Ketika memamerkan karya tiga dimensi hal yang harus diusahakan adalah sebagai berikut kecuali

Lihat Foto

KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG

Pengunjung melihat lukisan dalam pameran bertajuk ART TURNS. WORLD TURNS. di Museum of Modern and Contemporary Art in Nusantara (MACAN), Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Sabtu (4/11/2017). Pameran ini menampilkan 90 karya seni dari 800 koleksi Haryanto Adikoesomo mulai dari seni rupa modern Indonesia hingga seni modern dan kontemporer dari seluruh dunia. Pameran terbuka untuk umum pada 4 November 2017 hingga 18 Maret 2018. KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG

JAKARTA, KOMPAS.com – Berkunjung ke pameran seni tentu menjadi hal yang menyenangkan. Selain Anda bisa menemukan inspirasi, makna yang tersembunyi di setiap karya seni lantas membuat kita senang berlama-lama di ruang pameran.

Karya seni yang apik juga tak luput mengundang kita untuk segera mengabadikan semua sudut pameran dengan menggunakan gadget kita. Namun perlu diingat bahwa di pameran seni terdapat beberapa aturan dasar yang perlu Anda ketahui. Berikut 5 hal yang perlu Anda perhatikan jika berkunjung ke pameran seni :

1. Jangan Sentuh Karya

Hargai seniman dengan tidak menyentuh karyanya. Kecuali memang karya yang dipamerkan merupakan karya seni interaktif. Dengan tidak menyentuh karya seni maka, kualitas dari karya seni tersebut akan tetap terjaga.

2. Perhatikan Aturan di Setiap Karya Seni

Saat berada di pameran seni, berbagai instalasi pameran akan hadir meramaikan. Namun di setiap karya pasti memiliki aturannya masing-masing.

(Baca juga : Sepanjang November, Pameran Jalur Rempah Digelar di Museum Nasional)

Terkadang ada karya seni yang bersifat seni instalasi interaktif di mana Anda diperbolehkan untuk berinteraksi dengan melalui sentuhan. Dengan menyentuh, makna dari karya seni bisa tersampaikan.

Lihat Foto

KOMPAS.com/HAMZAH

Suasana di salah satu sudut tempat pameran seni Arto Morrow di WEP, Gresik, Jatim, pada 21-27 Oktober 2017.

Ada juga karya seni yang bersifat non-interaktif di mana Anda dilarang menyentuh karya seni. Oleh sebab itu, perlu mengetahui terlebih dahulu aturan di setiap karya seni tersebut.

3. Jangan Memotret Menggunakan Lampu Kilat

Karya yang apik kadang mengundang kita untuk mengabadikan karya mengunakan gadget kita. Namun perlu diingat bahwa Anda dilarang menggunakan lampu kilat saat memotret karya sang seniman.

(Baca juga : Pameran Seni di Gresik Bakal Rutin Digelar Setiap Oktober)

Sesuai dengan judul atau tema diatas, kita akan membagi uraiannya menjadi dua bagian yaitu Tahap Persiapan Pameran dan Tahap Pelaksanaan Pameran. Untuk lebih jelasnya mari kita simak uraian lengkapnya berikut ini.

A. Proses Persiapan Pameran.

Proses Persiapan pameran terdiri dari dua tahapan dimana setiap tahapan memiliki bagian - bagiannya tersendiri diantaranya adalah sebagai berikut.

1. Menyiapkan dan memilih karya Pameran

Sesuai dengan salah satu persyaratan pameran, keberadaan karya yang akan dipamerkan tentulah harus ada dan mutlak keberadaannya. Untuk memperoleh karya yang akan dipamerkan, kita perlu mempersiapkan karya tersebut. 

Kita dapat membuat karya yang seni rupa yang secara khusus diperuntukkan bagi pemeran yang direncanakan tersebut atau memilih karya lainnya.

Pemilihan atau seleksi dari karya yang akan dipamerakan tersebut dilakukan setelah semua karya itu terkumpul dan proses pemilihan dapat dilakukan beserta teman atau kerabat lainnya yang terlibat didalam kepanitiaan pameran.

Teknik dalam memilih karya dapat dilakukan dengan berdasarkan kualitas karya kerajinan seni rupa yang akan dipamerkan dengan kata lain kita melihatnya dari segi layak atau tidaknya karya tersebut, jenis karya seni rupa baik itu karya seni rupa dua dimensi atau karya seni rupa tiga dimensi, ukuran, dan kriteria lainnya sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh panitia pameran.

Jenis karya yang akan dipamerkan dapat ditentukan satu jenis karya saja atau berupa campuran dari berbagai jenis karya seni rupa. Penentuan karya ini tentu juga akan mempengaruhi perlengkapan pameran yang hendak disediakan.

Sebagai contoh, jika karya yang banyak ditampilkan adalah karya seni rupa 2 dimensi maka kemungkinan besar panitia pameran harus bisa menyediakan tempat untuk menggantung karya - karya tersebut dan sebaliknya, jika karya yang akan ditampilkan  lebih pada karya seni rupa 3 dimensi maka akan dibutuhkan tempat untuk meletakkan karya tersebut yang harus mendapatkan perhatian lebih.

2. Menyiapkan Perlengkapan Pameran.

Tentunya penyelenggaraan pameran akan membutuhkan banyak tahap perencanaan pameran, perlengkapan atau sarana dan prasarana, seperti ruangan, buku tamu, meja, buku pesan dan kesan, panil atau penyekat ruangan, lampu sorot, sound sistem, dan poster.

Ruangan yang digunakan dalam kegiatan pemeran seni rupa dapat berupa ruangan aula, gedung serba guna, dan lainnya dengan prses penataan yang menggunakan meja, panel dan kursi.

Meja digunakan untuk memajang karya seni 3 dimensi atau barang kerajinan lainnya dan juga dapat digunakan sebagai tempat untuk menerima tamu.

Buku berisi isian untuk para tamu yang datang seperti, nama lengkap, alamat, asal, nomor hp dan tanda tangan dengan tujuan untuk mengetahui ada berapa banyak pengunjung yang datang dan jika terdapat hal - hal yang tidak diinginkan dapat dihubungi seperti jika ada yang kehilangan sesuatu pada lokasi pameran.

Buku ini bertujuan untuk mendapatkan tanggapan atau saran atau kritikan dari pengunjung pameran seni rupa yang diadakan dan akan menjadi referensi kedepannya bagi panitia penyelenggaraan pameran agar lebih baik lagi jika para prosesnya masih dianggap ada yang kurang.

Panil memiliki fungsi untuk menempelkan karya seni 2 dimensi seperti lukisan, gambar, foto dan lainnya, selain itu panil juga dapat digunakan sebagai penyekat ruangan yang satu dengan yang lainnya.

Media ini dimanfaatkan untuk memberikan informasi kegiatan pameran yang akan diselenggarakan. Dengan demikian sebelum pelaksanaan pameran dilaksanakan, poster dan brosur kegiatan sudah digunakan sebagai media informasi.

Katalog pameran berisikan identitas dari para seniman dan karya dari seniman tersebut serta kuratorial penyelenggaraan pameran yang berfungsi untuk menjelaskan mengenai hal ihwal seniman dan karya yang dipamerkan.

Folder pada pameran berisikan judul lukisan dan harga dari karya seni perupa yang mengikuti penyelenggaraan tersebut yang jika dijual maka akan sangat membantu guide untuk menjelaskan kepada pengunjung pameran.

Penerangan pada pameran tentunya bertujuan dan digunakan untuk memperjelas karya yang dipamerkan dan setiap penerangan dipasangkan pada setiap papan pamer atua panil atau plafon. Jenis lampu dan pemasangannya lampu harus dilakukan dengan sedemikian rupa agar penerangan dari lampu tersebut tidak membuat mata pengunjung menjadi silau.

Manfaat pemasangan sound sistem pada pameran diperuntukkan dalam acara pembukaan dan juga untuk memperdengarkan kepada pengunjung musik - musik instrumental sebagai pendukung suasana pameran agar lebih nyaman pada saat pengunjung mengapresiasi karya yang dipamerkan.

B. Proses Pelaksanaan Pameran Seni Rupa.

Proses pelaksanaan pameran terdiri dari kegiatan pelaksanaan kerja panitia secara bersama- sama, penataan ruang, pelaksanaan pameran dan penyusunan laporan.

3. Pelaksanaan Kerja Panitia Pameran.

Pelaksanaan pameran adalah puncak dari implemetasi perencanaan yang telah disusun pada tahapan perencanaan pameran. Pelaksanaan kegiatan ini akan berjalan lancar jika semua pihak terkhusus para panitia pemeran bisa melakukan kerjasama dan berkomitmen untuk mensukseskan pameran tersebut.

4. Penataan Ruangan Pameran.

Sebelum dilakukan penataan ruang pameran, panitia pemeran terlebih dahulu membuat rancangan denah ruangan pameran tersebut. Hal ini bertujuan untuk mengatur arus pengunjung, komposisi tata karya yang serasi, pengaturan jarak dan tinggi rendahnya pandangan terhadap karya 2 dimensi atau 3 dimensi yang di pamerakan tersebut. 

Sehubungan dengan hal tersebut maka beberapa hal yang patut diperhatikan oleh panitia penyelenggara pameran adalah sebagai berikut;

  • Karya yang memiliki komposisi warna yang kuat hendaknya tidak didekatkan pada karya dengan komposisi warna yang lemah.
  • Karya dengan komposisi warna yang kurang hendaknya tidak diletakkan pada ruangan yang memiliki sedikit pencahayaan karena akan semakin membuat warna karya seni tersebut semakin lemah.
  • Pemberian cahaya lampu jangan sampai menyilaukan mata pengunjung yang hendak melihat dan mengapresiasi karya seni rupa tersebut.
  • Pemasang karya seni rupa hendaknya sejajar dengan pandangan mata, tidak terlalu tinggi atau tidak pula terlalu rendah.
  • Pemasangan karya yang lebih tinggi dari tubuh penikmatnya harus dibuat condong kebawah sehingga mudah untuk diamati.
  • Letakkan beberapa pot bunga atau tanaman hias untuk memberi kesan yang elegan dan menyegarkan ruangan.
  • Pada karya seni rupa 3 dimensi, peletakkan harus di letakkan pada tempat yang bisa diamati dari sudut pandang mana saja.
  • Memperhatikan pengelompokan karya seni rupa berdasarkan ukurannya.
  • Jika tidak terdapat AC didalam ruangan maka perlu ditempatkan kipas angin untuk menghilangkan suasana panas atau gerah, dan
  • Sediakan pula tempat sampah untuk menjaga kebersihan lokasi pameran.

a. Penataan Arus Masuk dan Keluar Pengunjung.

Pada proses ini terdapat dua opsi yang disesuaikan dengan bentuk dan ukuran ruangan yang digunakan untuk melakukan atau melangsungkan kegiatan pameran, yaitu ruangan dengan 1 pintu dan ruangan dengan dua pintu. Penataan ruangan harus disesuaikan dengan kondisi ruangan pameran.

b. Penataan dan Penempatan Karya Seni Rupa.

Penataan karya yang dipamerkan dilakukan atas dasar pertimbangan jenis, ukuran, warna, tinggi-rendah pemasangannya.

c. Penataan Pencahayaan.

Aspek lain yang tidak kalah pentingnya yaitu dari segi pencahayaan. Pencahayaan pada ruangan pameran dikelompokkan menjadi pencahayaan khusus (menggunakan spot lite) dan secara umum ( pencahayaan untuk pengunjung dalam membaca katalog, folder dan lainnya) yang diusahakan agar tidak membuat mata pengunjung menjadi silau.

d. Pembukaan Penyelenggaraan Pameran Seni Rupa.

Penyelenggaraan pameran biasanya dimulai dengan seremonial pembukaan pameran yang ditandai dengan kata sambutan dari ketua panitia, dan undangan khusus lainnya yang diundang untuk membawakan sambutan sekaligus membuak acara pameran.

Baca juga: Klasifikasi Karya Seni Rupa

Pada waktu pembukaan biasanya para pengunjung dibagi - bagikan katalog pameran dan dipersilahkan untuk mencicipi jamuan yang telah disediakan leh panitia penyelenggara kegiatan pameran. Terdapat beberapa hal yang perlu untuk dilakukan pada saat para pengunjung mulai mengunjungi ruangan pameran diantaranya adalah sebagai berikut;

  • diupayakan agar para pengunjung mengisi buku tamu terlebih dahulu,
  • pengunjung yang hadir diberikan katalog,
  • sewaktu - waktu panitia harus mengamati kondisi ruangan terutama kondisi pencahayaan, dan keutuhan karya yang dipamerkan,
  • Seksi stan membantu para pengunjung atau mendampingi pengunjung dalam menikmati materi karya seni rupa pameran yang ditampilkan, seperti memberikan arahan dan penjelasan kepada para pengunjung tentang karya yang sedang diamatinya, dan
  • pengunjung hendaknya mengisi buku kesan dan pesan, hal ini sangat bermanfaat untuk menilai tanggapan pengunjung terhadap proses pelaksanaan pemeran dan karya yang dipamerkan.

5. Laporan Kegiatan Pameran.

Laporan kegiatan dibuat secara tertulis oleh panitia pameran sebagai betuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan penyelenggaraan pameran seni rupa tersebut. Laporan ini kemudian ditujukan kepada pihak yang bertanggungjawab atas segala aktifitas pameran yang telah dilaksanakan.

Baca juga: Aspek - Aspek Seni Rupa Murni

Laporan kegiatan juga diberikan kepada sponsorship utama jika diminta sebagai penyandang dana utama kegiatan tersebut, pihak sponsor biasanya ingin mengetahui bagaimana dana yang diberikannya digunakan secara baik atau tidak oleh panitia.

Laporan kegiatan pameran tidak hanya berisikan hal - hal yang baik - baik saja namun juga kekurangan dan kelemahan dalam proses penyelenggaraan pameran yang dilaksanakan. Hal ini bertujuan sebagai bahan evaluasi sehingga kelemahan dan kekurangan tersebut dapat diperbaiki dalam kegiatan pameran berikutnya dimasa yang akan datang.

Nah sampai disini kami rasa teman semua sudah bisa mengerti dan memahami bagaimana dan apa saja proses yang harus dikerjakan jika hendak melaksankan penyelenggaraan pameran seni rupa. Demikian dari kami dan terimakasih.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA