Delay yang disebabkan oleh standar codec yang digunakan adalah

Quality of service (QoS) (Bahasa Indonesia : kualitas layanan) mengacu pada teknologi apa pun yang mengelola lalu lintas data untuk mengurangi packet loss (kehilangan paket), latency, dan jitter pada jaringan. QoS mengontrol dan mengelola sumber daya jaringan dengan menetapkan prioritas untuk tipe data tertentu pada jaringan.

Jaringan perusahaan perlu menyediakan layanan yang dapat diprediksi dan terukur sebagai aplikasi (seperti suara, video, dan data yang sensitif terhadap keterlambatan) untuk melintasi jaringan. Organisasi menggunakan QoS untuk memenuhi persyaratan lalu lintas dari aplikasi sensitif, seperti suara dan video real-time, dan untuk mencegah penurunan kualitas yang disebabkan oleh packet loss, penundaan dan jitter. Organisasi dapat mencapai QoS dengan menggunakan alat dan teknik tertentu, seperti jitter buffer dan traffic shaping. Bagi banyak organisasi, QoS termasuk dalam service-level agreement (SLA) dengan penyedia layanan jaringan untuk menjamin tingkat kinerja tertentu.

Model Monitoring QoS terdiri dari komponen monitoring application, QoS monitoring, monitor, dan monitored objects.

Gambar : Model Monitoring QoS

  1. Monitoring Application, Merupakan sebuah antarmuka bagi administrator jaringan. Komponen ini berfungsi mengambil informasi lalu lintas paket data dari monitor, menganalisanya dan mengirimkan hasil analisis kepada pengguna. Berdasarkan hasil analisis tersebut, seorang administrator jaringan dapat melakukan operasi-operasi yang lain.
  2. QoS Monitoring, Menyediakan mekanisme monitoring QoS dengan mengambil informasi nilai-nilai parameter QoS dari lalu lintas paket data.
  3. Monitor, Mengumpulkan dan merekam informasi lalu lintas paket data yang selanjutnya akan dikirimkan kepada monitoring application. Monitor melakukan pengukuran aliran paket data secara waktu nyata dan melaporkan hasilnya kepada monitoring application.
  4. Monitored Objects, Merupakan informasi seperti atribut dan aktifitas yang dimonitor di dalam jaringan. Di dalam konteks QoS monitoring, informasi-informasi tersebut merupakan aliran-aliran paket data yang dimonitor secara waktu nyata. Tipe aliran paket data tersebut dapat diketahui dari alamat sumber (source) dan tujuan (destination) di layer-layer IP, port yang dipergunakan misalnya UDP atau TCP, dan parameter di dalam paket RTP.

Parameter Quality of Service terdiri dari :

  • Throughput, Throughput yaitu kecepatan (rate) transfer data efektif, yang diukur dalam bps (bit per second). Throughput adalah jumlah total kedatangan paket yang sukses yang diamati pada tujuan selama interval waktu tertentu dibagi oleh durasi interval waktu tersebut.

  • Packet Loss, Packet Loss merupakan suatu parameter yang menggambarkan suatu kondisi yang menunjukkan jumlah total paket yang hilang dapat terjadi karena collision dan congestion pada jaringan

  • Delay (Latency), Delay (Latency) merupakan waktu yang dibutuhkan data untuk menempuh jarak dari asal ke tujuan. Delay dapat dipengaruhi oleh jarak, media fisik, congesti atau juga waktu proses yang lama.

  • Jitter atau Variasi Kedatangan Paket, Jitter diakibatkan oleh variasi-variasi dalam panjang antrian, dalam waktu pengolahan data, dan juga dalam waktu penghimpunan ulang paket-paket diakhir perjalanan jitter.

Referensi:

  • //www.kamuskomputer.com/definisi/qos-quality-of-service/.
  • dkk, “Metoda Real Time Flow Measurement (RTFM) untuk Monitoring QoS di Jaringan NGN,” dalam Prosiding 14 Konferensi Nasional Teknologi Informasi & Komunikasi untuk Indonesia 3 – 6 Mei 2006 Institut Teknologi Bandung,Bandung, 2006
  • Pratama, “Perbandingan Metode PCQ, SFQ, Red dan FIFO pada Mikrotik sebagai Upaya Optimalisasi Layanan Jaringan pada Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura,” Jurnal Sistem dan Teknologi Informasi (JustIN), Vol. %1 dari %2Vol 3, No. 1 (2015), no. Universitas Tanjungpura, 2015.
  • //www.etsi.org/deliver/etsi_tr/101300_101399/101329/02.01.01_60/tr_101329v020101p.pdf
  • //gunawan-alfarizi.blogspot.com/2013/11/menghitung-throughput-delay-dan-packet.html

Penulis : Arief Agus Sukmandhani, S.Kom., MMSI

2.3 Parameter yang Mempengaruhi Kualitas Percakapan VoIP

Secara umum, ada beberapa parameter-parameter penting yang mempengaruhi Quality of Service QOS layanan suara pada jaringan VoIP. Parameter ini dijadikan gambaran ukuran kinerja dari suatu jaringan VoIP. Beberapa parameter tersebut adalah, yaitu :

1. Delay

Delay latency, adalah waktu tunda yang dibutuhkan data untuk menempuhjarak dari asal ke tujuan. Beberapa sumber delay diantaranya dapat dilihat pada tabel 2.1. Dalam perancangan jaringan VoIP, waktu tunda merupakan suatu permasalahan yang harus diperhitungkan karena kualitas suara bagus tidaknya tergantung dari waktu tunda. Besarnya waktu tunda maksimum yang direkomendasikan oleh ITU-T G.114 untuk aplikasi suara adalah 150 ms, sedangkan waktu tunda maksimum dengan kualitas suara yang masih dapat diterima pengguna adalah 250 ms. Waktu tunda end-to-end adalah jumlah waktu tunda konversi suara analog ke digital, waktu tunda waktu paketisasi atau bisa disebut juga waktu tunda panjang paket dan waktu tunda jaringan pada saat t waktu tertentu Christian, 2008, hal: 13. Tabel 2.1 Jenis-jenis sumber delay Sumber: Syafitri, 2008, hal: 33 Delay Keterangan Processing delay Delay ini terjadi pada saat proses coding, compression, decompression, dan decoding. Delay ini tergantung pada standar codec yang digunakan. Packetization delay Delay yang disebabkan oleh peng-akumulasian bit voice sample ke frame. Seperti contohnya, standar G.711 untuk payload 160 bytes memakan waktu 20ms. Serialization delay Delay ini terjadi karena adanya waktu yang dibutuhkan untuk pentransmisian paket IP dari Universitas Sumatera Utara sisi originating pengirim. Propagation delay Delay ini terjadi karena perambatan atau perjalanan. Paket IP di media transmisi ke alamat tujuan. Seperti contohnya delay propagasi di dalam tabel akan memakan waktu 4 sampai 6 µs per kilometernya. Queueing delay Delay ini disebabkan karena waktu tunggu paket selama antrian sampai dilayani. Component delay Delay ini disebabkan oleh banyaknya komponen yang digunakan di dalam sistem transmisi. Tabel 2.2. adalah tabel kategori performansi IP berdasarkan waktu tunda pada rekomendasi ITU-T G.114: Tabel 2.2 Tingkat Kualitas Jaringan IP Berdasarkan Waktu Tunda Sumber: Christian, 2008, hal: 13 Waktu Tunda Kategori 0-150 ms Dapat diterima untuk kebanyakan aplikasi pengguna 150-300 ms Masih dapat diterima jika pelaksana administrator telah mengetahui akibat waktu transmisi pada QoS aplikasi pengguna Lebih dari 300 ms Tidak dapat diterima untuk perencanaan rancangan jaringan pada umumnya; bagaimana pun juga, hal ini disadari bahwa kasus-kasus tertentu batas ini akan terlampaui

2. Variasi Waktu Tunda Jitter

Merupakan variasi waktu kedatangan antara paket-paket yang dikirimkan terus-menerus dari satu terminal source ke terminal yang lain destination pada jaringan IP. Biasanya dikenal juga dengan standar deviasi. Hal ini disebabkan oleh beban trafik, perubahan rute paket, kemacetan paket congestion, dan waktu tunda pemrosesan. Semakin besar beban trafik dalam jaringan akan menyebabkan semakin Universitas Sumatera Utara besar pula peluang terjadinya kemacetan paket. Dengan demikian, nilai variasi waktu tunda akan semakin meningkat dan nilai Quality of Service QoS akan semakin menurun Christian, 2008, hal: 13-14. Ada tiga kategori penurunan kualitas jaringan berdasarkan nilai variasi waktu tunda. Tabel 2.3. menunjukkan tiga kategori tingkat kualitas jaringan IP berdasarkan jitter. Tabel 2.3 Tingkat Kualitas Jaringan IP Berdasarkan Variasi Waktu Tunda Sumber: Christian, 2008, hal: 14 Kategori Degradasi Variasi Waktu Tunda Baik 0-20 ms Dapat Diterima 20-50 s Tidak Dapat Diterima 50 ms

3. Tingkat Paket Hilang Packet Loss

Dalam komunikasi pada jaringan paket, tingkat paket hilang merupakan hal yang biasa. Paket hilang terjadi ketika terdapat penumpukan data pada jalur yang dilewati dan menyebabkan terjadinya overflow buffer pada router. Tabel 2.4. menunjukkan tingkat kualitas jaringan IP berdasarkan tingkat paket hilang Christian, 2008, hal: 14. Tabel 2.4 Tingkat Kualitas Jaringan IP Berdasarkan Tingkat Paket Hilang Sumber: Christian, 2008, hal: 14 Kategori Degradasi Tingkat Paket Hilang Baik 0-1 Dapat Diterima 1-5 Tidak Dapat Diterima 10 4. Kapasitas Jaringan Bandwidth Dalam perancangan VoIP, kapasitas jaringan merupakan suatu yang harus diperhitungkan agar dapat memenuhi kebutuhan pelanggan yang dapat digunakan menjadi parameter untuk menghitung jumlah peralatan yang dibutuhkan dalam suatu Universitas Sumatera Utara jaringan. Perhitungan ini juga sangat diperlukan dalam efisiensi jaringan dan biaya serta sebagai acuan pemenuhan kebutuhan untuk pengembangan di masa mendatang.Satuan yang dipakai untuk kapasitas jaringan adalah bps bits per second. Satuan ini menggambarkan seberapa banyak bit yang dapat melalui rute jaringan dari suatu tempat ke tempat lain setiap detiknya. Paket hilang dan desequencing merupakan masalah yang berhubungan dengan kebutuhan kapasitas jaringan, namun lebih dipengaruhi oleh stabilitas rute yang dilewati data pada jaringan, metode antrian yang efisien, pengaturan pada router, dan penggunaan control terhadap kongesti kemacetan paket data pada jaringan. Besar kapasitas jaringan yang diperlukan untuk mentransmisikan suara melalui jaringan IP tergantung pada beberapa faktor, diantaranya adalah jenis kompresi suara yang digunakan, overhead dari paket VoIP, media transmisi, dan durasi paket VoIP yang ditransmisikan. Ada bermacam-macam kompresi suara yang digunakan untuk teknologi VoIP. Tiap -tiap kompresi suara memiliki spesifikasi bitrate yang berbeda. Gambar 2.8 menunjukkan perbandingan bitrate yang dibutuhkan untuk satu jalur komunikasi pada beberapa kompresi suara Christian, 2008, hal: 14-16. Tabel 2.5 Perbandingan Pemakaian Jaringan oleh Codec Suara Sumber: Christian, 2008, hal: 16 Codec Bit Rate kbps Voice Payload Size bytes Packet Per Second PPS G.729 8 20 20ms 50 G.711 µ-law 64 160 20ms 50 GSM 13 33 20ms 50 iLBC 13.33 50 20ms 33.33 Terdapat beberapa aplikasi untuk mengukur bandwidth yang diperlukan setiap codec untuk melakukan komunikasi atau percakapan diantaranya yang cukup terkenal adalah PRTG dan MRTG. Untuk menjalankan kedua aplikasi ini cukup mudah karena Universitas Sumatera Utara sudah berbasis GUI Graphical User Interface. Hasil pengukuran ditampilkan dalam bentuk grafik.

2.4 Metode Pengukuran Kualitas Percakapan VoIP

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA