satu arti.

Pesantren berdasarkan pengertian umumnya adalah tempat belajar para santri, sedangkan pondok berarti rumah atau tempat tinggal sederhana terbuat dari bambu. Terlewat itu, kata pondok sebenarnya berasal dari Bahasa Arab Funduq yang artinya adalah hotel atau asrama. Daerah Jawa berlokasi Sunda dan Madura seringkali digunakan sebagai pesantren ataupun pondok, sedangkan di Aceh populer dengan Istilah dayah atau rangkang atau menuasa, sedangkan di Minangkabau disebut surau. Pesantren juga dapat dipahami sebagai lembaga pendidikan dan pengajaran agama, umumnya dengan cara nonklasikal, di mana seorang kiai mengajarkan ilmu agama Islam kepada santri-santri berdasarkan kitab-kitab yang ditulis dalam bahasa Arabpada saat Abad pertengahan,  santri dan para ulama  memang tinggal di pondok (asrama) dalam pesantren tersebut. pokerasia

Umumnya, suatu pondok pesantren berawal dari adanya seorang kyai di suatu tempat, kemudian datang santri yang ingin belajar agama kepadanya. Setelah semakin hari bertambah jumlah santri yang datang, munculah ide untuk menbangun pondok atau asrama di samping rumah kyai. Pada zaman dahulu kyai tidak merencanakan bagaimana membangun pondoknya itu, namun yang terpikir hanyalah bagaimana mengajarkan ilmu agama supaya dapat dipahami dan dimengerti oleh santri. Kyai saat itu belum memfokuskan perhatiannya pada tempat-tempat yang didiami oleh para santri, yang keseluruhan sangat kecil dan sederhana. Mereka menempati sebuah gedung atau rumah kecil yang mereka dirikan sendiri di sekitar rumah kyai. Semakin banyak jumlah santri, semakin bertambah pula gubug yang didirikan.

Pondok Pesantren di Indonesia mempunyai fungsi yang berdampak besar, baik untuk berkembangnya Islam itu sendiri ataupun buntuk masyarakat Indonesia secara keseluruhan. Didasarkan catatan yang tertera, kegiatan pendidikan agama di Indonesia sudah dimulai pada tahun 1596. Kegiatan agama tersebutlah yang selanjutnya dikenal dengan nama Pondok Pesantren. Bahkan dalam catatan Howard M. Federspiel- salah satu pengkaji keislaman di Indonesia, menginjak abad ke-12 pusat-pusat pendidikan di Aceh (pesantren disebut dengan nama Dayah di Aceh) dan Palembang (Sumatera), di Jawa Timur dan di Gowa (Sulawesi) telah menghasilkan tulisan-tulisan penting dan telah menarik santri untuk belajar.

Apa itu Pesantren?

Sebutan pesantren berasal dari kata pe-santri-an, di mana kata “santri” berarti murid dalam Bahasa Jawa. Kata pondok berasal dari Bahasa Arab funduuq (فندوق) yang berartikan penginapan. Khusus di Aceh, pesantren disebut juga dengan nama dayah. Biasanya pesantren dipimpin oleh seorang Kyai.Untuk mengatur kehidupan pondok pesantren, kyai menunjuk seorang santri senior untuk mengatur adik-adik kelasnya, mereka biasanya disebut lurah pondok. Tujuan para santri dipisahkan dari orang tua dan keluarga mereka adalah agar mereka belajar hidup mandiri dan sekaligus dapat meningkatkan hubungan dengan kyai dan juga Tuhan.

Pendapat lainnya, pesantren berasal dari kata santri yang dapat diartikan tempat santri. Kata santri berasal dari kata Cantrik (bahasa Sansakerta, atau mungkin Jawa) yang berarti orang yang selalu mengikuti guru, yang kemudian dikembangkan oleh Perguruan Taman Siswa dalam sistem asrama yang disebut Pawiyatan. Istilah santri juga dalam ada dalam bahasa Tamil, yang berarti guru mengaji, sedang C. C Berg berpendapat bahwa istilah tersebut berasal dari istilah shastri, yang dalam bahasa India berarti orang yang tahu buku-buku suci agama Hindu atau seorang sarjana ahli kitab suci agama Hindu. Kadang juga dianggap sebagai campuran kata saint (seseorang baik) dengan suku kata tra (suka menolong), sehingga istilah pesantren diartikan sebagai tempat pendidikan manusia baik-baik.

Tujuan pendidikan pesantren menurut Mastuhu adalah menciptakan kepribadian muslim yaitu kepribadian yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan, berakhlak mulia bermanfaat bagi masyarakat atau berhikmat kepada masyarakat dengan jalan menjadi kawula atau menjadi abdi masyarakat mampu berdiri sendiri, bebas dan teguh dalam kepribadian, menyebarkan agama atau menegakkan Islam dan kejayaan umat Islam di tengah-tengah masyarakat dan mencintai ilmu dalam rangka mengembangkan kepribadian Indonesia. Idealnya pengembangan kepribadian yang ingin di tuju ialah kepribadian mukhsin, bukan sekedar muslim.

Sedangkan menurut M.Arifin tentang tujuan didirikannnya pendidikan pesantren pada dasarnya terbagi pada dua yaitu:

a.  Tujuan Khusus, yaitu menyiapkan para santri untuk menjadi orang ‘alim dalam ilmu agama yang diajarkan oleh Kyai yang bersangkutan serta menerapkan dalam masyarakat.

b.  Tujuan Umum, yakni memandu anak didik agar menjadi manusia yang berkepribadian Islam yang sanggup dengan ilmu agamanya menjadi mubaligh Islam dalam masyarakat sekitar dan melalui ilmu dan amalnya.

Keberadaan pesantren sebagai lembaga pendidikan dan penyiaran agama Islam sangat besar peranan dan kontribusinya dalam pembangunan bangsa, terutama dalam menciptakan kader-kader bangsa yang tidak hanya memiliki kesadaran religius yang tinggi tetapi sekaligus mempunyai wawasan kebangsaan yang memadai. Kemajuan keadaan pesantren ini telah mengalami perkembangan seiring dengan perkembangan dan perubahan zaman, walaupun pada intinya tetap berada pada fungsinya yang asli.

Terkait pola umum pondok pesantren yang telah kami jelaskan di artikel terdahulu, maka di sini akan coba kami paparkan elemen-elemen pokok pesantren. Adapun elemen-elemen pondok pesantren itu dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Pondok

adalah tempat yang sudah disediakan untuk aktivitas bagi para santri. Adanya pondok ini banyak menunjang segala kegiatan yang ada. Hal tersebut dikarenakan jarak pondok dengan sarana pondok yang lain saling berdekatan sehingga memudahkan untuk komunikasi antara Kyai dan santri, dan antara satu santri dengan santri yang lain.

 b. Masjid

Masjid merupakan elemen yang tidak dapat dipisahkan dengan pesantren karena dianggap sebagai tempat yang paling tepat untuk mendidik para santri, terutama kelas praktek ibadah lima waktu, khutbah dan shalat Jum’at dan pengajaran kitab-kitab Islam klasik.

c. Pengajaran Kitab-kitab Klasik

pengajaran kitab-kitab klasik diberikan sebagai upaya untuk meneruskan tujuan utama pesantren yaitu mendidik calon-calon ulama yang setia terhadap faham Islam tradisional. Karena itu kitab-kitab Islam klasik merupakan bagian integral dari nilai dan faham pesantren yang tidak dapat dipiah-pisahkan. enyebutan kitab-kitab Islam klasik di dunia pesantren lebih populer dengan sebutan “kitab kuning”, tetapi asal usul istilah ini belum diketahui secara pasti. Mungkin penggunaan istilah tersebut bertujuan untuk dapat membatasi dengan tahun karangan atau disebabkan warna kertas dari kitab tersebut berwarna kuning, tetapi apendapat ini kurang tepat karena pada saat ini kitab-kitab Islam klasik sudah banyak dicetak dengan kertas putih.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA