Mengapa teks laporan hasil observasi harus mengandung fakta dan apa yang membedakan dengan universal

Kapanlagi.com - Saat masih belajar di sekolah dulu kita mengenal beberapa jenis teks, salah satunya teks laporan hasil observasi. Jenis teks ini cukup sering kita jumpai di berbagai buku. Sesuai dengan namanya, teks observasi ditulis berdasarkan fakta yang ditemukan saat melakukan kegiatan observasi atau pengamatan. Artinya, teks observasi tidak boleh ditulis secara asal-asalan.

Teks observasi harus ditulis oleh seseorang yang langsung terjun ke lapangan dan melakukan observasi. Dengan begitu, teks laporan hasil observasi bisa memuat informasi yang lengkap tentang objek yang sedang diamati. Ada berbagai objek pengamatan yang bisa diangkat dalam teks observasi, misalnya kondisi alam, lingkungan, perilaku hewan, tumbuhan, suatu kejadian atau peristiwa, tingkah laku masyarakat, kesenian, dan kebudayaan.

Agar lebih paham lagi, berikut ini ulasan mengenai teks observasi, lengkap dengan ciri-ciri, beserta strukturnya yang dirangkum dari bola.com dan berbagai sumber.

(credit: freepik)

Seperti yang telah disinggung sebelumnya, teks observasi ditulis berdasarkan fakta dari hasil pengamatan atau penelitian. Teks laporan hasil observasi memberikan informasi yang bersifat umum tentang sesuatu objek pengamatan. Objek pengamatan tersebut bisa berupa alam, benda, tumbuhan, hewan dan lain sebagainya.

Teks laporan hasil observasi juga sering kali disebut dengan teks klasifikasi. Hal ini dikarenakan, dalam jenis teks observasi juga sering kali menjabarkan klasifikasi kelas dan subkelas dari objek yang diamati.

(credit: freepik)

Teks observasi bisa dengan mudah diidentifikasi. Pasalnya, teks observasi mempunyai ciri-ciri atau karakteristik khas yang berbeda dengan jenis teks lainnya. Berikut ini beberapa ciri-ciri dari teks observasi.

1. Memuat informasi yang lengkap dan sempurna.

2. Bersifat objektif, global, dan universal.

3. Objek yang akan dibicarakan atau dibahas adalah objek tunggal.

4. Ditulis berdasarkan fakta yang ditemukan selama kegiatan pengamatan dilakukan.

5. Informasi dalam teks observasi dapat dibuktikan kebenarannya.

6. Tidak mengandung unsur prediksi atau dugaan yang menyimpang, atau bahkan tidak sesuai dengan objek pengamatan.

7. Sering kali menunjukkan adanya hubungan berjenjang antara kelas dan subkelas yang terdapat pada objek pengamatan.

8. Penulis hanya menuliskan fakta-fakta yang dijumpainya. Artinya, penulis tidak menambahkan opini tertentu.

9. Menjelaskan sistem pengelompokkan berdasarkan jenis-jenis dengan melihat ciri atau keadaan objek secara umum.

10. Disajikan secara menarik, baik dari segi pemilihan kata, bahasa penyampaian, isi yang berbobot, dan alur kepenulisan yang logis.

Perbedaan antara teks observasi dan jenis teks lainnya juga bisa ditinjau dari segi penggunaan bahasa penyampaian. Sebab, teks observasi mempunyai gaya bahasa penyampaian yang khas. Berikut ini beberapa kaidah penggunaan bahasa dalam teks observasi.

1. Menggunakan frasa nomina yang disertai dengan penjenis dan pendeskripsi.

2. Menggunakan verba relasional yang berfungsi menjelaskan. Misalnya: ialah, merupakan, adalah, yaitu, digolongkan, termasuk, meliputi, dan sejenisnya.

3. Menggunakan verba aktif alam untuk menjelaskan suatu perilaku. Misalnya: bertelur, membuat, menghasilkan, dan sebagainya.

4. Menggunakan kata penghubung.

5. Menggunakan kalimat simpleks dan kompleks.

6. Penggunaan kalimat yang bersifat definisi dan kalimat deskripsi.

7. Menggunakan kata keilmuan atau teknis, sesuai dengan bidang atau objek pengamatan. Misalnya: herbivora, degeneratif, osteoporosis, mutualisme, dan sebagainya.

Selain ciri-ciri dan dari segi kaidah kebahasaan,teks observasi juga mempunyai susunan struktur yang khas dan membedakannya dengan jenis teks lainnya. Teks observasi terdiri atas tiga bagian struktur. Ketiga bagian struktur teks observasi tersebut, antara lain sebagai berikut.

1. Bagian pernyataan umum merupakan bagian yang memuat pembukaan. Selain itu, pada bagian ini juga terdapat informasi umum terkait objek pengamatan. Singkatnya, bagian pernyataan umum akan menjelaskan secara garis besar tentang objek tersebut.

2. Bagian deskripsi bagian merupakan bagian dari teks obsrevasi yang di dalamnya terdapat isi, rincian, pembahasan, dan penjelasan mendetail terkait objek.

3. Bagian deskripsi manfaat merupakan bagian yang berisi fungsi atau manfaat dari objek pengamatan.

Teks observasi ditulis berdasarkan hasil kegiatan pengamatan atau observasi. Artinya, penyusunan teks ini pasti mempunyai tujuan tertentu, berikut beberapa tujuan dari penulisan teks observasi.

1. Untuk melaporkan temuan suatu penelitian.

2. Untuk menyajikan informasi terbaru suatu objek.

3. Untuk mengatasi suatu persoalan.

4. Untuk menemukan suatu teknik atau cara terbaru dalam suatu bidang tertentu berkaitan objek.

5. Untuk pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan, agar lebih efektif.

6. Untuk mengambil tindakan pengawasan atau perbaikan dari suatu masalah yang berkaitan dengan objek yang diamati.

7. Untuk mengetahui perkembangan dari suatu permasalahan yang berkaitan dengan objek yang diamati.

(credit: freepik)

Selain tujuan khusus, teks observasi juga mempunyai nilai fungsi. Berikut ini beberapa nilai fungsi dari teks observasi.

1. Menjadi bahan penelitian.

2. Menjadi sumber informasi yang kredibel atau dapat dipertanggungjawabkan.

3. Menjadi laporan tugas dari suatu kegiatan pengamatan atau observasi.

4. Menjadi suatu bukti dokumentasi.

5. Menjadi sumber dari perkembangan ilmu pengetahuan.

6. Menjadi dasar dari penyusunan kebijakan atau keputusan untuk memecahkan suatu masalah.

(credit: freepik)

Menyusun teks observasi memang tak bisa dilakukan sembarangan. Meski begitu, menyusun teks ini juga bukanlah hal yang terlalu sulit. Berikut beberapa langkah-langkah panduan menyusun teks observasi.

1. Tentukan objek observasi yang akan diamati.

2. Buat jadwal observasi, agar bisa berjalan sesuai rencana.

3. Mulai lakukan observasi. Untuk mempermudah, siapkan pertanyaan atau poin-poin pengamatan yang akan menjadi fokus dari kegiatan observasi.

4. Catat setiap fakta atau hasil dari kegiatan observasi. Pastikan ketepatan isi, struktur, dan kaidah kebahasaan sesuaikan dengan karakteristik teks observasi. Bila memungkinkan, lengkapi dengan dokumentasi observasi seperti foto atau video.

5. Teliti kembali hasil observasi beserta teks yang telah ditulis. Lakukan perbaikan jika dirasa ada yang kurang tepat, baik dari segi isi maupun bahasa dan kepenulisan.

Agar lebih paham dan mengerti, berikut contoh dari teks observasi.

Pemanasan global

Pemanasan global secara istilah sering disebut dengan global warming yakni sebuah proses meningkatnya suhu bumi setiap tahunnya yang diakibatkan meningkatnya gas buang karbon yang salah satunya berasal dari aktivitas industri. Terjadinya pemanasan global akibat adanya efek gas rumah kaca yang berupa gas karbon dioksida (CO2), karbon monoksida (CO), serta gas metan.

Gas-gas tersebut yang menimbulkan greenhouse effect atau dalam bahasa Indonesianya efek gas rumah kaca pada atmosfer bumi sehingga sinar uv tertahan dari dalam atmosfer. Hal tersebut akan menyebabkan kenaikan suhu rata-rata di bumi. sehingga jika hal ini terjadi dalam jangka panjang, akan mengakibatkan meningkat naiknya air permukaan laut akibat dari es kutub utara dan selatan yang mencair.

Selain itu pemanasan global pun juga diakibatkan oleh penguraiannya ozon (O3) menjadi oksigen (O2) serta unsur O. Jadi ozon tidak bisa menangkal dari sinar UV sehingga secara langsung akan menembus ke permukaan bumi. sedangkan penyebab utamanya sendiri dari efek rumah kaca ini adalah oleh perilaku manusia itu sendiri salah satunya adalah penebangan pohon dan pemakaian listrik secara berlebihan.

Sumber teks: www.romadecade.org

Itulah di antaranya ulasan mengenai teks observasi berikut dengan contohnya. Semoga bermanfaat dan bisa memudahkan kalian saat belajar.

Baca Artikel Menarik Lainnya:

Teks laporan hasil observasi adalah teks yang memiliki fungsi untuk memberikan informasi mengenai suatu objek atau situasi dan hal lain yang telah diamati, diinvestigasi, atau diteliti secara sistematis. Pengertian tersebut sejalan dengan pendapat Kosasih (2014, hlm.43) yang menyatakan bahwa laporan hasil observasi adalah teks yang mengemukakan fakta-fakta yang diperoleh melalui pengamatan.

Teks ini berisi hasil observasi dan analisis secara sistematis. Artinya, Teks laporan hasil observasi menyajikan informasi tentang suatu hal secara apa adanya, kemudian dikelompokkan lalu dianalisis secara sistematis sehingga dapat menjelaskan suatu hal secara terperinci dari sudut pandang keilmuan.

Laporan hasil observasi bisa berupa hasil riset secara mendalam mengenai suatu benda, tumbuhan, hewan, ekosistem, dan konsep-konsep ilmiah lainnya. Biasanya, teks laporan observasi bersisi fakta-fakta yang dapat dibuktikan secara ilmiah. Terkadang, fakta-fakta dari hasil observasi juga ditampilkan menggunakan gambar yang berupa tabel, grafik, atau bagan agar lebih menarik dan mudah dicermati.

Ciri Teks Laporan Hasil Observasi

Seperti teks yang lain, teks laporan hasil observasi memiliki ciri khas yang membuat teks ini berbeda dari teks yang lain. Berikut ini adalah beberapa ciri tersebut.

  1. Isi yang dibahas biasanya berupa ilmu tentang suatu objek atau konsep yang diobservasi.
  2. Objek yang dibahas bersifat sangat umum sehingga menjelaskan ciri umum semua yang termasuk kelompok atau kategori objek yang diobservasi. Contohnya: museum, bukan spesifik salah satu benda yang dipajang di museum. Pantai, bukan hanya air laut atau pasir saja.
  3. Bertujuan untuk menjelaskan sesuatu dari sudut pandang ilmu (pengetahuan).
  4. Objek atau sesuatu hal yang diobservasi dijelaskan secara sistematis, terperinci, dan mengulas bagian-bagiannya, dan objektif (sesuai dengan kenyataan, tidak kurang dan tidak lebih).
  5. Merinci objek atau hal yang diobservasi secara sistematis dari sudut pandang ilmu (saintifik) yang biasanya membagi penjabaran menjadi: definisi, klasifikasi, jabaran ciri objek.

Laporan observasi berisi rincian objek atau hal yang diobservasi secara sistematis dari sudut pandang ilmu atau secara saintifik yang penjabarannya terdiri dari: definisi, klasifikasi, jabaran ciri objek/hal yang di observasi.

Selanjutnya, menurut Nurhanifah (2014) teks laporan hasil observasi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.

  1. Harus mengandung fakta
  2. Bersifat objektif
  3. Harus ditulis sempurna dan lengkap
  4. Tidak memasukkan hal-hal yang menyimpang, mengandung prasangka, atau pemihakan
  5. Disajikan secara menarik, baik dalam hal tata bahasa yang jelas, isinya berbobot, maupun susunan logis

Tujuan Teks Laporan Hasil Observasi

Nurhanifah (2014, hlm. 19) mengemukakan bahwa teks laporan hasil observasi bertujuan untuk memberikan informasi umum tentang berbagai kelas benda atau sesuatu yang dicermati, seperti hewan, pepohonan, batu-batuan, telepon genggam, dsb.

Melalui penjabaran ciri laporan observasi yang sebelumnya telah dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa laporan hasil observasi disajikan dengan tujuan untuk menjelaskan sesuatu dari sudut pandang ilmu, memerinci objek atau hal yang diobservasi secara sistematis, terperinci dan mengulas bagian-bagiannya dengan objektif.

Objek Laporan Hasil Observasi bersifat sangat umum, sehingga menjelaskan ciri umum secara keseluruhan yang termasuk dalam kategori atau kelompok objek yang diobservasi. Laporan hasil observasi seharusnya disusun ketika kita telah melakukan pengamatan atau observasi.

Struktur Teks Laporan Hasil Observasi

Teks laporan observasi secara umum terdiri dari: pernyataan umum, deskripsi bagian, dan simpulan. Berikut adalah penjelasannya.

  1. Pernyataan Umum/Definisi Umum
    Bagian ini memuat definisi, kelompok/kelas, keterangan umum dan berbagai informasi tambahan mengenai subjek yang telah diobservasi. Pernyataan umum dapat berisi informasi umum mengenai nama latin hewan, asal-usul tanaman, jenis kelompok, dsb.Ciri kebahasaan yang digunakan pada bagian ini biasanya menggunakan istilah khusus dalam bidang tertentu. Sementara itu, definisi akan banyak menggunakan kata “adalah” dan “merupakan”. Penggunaan kata “yang” sebagai pembeda juga akan banyak ditemukan dalam kalimat definisi.
  2. Deskripsi Bagian
    Merupakan perincian bagian-bagian yang membentuk kesatuan hal yang dilaporkan. Misalnya, jika binatang mencakup ciri fisik, habitat, makanan dan perilaku. Sementara itu, perincian bagian-bagian tumbuhan dapat berupa ciri fisik bunga, akar, buah, dsb. Perincian manfaat seperti kandungan nutrisi pada buah dapat dipaparkan juga pada bagian ini.Jika yang dilaporkan berupa objek, maka deskripsi bagian berisi klasifikasi objek dari berbagai segi dan deskripsi manfaat suatu objek hingga sifat-sifat khusus objek.Ciri bahasa bagian ini menggunakan kata khusus dan kalimat-kalimat yang menjelaskan (merinci). Deskripsi bagian juga banyak menggunakan istilah dalam bidang ilmu seperti: fotosintesis, simbiosis, dsb. Kalimat wajib menggunakan kata baku dan kalimat efektif. Kata sambung yang sering digunakan adalah: yaitu, dan, selain itu, di samping itu, dari segi.
  3. Simpulan
    Berisi ringkasan umum mengenai hal yang dilaporkan (opsional).

Perbedaan Laporan Hasil Observasi dengan Teks Deskripsi

Apakah struktur di atas terdengar familiar? Ya, struktur yang dijabarkan di atas mirip dengan teks deskripsi. Teks laporan sering dianggap sama dengan teks deskripsi, padahal berbeda. Perbedaan utama yang paling menonjol di antara keduanya terletak pada sifatnya. Teks laporan bersifat global dan universal, sedangkan teks deskripsi bersifat unik dan individual.

Selain itu, sebetulnya teks laporan observasi akan memiliki struktur teks yang tersusun secara baku dan lengkap, yakni mencakup: pendahuluan, pembahasan, dan simpulan. Teks itu dapat pula dilengkapi dengan kata pengantar, daftar isi, dan daftar pustaka (Kosasih, 2013, hlm. 49). Idealnya, laporan observasi itu akan berbentuk makalah sempurna (lengkap).

Namun demikian, makalah sempurna seperti itu sebetulnya tidak dapat dikategorikan menjadi teks laporan hasil observasi pula, karena akan memuat banyak jenis teks lain. Laporan observasi yang dimaksud di sini adalah salah satu bagian dari makalah sempurna saja, berupa deskripsi dan penjabaran dari observasi yang merupakan salah satu  kegiatan penelitian ilmiah.

Kaidah Kebahasaan Laporan Hasil Observasi

Secara umum, laporan hasil observasi harus ditulis dengan menggunakan kalimat efektif, bahasa baku, ejaan dan tanda baca yang tepat. Laporan hasil observasi akan banyak memuat kata peristilahan khusus seperti dalam biologi: fotosintesis, mikroba, simbiosis, dsb.

Selain itu, menurut Tim Studi Edukasi (2015, hlm.19) teks laporan hasil observasi juga akan banyak memuat beberapa jenis kalimat di bawah ini.

  1. Kalimat Definisi
    kalimat yang mengandung pembatasan cakupan pengertian mengenai suatu hal, sehingga menjadi jelas dan nyata. Contohnya, Sapi adalah hewan ternak anggota suku Bovidae dan anak suku Bovinae.
  2. Kalimat deskripsi
    Kalimat yang berisi gambaran sifat-sifat benda yang dideskripsikan. Contohnya: Sapi adalah herbivora atau pemakan tumbuhan.
  3. Referensi
    Jika dalam teks terdapat referensi dari tulisan lain, maka sumber tulisan tersebut harus dimuat di dalam laporan tersebut. Misalnya, jika kita mengambil beberapa istilah dari buku, maka buku sumber tersebut harus kita cantumkan.

Kata Baku

Kata baku adalah kata yang seusai dengan perbendaharaan kata formal yang sesuai dengan panduan ejaan bahasa Indonesia (PUEBI). Kesalahan kata yang tidak baku sering terjadi karena penyerapan yang tidak tepat dari bahasa lain. Terkadang, campuran bahasa daerah juga menjadi penyebabnya. Berikut adalah contoh kata yang tidak baku, dilengkapi dengan kata yang seharusnya digunakan (baku).

Kata Tidak Baku Kata Baku (Seharusnya)
Ngeliat Melihat
Mempengaruhi Memengaruhi
Merubah Mengubah
Hipotesa Hipotesis
Ngelihat Melihat

Kalimat Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang berdasarkan kaidah dan struktur bahasa Indonesia, dengan pilihan kata yang baku, efektif (tidak boros), paralel (senada), dan cermat sehingga penjelasannya tidak menimbulkan tafsir yang berbeda. Kalimat efektif dapat dicapai dengan beberapa unsur dibawah Ini.

  1. Keparalelan Keparalelan adalah kesamaan bentuk atau harmonisasi kata yang digunakan dalam kalimat. Contoh:

    Hutan bakau dikelompokkan berdasarkan pembentukan, pasang surutnya air, dan cara memanfaatkan. (kurang paralel)


    Hutan bakau dikelompokkan berdasarkan pembentukan, pasang surutnya air, dan cara pemanfaatan. (paralel)
  2. Kehematan
    Penghematan dapat dilakukan dengan cara pengulangan subjek. Contoh: Karena ia tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu. (tidak hemat) Karena tidak diundang, ia tidak datang ke tempat itu. (hemat)Penghematan kata dapat dilakukan dengan cara menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat. Contoh: Sejak dari pagi dia bermenung. (tidak hemat) Sejak pagi dia bermenung. (hemat)Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata. Contoh: Ia memakai baju warna merah. (tidak hemat) Ia memakai baju merah. (hemat)Penghematan dapat dilakukan dengan cara tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak. Contoh: Para tamu-tamu datang tepat waktu. (tidak hemat)

    Para tamu datang tepat waktu. (hemat)

  3. Kecermatan
    Kecermatan berarti membuat kalimat yang tidak bermakna ganda, sehingga kalimat tidak akan menimbulkan tafsiran lain yang dapat membuat pembacanya salah paham. Contoh: Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah. (salah, makna ganda)

    Mahasiswa perguruan tinggi terkenal itu menerima hadiah. (benar)

Kosasih (2013, hlm. 81) memaparkan, langkah-langkah sistematis untuk menulis laporan hasil observasi adalah sebagai berikut.

  1. Melakukan observasi atau pengamatan lapangan dengan kriteria objek menarik dan sebisa mungkin dikuasai atau memungkinkan untuk dilakukan.
  2. Membuat daftar topik-topik yang dapat dikembangkan menjadi laporan.
  3. Menyusun kerangka laporan, yakni dengan menomori topik-topik itu sesuai dengan urutan yang dikehendaki.
  4. Mengembangkan kerangka yang telah disusun menjadi suatu teks yang padu. Dalam tahap ini, kita harus menjadikan topik-topik itu menjadi kalimat yang jelas. Kita pun bisa saja membuat kalimat tambahan yang fungsinya sebagai pengikat sehingga kalimat-kalimat yang ada menjadi padu.

Contoh Teks Laporan Hasil Observasi

Contoh teks laporan hasil observasi beserta strukturnya dengan berbagai tema (binatang, tumbuhan, sampah, dsb) dapat dilihat pada artikel di bawah ini.

Baca juga: Contoh Teks Laporan Hasil Observasi beserta Strukturnya

Referensi

  1. Kosasih, E. (2014). Jenis-jenis Teks (Analisis Fungsi, Struktur, dan Kaidah serta Langkah Penulisannya). Bandung: Yrama Widya.
  2. Kosasih. (2013). Cerdas Berbahasa Indonesia untuk SMA/MA Kelas X Berdasarkan Kurikulum 2013.
  3. Nurhanifah (2014). Jenis-jenis Teks. Yogyakarta : Gava Media.
  4. Tim Studi Edukasi. (2015). Mangkus Berbahasa Indonesia. Bandung: Yrama Widya.

  • Teks Eksplanasi; Pengertian, Ciri, Struktur, Pola, Contoh, dsb.
  • 21-07-2020
  • Teks Tanggapan (Kritis/Pujian): Struktur, Pengertian, Model,Dsb
  • 28-09-2020

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA