Orang Bernapas melalui hidung tenggorokan dan paru-paru ketika melalui hidung udara

Organ pernapsan manusia terdiri dari hidung, tenggorokan, dan paru-paru. Foto: Pixabay

Salah satu ciri makhluk hidup adalah bernapas. Oleh karena itu, manusia, hewan, dan tumbuhan sebagai makhluk hidup juga bernapas agar sirkulasi udara dalam tubuh mereka tetap terjaga.

Manusia bernapas dengan menghirup udara ke dalam tubuh lalu mengeluarkannya kembali. Udara yang dihirup berupa oksigen, sedangkan udara yang dikeluarkan berupa karbon dioksida.

Dikutip Cerdas Biologi Untuk SMA karya Oman Karmana (2010: 83), oksigen dalam tubuh dimanfaatkan sebagai proses oksidasi terhadap sari-sari makanan untuk menghasilkan energi. Sementara itu, karbon dioksida dalam tubuh harus dikeluarkan beserta kandungan uap air di dalamnya.

Manusia bernapas dengan menggunakan organ-organ yang terdapat di dalam tubuhnya. Setiap organ memiliki peran dan fungsinya masing-masing agar manusia dapat hidup sebagaimana mestinya.

Ilustrasi organ pernapasan manusia di dalam tubuh. Foto: Pixabay

Organ pernapasan manusia terdiri dari hidung, tenggorokan, serta paru-paru. Lantas apa saja fungsi ketiga organ pernapasan tersebut? Mengutip Seri-Seri Sains Alat Pernapasan karya Khamim, S.Pd (2019: 03) berikut ulasan lengkapnya.

Hidung merupakan alat pernapasan manusia yang secara umum memiliki fungsi sebagai ventilator atau saluran udara menuju paru-paru.

Hidung secara khusus berfungsi sebagai alat penyaring udara yang masuk menuju ke tenggorokan dan paru-paru pada proses pernapasan. Di dalam rongga hidung terdapat rambut atau bulu hidung yang berfungsi sebagai filter atau penyaring udara tersebut.

Selain itu, di dalam rongga hidung juga terdapat lendir. Dengan demikian, kotoran dari udara yang tersaring oleh bulu hidung tersebut akan menempel pada lendir tersebut. Kotoran tersebut pun tidak akan masuk langsung ke dalam tenggorokan dan paru-paru.

Di samping dengan hidung, manusia juga dapat bernapas menggunakan mulut. Udara yang masuk ke mulut selanjutnya akan melalui tekak (faring) untuk menuju pangkal tenggorokan (laring). Selanjutnya, dari pangkal tenggorokan udara masuk melalui batang tenggorok (trakea) menuju paru-paru.

Di dalam paru-paru terjadi pertukaran oksigen dan karbondioksida. Foto: Pixabay

Tenggorokan adalah alat pernapasan manusia yang menghubungkan rongga hidung dengan paru-paru. Bentuknya menyerupai pipa memanjang dari batang leher hingga rongga dada. Ujung tenggorokan yang terdapat di rongga dada memiliki dua cabang dan ukurannya lebih kecil.

Cabang tenggorokan ini disebut dengan bronkus yang langsung berhubungan dengan paru-paru. Bronkus memiliki cabang lagi yang ukurannya lebih kecil, cabang ini dinamakan dengan bronkiolus.

Bronkus pada paru-paru bagian kanan bercabang menjadi tiga bronkiolus, sedangkan bronkus pada bagian paru-paru kiri bercabang menjadi dua bronkiolus.

Ujung bronkiolus berupa kantung-kantung udara yang disebut alveolus. Pada bagian ini, terjadilah pertukaran udara, yaitu pengikatan oksigen dan pelepasan karbon dioksida oleh darah.

Paru-paru manusia terletak di rongga dada. Alat pernapasan ini terdiri dari dua bagian, yaitu paru-paru kanan dan paru-paru kiri. Paru-paru kiri memiliki ukuran yang lebih kecil karena pada bagian samping luarnya terdapat orang tubuh penting lain, yaitu jantung.

Cara kerja paru-paru saat bernapas, yaitu mengembang dan mengempis melalui gerakan tulang rusuk dan diafragma. Diafragma adalah sekat yang membatasi antara rongga dada dan rongga perut.

Saat paru-paru mengembang, udara masuk melalui tenggorokan. Ketik paru-paru mengempis, udara dikeluarkan dalam bentuk karbon dioksida dan uap air.

Tim | CNN Indonesia

Kamis, 11 Jul 2019 16:41 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Setelah baby led weaning (BLW), penyanyi Andien lagi-lagi mencuri perhatian lewat praktik menempel plester mulut saat tidur. Hal itu dilakoninya demi bernapas melalui hidung.Melalui akun media sosialnya, ibu dari Anaku Askara Biru ini berbagi pengalamannya tentang tidur dengan mulut diplester. Sang suami dan putera semata wayangnya pun turut mempraktikkan hal serupa."Sudah selama beberapa bulan terakhir kita kalau tidur [mulut] diplester. Setelah saya menjalankan tidur dengan diplester, ada beberapa kualitas baik yang saya rasakan," tulis Andien di Instagram Story miliknya.
Ahli paru dan saluran pernapasan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Profesor Faisal Yunus mengamini manfaat yang didapat dari bernapas melalui hidung. Bernapas, kata dia, memang seharusnya dilakukan melalui hidung.Namun, praktik memplester mulut dinilainya cukup ekstrem. Bernapas melalui hidung dapat dilatih dengan menghirup napas dalam-dalam dan diembuskan.Bukan tanpa alasan bernapas lebih baik dilakukan melalui hidung daripada mulut. Berikut alasan mengapa bernapas lebih baik dengan hidung.

1. Kondisi udara yang kotor

Meski tak tampak, udara yang dihirup manusia sebenarnya membawa kotoran, debu, dan kuman. Bernapas lewat mulut hanya membuat segala partikel di udara masuk begitu saja ke dalam tubuh.Faisal mengatakan, kondisi ini diperparah dengan letak mulut. Jika diperhatikan, lubang hidung menghadap ke bawah, sedangkan lubang saat mulut dibuka menghadap langsung ke depan.Dengan bernapas melalui hidung, partikel yang turut terbawa udara tak mudah memasuki tubuh lantaran lubangnya yang menghadap ke bawah.

2. Hidung punya 'penyaring'

Dalam sehari, seseorang kerap merasa perlu membersihkan hidung. Wajar saja, udara Jakarta atau kota besar lain cepat membuat hidung kotor.

Namun, kata Faisal, hal itu menjadi bukti bahwa hidung memiliki mekanisme untuk menyaring udara yang masuk ke dalam tubuh. "Hidung punya bulu-bulu basah, makanya kotoran nempel dan tidak masuk [ke tubuh]," kata dia saat dihubungi CNNIndonesia.com, Kamis (11/7).

3. Diameter

Diamater mulut lebih besar daripada lubang hidung. Ukuran ini pula yang membuat bernapas lewat mulut bakal berisiko memasukkan banyak kotoran, debu, bahkan bibit kuman penyakit ke dalam tubuh.4. Struktur Saat bernapas lewat hidung, udara tak serta merta masuk begitu saja ke tenggorokan kemudian memasuki paru-paru. Udara bakal disaring bulu-bulu halus dan masuk melalui rongga hidung yang berbelok ke atas."Jadi kalau ada kotoran masuk itu enggak gampang. Dia bisa tersangkut dulu," jelas Faisal.Berbeda dengan mulut. Begitu udara masuk, dia akan langsung masuk ke dalam tubuh karena rongga yang mengarah ke bawah. Kondisi ini memudahkan segala jenis partikel untuk masuk.

5. Penyesuaian suhu

Suhu tubuh normal berada di angka 36-37 derajat Celcius. Namun, udara luar kadang memiliki suhu cukup ekstrem. Di negara empat musim, suhu bisa mencapai minus 10 derajat Celcius sehingga ada perbedaan sekitar 40 derajat Celsius dengan tubuh.Sedangkan di lingkungan yang panas, misal Timur Tengah, suhu bisa mencapai 60 derajat Celcius. Jika udara bersuhu ekstrem masuk melalui mulut, maka akan timbul gangguan pernapasan."Kalau lewat hidung, hidung punya banyak pembuluh darah. Udara masuk, kemudian dihangatkan. Udara yang masuk ke paru-paru itu bukan udara dengan suhu luar," kata Faisal.

6. Mekanisme pertahanan tubuh

Dalam situasi tertentu, seseorang kerap bersin meski tak diiringi sakit flu. Menurut Faisal, hal itu merupakan mekanisme tubuh saat merespons keberadaan benda atau partikel yang dianggap berbahaya di dalam tubuh. Mekanisme seperti itu tidak dimiliki mulut.

[Gambas:Video CNN] (els/asr)

LIVE REPORT

LIHAT SELENGKAPNYA

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA