Jenis hewan yang terdapat di sebelah timur garis Weber adalah

Garis Wallace dan Weber – Peta adalah gambaran sebagian atau seluruh wilayah di permukaan bumi dengan berbagai kenampakannya pada bidang datar yang diperkecil dengan skala tertentu. Didalamnya terdapat banyak garis, warna dan simbol yang berguna untuk menerangkan keadaan dunia sebenarnya.

Garis pada peta digunakan untuk menerangkan perbatasan suatu daerah. Warna biasanya menerangkan tinggi rendahnya suatu lokasi. Sedangkan simbol merupakan penanda ibukota, kota dan beberapa keterangan lainnya.

Kita bisa menemukan lebih banyak simbol pada peta tematik. Contohnya peta tematik yang menginformasikan persebaran hewan biasanya terdapat simbol hewan yang menyatakan persebaran hewan di daerah tersebut.

Selain simbol, peta tematik persebaran hewan juga terdapat garis Wallace dan Weber. Apakah Garis Wallace dan Garis Weber? Berikut penjelasan lengkap mengenai kedua garis tersebut.

Pengertian Garis Wallace & Weber

Garis Wallace dan Weber merupakan dua garis khayal yang digambarkan dalam peta. Kedua garis tersebut membatasi persebaran fauna di Indonesia dan dibuat pada tahun 1859 oleh seorang naturalis Inggris bernama Alfred Russel Wallace. Pemberian nama Wallace dan Weber dilakukan oleh ahli biologi dari Inggris bernama Thomas Henry Huxley.

Wallace melakukan membagi wilayah Indonesia menjadi 3 wilayah ketika melakukan perjalanan melewati Hindia Timur, sekitar abad kesembilan belas dan melakukan penelitian tentang persebaran flora dan fauna.

Garis Wallace adalah garis pembagi wilayah sebaran flora fauna yang dilakukan berdasarkan adanya perbedaan ciri hewan di bagian timur dan barat Indonesia. Sedangkan Garis Weber juga membagi Indonesia menjadi dua bagian, yakni bagian tengah dan timur.

Gambaran Garis Wallace & Weber

Penggambaran Garis Wallace dan Weber cukup jelas dalam peta. Jalur ini berada di Indonesia di antara pulau Kalimantan dan pulau Sulawesi dan melewati selat Lombok yang berada di antara Bali dan Lombok. Jarak antara Lombok dan Bali cukup dekat yaitu sekitar 35 kilometer atau 22 mil.

asiapacific.anu.edu.au

Beberapa jenis hewan dan tumbuhan memiliki aturan persebaran tersendiri. Sebaran beragam jenis burung umumnya sempit dan terisolasi di wilayah tertentu. Alasannya adalah banyak spesies burung yang tidak mampu terbang menyeberangi perairan laut terbuka yang jaraknya dekat sekalipun.

Beberapa mamalia terbang seperti kelelawar distribusi lebih luas karena mampu melewati batas. Namun mamalia darat yang berukuran lebih besar secara umum terbatas berada di salah satu sisi barat atau timur. Beberapa hewan yang masuk pengecualian yaitu kera, babi dan tarsius yang juga tersebar di Sulawesi.

Sebaran kelompok tumbuhan dan hewan polanya cenderung berbeda. Akan tetapi pola secara keseluruhan sebaran hewan dan tumbuhan cukup konsisten sehingga mudah dibedakan.

Penyebaran tumbuhan tidak mengikuti Garis Wallace dan Weber yang sama dengan fauna. Contohnya adalah spesies Australasian Eucalyptus yang kita kenal sebagai tanaman obat dan bisa dikonsumsi seperti permen.

Sejarah Pembagian Wilayah

Sebelum Wallace, beberapa penjelajah juga telah mencatat adanya perbedaan fauna dan flora di wilayah barat dan timur Indonesia. Pada tahun 1521, Ferdinand Magellan dan Antonio Pigafetta mencatat perbedaan kondisi biologi antara Filipina dan Kepulauan Maluku pada sisi yang berlawanan. Selain itu, pengamatan akan perbedaan fauna antara kedua wilayah juga telah dilakukan oleh seorang navigator dari Inggris bernama George Windsor Earl.

Wallace pernah membuat pamflet kondisi geografis yang membedakan Asia Tenggara dan Australia. Pamflet ini diterbitkan pada tahun 1845. Wallace menggambarkan bagaimana pulau-pulau di barat seperti Jawa dan Sumatera terhubung oleh laut-laut dangkal. Beberapa pulau di sisi barat garis memiliki satwa liar yang serupa dengan benua Asia.

baca juga:  4 Iklim Dunia - Tropis, Subtropis, Sedang dan Dingin

Sementara di sisi timur garis atau pulau-pulau di timur, seperti Papua Nugini yang terhubung ke Australia ditandai oleh persebaran beberapa spesies hewan marsupial. Hewan marsupial adalah hewan yang memiliki kantong perut yang biasanya untuk menghangatkan bayi. Contohnya seperti kanguru, koala, wallaby, possum, opossum dan wombat.

Wallace melanjutkan perjalanannya untuk penelitian yang lebih banyak. Dari kawasan itu, Wallace meletakkan garis di sisi timur Bali karena semua pulau di sisi timur Jawa dan Kalimantan memiliki pola hewan yang mirip dari Benua Australia atau Pasifik. Oleh sebab itu, titik itulah tempat yang cocok untuk menajdi garis pemisah.

Selanjutnya seorang ahli biologi dan antropologi dari Inggris yang bernama Thomas Huxley menggunakan istilah Garis Wallace untuk pertama kali dalam makalahnya yang dirilis pada tahun 1868 untuk Zoological Society of London.

Penelitian Wallace di Indonesia mendemonstrasikan teori evolusi pada waktu yang bersamaan dengan Joseph Dalton Hooker dan Asa Grey yang menulis sebuah esai berupa dukungan terhadap hipotesis Darwin.

Pembagian Kawasan Garis Wallace & Weber

Dua garis khayal ini membagi persebaran flora dan fauna menjadi tiga kawasan, yaitu Asia, peralihan dan Australia. Jika digabung, maka urutannya adalah Kawasan Asia – Garis Wallace – Kawasan Peralihan – Garis Weber – Kawasan Australia dan Pasifik.

– Kawasan Asia

Di sisi barat garis Wallace merupakan habitat bagi flora dan fauna yang berhubungan dengan spesies Asia (tipe Asiatis). Salah satu karakteristik hewan Asia adalah mamalia berukuran besar, seperti badak bercula satu, gajah, harimau, beruang madu, orangutan dan bekantan.

Sedangkan contoh flora yang ada di area ini yaitu bunga anggrek, pohon jati, kayu manis, rafflesia arnoldi, kayu kapur, nangka, rotan, pohon meranti, pohon gaharu, pohon kamper, pohon ulin, pohon keruing dan bambu.

baca juga:  Infografis - Bahaya Limbah Plastik

– Garis Wallace

Garis ini memisahkan ekozon Asia dan Wallacea. Wallacea adalah zona transisi antara benua Asia dan Australia. Ekozon merupakan sistem pembagian biogeografi dari permukaan daratan di bumi yang dilakukan berdasarkan persebaran hewan-hewan darat.

Jika ditarik garis dari utara, maka Garis Wallace dimulai dari ujung utara Pulau Kalimantan dan Sulawesi. Lalu terus lurus berjalan ke selatan melalui Selat Makassar kemudian melewati selat yang menghubungkan Pulau Bali dan Lombok.

Kemudian Thomas Huxley menambahkan atau memperbarui Garis Wallace dengan menarik garis lebih ke utara lagi hingga melewati sisi timur Kepulauan Filipina.

– Kawasan Peralihan

Kawasan peralihan juga disebut area Wallacea. Ciri-ciri hewan dan tumbuhan yang ada disini adalah campuran spesies asal Asia dan Australia.

Contohnya adalah babi rusa, kuskus, biawak, anoa, tapir dan komodo. Sedangan contoh floranya adalah pohon cendana, kayu putih dan pohon eboni. Kawasan peralihan ini diakhiri oleh Garis Weber.

– Garis Weber

Garis Weber merupakan garis khayal yang membatasi wilayah sebaran tumbuhan dan satwa antara dataran sahul dan bagian barat Indonesia. Garis ini dimulai dari utara, yakni dari Kepulauan Maluku hingga ke sisi barat paparan sahul. Kemudian dari dangkalan sahul menuju sisi timur Nusa Tenggara Timur.

– Kawasan Australia atau Pasifik

Kawasan Australia atau Pasifik adalah daerah sebaran hewan dan tumbuhan di timur Garis Weber. Persebaran flora dan faunanya memiliki kemiripan dengan flora dan fauna yang ada di Australia. Contohnya adalah cendrawasih, burung kasuari, burung betet, reptil dan beberapa spesies amfibi. Sedangkan contoh tumbuhannya seperti matoa, kayu putih, buah merah dan sagu.

Gambar 1. Wallace and Weber’s Line © CK-12

Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia (Facts & Figures, n.d.). Negara yang berada di Asia Tenggara ini terdiri atas lima pulau besar dan sekitar 30 pulau-pulau kecil. Ada 17.508 total pulau di Indonesia dan sekitar 6000 dari pulau-pulau tersebut merupakan pulau berpenghuni. Indonesia berada di persimpangan antara dua samudra, yaitu Samudra Pasifik dan Samudra Hindia, serta menjembatani benua Asia dan Australia. Kondisi geografis ini tidak hanya mempengaruhi perekonomian, kehidupan sosial, dan budaya masyarakat di Indonesia, tetapi juga mempengaruhi cuaca, iklim, serta persebaran flora dan fauna di Indonesia. 

Sebagai negara kepulauan tropis di ekuator, angin di Indonesia mayoritas merupakan angin yang berasal dari laut (Letak Geografis Indonesia, n.d.). Hal ini menyebabkan Indonesia hanya mengalami dua musim, yaitu musim kemarau dan musim hujan. Indonesia juga mengalami angin muson, yaitu angin musiman yang bertiup setiap enam bulan dan umumnya terjadi di Samudera Hindia dan sebelah selatan Asia. Di Indonesia, ada dua angin muson, yaitu muson timur dan muson barat. Saat angin muson barat berhembus dari Oktober sampai Maret, Indonesia akan mengalami musim hujan. Sedangkan, saat muson timur berhembus dari April sampai September, Indonesia akan mengalami musim kemarau. 

Pada saat musim hujan, curah hujan di Indonesia cenderung tinggi, sedangkan saat musim kemarau, Indonesia akan memperoleh sinar matahari yang melimpah. Kondisi cuaca tersebut sangat mendukung pertumbuhan dan persebaran berbagai jenis flora dan fauna di Indonesia. Karakteristik flora dan fauna yang ada di Indonesia pun berbeda-beda tergantung daerah dimana flora dan fauna tersebut hidup. Karena perbedaan karakteristik ini, persebaran flora dan fauna di Indonesia dibatasi oleh dua garis khayal, yaitu Garis Wallace dan Garis Weber. 

Apa itu Garis Wallace dan Garis Weber?

Gambar 2. Map of Sunda and Sahul © Wikipedia

Garis Wallace dan Garis Weber adalah dua garis khayal yang berperan sebagai pemisah atau pembatas wilayah persebaran flora dan fauna di Indonesia (Garis Wallace dan Weber, n.d.). Kemunculan teori atau konsep Garis Wallace dan Garis Weber tidak terjadi secara bersamaan. Teori atau konsep pertama yang muncul adalah Garis Wallace. 

Garis tersebut digambar pada tahun 1859 oleh Alfred Russel Wallace, seorang naturalis asal Inggris. Garis tersebut kemudian dinamai “Garis Wallace” oleh Thomas Henry Huxley, seorang ahli biologi asal Inggris (Nontji, 2017). Garis Wallace memisahkan flora dan fauna di Indonesia ke dalam dua zona, yaitu zona Asia di sebelah barat dan zona Wallacea atau zona transisi antara Asia dan Australia di sebelah timur. Flora dan fauna pada zona Asia identik dengan spesies atau organisme di benua Asia, sedangkan flora dan fauna pada zona Wallacea merupakan campuran spesies atau organisme dari benua Asia dan Australia. Flora dan fauna pada zona Wallacea umumnya adalah spesies yang endemik di Indonesia. 

Pada tahun 1845, Wallace menerbitkan sebuah pamflet berjudul “On the Physical Geography of South-Eastern Asia and Australia”. Pamflet ini berisi tentang penemuan Wallace selama berada di Hindia Timur. Dalam pamflet tersebut, Wallace menemukan bahwa pulau-pulau di bagian barat Indonesia seperti Sumatera dan Jawa terhubung dengan keseluruhan dari benua Asia oleh sebuah laut dangkal, sehingga spesies flora dan fauna yang ada pada pulau-pulau barat akan menyerupai spesies flora dan fauna di benua Asia. Sedangkan, flora dan fauna di pulau-pulau timur seperti Papua Nugini akan menyerupai flora dan fauna di benua Australia karena kedua benua ini terhubung oleh perairan dangkal seperti Laut Arafura dan Laut Timor. Berdasarkan hasil temuan tersebut, Wallace membuat sebuah garis yang memisahkan flora dan fauna di sebelah barat Indonesia dengan flora dan fauna di sebelah timur Indonesia.

Pada saat yang sama, Max W. C. Weberㅡseorang peneliti asal Jermanㅡsedang melakukan ekspedisi mengenai persebaran flora dan fauna di Indonesia untuk mendalami persebaran fauna Asia atau Oriental dan fauna Australis (Kusdyantono, 2015). Ekspedisi ini berlangsung dari Maret 1899 hingga Februari 1900. Menurut Weber, Garis Wallace di Selat Lombok kurang tepat apabila digunakan sebagai perbatasan persebaran flora dan fauna di Indonesia. Oleh karena itu, Weber membuat sebuah garis baru melalui Kepulauan Tanimbar. Berdasarkan Garis Weber, pulau-pulau di antara Garis Wallace dan Garis Weber seperti Sulawesi, sebagian Nusa Tenggara, dan Halmahera merupakan zona Wallacea. Flora dan fauna di sebelah barat Garis Wallace merupakan flora dan fauna zona Asia atau Oriental, sedangkan flora dan fauna di sebelah timur Garis Weber merupakan flora dan fauna zona Australis. 

Proses Persebaran Keragaman Flora dan Fauna di Indonesia

Flora dan fauna di Indonesia merupakan perpaduan antara flora dan fauna dari benua Asia dan Australia. Namun, tidak mungkin persebaran keragaman flora dan fauna ini semata-mata karena Indonesia terhubung dengan keseluruhan benua Asia dan Australia oleh laut dangkal. Persebaran ini lebih berkaitan pada biogeografi benua Asia dan Australia pada zaman purba. 

Pada zaman es, benua Asia dan Australia tergabung sebagai satu benua besar (Mayr, 1944). Ketika permukaan air laut naik mencapai 120 meter, kedua benua tersebut terpisah. Selama lebih dari 50 juta tahun, laut di antara kedua benua tersebut menghalangi migrasi serta persebaran spesies flora dan fauna Asia dan Australia. Namun, di antara laut tersebut kemudian muncul pulau-pulau seperti Sulawesi, sebagian Nusa Tenggara, dan Halmahera. Pulau-pulau di zona Wallacea ini menjadi penghubung bagi migrasi serta persebaran spesies flora dan fauna di Asia dan Australia. Pada zona Wallacea, muncul berbagai flora dan fauna endemik hasil perpaduan flora dan fauna dari benua Asia dan Australia. Sedangkan, spesies flora dan fauna pada zona Asia dan Australis akan lebih mirip dengan flora dan fauna dari masing-masing benua. 

Karakteristik Flora dan Fauna di Setiap Daerah Pembagian

Gambar 3. Tarsius © Gunadarma News

Garis Wallace membagi perbedaan flora dan fauna di Indonesia ke dalam dua zona, yaitu zona Asia di sebelah barat dan zona Wallacea di sebelah timur. Sedangkan, Gari Weber membagi ke dalam tiga zona, yaitu Asia atau Oriental, Wallacea, dan Australis. Zona Asia meliputi pulau-pulau di bagian barat Indonesia seperti Sumatra, Jawa, Bali, dan Kalimantan. Zona Wallacea meliputi pulau-pulau di bagian peralihan Indonesia seperti Lombok, Sulawesi, dan Nusa Tenggara. Zona Australis meliputi pulau-pulau di bagian timur Indonesia seperti Maluku, Halmahera, dan Papua. Berikut ciri-ciri flora dan fauna dari masing-masing zona pada Garis Wallace dan Garis Weber (Yohannes, 2020). 

Ciri-ciri flora dan fauna zona Asia

  1. Terdapat mamalia besar atau megafauna seperti gajah dan badak.
  2. Terdapat berbagai spesies kera, reptil, dan ikan air tawar.
  3. Terdapat berbagai spesies burung, namun mayoritas merupakan spesies burung berkicau.
  4. Tidak terdapat fauna berkantung.
  5. Spesies flora merupakan flora hutan tropis, seperti meranti, kamper, keruing, dan mahoni.
  6. Vegetasi didominasi oleh tumbuhan berdaun lebat.

Beberapa fauna endemik pada zona ini adalah Gajah Sumatera, Badak Bercula Satu, Orang Utan, Bekantan, dan Jalak Bali. Sedangkan, flora endemik pada zona ini adalah Padma Raksasa (Rafflesia arnoldii), Bunga Bangkai (Amorphophallus titanum), dan Kantong Semar.

Ciri-ciri flora dan fauna zona Wallacea

  1. Karakter flora dan fauna merupakan campuran dari spesies pada benua Asia dan Australia.
  2. Flora dan fauna pada zona Wallacea merupakan spesies endemik yang tidak ditemukan di luar Indonesia. 

Beberapa fauna endemik pada zona ini adalah Babi Rusa, Komodo, Anoa, Kuskus, dan Tarsius. Sedangkan, flora endemik pada zona ini adalah Longusei (F. Minahasae), Gofasa (Vitex cofassus), Eboni, Anggrek Serat, Cempaka hutan kasar, Cengkeh, dan Ampupu (Eucalyptus urophylla). 

Ciri-ciri flora dan fauna zona Australis

  1. Terdapat fauna berkantung atau marsupial.
  2. Terdapat mamalia, namun ukurannya cenderung kecil.
  3. Jumlah spesies ikan air tawar cenderung sedikit.
  4. Terdapat spesies burung dengan warna-warna yang mencolok.
  5. Flora dan vegetasi memiliki daun paralel dengan bentuk yang memanjang.

Beberapa fauna endemik pada zona ini adalah Cendrawasih, Kanguru Pohon, Wallaby, dan Kasuari. Sedangkan, flora endemik pada zona ini adalah Pakis, Eboni, Siwalan, dan Matoa. 

Penulis: Fiona Evangeline Onggodjojo

Referensi Literatur

Facts & Figures. (n.d.). Embassy of the Republic of Indonesia Washington, DC. Retrieved February 5, 2021, 12:20 WIB from //www.embassyofindonesia.org/index.php/basic-facts/.

Garis Wallace dan Weber – Pengertian, Sejarah, dan Pembagian. (n.d.). RimbaKita.com. Retrieved February 6, 2021, 10:12 WIB from //rimbakita.com/garis-wallace-dan-weber/#:~:text=Garis%20Wallace%20adalah%20garis%20pembagi,yakni%20bagian%20tengah%20dan%20timur.

Kusdyantono, W. (2015, December 16). Garis Wallace dan Weber, Daratan Hindia dan Garis Khayal yang Membaginya. HMGF UGM. Retrieved February 6, 2021, 12:38 from //hmgf.fmipa.ugm.ac.id/daratan-hindia-dan-garis-khayal-yang-membaginya/.

Letak Geografis Indonesia: Pengaruh, Dampak, Keuntungan (Lengkap). (n.d.). The Gorbals Retrieved February 5, 2021, 13:21 from //thegorbalsla.com/letak-geografis-indonesia/.

Mayr, E. (1944). Wallace’s Line in the Light of Recent Zoogeographic Studies. The Quarterly Review of Biology, 19(1), 1–14. doi: 10.1086/394684.

Nontji, A. (2017, March 4). Wallace: Dari Garis Maya Zoogeografi Hingga Surat Dari 

Ternate. Oseanografi LIPI. Retrieved February 6, 2021, 13:47 from //oseanografi.lipi.go.id/datakolom/06%20Wallace%20&%20Surat%20ternate%204.pdf.

Yohannes, M. (2020, April 24). Mengenal Flora dan Fauna di Indonesia. Traveloka. Retrieved February 6, 2021, 15:15 WIB from //www.traveloka.com/id-id/explore/destination/flora-dan-fauna-di-indonesia-acc/29729.

Referensi Gambar

Wallace and Weber’s Line. Retrieved from //www.ck12.org/user:zxbpc2r3z0blcglzzc5vcmc./book/episd-world-geography-2017-2018/section/10.1/.

Map of Sunda and Sahul. Retrieved from //en.wikipedia.org/wiki/File:Map_of_Sunda_and_Sahul_2.png.

Tarsius. Retrieved from //news.gunadarma.ac.id/2017/05/tarsius-filipina-primata-terkecil-kedua-di-bumi/.

Lindungihutan.com merupakan Platform Crowdfunding Penggalangan Dana Online untuk Konservasi Hutan dan Lingkungan. Kunjungi situs berikut //lindungihutan.com/kampanyealam untuk mendukung kegiatan dan aksi penghijauan teman-teman di Semarang. Mari bersama melestarikan dan menjaga pesisir Indonesia dari bahaya yang dapat merugikan pihak. 

Yuk jadi pioneer penghijauan di daerah tempat tinggalmu!

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA